(STETOSKOP)
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
Nama : Daniel Nikolas
Nim : 210418013
Prodi : D III TEM
Dosen Pengampu : Sari Dabuke
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Tuhan yang di
berikan kepada saya sehingga dapat menyelesaikan laporan praktikum Peralatan Diagnostik
tentang Stetoskop. Pada laporan ini di bahas tentang apa saja yang menyangkut tentang alat
STETOSKOP yang terdiri dari beberapa komponen yang dapat kita pahami dan mengerti untuk
saat ini.
Semoga dengan adanya laporan praktikum, dapat membantu saya dalam memahami dan
mengetahui apa itu alat Stetoskop. Apabila ada kesalahan dalam pengetikan atau membuat
laporan ini saya selaku penulis saya meminta maaf.
Daniel Nikolas
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...................................................................................................................I
Daftar Isi..............................................................................................................................II
BAB I Pendahuluan
Latar Belakang.........................................................................................................1.1
Rumusan Masalah ...................................................................................................1.2
Tujuan Penulisan .....................................................................................................1.3
BAB 2 METODE PRATIKUM
Waktu dan tempat ............................................................................................................................................2.1
Alat dan Bahan.................................................................................................................................................2.2
Prosedur pratikum ...........................................................................................................................................2.3
BAB III Pembahasan
Landasan Teori Stetoskop .......................................................................................3.1
Prinsip Kerja Stetoskop ...........................................................................................3.2
Bagian dan Fungsi Stetoskop ..................................................................................3.3
Perkembangan Stetoskop..........................................................................................3.4
Penggunaan dan Perawatan Stetoskop .....................................................................3.5
BAB III Penutup
Kesimpulan................................................................................................................4.1
Saran .........................................................................................................................4.2
Daftar Pustaka ...........................................................................................................4.3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Stetoskop (bahasa Yunani: stethos, dada dan skopeein, memeriksa) adalah sebuah
alat medis akustik untuk memeriksa suara dalam tubuh, meskipun dia juga digunakan untuk
mendengar intestine dan aliran darah dalam arteri dan "vein". Alat ini banyak digunakan untuk
mendengar suara jantung dan pernafasan serta aliran darah dalam arteri dan vena. Meskipun juga
digunakan untuk mendengar intestine dan aliran darah dalam arteri dan "vein" ,Alat ini juga
digunakan oleh mekanik untuk mengisolasi suara tertentu dari mesin untuk diagnosis. Pengunaan
stetoskop sebagai alat bantu diagnosis cenderung sangat subjektif. Stetoskop merupakan
peralatan medis yang cukup sederhana untuk menentukan kondisi pasien dengan memeriksa
suara dalam tubuh. Objek pengamatan menggunakan stetoskop biasanya suara jantung atau suara
paru. Teknik ini biasa disebut dengan auskultasi. Masalah yang timbul pada auskultasi paru atau
jantung menggunakan stetoskop adalah noise lingkungan, kepekaan yang rendah, amplitudo dan
frekuensi yang rendah, dan pola suara yang relatif sama. Hasil diagnosis dokter sangat
tergantung dari kepekaan telinga dan pengalaman yang bersangkutan. Salah satu kelemahan lain
yang terjadi, yaitu tidak dapat mengetahui hitungan denyut jantung per menitnya apabila dokter
atau pemeriksa tidak menghitung secara manual, sehingga tidak dapat langsung untuk
mendiagnosa suatu keluhan atau penyakit yang diderita. Stetoskop elekronik dapat menjadi
solusi dari masalah di atas. Suara jantung atau paru yang diperiksa dapat didengarkan dengan
pengaturan besar kecilnya suara yang dihasilkan, dan mengetahui hitungan denyut jantung per
menitnya tanpa harus menggunakan 2 perhitungan secara manual.
Stetoskop akustik yang paling umum digunakan, dan beroperasi dengan menyalurkan suara dari
bagian dada, melalui tabung kosong berisi-udara, ke telinga pendengar. Bagian "chestpiece"
biasanya terdiri dari dua sisi yang dapat diletakaan di badan pasien untuk memperjelas suara;
sebuaah diaphgram (disk plastik) atau "bell" (mangkuk kosong). Bila diaphgram diletakkan di
pasien, suara tubuh menggetarkan diaphgram, menciptakan tekanan gelombang akustik yang
berjalan sampai ke tube ke telinga pendengar. Bila "bell" diletakkan di tubuh pasien getaran kulit
secara langsung memproduksi gelombang tekanan akustik yang berjalan ke telinga pendengar.
Bell menyalurkan suara frekuensi rendah, sedangkan diaphgram menyalurkan frekuensi suara
yang lebih tinggi. Stetoskop dua sisi ini diciptakan oleh Rappaport dan Sprague pada awal abad
ke-20. Permasalahan dengan akustik stetoskop adalah tingkatan suara sangat rendah, membuat
diagnosis sulit.
Stetoskop elektronik mengatasi tingkatan suara yang rendah dengan cara memperkuat suara
tubuh. Sekarang ini, telah ada beberapa perusahaan menawarkan stetoskop elektronik, dan
mungkin dalam beberapa tahun lagi, stetoskop elektronik akan menjadi lebih umum dari
stetoskop akustik. Stetoskop digunakan sebagai alat untuk mendiagnosa penyakit tertentu.
Stetoskop dapat menyalurkan suara tertentu dan menghilangkan suara yang lain. Sebelum
stetoskop ditemukan, doktor meletakkan telinganya ke dekat badan pasien dengan harapan untuk
mendengarkan sesuatu. Stetoskop sering kali dianggap sebagai simbol pekerjaan dokter, karena
dokter sering dilihat atau digambarkan dengan sebuah stetoskop yang tergantung di sekitar
lehernya. Stetoskop juga digunakan oleh mekanik untuk mengisolasi suara tertentu dari mesin
untuk diagnosa.
Letakkan tiub telinga supaya condong pada kira-kira 15° dan hujung telinga sejajar
dengan batang hidung, menghadap ke hadapan berkenaan dengan anda (lihat ilustrasi).
Dengan cara ini, tiub telinga akan diselaraskan dengan saluran telinga dan anda akan
memperoleh bunyi yang jelas dan tajam. Pegang tiub telinga di hadapan anda dengan satu
tiub di setiap tangan, bukanya, pisahkan tiub dan masukkan hujung telinga ke dalam
telinga anda.
B Pelarasan ketegangan busur
Jika anda berasa tidak selesa atau prestasi buruk, laraskan ketegangan tiub telinga.
Tekan tiub telinga binaural antara satu sama lain perlahan-lahan untuk meningkatkan
ketegangan, dan pisahkannya untuk mengurangkannya.
Mendiagnosa melalui suara dari tubuh manusia telah dilaporkan dalam Iiteratur medis kuno.
Hippocrates, Bapak Kedokteran, menganjukan untuk mencari instumen yang praktis untuk dunia
kedokteran di tahun 350 SM. Hippocrates menggunakan metode untuk menggunakan telinga
secara langsung ke dada dan menemukan bahwa hal itu berguna untuk mendeteksi akumulasi
cairan yang ada di dalam dada. Pada abad 16, ahli bedah terkenal Ambroise Pare mencatat
bahwa “jka ada materi lain di dalam dada, kita bisa mendengar suaranya dari botol yang disi
setengah."
Stetoskop ditemukan pada tahun 1816 ketika seorang dokter Prancis muda bernama Rene
Theophile Hyacinthe Laennec sedang memeriksa seorang pasien perempuan muda Laennec malu
untuk menempatkan telinganya di dada, yang merupakan metode auskultasi yang digunakan oleh
dokter pada saat itu. Dia teringat sebuah trik yang ia pelajari sebagai pada saat dia masih anak-
anak yang bermain suara melalui suatu padatan, kemudian ia menggulung 24 kembar kertas,
ditempatkan satu ujung ke telinga dan ujung bannya ke dada wanita itu. Ia senang menemukan
bahwa dari kerucut kertas itu ia bsa mendengar suara dengan keras dan jelas. Itulah kali pertama
yang tercatat dalam dokumentasi naskah auskultasi menggunakan stetoskop (Mediate Auskutasi)
di 8 Maret, 1817 ketika Laennec memeriksa Marie- Melanie Basset, yang berumur 40 tahun.
Laernnec menyebut alatnya dengan sebutan “Le Cyindre,” yang kemudian berubah menjadi
“Stetoskop”, yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti ‘saya lihat’ dan ‘dada.' Dan
menciptakan sebuah stethoscope dari sepotong kayu (seperti pada gambar di atas). Salah satu
ujung memuliki lubang untuk menempatkan di dekat telinga dan ujung lainnya berbentuk
cekung. Laennec menerbitkan hal tersebut pada risalah klasik pada auskultasi di tahun 1819 di
mana di sana ia membahas tentang stetoskop seta diilustrasikan desainnya. Edisi kedua dierbikan
pada tahun 1826, setelah Laennec meninggal akibat penyakit Tuberculosis. Stetoskop itu
digambarkan memiliki panjang 12 inci dan 1,5 inci dengan diameter lubang 3/8 inci. Pada saat
itu, Stetoskop bisa dibeli dengan harga 2 franc.
Dalam perkembangan selanjutnya, stetoskop sendiri terbagi menjadi dua macam yaitu
stetoskop Monaural dan Stetoskop Binaural.
1. Stetoskop Monaural Kayu Pada 1816, Rene Laennec, seorang dokter Perancis menggunakan
gulungan kertas untuk melakukan auskultasi pada pasien perempuan muda. Hal mi dilakukan
karena Laennec merasa sungkan untuk melakukan metode sebelunuya yakni auskultasi langsung
(telinga langsung ditempatkan pada tubuh pasien). Tahun berikutnya, Laennec menggunakan
potongan kayu cekung sebaga alat auskultasi yang kemudian disebut sebagai “stetoskop.”
Sampai hari ini, stetoskop monaural hampir semuanya terbuat dari kayu.
2. Stetoskop Binaural Karet Stetoskop Binaural terdiri dari pipa karet, logam untuk telinga. dan
untuk bagian dada terbuat dari logam yang dilindungi dengan karet di sekitar lingkaran Iuarnya
untuk kenyamanan pasien Sebagian besar stetoskop binaural dibuat dari bahan dasar yang sama
sejak ditemukan pada tahun 1850-an
Saat ini Stetoskop telah mengalami perubahan menjadi lebih modern. Ada dua jenis stetoskop:
akustik dan elektronik.
1. Stetoskop Akustik Paling umum digunakan, dan beroperasi dengan menyalurkan suara dari
bagian dada, melalui tabung kosong berisi-udara, ke telinga pendengar. Bagian “chestpiece”
biasanya terdiri dari dua sisi yang dapat diletakkan di badan pasien untuk memperjelas suara,
sebuah diaphgram (disk plastik) atau “bell” (mangkok kosong). Bila diaphgram dietakkan di
pasien, suara tubuh menggetarkan diaphgram menciptakan tekanan gelombang akustik yang
berjalan sampai ke tube ke telinga pendengar. Bila “bell” diletakkan di tubuh pasien getaran kulit
secara langsung memproduksi gelombang tekanan akustik yang berjaan ke telinga pendengar.
Bell menyalurkan suara frekuensi rendah, sedangkan diaphgram menyalurkan frekuensi suara
yang lebih tinggi.
2. Stetoskop Elektronik
Stetoskop Elektronik mengatasi tingkatan suara yang rendah dengan cara memperkuat suara
tubuh. Mungkin dalam beberapa tahun lagi, stetoskop elektronik akan menjadi lebih umum dari
stetoskop akustik.
Stetoskop dua sisi ini diciptakan okeh Rappaport dan Sprague pada awal abad ke-20.
Permasalahan dengan akustik stetoskop adalah tingkatan suara sangat rendah, membuat
diagnosis sulit. Stetoskop digunakan sebagai alat untuk mendiagnosa penyakit tertentu.
Stetoskop dapat menyalurkan suara tertentu dan menghilangkan suara yang lain. Stetoskop
seringkali dianggap sebagai simbol pekerjaan dokter, karena dokter sering dilihat atau
digambarkan dengan sebuah stetoskop yang tergantung di sekitar lehernya.
3.5 Penggunaan dan Perawatan Stetoskop
1. Penggunaan
a) Siapkan klien dengan posisi senyaman mungkin
b) Buka bagian baju yang menutupi dada klien
c) Pasang stetoskop padatelnga pemeriksa
Setiap stetoskop telah dirancang untuk di kenakan pada sudut yang benar dan sesuai secara
anatomi dan pas digunakan di lubang telinga pengguna. Awalnya, renggangkan dulu kedua
eartip, arahkan ke telinga.
Kemudian masukkan ke lubang telinga. Pastikan nyaman saat dipakai, biasanya dokter atau
perawat yang memakai kerudung agak kesulitan memasukkan eartip dari luar, karena mungkin
terhalang ciput kerudung sehingga eartip terlalu menekan telinga dan jadi tidak nyaman.
Kemudian rambut-rambut kecil juga kemungkinan bisa keluar dan terihat. Agar tidak
mengurangi performa akustiknya, yang pasti eartip masuk sempurna ke lubang telinga. Agar
nyaman saat dipakai, bisa disiasati dengan memasukan eartip dari dalam kerudung. Dengan
posisi yang benar pula tentunya, seperti ini. Eartip mengarah ke depan.
Gambar yang ketiga ini contoh penggunaan stetoskop yang salah Earipnya mengarah ke
belakang. Jika begini, suara tidak akan terdengar jelas atau bahkan tidak terdengar apa-apa. Hal
ini pastinya akan menghambat pekerjaan.
d) Letakkan stetoskop diatas kulit pada area intercostal. Area interkostal adalah area diantara
tulang iga.
e) Instruksikan pada pasien untuk bernafas perahan dengan mulut sedikit tertutup.
f) Dengarkan inspirasi dan ekspirasi. Inspirasi adalah saat udara masuk ke dalam paru-paru.
Ekspirasi adalah saat udara keluar dari paru- paru.
g) Catat hasil auskultasi. Auskultasi adalah sebuah istilah kedokteran di mana seorang dokter
mendengarkan suara di dalam tubuh pasien .
Jika untuk pemeriksaan di leher maka meletakkan stetoscope di leher meletakkan stetoskop di
leher dengan cara kedua tangan memegang ujung stetoskop kemudian stetoskop dilingkarkan
pada leher. Jika untuk pemeriksaan nadi, maka meletakkan membrane stetoskop di bagian tangan
yang lurus dengan ibu jari.
2. Pemeliharaan
Karena setiap hari dipakai pasti harus dirawat secara rutin juga untuk jaga performa akustik
stetoskop tetap baik. Sehingga suara-suara di dalam tubuh bisa tetap terdengar jeas dan diagnosis
dapat ditegakkan dengan baik. Untuk mendapatkan performa akustik yang baik, kita harus
memerhatikan ha-hal di bawah ini:
a. Ukuran eartip
Sesuaikan eartip dengan lubang telinga kita. Apabgi bila jenisnya yang soft. Bia teralu
besar, tekanan yang terjadi di lubang telinga akan menghasilkan suara yang buruk. Begitu
juga bila terlau kecil. Maka, saat membeli, harus benar-benar dicoba agar ukurannya
benar dan suara yang terdengar pun jelas.
c. Periksa segel
Stetoskop mengandalkan segel kedap udara untuk mengirimkan suara tubuh pasien ke
telinga pemeriksa. Jika pipa longgar, retak. atau lepas. maka suara yang terdengar pun
tidak akan optimal.
d. Periksa bell/diafragma
Bell dan diafragma itu bagian paling depan, yang ditempelkan ke tubuh pasien Jika kita
menggunakan stetoskop yang 2 sisi, lehernya kan bisa diputar-putar, tergantung kita mau
memakai bell atau diafragma. Jika mau menggunakan diafragma, maka bell harus
ditutup, agar kedap udara dan suara bisa terdengar, begitu sebaliknya.
Untuk pemeliharaan eartip kita dapat mencopot eartip dan membersihkannya. Untuk perawatan
dan pembersihan, yang harus diperlihatkan adalah mebekukannya dengan rutin 1 bulan sekali jka
memang dipakai setap hari. Cara merawatnya adalah dengan cara membersihkannya dengan
menggunakan cotton bud.
Usap seluruh permukaan diafragma dan bell dengan alcohol isopropyl 70%. Hal ini bisa
mengurangi jumlah bakteri hingga 94%. Lalu beri sedikit pelumas khusus di lubang suara, putar-
putar agar pelumas tersebar. Jika diafragma pecah, maka sudah tidak dapat digunakan lagi
sehingga harus diganti dengan yang baru.
Untuk pipa karet, bersihkan dengan pembersih vinil, plastic, dan karet. Jangan pernah
mencelupkan stetoskop ke dalam cairan apapun, atau terkena proses sterilisasi misalnya
menggunakan alcohol. Jika desinfektan diperlukan pakailah larutan akohol isopropil 70%.
Jauhkan dari panas dan dingin yang ekstrim minyak, dan pelarut lainnya. Pipa stetoskop
biasanya terbuat dari PVC (polyvinylchloride). PVC mi lama-lama akan menjadi kaku bia
bersentuhan dengan kulit, karena ada minyak yang keluar dari sana. Jadi, jika ingin digantungkan
di leher, jangan langsung kena kulit leher, gantungkan di kerah baju atau jas. Hal ini memang
tidak mencegah kekakuan, tapi bisa memperlama terjadinya kekakuan tersebut.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Stetoskop (bahasa Yunani stethos, dada dan skopeein, memeriksa) adalah sebuah alat medis
akustik untuk memeriksa suara dalam tubuh. Dia banyak digunakan untuk mendengar suara
jantung dan pernapasan, meskipun dia juga digunakan untuk mendengar gangguan intestine.
Pemeriksaan prenatal dan aliran darah dalam arteri dan "vein".
Fungsi stetoskop diantaranya adalah sebuah alat medis yang sering digunakan dokter untuk
memeriksakan kesehatan tekanan darah pasien paru-paru, jantung, gangguan sistem pencernaan,
dan prenatal pada ibu hamil. Stetoskop sendiri terbagi menjadi dua macam yaitu stetoskop
Monaural dan Stetoskop Binaural.
4.2 SARAN
Berdasarkan simpulan penelitian di atas, kami menyarankan kepada para pembaca, untuk
merawat dan memelihara stetoskop dengan cara yang benar. Karena setiap hari dipakai pasti
harus dirawat secara rutin juga untuk jaga performa akustik stetoskop tetap baik. Sehingga suara-
suara di dalam tubuh bisa tetap terdengar jeas dan diagnosis dapat ditegakkan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Rohmawati, Nur Fitri dan Desy Yeniar Ekawati. 2015. Praktek Diagnostik Stetoskop. Surabaya: Politeknik
Kesehatan Surabaya.
Hallo Sehat. (2018, 31 Oktober). “Mengenal Jenis, Bagian, dan Fungsi Stetoskop”. Diperoleh 24 Agustus
2019, dari https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/fungsi-dan-jenisstetoskop/
https://ms.manuals.plus/gima/32533-classic-dual-head-stethoscope-manual.agustus19,2022.ogos