Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KALIBRASI ALAT MEDIS ATAU KESEHATAN

Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas individu pada mata kuliah
“ Pemeliharaan Instrumentasi Medis”

Dosen Pembimbing :
Marwono, Amd. TKV., S. KM
Disusun oleh :

Maisyarah ( B1F120003)

UNIVERSITAS MEGA REZKY MAKASSAR


FAKULTAS TEKNOLOGI KESEHATAN
PRODI D3 TEKNIK KARDIOVASKULER
2020/2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadiran Allah SWT, karena atas rahmat, karunia serta kasih sayang Nya saya
dapat menyelesaikan makalah mengenai kalibrasi peralatan kesehatan ini dengan sebaik mungkin. Sholawat serta salam
semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluargannya.
Di mana dalam penulisan makalah ini saya berharap kepada pembaca agar dapat memahami dan mengerti
tentang pengertian, tujuan dan manfaat, prinsip dari kalibrasi. Dalam penulisan makalah ini, saya mengucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulisan makalah ini sehingga dapat terselesaikan.
Saya sadar dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, banyak terdapat kesalahan dan kekeliruan, baik
yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun dengan teknik pengetikan, hal itu dikarenakan karena
keterbatasaan kemampuan dan pengetahuan saya. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran, yang
bersifat membangun dari para pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita. Akhir kata saya meminta maaf,
apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan yang mungkin dapat kita maklumi bersama.

Makassar, 15 Juli 2021


Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................. 1
D. Manfaat Penulisan............................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................... 3
1. Pengertian kalibrasi ......................................................................................... 3
2. Tujuan kalibrasi ............................................................................................... 3
3. Manfaat kalibrasi ............................................................................................. 3
4. Prinsip dasar dan prinsip kerja dari kalibrasi ................................................... 4
5. Periode dari kalibrasi ............................................................................................. 4
6. Contoh alat yang dikalibrasi di lab medis.................................................................... 4
7. Istilah pengukuran dalam pengukuran dan kalibrasi..................................................... 8
8. Prosedur dalam kalibrasi. ............................................................................................. 9

BAB III PENUTUP....................................................................................................... 10


A. Kesimpulan......................................................................................................... 10
B. Saran................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 11

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hasil pengukuran yang diberikan oleh beberapa alat sejenis tidak selalu menunjukkan hasil yang sama,
meskipun alat tersebut mempunyai tipe yang sama. Perbedaan ini diperbesar lagi dengan adanya pengaruh
lingkungan, operator, serta metode pengukuran. Padahal dalam menghasilkan hasil pengukuran tersebut sangat
diharapkan bahwa setiap alat ukur yang digunakan dimanapun memberikan hasil ukur yang sama dalam kaitannya
dengan keperluan keamanan, kesehatan, transaksi, dan keselamatan.
Agar setiap alat dapat memberikan hasil ukur dengan keabsahan yang sama, alat ukur tersebut perlu mempunyai
ketelusuran kepada standar nasional atau standar internasional. Cara untuk memberikan jaminan bahwa alat yang
digunakan mempunyai ketelusuran kepada standar nasional adalah dengan melakukan kalibrasi terhadap alat tersebut.
Lebih dari itu untuk memelihara ketelusuran tersebut perlu dilakukan perawatan alat dalam selang kalibrasi
tertentu.

B. Rumusan masalah

1. Apakah pengertian dari kalibrasi ?


2. Apakah tujuan dari kalibrasi?
3. Apa manfaat dari kalibrasi?
4. Bagaimana prinsip dasar dan prinsip kerja dari kalibrasi?
5. Bagaimana periode dari kalibrasi?
6. Apa saja contoh alat yang dikalibrasi di lab medis?
7. Apa saja istilah-istilah pengukuran dalam pengukuran dan kalibrasi?
8. Apa saja prosedur dalam kalibrasi?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui definisi dari kalibrasi


2. Untuk mengetahui tujuan dari kalibrasi
3. Untuk mengetahui manfaat dari kalibrasi
4. Untuk mengetahui prinsip dasar dan prinsip kerja dari kalibrasi
5. Untuk mengetahui periode dari kalibrasi
6. Untuk mengetahui contoh alat-alat yang dikalibrasi di lab medis
7. Untuk mengetahui istilah-istilah pengukuran dalam pengukuran dan kalibrasi.
8. Untuk mengetahui prosedur- prosedur dalam kalibrasi

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat bagi institusi, kepada institusi makalh ini diharapkan dapat dijadikan bahan kiture atau reverensi pebuatan
makalah selanjutnya.
2. Manfaat bagi mahasiswa/i, kepada mahasiswa/I diharapkan sebagai sumber informasi dalam upaya pelaksanaan
kalibrasi alat atau instrumen ukur di laboratorium.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi Kalibrasi
Secara umum kalibrasi mempunyai pengertian sebagai rangkaian kegiatan membandingkan hasil
pengukuran suatu alat dengan alat standar yang sesuai untuk menentukan besarnya koreksi pengukuran alat serta
ketidakpastiannya. Dalam pengertian ini alat standar yang digunakan juga harus terkalibrasi dibuktikan dengan
sertifikat kalibrasi. Dengan demikian maka besarnya koreksi pengukuran alat dapat ditelusurkan ke standar nasional
atau standar internasional dengan suatu mata rantai kegiatan kalibrasi yang tidak terputus. Alat ukur yang telah
dikalibrasi tidak akan secara terus menerus berlaku,masa kalibrasinya, karena peralatan tersebut selama masa
penggunaanya pasti mengalami perubahan spesifikasi akibat pengaruh frekuensi pemakaian,lingkungan penyim-
panan, cara pemakaian, dan sebagainya. Untuk itulah selama berlakunya masa kalibrasi alat bersangkutan perlu
dipelihara ketelusurannya dengan cara perawatan dan cek antara secara periodik.Setiap instrumen ukur harus
dianggap tidak cukup baik sampai terbukti melalui kalibrasi dan atau pengujian bahwa instrumen ukur tersebut memang
baik.

Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of International Metrology (VIM), kalibrasi adalah
kegiatan yang menghubungkan nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur
dengan nilai-nilai yang sudah diketahui tingkat kebenarannya (yang berkaitan dengan besaran yang diukur). Nilai
yang sudah diketahui ini biasanya merujuk ke suatu nilai dari kalibrator atau standar, yang tentunya harus memiliki
akurasi yang lebih tinggi daripada alat ukur yang di-tes (biasa disebut unit under test atau UUT).

2. Tujuan Kalibrasi
1) Untuk mencapai ketertelusuran pengukuran
2) Menentukan deviasi kebenaran konvensional nilai penunjukkan suatu instrument ukur.
3) Menjamin hasil - hasil pengukuran sesuai dengan standar nasional maupun internasional

3. Manfaat Kalibrasi
1) Untuk mendukung sistem mutu yang diterapkan di industri. Ini yang pada awalnya paling populer menjadi
pendorong orang atau industri mau mengkalibrasi alatnya. ISO 9000 mensyaratkan semua alat ukur yang terkait
dalam produksi harus dijamin mutu keakuratannya. Dan salah satu tool utama untuk ini adalah dengan melakukan
kalibrasi. Requirement ini pada tahun-tahun terakhir semakin terasa tidak populer seiring dengan semakin
longgarnya penerapan ISO 9000. Apalagi saat ini banyak perusahaan pemberi sertifikat yang saling bersaing
mendapatkan kastamer, yang akhirnya memunculkan dampak negatif juga yaitu dengan makin melonggarkan
aturan sehingga (misalnya) dengan melakukan kalibrasi 10 alat ukurnya saja, dari 100 alat ukur yang
harusnya dikalibrasi, selesai sudah masalahnya. Apalagi jika orang yang ditunjuk sebagai perwakilan auditee memiliki
kemampuan komunikasi yang sangat baik (alias pandai bersilat lidah), makin mudah saja mendapatkan sertifikat ini
tanpa capek-capek keluar biaya untuk kalibrasi.Satu hal lagi bahwa sering terjadi kastamer tidak merasakan
manfaat langsung (bahkan manfaat teknis di lapangan) dari kegiatan kalibrasi ini, sehingga ini bisa dijadikan
alibi untuk excuse tidak melakukan kalibrasi. Dan alibi ini bisa meyakinkan auditor ISO.
2) Dapat mengetahui penyimpangan harga benar dengan harga yang ditunjukkan alat ukur. Kalau ini memang menjadi
alasan yang teknis sifatnya, dan teknisi saja yang biasanya merasakan riil manfaatnya.

4. Prinsip Dasar dan Prinsip Kerja dari Kalibrasi


a. Prinsip Dasar
1) Obyek Ukur (Unit Under Test)
2) Standar Ukur(Alat standar kalibrasi, Prosedur/Metrode standar (Mengacu ke standar kalibrasi
internasional atau prosedur yg dikembangkan sendiri oleh laboratorium yg sudah teruji (diverifikasi))
3) Operator / Teknisi ( Dipersyaratkan operator/teknisi yg mempunyai kemampuan teknis kalibrasi
(bersertifikat))
4) Lingkungan yg dikondisikan (Suhu dan kelembaban selalu dikontrol, Gangguan faktor lingkungan luar selalu
diminimalkan & sumber ketidakpastian pengukuran).
b. Prinsip Kerja
Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang terhubung dengan standar nasional
maupun internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi. Prinsip kalibrasi alat ukur volume dilakukan dengan
mengukur bobot suatu volume air destilata yang dikeluarkan oleh alat ukur volume. Bobot ini kemudian
dibandingkan dengan bobot jenis air pada suhu pengukuran volume tersebut dilakukan, sehingga dapat
ditentukan nilai ketepatannya. Kalibrasi alat ukur volume dilakukan untuk menyesuaikan keluaran atau
indikasi dari suatu perangkat pengukuran volume agar sesuai dengan besaran dari standar yang digunakan dalam
akurasi tertentu.

5. Periode dari kalibrasi


Periode kalibrasi adalah selang waktu antara satu kalibrasi suatu alat ukur dengan kalibrasi berikutnya.
Periode kalibrasi tergantung pada beberapa faktor antara lain pada kualitas metrologis alat ukur tersebut, frekuensi
pemakaian, pemeliharaan atau penyimpanan dan tingkat ketelitianya. Periode kalibrasi dapat ditetapkan
berdasarkan lamanya pemakaian alat, waktu kalender atau gabungan dari keduanya.

6. Contoh Alat yang Dikalibrasi di Lab Medis


1) Kalibrasi Pipet Volumetri
Pipet volumetri merupakan alat untuk mengukur volume cairan dalam skala yang kecil. Pipet harus ditera dulu
sebelum digunakan agar cairan yang dikeluarkan dari pipet tersebut keluar tepat secara kuantitatif. Namun
walaupun demikian, hasil dari pemipetan tersebut tidaklah tepat 100%, pasti terdapat kesalahan yang namanya
galat. Ada dua kelompok kesalahan dapat mempengaruhi akurasi atau presisi dari nilai terukur. Kesalahan pasti
adalah suatu kesalahan yang dapat ditentukan dan dapat dihindari atau dikoreksi. Kesalahan ini biasanya
konstan, misalnya pada kasus timbangan yang tak terkalibrasi yang biasanya digunakan untuk penimbangan,
kesalahan ini kadang- kadang bervariasi, tetapi dapat dihitung dan dikoreksi, seperti suatu buret yang mempunyai
kesalahan pada pembacaan volumenya. Kesalahan tak pasti atau kesalahan acak yaitu suatu kesalahan pengukuran
yang terjadi secara tak tentu. Kesalahan ini tidak dapat diramalkan atau diduga. Kesalahan ini mengikuti pola
distribusi acak. Jadi persamaan matematika mengenai probabilitas dapat diterapkan pada beberapa kesimpulan dari
hasil pengukuran yang mungkin pada sederatan pengukuran. Kesalahan tidak pasti sesungguhnya dikarenakan
kemampuan yang terbatas dari analisis.
Cara Kalibrasi Pipet Volume
1. Menimbang botol timbang tanpa penutup sebagai alat timbang dengan neraca analitis, catat hasil
menimbang (menjepit botol timbang dengan pinset)
2. Mengambil aquades dengan menggunakan pipet volume
3. Mengisikan aquades dari pipet volume ke dalam botol timbang
4. Jika pipet yang dikalibrasi adalah pipet ukur berskala, maka pembacaan hasil penimbangan dilakukan setiap
ml-nya
5. Mencatat hasil penimbangan tersebut
6. Membawa botol timbang tersebut ke meja kerja
7. Mengukur suhu dengan menggunakan thermometer
8. Melakukan kegiatan 1 sampai 7 untuk pipet volume 5 ml dan 10 ml
2) Buret
Buret adalah salah satu alat laboratorium kaca atau Glassware yang berbentuk silinder yang memiliki garis ukur
dan sumbat keran pada bagian bawahnya. Ia digunakan untuk meneteskan sejumlah reagen cair dalam eksperimen
yang memerlukan presisi, seperti pada eksperimen titrasi. Buret sangatlah akurat, buret kelas A memiliki
akurasi sampai dengan 0,05 cm3. Buret juga dapat didefinisikan adalah alat yang digunakan dalam kimia
analitik untuk mengeluarkan variabel, jumlah terukur dari larutan kimia. Fungsi buret adalah meneteskan
sejumlah reagen cair dalam eksperimen yang memerlukan presisi, seperti pada eksperimen titrasi. Pengukuran
buret sangatlah akurat, buret kelas A memiliki akurasi sampai dengan ? 0,05 cm3 lebih akurat dibandingkan Gelas
ukur maupun pipet tetes. Oleh karena ketelitian buret yang tinggi, kehati-hatian pengukuran volume dengan buret
sangatlah penting untuk menghindari kesalahan sistematik.
Cara Kalibrasi Buret
1. Membersihkan buret yang akan dikalibrasi, mengeringkan buret dengan baik, memberi pelumas pada kran
penutup dengan baik
2. Menimbang gelas kimia sebagai alas timbang dengan menggunakan neraca analitis dan mencatat hasil
penimbangan tersebut
3. Mengisi buret dengan aquades
4. Mengeringkan bagian atas buret dengan kertas saring
5. Mengeluarkan aquades dari buret sebanyak per 5 ml (untuk buret mikro, maka penurunannya per
milimeternya dikecilkan) dan mengisikannya ke dalam gelas kimia yang telah ditimbang tadi
6. Menimbang kembali botol timbang yang telah berisi aquadest dengan menggunakan neraca analitis
(menjepit botol timbang dengan pinset)
7. Mencatat hasil penimbangan tersebut
8. Membawa kembali ke meja kerja
9. Mengukur suhu dengan menggunakan thermometer
10. Mencatat suhu yang didapat
11. Melakukan kegiatan di atas untuk buret dengan volume 10, 15, 20, 25, 30, 35, dan 40 ml
12. Untuk volume 20 ml sampai 40 ml dengan menggunakan gelas kimia 50 ml.
3) pH Meter
pH meter adalah alat elektronik yang digunakan untuk mengukur pH (keasaman atau alkalinitas) dari cairan
(meskipun probe khusus terkadang digunakan untuk mengukur pH zat semi-padat). Sebuah pH meter khas terdiri
dari probe pengukuran khusus atau elektroda yang terhubung ke meteran elektronik yang mengukur dan
menampilkan pembacaan pH.
pH meter memiliki satu kontrol (kalibrasi) untuk mengatur pembacaan meter sama dengan nilai dari
buffer pertama standar dan kontrol kedua (slope) yang digunakan untuk mengatur pembacaan meter dengan nilai
buffer kedua. Kontrol ketiga memungkinkan suhu harus ditetapkan. Sachet penyangga standar, yang dapat
diperoleh dari berbagai pemasok, biasanya negara bagaimana perubahan nilai buffer dengan suhu. Untuk
pengukuran yang lebih tepat, tiga penyangga solusi kalibrasi lebih disukai.Sebagai pH 7 pada dasarnya, sebuah
"titik nol" kalibrasi (mirip dengan penekanan atau Taring skala atau keseimbangan), kalibrasi pada pH 7 pertama,
kalibrasi pada pH terdekat dengan tempat tujuan (misalnya 4 atau 10) kedua dan memeriksa titik ketiga akan
memberikan akurasi lebih linier dengan apa yang pada dasarnya adalah masalah non-linear. Beberapa meter akan
memungkinkan tiga kalibrasi titik dan itu adalah skema yang lebih disukai untuk pekerjaan yang paling akurat.
Kualitas meter lebih tinggi akan memiliki ketentuan untuk memperhitungkan koreksi koefisien
temperatur, dan pH probe high-end memiliki probe suhu built in Proses kalibrasi berkorelasi tegangan yang
dihasilkan oleh probe (sekitar 0,06 volt per pH unit) dengan skala pH. Setelah setiap pengukuran tunggal, probe dibilas
dengan air suling atau air deionisasi untuk menghilangkan jejak dari solusi yang diukur, dihapus dengan menghapus
ilmiah untuk menyerap air yang tersisa yang bisa mencairkan sampel dan dengan demikian mengubah membaca, dan
kemudian dengan cepat tenggelam dalam solusi lain.
Cara aplikasi pH Meter
1. Rendam sebentar elektroda dalam akuades, bilas berkali-kali dengan menggunakan botol semprot
(gunakan gelas kimia 250 mL untuk menampung air sisa semprotan.
2. Keringkan dengan menggunakan kertas tissue (pastikan elektroda kering).
3. Rendam dalam larutan bufer pH 7 (dalam gelas kimia 100 mL atau langsung dalam botol kecil) beberapa
saat (untuk mencapai kesetimbangan). “On” kan pHmeter.
4. Tunggu beberapa saat. Bacalah skala pH. Bila pH terbaca tidak sama dengan 7 putarlah tombol penyesuai pH,
agar pH menjadi terbaca 7.
5. Cuci elektroda dengan akudes berulang-ulang. Keringkan
6. Celupkan elektroda ke dalam larutan bufer pH 4, biarkan beberapa saat. Bacalah pH pada skala pH alat.
pembacaan harus menunjukkan pH 4 ± 0,02.
7. Lakukan pekerjaan yang sama seperti di atas, tetapi menggunakan larutan buffer pH 7, pembacaan harus
menunjukkan pH 7 ± 0,02.
8. Apabila hasil pembacaan di luar range yang telah ditetapkan artinya pHmeter tidak terkalibrasi.
4) Labu Ukur
Labu Ukur atau Volumetric Flask. Macam-macam labu ukur. Fungsi labu ukur. Labu ukur adalah alat
laboratorium yang berbentuk seperti buah pear dengan bagian bawah berbentuk datar dan leher yang panjang dan
mulut yang bersekru. Labu ukur biasanya terbuat dari bahan plastik atau glasss yang transparan dan tembus pandang.
Mulut labu yang berskeru berfungsi untuk menampung penutup bersekrup yang biasanya terbuat dari plastik
dengan ukuran yang sesuai dengan lebar mulut labu sehingga labu ukur dapat tertutup dengan baik dan cairan di
dalamnya tidak mudah tumpah. Perut dan leher labu ukur di lengkapi dengan garis- garis melingkar yang
menunjukan volume yang terkandung ketika bahan di isikan hingga sama persis dengan salah satu garis-garis
tersebut. Di badan labu juga di ikutkan keterangan tentang volume labu ukur, toleransi, presisi, standar manufaktur
yang relevan hingga logo produsen.
Fungsi labu ukur adalah untuk mengencerkan dan mempersiapkan larutan standar. Banyak bahan kimia
laboratorium dibeli dalam bentuk larutan yang pekat karena inilah cara pembelian yang paling ekonomis. Tetapi
biasanya bahan kimia ini terlalu pekat untuk langsung digunakan sehingga harus diencerkan terlebih dahulu.
Proses pengenceran melibatkan pencampuran suatu larutan pekat dengan pelarut tambahan untuk memberikan
volume akhir yang lebih besar. Selama proses ini, jumla mol larutan tetap, dan hanya volumenya yang
bertambah. Jenis labu ukur di bedakan berdasarkan besar volume. Semakin besar volume, maka semakin besar
ukuran labu ukur tersebut. Hingga saat ini, di laboratorium seringkali kita temukan labu ukur dari berbagai
ukuran, dari mulai ukuran kecil seperti 1 ml hingga 1000 ml.
Cara aplikasi Labu ukur 50 ml
1. Menimbang labu ukur kosong dengan neraca analitik
2. Mengambil aquadest dan memasukkannya kedalam labu ukur 50 ml tersebut (sampai kira-kira 1 cm dibawah
tanda tera)
3. Membersihkan labu ukur bagian atas dengan garis tera dengan menggunakan kertas saring.
4. Menghimpitkan miniskus bawah dengan garis tera labu

7. Istilah-Istilah Dalam Pengukuran dan Kalibrasi


1) Kecermatan ( Accuracy ) Kecermatan adalah kedekatan hasil uji antara hasil yang diperoleh dengan nilai yang
sebenarnya (true value) atau dengan nilai referensinya,teteapi terkadang banyak terjadi kasus seperti ini hasil harga
yang tidak pasti atau jauh dari harga standar,yang artinya penyimpangam yang terjadi atau yang tercatat pada grafik
yang telah di sensor tidak melakukan perubaha. Kejadian ini banyak terjadi pada alat ukur eliktris yang
komponennya sudah tua.
2) Ketepatan ( Precision ) ketepatan adalah kesamaan atau kedekatan suatu hasil pengukuran dengan angka
atau data yang sebenarnya (true value / correct result). Masih banyak terjadi kasus seperti kepasifan atau
kelambatan reaksi,saat kepasifan dilakukan pengukuran terjadi bahwa jarum penunjuk skala tidak bergerak sama
sekali pada waktu terjadi perbedaan harga yang kecil. Dapat dikatakan isyarat yang kecil dari sensor alat ukur yang
tidak menimbulkan perubahan sama sekali pada jarum penunjuknya. Keadaan yang demikianlah disebut kepasifan.
Untuk alat ukur mekanis,jika terjadi kepasifan jarum penunjuknya mungkin itu disebabkan oleh pengaruh pegas
yang sifat elastisnya kurang sempurna. Pada alat ukur pneumatis sering juga terjadi kepasifan,misalnya
lambat reaksi dari barometer padahal sudah terjadi perubahan tekanan udara. Hal ini disebabkan oleh
volem udara terlalu besar akibatnya dari terlalu panjangnya pipa penghubung sensor dengan ruang perantara.
3) Koreksi ( Correction ) Suatu harga yang ditambahkan secara aljabar dari hasil alat ukue ubtuk
mengkompensasi / mengimbangi penambahan kesalahan sistematik. Jika pada suatu alat ukur mengalami kesalahan
sistematik atau sensor tidak bekerja dengan baik maka alat ukur akan kembali ke posisi Nol kemampuan ini disebut
kestabilan nol (Zero stability) dimana sering terjadi penyimpangan yang membesar tetapi harganya yang tetap
atau berubah-ubah secara rambang dan tidak stabil, itu disebabkan oleh ketidak kakuan sistem pemegang alat
ukur atau benda ukur,kelonggaran sistem pengencang atau keausan sistem pemosisi.
4) Kepekaan ( Sensitivity ) Perubahan yang terjadi pada reaksi alat ukur yang dibagi oleh hubungan perubahan
aksinya. Pengembangan (Floating) sering terjadi pada alat ukur yang terkadang terjadi pula jarum peunjuk dari alat
ukur yang digunakan posisinya beruba-ubah. Kejadian seperti ini dinamakan pengembangan. Kepekaan dari
alat ukur akan membuat perubahan kecil dari sensor diperbesar oleh pengubah,makin peka alat ukur makin
besar pula kemungkinan terjadinya pengembangan. Untuk itu bila menggunakan alat ukur yang mempunyai
jarum penunjuk pada skalanya atau penunjuk digital harus dihindari dari kotoran atau getaran. Maka dari itu
setiap melakukan percobaan harus menggunakan metode pengukuran yang secermat mungkin.
5) Daya baca ( Resolution ) suatu kemampuan peralatan untuk membedakan arti dari dua tanda harga / skala
yang paling berdekatan dari besaran yang ditunjukkan. Banyak kasus yang sering terjadi di dalam melakukan
pengukuran,seperti terjadinya perbedaan skala atau harga yang angat jauh,yang dikenal dengan istilah
keterbacaan (readability) dimana sering terjadi keterbacaan skala dengan penunjuk digital lebih
tinggi dibandingkan keterbacaan skala dengan jarum penunjuk.
6) Rentang ukur ( Range ) merupakan besar daerah ukur antara batas ukur bawah dan batas ukur atas. Kasus tentang
rentang ukur ini sering terjadi dalam pengukuran atau kalibrasi dimana sering disebut dengan histerisis
(Histeysis) dimana seing terjadi perbedaan atau penyimpangan yang timbul sewaktu pengukuran secara
berkesinambungan dari dua arah yang berlawanan (mulai dari skala nol hingga skala maksimum kemudian
diulangi dari skala maksimum sampai skala nol). Histerisis muncul karena adanya gesekan pada bagian pengubah
alat ukur.

8. Prosedur kalibrasi
1) Identifikasi alat yang dikalibrasi
2) Membuat jadwal kalibrasi (internal/ eksternal)
3) Menyiapkan alat/bahan
4) Melakukan kalibrasi
5) Membuat laporan kalibrasi
6) Evaluasi hasil kalibrasi
7) Sesuai standar.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1) Secara umum kalibrasi mempunyai pengertian sebagai rangkaian kegiatan membandingkan hasil
pengukuran suatu alat dengan alat standar yang sesuai untuk menentukan besarnya koreksi pengukuran alat serta
ketidakpastiannya
2) Kalibrasi mempunyai prinsip untuk mengacu ke standar kalibrasi internasional atau prosedur yg dikembangkan
sendiri oleh laboratorium yg sudah teruji
3) Kalibrasi mempunyai beberapa tujuan dan manfaat dasar yang sangat penting demi menjamin akurasi dan
presisi suatu alat ukur.
4) Untuk menunjang proses kalibrasi dapat digunakan berbagai alat-alat yang dikalibrasi di Lab Medis
5) Proses kalibrasi sangat dipengaruhi oleh istilah-istilah dari pengukuran kalibrasi seperti kecermatan,ketepatan,
koreksi,kepekaan,daya baca,rentang ukur serta faktor yang dapat mempengaruhi hasil dari kalibrasi tersebut.
B. Saran
Kalibrasi adalah proses yang sangat penting untuk menentukan akurasi dan presisi suatu alat ukur. Oleh
karena itu, diharapkan pada saat proses kalibrasi mahasiswa harus benar – benar teliti dan memperhatikan setiap
elemen / faktor yang dapat mempengaruhi hasil dari proses kalibrasi tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
h tt ps : / / x br a s i . wo rd p r e s s. c om /20 0 9 /1 1 /2 3 /k a l i bra si / h ttp: // trai ni ngka li brasi.c om/ artic le/ 12 3687/apa-
itu-kalibrasi-.html

h tt ps : / / g a n ja r fi rm a n sy a h . w ordpre ss. c om /2 0 1 2 / 0 2 / 0 4 /k a li bra si - pi pe t- vol um e tri /

h ttp: / / www. a l a tl a bor. c om /a rtic l e /de ta i l /6 7 / pe nge rti a n- dan-fungsi- buret

h tt p: / / ww w. a l a tl a b or . c om /a rti cl e /de tai l /5 8 / fu ngsi - d a n- pe nge na l a n- ph - me te r

Anda mungkin juga menyukai