Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH DASAR KALIBRASI PERALATAN KESEHATAN

(KALIBRASI)
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
Nama : Syahril Syah Putra Zai
Nim : 200418020
Prodi : D III TEM
Dosen Pengampu : Hotmasari Dabukke, S.Si.M,Si
Semester : III

D-III TEKNOLOGI ELEKTRO-MEDIS


FAKULTAS PENDIDIKAN VOKASI
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat yang diberikan-
Nya sehingga tugas Makalah yang berjudul “Kalibrasi” ini dapat saya selesaikan. Makalah ini
saya buat sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas.

Dalam kesempatan ini, penulis menghaturkan terimakasih yang dalam kepada semua
pihak yang telah membantu menyumbangkan ide dan pikiran mereka demi terwujudnya makalah
ini.Semoga dengan adanya makalah ini bisa bermanfaat dan mudah dimengerti oleh
pembaca.Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu,mohon
maaf jika masih ada kekurangan dari karya yang dibuat. Kritik dan saran dari pembaca sangat
dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.

Selasa,15 Febuary 2023

Penulis

Syahril Syah Putra Zai


DAFTAR ISI

Halaman Judul 1

Kata Pengantar 2

Daftar Isi 3

Bab I : Pendahuluan

1.1 Latar Belakang 4

1.2 Rumusan Masalah 6

1.3 Tujuan Pembahasan Makalah 6

1.4 Manfaat Pembahasan Makalah 7

Bab II : Pembahasan

2.1 Pengertian Kalibrasi 8

2.2 Prinsip Kalibrasi 9

2.3 Tujuan Kalibrasi 10

2.4 Manfaat kalibrasi 11

2.5 Periode kalibrasi 11

2.6 Contoh instrumen yang dikalibrasi di laboratorium medis 12

2.7 Istilah-istilah dalam kalibrasi 13

Bab III : Penutup

3.1 Kesimpulan 18

3.2 Saran 18

Daftar Pustaka 19
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mendengar kata kalibrasi tentunya masih asing di telinga masyarakat awam namun bagi
tenaga laboratorium kata kalibrasi ini wajib untuk diketahui. Kalibrasi merupakan suatu kegiatan
untuk menentukan keberadaan konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur
berdasarkan standar. Untuk proses kalibrasi, perlu ada pengukuran terlebih dahulu pada objek
yang ada misalnya pada temperatur proses. Ada beberapa metode dalam kalibrasi antara lain
sensor plus indikator. Umumnya yang banyak digunakan berupa metode kalibrasi sensor plus
indikator untuk membandingkan kalibrator standar alat ukur terhadap beban ukur yang dipakai,
baru dilakukan perhitungan deviasi berdasarkan standar.Setiap instrumen ukur harus dianggap
tidak cukup baik sampai terbukti melalui kalibrasi dan atau pengujian bahwa instrumen ukur
tersebut memang baik.

Setiap alat ukur yang telah dikalibrasi akan mendapatkan sertifikat kalibrasi yang berlaku
untuk jangka waktu tertentu, dan harus dikalibrasi ulang jika  jangka waktu berlakunya sertifikat
tersebut telah habis. Pemberian sertifikat ini akan mempermudah penelusuran kebenaran alat
ukur. Hanya dengan alat ukur yang terkalibrasi bisa diperoleh hasil pengukuran yang tepat dan
teliti. Pada alat ini standardisasi produk, jasa dan pelayanan serta keselamatan kerja dan
lingkungan bersandar. Masih berkaitan dengan masalah kalibrasi, perlu juga diperhatikan
persyaratan lain dalam hal pemeliharaan alat, seperti penyimpanannya harus ditempat atau ruang
yang terkondisi, baik suhu maupun kelembabannya. dewasa ini kebenaran hasil ukur sudah
menjadi kebutuhan terutama di bidang pengawasan dan pengendalian mutu. Meskipun sebagian
masyarakat masih menganggap bahwa kalibrasi merupakan salah satu pemenuhan syarat
akreditasi, namun ternyata kalibrasi sangat diperlukan dalam pengendalian mutu produk
terutama ketika akurasi dibutuhkan. Ketidakpastian pengukuran adalah proses mengaitkan
sesuatu angka secara empirik dan obyektif pada sifat-sifat obyek atau kejadian nyata sedemikian
rupa sehingga angka tadi dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai obyek atau kejadian
tersebut.Hasil pengukuran harus mencantumkan suatu perkiraan yang menggambarkan seberapa
besar kesalahan yang mungkin terjadi, dalam batas-batas kemungkinan yang wajar. Nilai ini
sekaligus menunjukkan kualitas pengukuran. Semakin kecil nilai perkiraan itu, berarti semakin
baik pula kualitas pengukurannya. (Killian, 2004, 242-247). Pelaksanaan kalibrasi dilakukan
dengan cara membandingkan alat ukur dan bahan ukur yang akan dikalibrasi terhadap standar
ukurnya yang mampu telusur (traceable) ke standar nasional dan atau internasional. Sedangkan
tujuan dengan kalibrasi dapat ditentukan deviasi kebenaran konvensional nilai penunjukkan
suatu alat ukur, atau deviasi dimensi nominal yang seharusnya suatu bahan ukur. Manfaat
dengan kalibrasi kondisi alat ukur dan bahan ukur dapat dijaga tetap sesuai dengan
spesifikasinya. Semua jenis alat ukur pelu dikalibrasi, baik alat ukur besaran dasar (panjang,
massa, waktu, arus listrik, suhu, jumlah zat, intensitas cahaya), luas, isi, kecepatan, tekanan,
gaya, frekuensi, energi, gaya dan sebagainya. Bila suatu alat ukur termasuk katagori legal, maka
periode kalibrasinya telah ditentukan, kalibrasinya tergantung pada keperluan dan frekuensi
penggunaanya.

1.2 Rumusan Masalah

A. Apakah pengertian kalibrasi?

B. Bagaimana prinsip kalibrasi?

C. Apakah tujuan dari kalibrasi?

D. Apakah manfaat kalibrasi?

E. Apa itu periode kalibrasi?

F. Apa saja contoh instrumen yang dikalibrasi di laboratorium medis?

G.Apakah pengertian dan contoh kasus (Troubleshooting) dari beberapa istilah dalam
pengukuran dan kalibrasi.

1.3 Tujuan Pembuatan Makalah


Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas Mata
Kuliah Instrumentasi yang nantinya diharapkan dapat mempedalam ilmu pengetahuan penulis
mengenai kalibrasi.Salah satunya yaitu:

a. Untuk mengetahui pengertian kalibrasi

b. Untuk mengetahui prinsip kalibrasi

c. Untuk mengetahui tujuan dari kalibrasi

d. Untuk mengetahui manfaat kalibrasi

e. Untuk mengetahui periode kalibrasi

f. Untuk mengetahui contoh instrumen yang dikalibrasi di laboratorium medis

g. Untuk mengetahui pengertian dan contoh kasus dari beberapa istilah dalam pengukuran dan
kalibrasi seperti kecermatan(Accuracy),ketepatan(Precision),koreksi(Corection),kepekaan
(Sensitivity),daya baca( Resolution),dan rentang ukur( Range)

1.4 Manfaat Pembuatan Makalah

Penulis bisa lebih mengenal dan mempelajari mengenai kalibrasi baik dari segi
pengertian, tujuan, prinsip, periode kalibrasi,mengenal contoh instrument yang dikalibrasi di
laboratorium medis, mengetahui pengertian dari dan contoh kasuskepekaan, koreksi,
ketepatan,rentang ukur, daya baca,dan kepekaan yang pada awalnya masih asing di mata penulis.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kalibrasi

Kalibrasi pada umumnya merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran atau indikasi dari
suatu perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standar yang digunakan dalam
akurasi tertentu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau kita sering menyebutnya dengan
KBBI, kalibrasi/ka·lib·ra·si/n Graf adalah tanda-tanda yang menyatakan pembagian skala.
Kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat ukur
dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar ukur yang mampu telusur
(traceable) ke standar nasional maupun internasional untuk satuan ukuran dan/atau internasional
dan bahan-bahan acuan tersertifikasi.

Definisi Kalibrasi Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of International


Metrology (VIM) adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang
ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan
ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam
kondisi tertentu.Dengan kata lain, kalibrasi merupakan suatu kegiatan untuk menentukan
keberadaan konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur berdasarkan standar.

Hasil kalibrasi harus disertai pernyataan "traceable uncertainity" untuk menentukan tingkat
kepercayaan yang di evaluasi dengan saksama dengan analisis ketidakpastian.

2.2 Prinsip Kalibrasi

Kalibrasi memiliki beberapa prinsip yaitu :

-Obyek Ukur (Unit Under Test)

Obyek ukur adalah komponen sistem pengukuran yang harus dicari karakteristik dimensionalnya, misal
panjang, jarak, diameter, sudut, kekasaran permukaan dst, agar hasil ukurnya memberikan nilai yang
aktual, maka sebelum proses pengukuran dilakukan, obyek ukur harus dibersihkan dahulu dari
debu, minyak atau bahan lain yang menutup atau mengganggu permukaan yang akan diukur.
-Operator / Teknisi

Operator pengukur adalah orang yang menjalankan tugas pengukuran dimensonal baik secara
keseluruhan maupun bagian demi bagian. Tugas ini terdiri dari pos pekerjaan, diantaranya :

1. Pemeriksaan obyek ukur (dan gambar kerja)


2. Pemilihan alat‐alat ukur (dan standar ukur)
3. Persiapan pengukuran (penjamin kebersihan, penyusunan sistem ukur, pemeliharaan kondisi lingkungan
dan lain‐lain)
4. Perhitungan analisis kesalahan pengukuran (dan pembuatan interprestasi ketidakpastian pengukuran)  
5. Penyajian hasil pengukuran (dalam bentuk laporan pengukuran).
Seorang operator hendaknya dibekali dengan pengetahuan:
- kemampuan membaca gambar kerja
- pengetahuan tentang sistem toleransi
‐ kemampuan menjalankan alat/mesin ukur
‐ pengetahuan tentang statistika pengukuran dan teori ketidakpastian

 Lingkungan yg dikondisikan

Proses pengukuran dapat dilakukan dimana saja, diruang terbuka maupun diruang yang terkondisi. Pada ruang
terkondisi khususnya pengukuran dimensional tentunya akan menjamin hasil ukur lebih akurat,dengan
persyaratan yang dipersyaratkan bagi sebuah ruang untuk keperluan pengukuran/kalibrasi dimensional
adalah sbb:

‐ suhu 20 ±1⁰C
‐kelembaban relatif ± 50 %

 Standar Ukur

Alat standar kalibrasi, Prosedur/Metrode standar yang harus mengacu ke standar kalibrasi
internasional atau prosedur yg dikembangkan sendiri oleh laboratorium yg sudah teruji
(diverifikasi)
2.3 Tujuan Kalibrasi

Secara garis besar kegiatan kalibrasi tersebut memiliki beberapa tujuan yaitu:

 Mencapai ketertelusuran pengukuran.

Hasil pengukuran dapat dikaitkan/ditelusur sampai ke standar yang lebih tinggi/teliti


(standar primer nasional dan / internasional), melalui rangkaian perbandingan yang tak
terputus.

 Menentukan penyimpangan kebenaran nilai konvensional penunjukan suatu instrument


ukur.
 Menjamin hasil-hasil pengukuran sesuai dengan standar Nasional maupun Internasional.
 Menjamin dan meningkatkan nilai kepercayaan di dalam proses pengukuran.

2.4 Manfaat Kalibrasi

Dengan kalibrasi suatu alat ukur atau standar ukur, nilai ukurnya dapat dipantau, sehingga tindakan yang
tepat dapat segera diambil bila penyimpangan yang terjadi sudah diluar batas toleransi yang diijinkan
terhadap spesifikasi standarnya. Berikut ini adalah manfaat dari kalibrasi yaitu:

1. Dapat mendukung sistem mutu yang diterapkan di berbagai industri pada peralatan
laboratorium dan produksi yang dimiliki.

2. Bisa mengetahui perbedaan (penyimpangan) antara nilai benar dengan nilai yang
ditunjukkan oleh alat ukur

3. Menjaga kondisi instrument ukur/bahan ukur agar tetap sesuai dengan spesifikasinya.

4. Menjaga konsistensi mutu hasil produk yang dihasilkan.

5. Mengurangi kegagalan hasil produk.

6. Meningkatkan daya saing dalam pasar global


2.5 Periode Kalibrasi

Kalibrasi harus dilakukan secara periodik. Oleh karena itu, jangka waktu atau selang waktu
kalibrasi harus ditetapkan pada suatu instrumen ukur. Secara umum selang / interval kalibrasi
dapat ditentukan berdasarkan jenis alat ukur, frekuensi pemakaian, stabilitas, kondisi
pemakaiaan, batas kesalahan yang ada hubungannya dengan akurasi alat.

Selang kalibrasi biasanya dinyatakan dalam beberapa cara yaitu :

1. Dinyatakan dalam waktu kalender, misalnya enam bulan sekali, satu tahun sekali, dst.

2. Dinyatakan dalam waktu pemakaian, misalnya 1000 jam pakai, 5000 jam pakai, dst.

3. Kombinasi carapertama dan kedua, misalnya 6 bulan atau 1000 jam pakai,tergantung mana
yang lebih dulu tercapai.

2.6 Instrumen yang dikalibrasi di Lab Medis

Contoh instrument yang dikalibrasi di laboratorium medis yaitu :

- Oven berfungsi untuk mengeringkan alat-alat sebelum digunakan dan digunakan untuk
mengeringkan bahan yang dalam keadaan basah.

- Hotplate merupakan alat yang memiliki fungsi ganda dimana selain untuk memanaskan suatu
zat atau larutan Hotplate Stirrer juga bisa digunakan untuk menghomogenkan suatu larutan.
Pelat (plate) yang terdapat dalam alat ini dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat
proses homogenisasi.

- pH meter merupakan alat yang berfungsi untuk mengukur tingkat keasaman dan kebasahan dari
suatu zat. PH meter juga memberikan hasil yang akurat sehingga PH meter sering dipakai di
labolatorium- labolatorium, contohnya untuk mengukur derajat keasaman dan kebasaan dari
suatu media kultur
- Otoklaf adalah alat pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasisuatu benda
menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi selama kurang lebih 15 menit. Alat-alat yang
berupa glass ware maupun dissecding kit sebelum digunakan harus disterilkan dulu. Demikian
juga medium yang sudah dimasukan dalam botol medium harus disterilkan juga.

- Timbangan analitik adalah timbangan yang biasa di gunakan untuk menimbang di ruang
Labolatorium ataupun terutama di gunakan untuk menimbang sesuatu yang bersifat halus dan
tidak bisa menggunakan timbangan biasa biasanya timbangan analitik dimulai dari dua angka di
belakang koma sampai lima angka dibelakang koma.

2.7 Istilah-istilah dalam kalibrasi

i. Kecermatan ( Accuracy )

Kemampuan dari instrument ukur untuk memberikan indikasi pendekatan terhadap harga
sebenarnya dari obyek yang diukur.Dalam praktiknya, akurasi dinyatakan dalam batas error
(limit of error) dari alat ukur atau sistem di bawah kondisi operasi tertentu yang mungkin
sudah/belum ditentukan. Akurasi dapat diilustrasikan dengan pertimbangkan target tembak
melingkar dengan mata banteng di tengah. Beberapa penembak telah dipraktekkan di sana dan
peluru mereka telah meninggalkan tanda pada roda. Anda bisa menilai seberapa baik penembak
adalah, dengan melihat seberapa akurat dan tepat nya tembakan. Jika Anda melihat bahwa semua
tanda peluru yang tersebar di seluruh tempat dengan tidak dekat satu sama lain dan tidak dekat
dengan mata banteng baik, penembak adalah tidak tepat, atau akurat. Jika Anda melihat bahwa
tanda peluru benar pada daerah mata banteng dan semua mengelompok bersama-sama, maka
Anda sedang melihat penembak akurat dan tepat. Jika tanda jauh dari mata banteng, tetapi semua
mengelompok bersama-sama, Anda mencari di tempat kerja penembak tepat tapi tidak akurat
itu.Contoh :Mungkin pada keadaan tertentu, mikro pipet lebih akurat penggunaannya
dibandingkan pipet volume. Begitu juga dengan pipet volume. Tetapi untuk melihat tingkat
akurasinya, maka harus didapatkan melalui suatu persamaan. Yaitu dengan cara memasukan
hasil konsentrasi pada absorbansi pertama kedalam persamaan persentase akurasi. Ternyata
didapatkan hasil bahwa pada mikro pipet tingkat akurasinya sebesar 98,2% sedangkan pada pipet
volum tingkat akurasinya sebesar 93,33%. Dari hasil inilah kita dapat menentukan alat mana
yang lebih akurat. Dan yang lebih akurat adalah mikro pipet karena tingkat akurasinya lebih
mendekati 100% yaitu 98,2% sedangkan pada pipet volum hanya 93,33%

ii. Ketepatan ( Precision)


Presisi menyatakan seberapa dekat nilai hasil dua kali atau lebih pengulangan pengukuran.
Semakin dekat nilai-nilai hasil pengulangan pengukuran maka semakin presisi pengukuran
tersebut. Kedekatan nilai-nilai pengukuran individual yang didistribusikan sekitar nilai rata-
ratanya atau penyebaran nilai pengukuran individual dari nilai rata-ratanya. Alat ukur yang
mempunyai presisi yang bagus tidak menjamin bahwa alat ukur tersebut mempunyai akurasi
yang bagus.Ketepatan pembacaan skala pada alat sangat mempengaruhi hasil laboraturium,
karena pada alat-alat tertentu belum memiliki tingkat ketelitian yang tinggi. Hal ini tergantung
pada diameter alat yang digunakan, sebab semakin kecil diameter alat maka semakin besar
tingkat ketelitian dan resiko kesalahan penggunaan alat akan semakin kecil.
Contoh :
Jika dilihat dari absorbannya yang lebih presisi adalah yang menggunakan pipet volum
dibandingkan dengan menggunakan mikro pipet. Karena perbedaan keberulangannya hanya
±0,02 saja. Sedangkan pada mikro pipet perbedaan keberulangannya lumayan jauh. Tetapi untuk
melihat tingkat presisinya, kita tidak bisa hanya melihat pada hasil absorbansinya saja. Tetapi
nilai presisi dapat dilihat dari hasil standar deviasi yang diperoleh oleh kedua alat tersebut yang
kemudian dikonversikan kedalam persamaan untuk menghitung nilai presisi. Ternyata
didapatkan hasil bahwa pada mikro pipet nilai presisinya adalah 2,17% sedangkan pada pipet
volume, nilai presisi yang diperolehnya adalah sebesar 7,22%. Dari sinilah kita dapat
menentukan, alat mana yang lebih presisi. Pada pipet volume, nilai presisi yang diperoleh jauh
lebih besar dibandingkan pada mikro pipet. Maka dapat diketahui bahwa mikro pipet lebih
presisi dibandingkan dengan pipet volume.

iii. Koreksi ( Corection )

Suatu harga yang ditambahkan secara aljabar pada hasil dari alat ukur untuk mengkompensasi /
mengimbangi penambahan kesalahan sistematik.
Contoh

Metode kalibrasi timbangan analit elektronik biasa dilakukan dengan beberapa metode. Ketika
melakukan kalibrasi dengan menggunakan massa standar, maka hasil kalibrasi akan berupa nilai
penunjukkan I yang mungkin berbeda dengan nilai massa standar Ms. Perbedaan ini
menghasilkan faktor koreksi yang nilainya 0 > δ atau 0 < δ . Pada persyaratan OIML, nilai σ < δ
3 dengan σ standar deviasai pembacaan skala. Bila σ > δ 3 , maka timbangan harus disetel lebih
dulu atau diperbaiki. Karena memiliki ketidakpastian pengukuran, maka δ juga memiliki
ketidakpastian. Nilai skala yang dikalibrasi mendatangkan ralat atau ketidakpastian dengan
resolusi skala kalibrasi timbangan analit harus diketahui kemampuan baca ulang harga. Hal ini
dapat diketahui dengan melakukan pengukuran pada skala maksimum dan diulang-ulang.
Pengukuran ini mendatangkan ketidakpastian pengukuran dengan maks σ adalah ralat
maksimum. Ketidakpastian yang lain adalah muncul karena penggunaan titik nol. Hal ini dapat
diperoleh dengan mengulang-ulang pengukuran di 10 titik skala kemudian beban diambil
kembali sehingga nilai menuju nol.

iv. Kepekaan ( Sensitivity )

Perubahan pada reaksi alat ukur yang dibagi oleh hubungan perubahan aksinya.

Contoh :

Ketika menimbang gelas Erlenmeyer menggunakan timbangan analitik harus menunggu


sebentar sampai display menunjukkan angka nol dan ketika menimbang harap menutup bagian
dinding timbangan yang terbuat dari bahan kaca sehingga ketika mengukur gelas Erlenmeyer
udara tidak dapat masuk karena timbangan analitik sangat sensitive, timbangan analitik akan
mencatat berat udara bersamaan dengan berat Erlenmeyer sehingga pengukuran tidak sesui
dengan yang diharapkan.

V. Daya baca ( Resolution)


Besar pernyataan dari kemampuan peralatan untuk membedakan artidari dua tanda harga/skala
yang paling berdekatan dari besaran yangditunjukkan.

Contoh

Neraca Digital  Neraca digital bekerja dengan elektronis menggunakan tenaga listrik. Pada
umumnya menggunakan arus lemah dan indikatornya berbentuk angka digital yang tertera pada
layar sehingga mudah dibaca

vi. Rentang ukur ( Range )

Besar daerah ukur antara batas ukur bawah dan batas ukur atas.

Contoh
Thermometer batang, di angka skala terendah terlihat bilangan 20 C sedang pada angka
tertinggi ditulis 100 C. Maka Range alat ukur tersebut adalah 20 C - 100 C. Besaran range selalu
ditulis dua bilangan, yaitu antara bilangan terkecil ukur berapa sebagai batas minimal alat ukur
itu mampu menunjukan pengukurannya. Dan bilangan terbesar ukur sebagai batas maksimal alat
ukur itu mampu memperlihatkan hasil pengukurannya.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai dengan
rancangannya. Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang terhubung
dengan standar nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi. Bertujuan
untuk mencapai ketertelusuran pengukuran. Pada kegiatan industri dan penelitian peranan
kalibrasi merupakan salah satu tolak ukur jaminan mutu suatu produk/penelitian, sehingga semua
alat ukur (instrumentasi) dan bahan ukur harus dilakukan kalibrasi secara periodik, sesuai dengan
persyaratan standar atau spesifikasi teknis yang berlaku.

3.2 Saran

Kalibrasi adalah proses yang sangat penting untuk menentukan akurasi dan presisi suatu
alat ukur. Oleh karena itu, diharapkan pada saat proses kalibrasi petugas harus benar – benar
teliti dan memperhatikan setiap elemen / faktor yang dapat mempengaruhi hasil dari proses
kalibrasi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

 Samsiana, Seta dan Fitrah Ramdani.” KALIBRASI TERMOMETER DIGITAL


METODE SENSOR PLUS INDIKATOR”. 6 September 2016.http://www.ejournal-
unisma.net/ojs/index.php/jrec/article/viewFile/937/835.
 Kamus Besar Bahasa Indonesia.”Kalibrasi”. 7 September 2016
http://kbbi.web.id/kalibrasi.
 Wikipedia.”Kalibrasi”. 7 September 2016. https://id.wikipedia.org/wiki/Kalibrasi.
 Kawarasan,Bagas.”Modul Ajar Kalibrasi”. 9 September 2016.
https://www.scribd.com/doc/282341341/Modul-Ajar-Kalibrasi
 Susanto,Budi.”Laboratorium Kalibrasi”. 10 September 2016.
http://www.b4t.go.id/fasilitas/laboratorium/lab-kalibrasi/.
 Tsalissavrina ,Iva. “PEMELIHARAAN DAN KALIBRASI ALAT
LABORATORIUM”. 10 September
2016.http://gizi.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/07049-PEMELIHARAAN-
DAN-KALIBRASI-ALAT-LABORATORIUM.pdf.
 Wiandari,Kd Susi.”KALIBRASI”.10 September 2016.
http://dokumen.tips/documents/kalibrasi-55a3598e5ab4b.html
 Sabban, Indra F.” Laporan Praktikum Instrumentasi Labolatorium Bioteknologi”. 12
September
2016.https://www.academia.edu/8582962/Laporan_Praktikum_Instrumentasi_Labolatori
um_Bioteknologi.
 Amrih,Pitiyo. “Istilah Pada Alat Ukur (3) - Range, Span’’. 8 September 2016.
http://www.pitoyo.com/catatanpitoyo/index.php/cal/107-istilah-pada-alat-ukur-3-range-
span.

Anda mungkin juga menyukai