Anda di halaman 1dari 13

KALIBRASI ALAT, PRINSIP DAN CARA

PENGGUNAAN

OLEH KELOMPOK 8 :

 DHINI ANGGREANI
 NUR ANNISA
 YULIYA NINGSI
 ZARISKA MEDIARTI
 AL HASANUDDIN
 MUH. AGUSTIAWAN SYAMSURI

AKPER MAPPA OUDANG MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Puji
syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas untuk mata kuliah
Keperawatan Dasar yang berjudul “Kalibrasi Alat, Prinsip dan Cara Penggunaan
Alat”, dapat disusun sebagaimana mestinya.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu kami mengharapkan segala bentuk saran, masukan, bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Makassar, 6 Mei 2022

Kelompok 8
DAFTAR ISI

SAMPUL..........................................................................................................

KATA PENGANTAR......................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................

1. BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................
Latar Belakang..........................................................................................
Rumusan Masalah.....................................................................................
Tujuan........................................................................................................
Manfaat......................................................................................................
2. BAB II ISI..............................................................................................
 Definisi dari Zat zat gizi makanan.........................................................
 Fungsi zat zat gizi makanan...................................................................
 Jenis zat zat gizi makanan……………………………………………..
 Sumber bahan makanan……………………………………………….
 Efek kekurangan dan kelebihan zat zat gizi makanan…………………
3. BAB III PENUTUP................................................................................
 Kesimpulan ............................................................................................
 Saran ......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hasil pengukuran yang diberikan oleh beberapa alat sejenis tidak selalu
menunjukkan hasil yang sama, meskipun alat tersebut mempunyai tipe yang sama.
Perbedaan ini diperbesar lagi dengan adanya pengaruh lingkungan, operator, serta
metode pengukuran. Padahal dalam menghasilkan hasil pengukuran tersebut
sangat diharapkan bahwa setiap alat ukur yang digunakan dimanapun memberikan
hasil ukur yang sama dalam kaitannya dengan keperluan keamanan, kesehatan,
transaksi, dan keselamatan.

Agar setiap alat dapat memberikan hasil ukur dengan keabsahan yang sama, alat
ukur tersebut perlu mempunyai ketelusuran kepada standar nasional atau standar
internasional. Cara untuk memberikan jaminan bahwa alat yang digunakan
mempunyai ketelusuran kepada standar nasional adalah dengan melakukan
kalibrasi terhadap alat tersebut. Lebih dari itu untuk memelihara ketelusuran
tersebut perlu dilakukan perawatan alat dalam selang kalibrasi tertentu.
Dalam penerapan standar, kiranya upaya-upaya untuk menyamakan persepsi bagi
semua pihak terkait perlu dilaksanakan. Ketelusuran pengukuran tidak hanya
sekedar menjadi persyaratan administratif, melainkan telah menjadi kebutuhan
teknis yang mendasar terutama dengan diwajibkannya mencantumkan estimasi
ketidakpastian dalam hasil uji.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini sebagai berikut :


a. Apa yang dimaksud dengan kalibrasi?
b. Bagaimana prinsip kalibrasi?
c. Bagaimana cara penggunaan kalibrasi?
C. Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui definisi, tujuan, dan manfaat kalibrasi


b. Untuk mengetahui prinsip-prinsip kalibrasi
c. Untuk megetahui cara penggunaan kalibrasi

D. Manfaat

Adapun manfaat dari penyusunan makalah ini adalah agar dapat


membantu mahasiswa mengetahui bagaimana caranya melakukan kalibrasi
alat untuk memastikan hasil pengukuran atau pemeriksaan yang dilakukan
oleh alat tersebut akurat dan konsisten.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kalibrasi

Kalibrasi adalah proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai


dengan rancangannya. Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan suatu
standar yang tertelusur dengan standar nasional maupun internasional dan bahan-
bahan acuan tersertifikasi.

Sedangkan pengertian / arti kalibrasi ISO/IEC Guide 17025 adalah serangkaian


kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen
ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan
nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam
kondisi tertentu.

Dengan kata lain, kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran


konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara
membandingkan terhadap standar ukur yang mampu telusur (traceable) ke standar
nasional untuk satuan ukuran dan/atau internasional.

Mengingat kebenaran penunjukan alat ukur mempunyai arti yang sangat penting
dalam hampir semua kegiatan manusia maka pelaksanaan kalibrasi harus
mengikuti cara-cara yang telah dibakukan prosedurnya, baik mengikuti aturan-
aturan standar ataupun rekomendasi dari pabrikan pembuat alat tersebut. Kalibrasi
suatu alat ukur dilakukan dengan cara membandingkan penunjukan alat ukur yang
dikalibrasi dengan alat ukur standar yang lebih tinggi atau sama
kelas/ketelitiannya dan telah diketahui kesalahan ukurnya. Dengan melakukan
kalibrasi pada setiap alat ukur, dapat ditentukan penyimpangan atau deviasi
penunjukan alat ukur tersebut, sehingga ketelitian atau akurasi alat yang telah
dikalibrasi terhadap alat ukur standar dapat dijamin. Kalibrasi dimaksudkan untuk
mendapatkan tingkat mutu alat ukur yang paling maksimal. Kegiatan kalibrasi ini
sangat penting dilakukan untuk setiap alat kesehatan, terlebih bagi alat kesehatan
yang rutin digunakan setiap hari di sarana pelayanan kesehatan. Tujuan
dilakukannya kalibrasi ini adalah :

 Memastikan kesesuaian karakteristik terhadap spesifikasi dari suatu bahan


ukur atau instrument/alat

 Menentukan deviasi atau penyimpangan kebenaran konvensional dari nilai


penunjukan suatu instrumen ukur atau deviasi dimensi noinal yang
seharusnya untuk suatu bahan ukur.

 Menjaga keakuratan nilai yang dihasilkan oleh suatu alat sehingga tidak
menyimpang jauh dari ambang batas yang ditentukan

 Menjamin hasil-hasil pengukuran sesuai dengan standar nasional maupun


internasional.

Kalibrasi juga mempunyai manfaat sebagai berikut :

 Menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar tetap sesuai dengan
spesifikasinya

 Untuk mendukung sistem mutu yang diterapkan di berbagai industri pada


peralatan laboratorium dan produksi yang dimiliki.

 Bisa mengetahui perbedaan (penyimpangan) antara harga benar dengan


harga yang ditunjukkan oleh alat ukur.

B. Prinsip-Prinsip Kalibrasi

 Objek ukur (Unit Under Test)


 Standar ukur (Alat standar kalibrasi, prosedur/metode standar (mengacu ke
standar kalibrasi internasional atau prosedur yang dikembangkan sendiri
oleh laboratorium yang sudah teruji/ diverifikasi))

 Operator/Teknisi (Dipersyaratkan operator/teknisi yang mempunyai


kemampuan teknis kalibrasi (bersertifikat))

 Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 bahwasemua alat ukur setelah


melewati mobilisasi atau pergeseran dari satu tempat ke tempat lainnya,
maka sebaiknya dilakukan kalibrasi menyeluruh untuk mendapatkan
keakuratan.

 Lingkungan yang dikondisikan (Suhu dan kelembaban selalu dikontrol,


Gangguan faktor ligkungan luar selalu diminimalkan & sumber
ketidakpastian pengukuran.

C. Cara Penggunaan kalibrasi

 Persiapan kalibrasi, dari alat hingga metode

Langkah penting kalibrasi pertama adalah persiapan. Proses


kalibrasi harus didahului dengan tahapan persiapan yang meliputi
peralatan, pelaksana, kondisi lingkungan, hingga metode kalibrasi. Alat
yang harus perusahaan persiapkan ada dua, yaitu alat standar dan alat yang
dikalibrasi. Alat standar tersebut harus mempunyai ketelusuran
(traceability) yang terpercaya dengan memiliki bukti sertifikat kalibrasi.
Selanjutnya, alat standar dan alat yang dikalibrasi mesti berada dalam
kondisi yang sama sesuai metode kalibrasi. Pengkondisian tersebut sangat
penting untuk mencegah perbedaan hasil ukur karena adanya pengaruh
lingkungan.

Setelah alat, persiapan selanjutnya ialah penentuan pelaksana


kalibrasi. Syarat menjadi pelaksana kalibrasi ialah memahami tentang
kalibrasi yang akan ia kerjakan untuk menghindari kesalahan dalam
pengambilan data ukur. Umumnya, pelaksana yang tepercaya adalah
mereka yang memiliki pengalaman di bidang kalibrasi, atau pernah
mengikuti kursus khusus kalibrasi. Dalam kondisi tertentu, pelaksana yang
dibutuhkan juga harus memenuhi syarat latar belakang pendidikan atau
persyaratan fisik tertentu.

Aspek penting ketiga dalam persiapan ialah kondisi lingkungan


kalibrasi yang harus sesuai persyaratan metode kalibrasi. Kondisi
lingkungan harus mengalami pengaturan pada detail tertentu, seperti suhu
dan kelembaban. Hal ini sangat penting, terutama untuk peralatan yang
mudah mengalami perubahan akibat pengaruh kondisi lingkungan seperti
getaran, suhu, kelembaban, cahaya, dan sebagainya.

Persiapan berikutnya ialah metode kalibrasi yang mengacu pada


standar tertentu. Syarat acuannya ialah berbasis publikasi yang diakui
masyarakat luas. Sehingga, tidak hanya standar internasional yang menjadi
acuan, tetapi  juga metode standar lainnya semisal text book, jurnal,
buletin, dan manual peralatan. Dari acuan-acuan tersebut, metode yang
menjadi pilihan untuk dipakai sebaiknya mudah terlaksana. Sebab, metode
kalibrasi sulit berisiko mengakibatkan kesalahan dalam pengambilan data
kalibrasi.

 Pelaksanaan kalibrasi mulai dari pengamatan


Pengamatan awal meliputi pemeriksaan terhadap alat yang akan
dikalibrasi, apakah alat tersebut dalam kondisi normal atau tidak. Secara
mendasar, kalibrasi bukanlah aktivitas memiliki tujuan memperbaiki alat,
melainkan kebenaran nilainya. Jika alat mengalami kerusakan, atau tidak
sempurna, perbaikilah terlebih dahulu. Umumnya, ada petugas khusus
yang biasa memperbaiki alat yang akan dikalibrasi namun mengalami
kerusakan.
Setelah memastikannya sempurna, tahapan selanjutnya ialah
penyetelan alat yang akan dikalibrasi tersebut. Tujuannya untuk
menghindari kesalahan titik nol. Pada tahapan ini, yang biasanya
dilakukan adalah penyetelan kedataran, pembersihan alat, dan penyetelan
titik nol. Jika alat yang dikalibrasi adalah neraca elektronik,  penyetelan
dapat berupa kalibrasi internal sesuai prosedur yang tertera dalam manual.
Tahapan berikutnya adalah pengamatan lagi, yaitu pada kewajaran
penunjukkan alat. Jika alat menampilkan hasil ukur yang tidak wajar,
maka perlu adanya solusi. Tindakan tersebut biasa berupa penyetelan
kembali atau mencari penyebab lain ketidakwajaran tersebut, lalu mencari
solusinya. Langkah penting kalibrasi selanjutnya adalah melaksanakan
pengukuran pada titik ukur tertentu mengikuti dokumen acuan kalibrasi.
Pelaksanaan pengukuran harus sesuai kapasitas alat dan rentang ukur
tertentu yang biasa digunakan. Aturannya, jika dokumen acuan kalibrasi
tidak menyertakan titik ukur, umumnya pengukuran dilakukan dalam
selang 10 persen dari kapasitas ukur alat.
Hal penting dalam tahapan ini ialah pembuatan titik ukur yang
harus mudah dibaca oleh pengguna alat. Sehingga, saat melaksanakan
pengukuran, pengguna alat hanya melakukan pengambilan data dan tidak
lagi melakukan tindakan lainnya yang dapat mengganggu pembacaan atau
pencatatan hasil ukur, dan menyebabkan kesalahan.
 Menghitung data kalibrasi
Setelah tercatat, langkah penting kalibrasi selanjutnya adalah
penghitungan data kalibrasi sesuai metode kalibrasi. Secara detail, proses
penghitungan melibatkan pekerjaan memberikan konversi satuan,
menghitung nilai maksimum-minimum, nilai rata-rata, standar deviasi,
atau menentukan persamaan regresi. Hasil yang muncul kemudian akan
menjadi dasar dalam penarikan kesimpulan dan penentuan ketidakpastian
kalibrasi.
 Menentukan ketidak pastian kalibrasi
Penentuan ketidakpastian kalibrasi juga merupakan tahap penting
dalam pelaksanaan. Alasannya, hasil kalibrasi dipengaruhi oleh banyak
faktor terkait peralatan, pelaksana, lingkungan, dan metode kalibrasi.
Faktor-faktor tersebut ada yang pengaruhnya mendominasi dan ada pula
yang dapat diabaikan tergantung jenis kalibrasinya. Oleh karena itu, nilai
telusur atau kesalahan sistematik dari hasil kalibrasi tidak berada di satu
titik tertentu, tetapi dalam suatu rentang nilai sebesar nilai ketidakpastian
kalibrasi.

 Membuat dan menerbitkan laporan hasil kalibrasi


Tahapan terakhir adalah pembuatan laporan kalibrasi, yang
formatnya mengacu pada pedoman SNI 19-17025. Pembuatan laporan
kalibrasi secara sederhana setidaknya terdiri dari 4 tahap: pembuatan
konsep, pemeriksaan konsep, pengetikan konsep, dan pengesahan laporan.
Sebelum pembuatan, perlu ada pengonsepan laporan berdasarkan
hasil pengukuran, perhitungan data, hingga penghitungan ketidakpastian.
Berikutnya, petugas yang berwenang memeriksa konsep tersebut, terutama
pada kesalahan identitas alat, pengambilan data, hasil penghitungan data,
dan penghitungan ketidakpastian.
Selanjutnya adalah pengetikan konsep laporan yang juga harus
menyertakan pemeriksaan kebenaran pengetikan. Caranya ialah
membandingkan antara konsep laporan dengan hasil pengetikan konsep
laporan. Jika sudah sesuai, kepala laboratorium kalibrasi atau
perwakilannya yang memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang
kalibrasi akan mengesahkan laporan tersebut.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat


ukur sesuai dengan rancangannya. Kalibrasi biasa dilakukan dengan
membandingkan suatu standar yang tertelusur dengan standar nasional
maupun internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi. Bertujuan
untuk mencapai ketertelusuran pengukuran. Dengan melakukan kalibrasi
pada setiap alat ukur, dapat ditentukan penyimpangan atau deviasi
penunjukan alat ukur tersebut, sehingga ketelitian atau akurasi alat yang
telah dikalibrasi terhadap alat ukur standar dapat dijamin. Kalibrasi
dimaksudkan untuk mendapatkan tingkat mutu alat ukur yang paling
maksimal.

B. Saran

Kalibrasi adalah proses yang sangat penting untuk menentukan


akurasi dan presisi suatu alat ukur. Oleh karena itu, diharapkan pada saat
proses kalibrasi petugas harus benar-benar teliti dan memperhatikan setiap
elemen atau faktor yang dapat mempengaruhi hasil dari proses kalibrasi
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai