Anda di halaman 1dari 10

PTPLN(Persero) Udiklat Suralaya

Jl. KomplekSurayalaNo7SuralayaCilegon
D A SA R D A SA R K A LI BRA SI
Ber bagi dan meny ebar kan i l mu penget ahu an dan n i l ai per usahaan


Sasaran
Memahami prinsip prinsip dasar kalibrasi instrumet ukur

Pendahuluan
Kalibrasi alat ukur sangat diperlukan dalam rangka menjamin hasil pengukuran yang didapatkan
adalah benar dan valid.
Bahkan dalam suatu industri yang menerapkan sistem manajemen ISO 9001 : 2008 atau ISO
17025 : 2005 kalibrasi terhadap alat ukur mereka yang berhubungan dengan proses produksi
mutlak dilakukan, hal ini untuk memenuhi persyaratan standar dari kedua sistem manajemen
tersebut yaitu :
1. Klausul 7.6 ISO 9001 : 2008 tentang pengendalian alat, pemantauan, dan pengukuran.
2. Klausul 5.6 ISO 17025 : 2005 tentang ketertelusuran pengukuran.
Kalibrasi dilakukan dengan memberikan input akurat dan melakukan penyetelan
agar output sesuai yang dikehendaki.


1 . D e f i n i s i

Pengertian Kalibrasi (Calibration) menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of
International Metrology (VIM) adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara
nilai yang ditunjukkan oleh instrument ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili
oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran
yang diukur dalam kondisi tertentu. Dengan kata lain, Kalibrasi adalah kegitan untuk
menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukan alat ukur dengan cara membandingkan
terhadap standar ukurnya (yang telah diketahui nilainya) yang mampu tertelusur (traceable)
kestandar Nasional untuk satuan ukuran dan atau internasional. Sedangkan, mampu
tertelusur (traceable) menurut Dewan Standari sasi Nasi onal adal ah kemampuan
dari suatu hasil ukur secara individu untuk dihubungkan ke Standar- standar


PTPLN(Persero) Udiklat Suralaya
Jl. KomplekSurayalaNo7SuralayaCilegon
D A SA R D A SA R K A LI BRA SI
Ber bagi dan meny ebar kan i l mu penget ahu an dan n i l ai per usahaan
Nasi onal /I nternasi oanal untuk satuan ukuran atau si stem pengukuran yang
disahkan secara Nasional maupun Internasional melalui suatu mata rantai perbandingan yang tak
terputus. Konsep ketertelusuran pengukuran (traceability of measurement ) dapat diartikan secara
sederhana bahwa alat ukur yang digunakan untuk melakukan suatu pengukuran harus terkalibrasi
terhadap alat ukur lain yang sejenis dan dapat berfungsi sebagai acuan. Alat acuan tersebut harus
terkalibrasi terhadap acuan yang lebih akurat, demikian seterusnya sehingga sampai pada acuan
yang paling akurat yang biasanya adalah Standar Nasional.Kalibrasi akan dikatakan tertelusur
bila setiap mata rantai pengukuran yang menuju kestandar nasional terdokumentasi
serta terdapat bukti mengenai siapa yang melakukan kalibrasi, alat ukur apa yang digunakan
dan bagaimana hasil kalibrasi (koreksi dan ketidakpastian). Setiap pekerjaan
kalibrasi dalam rantai pengukuran tersebut harus dilakukan oleh organisasi yang terbukti
memiliki kompetensi teknis sebagaimana yang dipersyaratkan serta mempunyai
perlengkapan yang memadai dan menjalankan sistem mutu yang efektif.


2. T u j u a n
T u j u a n K a l i b r a s i

1. Mencapai ketertelusuran pengukuran. Hasil pengukuran dapatdikaitkan/ditelusur sampai
ke standar yang lebih tinggi/teliti(standar primer nasional dan internasional), melalui
rangkaian perbandingan yang tak terputus.
2. Menentukan deviasi kebenaran konvensional nilai penunjukansuatu instrumentukur
terhadap nilai nominalnya atau devisi dimensinasional yang seharusnya untuk suatu
alat/bahan ukur
3. Menjamin hasil hasil pengukuran sesuai dengan standar nasional dan
internasional.
4. Menjamin dan meningkatkan nilai kepercayaan didalam proses pengukuran.



PTPLN(Persero) Udiklat Suralaya
Jl. KomplekSurayalaNo7SuralayaCilegon
D A SA R D A SA R K A LI BRA SI
Ber bagi dan meny ebar kan i l mu penget ahu an dan n i l ai per usahaan

3. M a n f a a t K a l i b r a s i

Yang sering menjadi pertanyaan juga adalah manfaat apa yang didapatkan dari kalibrasi ini ?
Tentu saja banyak, diantara banyak manfaatnya, manfaat basic nya adalah untuk :

1. Mendukung sistem mutu yang diterapkan di industri. Ini yang pada awalnya paling
populer menjadi pendorong orang atau industri mau mengkalibrasi alatnya. ISO 9000
mensyaratkan semua alat ukur yang terkait dalam produksi harus dijamin mutu
keakuratannya. Dan salah satu tool utama untuk ini adalah dengan melakukan kalibrasi.
Requirement ini pada tahun-tahun terakhir semakin terasa tidak populer seiring dengan
semakin longgarnya penerapan ISO 9000. Apalagi saat ini banyak perusahaan pemberi
sertifikat yang saling bersaing mendapatkan customer, yang akhirnya memunculkan
dampak negatif juga yaitu dengan makin melonggarkan aturan sehingga (misalnya)
dengan melakukan kalibrasi 10 alat ukurnya saja, dari 100 alat ukur yang harusnya
dikalibrasi, selesai sudah masalahnya. Apalagi jika orang yang ditunjuk sebagai
perwakilan auditee memiliki kemampuan komunikasi yang sangat baik (alias pandai
bersilat lidah), makin mudah saja mendapatkan sertifikat ini tanpa capek-capek keluar
biaya untuk kalibrasi.Satu hal lagi bahwa sering terjadi customer tidak merasakan
manfaat langsung (bahkan manfaat teknis di lapangan) dari kegiatan kalibrasi ini,
sehingga ini bisa dijadikan alibi untuk excuse tidak melakukan kalibrasi. Dan alibi ini
bisa meyakinkan auditor ISO.
2. Dapat mengetahui penyimpangan harga benar dengan harga yang ditunjukkan alat ukur.
Kalau ini memang menjadi alasan yang teknis sifatnya, dan teknisi saja yang biasanya
merasakan riil manfaatnya
3. Dengan melakukan kalibrasi, bisa diketahui seberapa jauh perbedaan (penyimpangan)
antara harga benar dengan harga yang ditunjukkan oleh alat ukur.
4. Secara umum menjaga kondisi instrumet ukur/bahan ukur agar tetap sesuai
dengan spesifikasinya.
5. Menjaga konsistensi mutu hasil produk yang dihasilkan.


PTPLN(Persero) Udiklat Suralaya
Jl. KomplekSurayalaNo7SuralayaCilegon
D A SA R D A SA R K A LI BRA SI
Ber bagi dan meny ebar kan i l mu penget ahu an dan n i l ai per usahaan
6. Mengurangi kegagalan hasil produk.
7. Meningkatkan daya saing dalam pasar global.


4. Elemen-Elemen Proses Kalibrasi

Apa saja yang menjadi elemen sistem proses kalibrasi ?
1. Adanya objek ukur (Unit Under Test)
2. Adanya calibrator (standard)
3. Adanya prosedur kalibrasi, yang mengacu ke standar kalibrasi internasional, nasional
atau prosedur yg dikembangkan sendiri oleh laboratorium yg sudah teruji dengan terlebih
dulu dilakukan verifikasi.
4. Adanya teknisi yang telah memenuhi persyaratan mempunyai kemampuan teknis
kalibrasi (sebaiknya bersertifikat).
5. Lingkungan terkondisi, baik suhu maupun kelembabannya. Andaipun tidak bisa
dikondisikan, misalnya terjadi saat kalibrasi dilakukan di lapangan terbuka, maka faktor
lingkungan harus diakomodasi dalam proses pengukuran dan perhitungan ketidakpastian.
6. Hasil kalibrasi itu sendiri, yaitu quality record berupa sertifikat kalibrasi. Di dalamnya
tercatat measured value, correction value, dan akhirnya nilai uncertainty. Sertifikat ini
tidak baku bentuknya, minimal harus dapat memberikan informasi tentang seberapa sehat
alat ukur milik customer yang dikalibrasi. Artinya, kita bisa menambahkan banyak
keterangan yang diperlukan, bahkan bisa saja ditambahkan foto, gambar, hasil analisa
khusus, nilau TUR (Test Uncertainty Ratio), bahkan bisa saja melampirkan laporan
kinerja calibrator yang digunakan dalam proses ini.
Catatan : TUR adalah perbandingan antara ketidakpastian karakteristik instrumet yang
dikalibrasi terhadap ketidakpastian instrument kalibratornya (spesifikasi alat bisa dianggap
sebagai ketidakpastian terbesar)





PTPLN(Persero) Udiklat Suralaya
Jl. KomplekSurayalaNo7SuralayaCilegon
D A SA R D A SA R K A LI BRA SI
Ber bagi dan meny ebar kan i l mu penget ahu an dan n i l ai per usahaan
5. MENENTUKAN INTERVAL KALIBRASI

Seberapa lama interval kalibrasi dilakukan? Setahun? Atau bolehkah customer meminta
interval kalibrasi lima tahun misalnya, dari yang biasanya setahun ?
Semua sebenarnya tergantung pada customer, karena bagaimanapun alat ukur mereka
menjadi tanggung jawab mereka sendiri. Namun demikian, Lab boleh saja memberi rekomendasi
bahwa interval kalibrasi suatu alat harus setahun, misalnya. Tentu semua harus ada dasar
ilmiahnya.Dan ini semua juga sangat tergantung dari umur alat ukur, kinerjanya, bahkan siapa
pabrikannya pun jelas memiliki bobot tersendiri untuk menentukan interval kalibrasi ini. Untuk
penentuan interval kalibrasi, untuk electrical testing, sebagian besar biasanya dinyatakan secara
periodik harus dilakukan kalibrasi, walaupun dalam beberapa kondisi penentuannya harus
dengan memperhitungkan pula kondisi pemakaian, frekuensi pemakaian sampai ke persoalan
bagaimana melakukan perawatannya.Jadi jika ada customer meminta interval kalibrasi (biasa
dinyatakan dalam istilah due date calibration) dinyatakan lebih dari setahun, misalnya, Lab
harus mengecek dulu sejarahnya, kinerjanya, dan catatan-catatan teknisnya (misalnya dengan
mencari catatan teknisnya di Internet atau katalog atau sumber lainnya). Untuk kemudian barulah
Lab dapat membantu judgement interval tersebut. Namun jika Lab tidak mampu melakukannya,
sebaiknya Lab mengosongkan saja rekomendasi tersebut dan semua diserahkan kepada customer,
karena hal ini akan mempengaruhi bonafiditas Lab juga. Dalam perkembangannya, ISO pun
mempertimbangkan hal ini, ada aturan yang melarang Lab untuk sewenang-wenang memberikan
judgement interval kalibrasinya. Ini biasanya terkadang dibuat Lab untuk urusan komersil, tentu
saja semakin cepat alat ukur harus kembali dikalibrasi itu akan semakin mempertinggi
kesempatan Lab mendapatkan efek ekonomisnya. Dan yang seperti ini tentu akan berpotensi
merugikan customer.Dalam penentuan interval kalibrasi, dapat juga dinyatakan dalam waktu
kalender misalnya setahun, atau bisa menggunakan waktu penggunaan misalnya dalam 500 jam
penggunaan, ataupun bisa juga menggunakan kombinasi keduanya, tergantung mana duluan
yang terjadi, seperti penentuan waktu penggantian oli mobil.





PTPLN(Persero) Udiklat Suralaya
Jl. KomplekSurayalaNo7SuralayaCilegon
D A SA R D A SA R K A LI BRA SI
Ber bagi dan meny ebar kan i l mu penget ahu an dan n i l ai per usahaan
6. P r i n s i p Da s a r Ka l i b r a s i

a. Objek Ukur ( Unit Under Test)
b. Standar Ukur (Alat standar kalibrasi, Prosedur/Metode standar yang mengacu ke standar
kalibrasi internasional atau prosedur yang dikembangkan sendiri oleh laboratorium yang
sudah teruji/diverifikasi)
c. Operator/Teknisi (Dipersyaratkan operator/teknisi yang mempunyai
kemampuan teknis kalibrasi/bersertifikat). L i ngkungan yang di kondi si kan
(Suhu dan kel embaban sel al udikontrol, Gangguan faktor lingkungan luar selalu
diminimalkan sebagai sumber ketidakpastian pengukuran). Hasil Kalibrasi antara lain
a. Ni l ai Obyek Ukur
b.Nilai Koreksi/Penyimpangan
c.Nilai Ketidakpastian Pengukuran
d.Sifat metrologi lain,faktor kalibrasi, kurva kalibrasi.TUR (Test Uncertainty
Ratio)

7. I nt e rval / Pe ri ode Kal i bras i

Jangka waktu atau selang waktu kalibrasi harus ditetapkan pada suatu
instrument ukur. Secara umum selang/interval kalibrasi dapat ditentukan berdasarkan :
1.J eni s al at ukur
2.Frekuensi pemakai an
3. Stabi l i t as
4.Kondi si pemakai aan
5.Batas kesalahan yang ada hubungannya dengan akurasi alat.

Selang kalibrasi biasanya dinyatakan dalam beberapa cara yaitu :
1. Dinyatakan dalam waktu kalender, misalnya 6 (enam) bulan sekali, 1(satu) tahun sekali,
dst.
2. Dinyatakan dalam waktu pemakaian, misalnya 1000 jam pakai, 5000 jam pakai, dst.


PTPLN(Persero) Udiklat Suralaya
Jl. KomplekSurayalaNo7SuralayaCilegon
D A SA R D A SA R K A LI BRA SI
Ber bagi dan meny ebar kan i l mu penget ahu an dan n i l ai per usahaan
3. Kombinasi carapertama dan kedua, misalnya 6 bulan atau 1000 jam
pakai,tergantung mana yang lebih dulu tercapai.

8. K e t i d a k p a s t i a n ( Uncertainty) Pe ngukuran
Ketidakpastian Pengukuran (Uncertainty), yaitu rentang nilai disekitar hasil
pengukuran yang didalamnya diharapkan terletak nilai sebenarnya dari besaran ukur. Atau
dengan kata lain ketidakpastian merupakan perkiraan mengenahi rentang hasil pengukuran yang
didalamnya terdapat harga yang benar.Sumber sumber ketidakpastian dari pengukuran
secara umum dapatdipengaruhi oleh :
a. Alat standar yang digunakan untuk kalibrasi
b. Benda ukur/alat yang dikalibrasi
c. Per al atan bantu
d. Metode kalibrasi/pengukuran
e. Kondi si l i ngkungan
f. Pel aku pengukur ang.Sumber sumber yang l ai n








Gambar 3.1Rentang Nilai

Dimana:
m =Hasil pengukuran
X =Nilai sebenarnya dari besaran ukur
U =Ketidakpastian Pengukuran
X diharapkan terletak pada m U


PTPLN(Persero) Udiklat Suralaya
Jl. KomplekSurayalaNo7SuralayaCilegon
D A SA R D A SA R K A LI BRA SI
Ber bagi dan meny ebar kan i l mu penget ahu an dan n i l ai per usahaan

9. P e r u l a n g a n ( Repeatability)
Perulangan ( Repeatability) adalah kemampuan untuk menghasilkan nilaiyang sama dari
hasil pengukuran yang dilakukan berulang dan identik (titik ukur dan waktu yang relatif sama).
Semakin kecil perbedaan hasil pengukuran berulangnya semakin baik unjuk kerja dari instrumet
ukur tersebut. Ada pun dalam melakukan pengukuran berulang harus memenuhi persyaratan:
1. Menggunakan metode atau prosedur yang sama
2. Instrument ukur yang digunakan sama
3. Ruang dan lokasi pengukuran sama
4. Dilakukan oleh observer atau personel yang sama
5. Pengulangan dilakukan dengan periode waktu yang pendek dan konsisten.

10. I s t i l ah i s t i l ah Dal am Kal i bras i
1. K ecer matan ( Accuracy) Kemampuan dari instrument ukur untuk
memberikan indikasi pendekatan terhadap harga sebenarnya dari obyek yang
diukur
2. K etepatan ( Precision) Kedekatan nilai-nilai pengukuran individual yang
didistribusikan sekitar nilai rata ratanya atau penyebaran nilai pengukuran
individual dari nilai rata ratanya.
3. K o r ek s i ( Corection) Suatu harga yang ditambahkan secara aljabar pada hasil
dari alat ukur untuk mengkompensasi/mengimbangi penambahan kesalahansistematik.
4. K epekaan ( Sensitivity) Perubahan pada reaksi alat ukur yang dibagi oleh
hubungan perubahan aksinya.
5. Daya baca ( Resolution) Besar pernyataan dari kemampuan peralatan untuk
membedakan arti dari dua tanda harga/skala yang paling berdekatan dari besaran
yang ditunjukkan.
6. Rentang ukur (Range) Besar daerah ukur antara batas ukur bawah dan batas ukur
atas.



PTPLN(Persero) Udiklat Suralaya
Jl. KomplekSurayalaNo7SuralayaCilegon
D A SA R D A SA R K A LI BRA SI
Ber bagi dan meny ebar kan i l mu penget ahu an dan n i l ai per usahaan
11. Faktor yang harus diperhatikan dalam melakukan kalibrasi

a. Range alat ukur yang akan dikalibrasi
b. Ketidakpastian yang diinginkan (akurasi)
c. Kondisi penggunaan (seperti operating condition atau asosiasinya dengan instrument
lain)
d. Tipe instrument yang digunakan

12. Prosedur Kalibrasi
Tahap 1 : mengumpulkan informasi
Range alat ukur, bagaimana digunakan, lingkungan yang kurang mendukung (material
korosif, getaran, radiasi elektromagnetik / ion), spesifikasi alat, dsb.
Tahap 2 : Inspeksi visual
Tahap 3 : Kalibrasi dan Adjustment
Tahap 4 : General Checking
Tahap 5 : Pembandingan
Tahap 6 : Analisis
Tahap 7 : Menentukan ketidakpastian
Tahap 8 : Laporan lengkap/dokumentasi



PTPLN(Persero) Udiklat Suralaya
Jl. KomplekSurayalaNo7SuralayaCilegon
D A SA R D A SA R K A LI BRA SI
Ber bagi dan meny ebar kan i l mu penget ahu an dan n i l ai per usahaan
Contoh Pengukuran Temperature


1. Masing masing temperature probe beserta sensing elemennya
mempunyai karakteristik yang unik sesuai dengan material yang
digunakan, konstruksi dan kegunaan serta pengaruh dari lingkungan yang
berbeda
2. Keunikan karakteristik ini juga dapat berubah sepanjang sensor tersebut
digunakan, karena adanya factor factor seperti vibrasi mekanik atau
kontaminasi dengan material yang diukur

Anda mungkin juga menyukai