Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH TENTANG KALIBRASI

D
I
S
U
S
U
N
Oleh :

Nama : Epa Proditus Zebua


Nim : 210418002
Dosen Pengampuh : Hotmasari Dabukke M,Si

D-III TEKNOLOGI ELEKTROMEDIK


FAKULTAS PENDIDIKAN VOKASI
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa. Atas anugerah
dan rahmatnya sehingga saya bisa menyusun tugas perkuliahan tentang kalibrasi ini
dengan baik serta tepat waktu. Seperti yang sudah kita tahu “ pengkalibrasian alat
berperan penting dalam medical”.
Tugas ini saya buat untuk membagikan teori tentang pengkalibrasian alat,
saya menyadari kalau masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini.
Oleh sebab itu, kritik serta saran yang sifatnya membangun sangat kami
harapkan guna kesempurnaan makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada
Bpk. Guru mata pelajaran “Dasar kalibrasi peralatan kesehatan”, Kepada pihak yang
sudah menolong turut dan dalam penyelesaian makalah ini. Atas perhatian serta
waktunya, kami sampaikan banyak terima kasih.

Medan,15 oktober 2022


Penyusun

Epa Proditus Zebua


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................................................................................. I


DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................................II
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................... III

BAB 1 PENDAHULUAN
Rumusan masalah.......................................................................................................................1.1
Tujuan masalah ..........................................................................................................................1.2
BAB 2 METODE PRATIKUM
Waktu dan tempat ......................................................................................................................2.1
Prosedur pratikum .....................................................................................................................2.2
BAB 3 ISI
Landasan teori.............................................................................................................................3.1
Langkah kerja..............................................................................................................................3.2
BAB 4 PENUTUP
Kesimpulan ................................................................................................................................4.1
Saran .............................................................................................................................................4.2
Daftar pustaka..............................................................................................................................4.3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kalibrasi merupakan suatu proses teknis yang terdiri dari penentuan, penetapan
yang diwakili oleh bahan ukur. Segala proses tersebut harus sesuai dengan prosedur
khusus yang sudah ditetapkan (ISO/IEC Guide 17025)[1]. Agar setiap alat
memberikan hasil ukur yang akurat, alat ukur tersebut perlu mengacu standar
nasional maupun internasional (BPFK). Pada pasal 16 ayat 2 : Peralatan medis
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh
Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan dan / institusi fasilitas kesehatan yang
berwenang[2]. Kegiatan kalibrasi juga dilakukan pada tensimeter sebagai alat
tekanan darah.
Sphygmomanometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan
darah arteri secara tidak langsung (Non Invasive). Seiring dengan berkembangnya
teknologi dibidang peralatan medis, tensimeter sudah mengalami perkembangan
mulai dari tensimeter air raksa, tensimeter jarum/aneroid, dan yang terbaru adalah
tensimeter digital. Pengukuran tekanan darah harus dilakukan dengan tepat, karena
menyangkut kesehatan dan keselamatan pasien. Kesalahan dalam pengukuran
tekanan darah dapat disebabkan kesalahan manusia atau fungsi alat itu sendiri yang
kurang akurat. Berkaitan dengan hal tersebut perlu dilakukan kalibrasi untuk
menentukan nilai kebenaran suatu tensimeter dengan cara membandingkannya
dengan standart ukur yang tertelusur. Hal ini tercantum dalam Permenkes No
363/Menkes/PER/IV/1998 tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan pada
sarana Pelayanan Kesehatan[3]. Dalam hal ini kalibrasi tensimeter dapat dilakukan
dengan Digital Pressure Meter (DPM), sehingga didapatkan tingkat akurasi dan
tingkat presisi yang tinggi . Digital Pressure Meter adalah alat yang digunakan untuk
mengukur tekanan. Pengukuran dalam satuan mmHg atau cmH2O serta beberapa tes
tambahan, misalnya tes kebocoran.
Selama ini kalibrasi tensimeter dilakukan secara manual dan menggunakan
tambahan alat ukur lain misalnya Thermohygrometer sehingga kurang efisien.
Standar suhu ruangan pada saat kalibrasi 18-250C dan standar kelembaban yaitu 20-
85%[4]. Diharapkan dengan adanya alat kalibrasi menggunakan perhitungan
otomatis dan tambahan untuk pengukur suhu dan kelembaban akan mempercepat
waktu dan menjadikan kegiatan kalibrasi yang lebih efektif dan efisien.
Berdasarkan hasil identifikasi, penulis ingin membuat alat kalibrasi untuk
tensimeter dengan menambahkan indikator suhu dan kelembaban, untuk mengurangi
salah satu sumber dari ketidakpastian pengukuran. Setiap dilakukan pengkalibrasian
harus disertai dengan pencatatan suhu, kelembaban dan membuat alat kalibrasi untuk
tensimeter dengan menambahkan metode kebocoran. Menurut laboratorium Balai
pengamanan Fasilitas Kesehatan, standar pengukuran kebocoran tidak boleh ≥
15mmHg/60detik.

1.2. Tujuan kalibrasi


a. Menentukan deviasi (penyimpangan) kebenaran nilai konvensional
penunjukan suatu intrumen ukur.
b. Menjamin hasil hasil pengukuran sesuai dengan standar nasional maupun
internasional,
c. Mencapai ketertelusuran pengukuran.

1.3. Rumusan Masalah


Adapun masalah yang diangkat dalam makalah ini antara lain:
a. Apakah pengertian dari kalibrasi,
b. Apakah tujuan dari kalibrasi,
c. Apakah manfaat dari kalibrasi,
d. Bagaimana prinsip dasar dan prinsip kerja dari kalibrasi,
e. Bagaimana periode dari kalibrasi,
f. Apa saja contoh alat yang di kalibrasi di lab medis.

1.4. Manfaat kalibrasi


a. Untuk mendukung sistem mutu yang diterapkan di berbagai industri pada
peralatan laboratorium dan produksi yang dimiliki,
b. Dengan melalukan kalibrasi, bisa diketahui seberapa jauh perbedaan
(penyimpangan) antara harga benar dengan harga yang di tunjukan oleh alat
ukur.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian kalibrasi

Kalibrasi adalah kegiatan penetapan nilai kebenaran dan pengecekan serta


pengaturan akurasi dari alat ukur dengan standar nasional dan/atau standar
internasional. Cara mengetahui nilai kebenarannya adalah membandingkannya
dengan standar atau tolak ukur. Kegiatan ini sangat diperlukan guna memastikan
keakuratan pengukuran secara konsisten (tetap) dengan instrumen yang lainnya. Jika
hasil pengukuran menunjukkan penyimpangan atau tidak konsisten maka akan
berpengaruh terhadap kualitas produk yang dikeluarkan perusahaan dan dapat
membahayakan konsumen.
2.2. Tujuan kalibrasi
apa tujuan kalibrasi? tujuan kalibrasi yaitu, diantaranya :
a. Mencapai ketertelusuran pengukuran. kemudian Hasil pengukuran dapat
dikaitkan/ditelusur sampai ke standar yang lebih tinggi/teliti, melalui rangkaian
perbandingan
b. Untuk Menentukan ketidaksesuaian atau penyimpangan kebenaran nilai
konvensional penunjukan suatu instrument ukur.
c. hasil-hasil pengukuran sesuai dengan standar Nasional maupun Internasional.

2.3. Manfaat kalibrasi


apa manfaat kalibrasi? manfaat melakukan kalibrasi alat laboratorium ialah :
a. menjaga fungsi dan performa alat,
b. menghindari cacat pada produk,
c. menjaga agar kondisi alat tetap sesuai dengan spesifikasinya,
d. menghindari resiko berbahaya,
e. meminimalisir kecelakaan kerja,
f. mendukung kesehatan dan keselamatan.
kenapa harus melakukan kalibrasi? pada dasarnya dalam melakukan kalibrasi alat
laboratorium yaitu, untuk memenuhi persyaratan sistem manajemen mutu. contohnya
ISO 9000, ataupun yang bertujuan untuk keperluan audit.
2.4. Prosedur Kalibrasi
Setiap sistematika pengukuran membutuhkan prosedur yang tepat dalam
penanganannya supaya dapat terarah dan bersifat konstan. Kalibrasi memiliki
prosedur yang diterapkan baik dari segi prinsip dasar maupun persyaratannya
diantaranya sebagai berikut.
1. Prinsip Dasar.
Dalam menjalankan prosedur kalibrasi hal yang pertama harus diketahui adalah
prinsip-prinsip dasarnya yaitu:
a. Memperhatikan obyek ukur, standar ukur yang mengacu pada standar kalibrasi
internasional harus sudah teruji,
b. Memiliki operator atau teknisi yang bersertifikat resmi, dan
c. Lingkungan dengan kondisi baik.

Ketika akan melakukan kalibrasi alat laboratorium. hal yang wajib(harus) di


perhatikan, antara lain:

a. Teknisi Bersertifikat,
b. Unit Under Test,
c. Standar Ukur,
d. semua alat ukur setelah melewati mobilisasi atau pergeseran dari satu tempat ke
tempat lainnya, maka sebaiknya di lakukan kalibrasi menyeluruh untuk
mendapatkan keakuratan(Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005),
e.Lingkungan yg dikondisikan.

2. Syarat.
Tidak hanya prinsip dasar yang mengacu pada prosedur utama, aktivitas
kalibrasi juga memiliki persyaratan yang harus dipenuhi antara lain:
a. Standar acuan dapat ditelusuri sampai ke standar nasional atau internasional,
b. Metode kalibrasi yang digunakan telah diakui baik dalam skala nasional maupun
internasional,
c. Memiliki personil kalibrasi yang terlatih, dengan dibuktikannya sertifikasi dari
laboratorium yang sudah terakreditasi,
d. Didukung dengan alat kalibrasi yang sangat baik atau tidak mengalami kerusakan,
dan
e. Memiliki ruangan yang terkondisikan sebagai tempat berlangsungnya proses
kalibrasi
f.
2.5. Jenis-Jenis Kalibrasi
Bagi Anda yang bertanya-tanya tentang jenis kalibrasi yang populer di
masyarakat, maka penjelasan di bawah akan sangat membantu. Berikut jenis-jenis
kalibrasi yang ditinjau dari fungsi dan pengukurannya.
a. Kalibrasi tekanan
Memiliki fungsi utama di berbagai industri yang mana peralatan pengukuran
digunakan untuk memantau kinerja dan keselamatan pada prosesnya, biasanya
digunakan untuk mengukur tekanan gas dan hidrolik. Beberapa contoh instrumen
tekanan yang dikalibrasi secara teratur adalah Pengukur Tekanan Digital, Indikator
Digital, Transduser, Pemancar, Pengukur Tekanan Analog, dan Barometer.
b. Kalibrasi Suhu
Dalam semua proses di mana pembacaan suhu memiliki peran penting,
kalibrasi suhu dapat dilakukan dalam lingkungan yang terkendali. Kalibrasi suhu
hanya dapat dilakukan dengan membandingkan standar yang diketahui, dalam
lingkungan suhu yang stabil dengan probe yang diuji. Beberapa contoh peralatan
yang memerlukan kalibrasi suhu secara berkala adalah: Sistem Akuisisi Data,
Termometer, Termometer panggil, Meteran Inframerah, PRT dan Termistor, dan
Kamera Termal.
c. Kalibrasi Aliran
Pengukur kalibrasi aliran (atau sensor aliran) adalah alat uji yang digunakan
untuk mengukur laju aliran linier, nonlinier, massa, atau volumetrik dari cairan atau
gas. Laju aliran mengacu pada kecepatan dimana proses cairan bergerak melalui
pipa, lubang, atau kapal pada waktu tertentu. Empat jenis utama kalibrasi aliran atau
flow meter yang sering dibutuhkan adalah: Pengukur Aliran Massa Termal,
Pengukur Aliran Laminar, Rotometer – Gas dan Udara, dan Pengukur Turbin.
d. Kalibrasi Pipet
Untuk laboratorium pengujian yang sering menggunakan alat ukur ini, kalibrasi
pipet sangat penting dalam hasil pemipetan yang akurat dan presisi. Semua jenis
pipet yang digunakan di laboratorium antara lain pipet manual saluran tunggal,
multisaluran, dan pipet elektronik harus mengikuti beberapa aspek proses kalibrasi
dan prosedurnya. Tujuan utama kalibrasi pipet adalah untuk memastikan bahwa
pengukuran dapat dilakukan dengan akurasi yang diinginkan.

e. Kalibrasi listrik
Kalibrasi listrik mengacu pada proses verifikasi kinerja instrumen apa pun yang
mengukur atau menguji parameter listrik seperti: tegangan, arus, resistansi,
induktansi, kapasitansi, waktu dan frekuensi. Kalibrasi listrik memerlukan
penggunaan perangkat atau kalibrator presisi yang mengevaluasi kinerja properti
utama untuk perangkat lain yang disebut unit yang diuji (UUT).
Instrumen yang sering digunakan untuk kalibrasi listrik adalah: Pencatat Data,
Meteran Listrik, Multi-meter, Osiloskop, Penghitung Frekuensi, Penguji Isolasi, dan
Penguji Lingkaran.
f. Kalibrasi mekanis
Kalibrasi mekanis yaitu pengukuran yang dapat dilakukan dengan alat yang
relatif sederhana untuk mencatat perubahan dimensi suatu benda karena kerusakan
atau keausan selama penggunaan. Kalibrasi mekanis sangat dibutuhkan untuk
penggunaan reguler, kejutan mekanis, dan paparan terhadap berbagai kondisi
atmosfer dan lingkungan.
Beberapa instrumen yang paling sering diuji untuk kalibrasi mekanis meliputi:
Akselerometer, Timbangan/Saldo, Muat Sel & Pengukur Kekuatan, Mikrometer,
Vernier, Pengukur Tinggi, Kunci Pas & Obeng Torsi, dan Set Berat & Massa.

g. Kalibrasi listrik
Kalibrasi listrik mengacu pada proses verifikasi kinerja instrumen apa pun yang
mengukur atau menguji parameter listrik seperti: tegangan, arus, resistansi,
induktansi, kapasitansi, waktu dan frekuensi. Kalibrasi listrik memerlukan
penggunaan perangkat atau kalibrator presisi yang mengevaluasi kinerja properti
utama untuk perangkat lain yang disebut unit yang diuji (UUT).
Instrumen yang sering digunakan untuk kalibrasi listrik adalah: Pencatat Data,
Meteran Listrik, Multi-meter, Osiloskop, Penghitung Frekuensi, Penguji Isolasi, dan
Penguji Lingkaran.
h. Kalibrasi mekanis
Kalibrasi mekanis yaitu pengukuran yang dapat dilakukan dengan alat yang
relatif sederhana untuk mencatat perubahan dimensi suatu benda karena kerusakan
atau keausan selama penggunaan. Kalibrasi mekanis sangat dibutuhkan untuk
penggunaan reguler, kejutan mekanis, dan paparan terhadap berbagai kondisi
atmosfer dan lingkungan.
Beberapa instrumen yang paling sering diuji untuk kalibrasi mekanis meliputi:
Akselerometer, Timbangan/Saldo, Muat Sel & Pengukur Kekuatan, Mikrometer,
Vernier, Pengukur Tinggi, Kunci Pas & Obeng Torsi, dan Set Berat & Massa.

2.6.  Kapan Alat Laboratorium harus di Kalibrasi


Alat laboratorium harus di kalibrasi ketika :
Alat laboratorium berpengaruh pada akurasi atau pengukuran. sehingga
menyebabkan ketidakpastian hasil pengujian.
2.7. Contoh Alat Yang Harus di Kalibrasi
a. Timbangan Analitik
Timbangan analitik memiliki peran yang sangat penting karena alat ini di
gunakan untuk menentukan jumlah bahan. Seiring berjalan nya waktu alat ini pasti
akan mengalami penurunan performa. Sehingga alat ini perlu di kalibrasi, untuk
waktu nya sendiri berbeda beda ada yang 1 – 12 bulan sekali.
b. Mikropipet
Mikropipet adalah alat yang digunakan untuk memindahkan cairan dalam
jumlah kecil secara akurat. Alat ini sangat penting digunakan karena membantu
memindahkan cairan dalam jumlah kecil dengan akurat. Alat ini juga seiring
berjalannya waktu akan mengalami penurunan performa. jadi di haruskan alat ini
untuk di kalibrasi. jangka waktu nya sendiri bervariatif.
c. Oven Laboratorium
Oven Laboratorium ini memiliki peran yang sangat penting. karena, alat ini
berfungsi untuk memanaskan dan mengeringkan sampel. agar performa dan fungsi
tetap terjaga harus di lakukan kalibrasi pada alat ini.
d. Centrifuge
Centrifuge ini juga memiliki peranan yang sangat penting. karena, alat ini untuk
memutar objek atau sampel dengan kecepatan tinggi yang berfungsi untuk
memisahkan organel sel. seiring berjalannya waktu alat ini juga pasti akan
mengalami penurunan performa. sehingga harus di lakukan kalibrasi pada alat ini.
e. Spektrofotometer 
Spektrofotometer juga memiliki peran yang sangat penting. karena, alat ini
berfungsi untuk mengukur transmitran atau absorban pada suatu sampel. seiring
berjalannya waktu alat ini juga pasti akan mengalami penurunan performa dan
fungsi. sehingga harus di lakukan kalibrasi pada alat ini.
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kalibrasi merupakan proses verivikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai
dengan rancangannya. Kalibrasi biasanya dilakukan dengan membandingkan suatu
standar yang terhubung dengan standar nasional maupun internasional dan bahan
bahan acuan tersrtivikasi. Bertujuan untuk mencapai ketertelusuran pengukuran.
Pada kegiatan industri dan penelitian peranan kalibrasi merupakan salah satu tolak
ukur jaminan mutu suatu produk/penelitian, sehingga semua alat ukur (intrumentrasi)
dan bahan ukur harus dilakukan kalibrasi secara periodik, sesuai dengan persyaratan
standar atau spesifikasi teknis yang berlaku.

3.2. Saran
Kalibrasi adalah proses yang sangat penting untuk menentukan akurasi dan
persisi suatu alat ukur. Oleh karna itu, diharapkan pada saat proses kalibrasi petugas
harus benar-benar teliti dan memperhatikan setiap elemen / faktor yang dapat
memengaruhi hasil dari proses kalibrasi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Aklis ,N.2003,”Kalibrasi Alat Praktikum Lendutan Dan Analisis


StrukturBerbagai Variasi Pembebanan Serta Simulasinya”, Tugas
Holman,JP.1985 “Metode Pengukuran Teknik
,terj.Ir.E.Jasfi.Msc,Erlangga,Jakarta
Memorial University Technical Services, 2008“CNC Mill Calibration
Procedure”,Memorial University Technical Services ,Document No.:
TS-0057 ,Revision: 2, Atlantic Canada, M.MUN.CA
(Diakses : 2 Desember 2015)
Morris, A, S.2001, "Measurement and Instrumentation Principles", 2001,
3rd edition, ISBN 0-7506-5081-8,Butterworth
Heinemann,www.academia.edi/56248 ,(Di akses : 20 Desember
2015)
Mushafa A, widyanto S.A .2014,”Pengembangan Perangkat Lunak Sistem
OperasiI Mesin Milling CNC Trainer”Jurnal Teknik Mesin S- 1,Vol.2,No.3,Tahun
2014http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtm
(diakses ; 28 desember 2015)
Nugroho,A W.2015,”Rancang Bangun Mesin PC Based CNC Milling Tiga
Sumbu (Sistem Kontroler dan Analisa Torsi Motor Stepper)”,Tugas
Akhir D-3 ,Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret , Surakarta.
Putra.D,2006,”Pengaruh Pemrograman Manual Dan Integrasi Catia Pada
Mesin CNC EMCO TU-3A Terhadap Akurasi Dimensi Hasil
Permesinan”,Tugas Akhir S-1, Teknik Mesin Universitas
Muhammadiyah Surakarta,Surakarta.
Pyzdek, T, "Quality Engineering Handbook", 2003, 2nd Edition, ISBN 0- 8247-
4614-7,CRC Press, http//onlinelibrary.wiley .com/doi/10.
1002/abstrac, (Diakses 20 desember2015
Sebuah sphygmomanometera monitor tekanan darah, atau pengukur tekanan darah,
adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah, terdiri dari manset tiup
untuk runtuh dan kemudian melepaskan arteri di bawah manset secara terkendali, dan
manometer merkuri atau aneroid untuk mengukur tekanan . Sphygmomanometer
manual digunakan dengan stetoskop saat menggunakan teknik auskultasi.

Sebuah sphygmomanometer terdiri dari manset tiup, unit pengukur (manometer air
raksa, atau pengukur aneroid), dan mekanisme inflasi yang dapat berupa bola lampu
dan katup yang dioperasikan secara manual atau pompa yang dioperasikan secara
elektrik.

Isi
1 Jenis
1.1 Manual
1.2 Digital
2 Operasi
3 Signifikansi
4 Sejarah
5 Etimologi
6 Referensi
7 Tautan eksternal

Jenis
Baik meter manual maupun digital saat ini digunakan, dengan perbedaan akurasi
versus kenyamanan.

manual
Stetoskop diperlukan untuk auskultasi (lihat di bawah). Pengukur manual paling baik
digunakan oleh praktisi terlatih, dan, meskipun dimungkinkan untuk memperoleh
pembacaan dasar melalui palpasi saja, ini hanya menghasilkan tekanan sistolik.
Sphygmomanometer merkuri dianggap sebagai standar emas. Mereka menunjukkan
tekanan dengan kolom merkuri, yang tidak memerlukan kalibrasi ulang.[2] Karena
akurasinya, mereka sering digunakan dalam uji klinis obat-obatan dan dalam evaluasi
klinis pasien berisiko tinggi, termasuk wanita hamil. Sphygmomanometer raksa yang
dipasang di dinding yang sering digunakan juga dikenal sebagai Baumanometer.[3]
Sphygmomanometer aneroid (tipe mekanis dengan dial) umum digunakan; mereka
mungkin memerlukan pemeriksaan kalibrasi, tidak seperti manometer merkuri.
Sphygmomanometer aneroid dianggap lebih aman daripada sphygmomanometer
merkuri, meskipun yang murah kurang akurat.[4] Penyebab utama penyimpangan
dari kalibrasi adalah getaran mekanis. Aneroid yang dipasang di dinding atau
dudukan tidak rentan terhadap masalah khusus ini.

Digital
Meter digital menggunakan pengukuran oscillometric dan perhitungan elektronik
daripada auskultasi. Mereka mungkin menggunakan inflasi manual atau otomatis,
tetapi kedua jenis elektronik, mudah dioperasikan tanpa pelatihan, dan dapat
digunakan di lingkungan yang bising. Mereka mengukur tekanan sistolik dan
diastolik dengan deteksi oscillometric, menggunakan membran yang dapat
dideformasi yang diukur menggunakan kapasitansi diferensial, atau piezoresistansi
diferensial, dan mereka termasuk mikroprosesor. Mereka mengukur tekanan darah
rata-rata dan denyut nadi, sementara tekanan sistolik dan diastolik diperoleh kurang
akurat dibandingkan dengan meter manual, [6] dan kalibrasi juga menjadi perhatian.
[7][8][9] Monitor oscillometric digital mungkin tidak disarankan untuk beberapa
pasien, seperti mereka yang menderita arteriosklerosis, aritmia, preeklamsia, pulsus
alternans, dan pulsus paradoxus, karena perhitungannya mungkin tidak tepat untuk
kondisi ini,[10][11] dan dalam kasus ini, sphygmomanometer analog lebih disukai
bila digunakan oleh orang yang terlatih.

Instrumen digital dapat menggunakan manset yang ditempatkan, dalam urutan


akurasi[12] dan urutan terbalik dari portabilitas dan kenyamanan, di sekitar lengan
atas, pergelangan tangan, atau jari.[13] Baru-baru ini, sekelompok peneliti di
Michigan State University mengembangkan perangkat berbasis smartphone yang
menggunakan osilometri untuk memperkirakan tekanan darah.[14][15] Metode
deteksi oscillometric yang digunakan memberikan pembacaan tekanan darah yang
berbeda dari yang ditentukan oleh auskultasi, dan bervariasi menurut banyak faktor,
seperti tekanan nadi, denyut jantung dan kekakuan arteri,[16] meskipun beberapa
instrumen diklaim juga mengukur kekakuan arteri, dan beberapa dapat mendeteksi
detak jantung yang tidak teratur.
Operasi
Mahasiswa kedokteran mengambil tekanan darah di arteri brakialis pada manusia,
manset biasanya ditempatkan dengan mulus dan pas di sekitar lengan atas, pada
ketinggian vertikal yang kira-kira sama dengan jantung saat subjek duduk dengan
lengan ditopang. Lokasi penempatan lainnya tergantung pada spesies dan mungkin
termasuk sirip atau ekor. Adalah penting bahwa ukuran manset yang benar dipilih
untuk pasien. Manset yang terlalu kecil menghasilkan tekanan yang terlalu tinggi,
sedangkan manset yang terlalu besar menghasilkan tekanan yang terlalu rendah.
Untuk pengukuran klinis, biasanya mengukur dan mencatat kedua lengan dalam
konsultasi awal untuk menentukan apakah tekanan secara signifikan lebih tinggi di
satu lengan daripada yang lain. Perbedaan 10 mmHg mungkin merupakan tanda
koarktasio aorta. Jika lengan membaca secara berbeda, lengan pembacaan yang lebih
tinggi akan digunakan untuk pembacaan selanjutnya.[17] Manset dipompa sampai
arteri benar-benar tersumbat.

Dengan instrumen manual, mendengarkan dengan stetoskop ke arteri brakialis,


pemeriksa perlahan-lahan melepaskan tekanan di manset dengan kecepatan sekitar 2
mmHg per denyut jantung. Saat tekanan pada manset turun, terdengar suara
"mendesak" atau hentakan (lihat suara Korotkoff) saat aliran darah pertama kali
dimulai kembali di arteri. Tekanan di mana suara ini dimulai dicatat dan dicatat
sebagai tekanan darah sistolik. Tekanan manset dilepaskan lebih lanjut sampai suara
tidak terdengar lagi. Ini dicatat sebagai tekanan darah diastolik. Di lingkungan yang
bising di mana auskultasi tidak mungkin (seperti adegan yang sering ditemui dalam
pengobatan darurat), tekanan darah sistolik saja dapat dibaca dengan melepaskan
tekanan sampai denyut nadi radial teraba (terasa). Dalam kedokteran hewan,
auskultasi jarang digunakan, dan palpasi atau visualisasi denyut nadi distal
sphygmomanometer digunakan untuk mendeteksi tekanan sistolik.
Instrumen digital menggunakan manset yang dapat ditempatkan, sesuai dengan
instrumen, di sekitar lengan atas, pergelangan tangan, atau jari, dalam semua kasus
diangkat ke ketinggian yang sama dengan jantung. Mereka mengembang manset dan
secara bertahap mengurangi tekanan dengan cara yang sama seperti meteran manual,
dan mengukur tekanan darah dengan metode osilometrik.[5]
Penjelasan tentang bagaimana tekanan darah diukur berdasarkan suara Korotkow
Makna
Artikel utama: Tekanan darah
Dengan mengamati air raksa di kolom, atau penunjuk pengukur aneroid, sambil
melepaskan tekanan udara dengan katup kontrol, operator mencatat nilai tekanan
darah dalam mmHg. Tekanan puncak di arteri selama siklus jantung adalah tekanan
sistolik, dan tekanan terendah (pada fase istirahat dari siklus jantung) adalah tekanan
diastolik. Sebuah stetoskop, diterapkan ringan di atas arteri yang diukur, digunakan
dalam metode auskultasi. Tekanan sistolik (fase pertama) diidentifikasi dengan yang
pertama dari suara Korotkoff yang terus menerus. Tekanan diastolik diidentifikasi
pada saat suara Korotkoff menghilang (fase kelima).

Pengukuran tekanan darah dilakukan dalam diagnosis dan pengobatan hipertensi


(tekanan darah tinggi), dan dalam banyak skenario perawatan kesehatan lainnya.

Portal medis
Sejarah

Sebuah sphygmomanometer Perancis yang digunakan selama Perang Dunia I


Sphygmomanometer ditemukan oleh Samuel Siegfried Karl Ritter von Basch pada
tahun 1881.[1] Scipione Riva-Rocci memperkenalkan versi yang lebih mudah
digunakan pada tahun 1896. Pada tahun 1901, perintis ahli bedah saraf Dr. Harvey
Cushing membawa contoh perangkat Riva-Rocci ke AS, memodernisasinya dan
mempopulerkannya dalam komunitas medis. Perbaikan lebih lanjut terjadi pada
tahun 1905 ketika dokter Rusia Nikolai Korotkov memasukkan pengukuran tekanan
darah diastolik setelah penemuan "suara Korotkoff". William A. Baum menemukan
merek Baumanometer pada tahun 1916,[18] saat bekerja untuk The Life Extension
Institute yang melakukan asuransi dan pekerjaan fisik.[3] Pada tahun 1981 manset
tekanan darah osilometrik otomatis pertama ditemukan oleh Donald Nunn.[19]

Etimologi
Kata sphygmomanometer menggunakan bentuk gabungan dari sphygmo- +
manometer. Akar yang terlibat adalah sebagai berikut: Yunani sphygmos "denyut",
ditambah istilah ilmiah manometer (dari manomètre Perancis), yaitu "pengukur
tekanan", itu sendiri diciptakan dari manos "tipis, jarang", dan metron "ukuran". 20]
[21][22]
Kebanyakan sphygmomanometer adalah pengukur mekanis dengan muka dial, atau
kolom merkuri, selama sebagian besar abad ke-20. Sejak munculnya perangkat medis
elektronik, nama seperti "meter" dan "monitor" juga dapat diterapkan, karena
perangkat dapat secara otomatis memantau tekanan darah secara berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai