Nama-nama Kelompok 2
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Manajemen Laboratorium tentang "Alat yang baik dan Terkalibrasi".
Makalah Manajemen Laboratorium ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Manajemen Laboratorium ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Laboratorium adalah tempat atau ruangan dimana para ilmuwan bekerja dengan
peralatan untuk penyelidikan dan pengujian terhadap suatu bahan atau benda (Procter,
1981). Kegiatan di laboratorium meliputi kegiatan yang sangat kompleks mulai dari
pengukuran, pengamatan, pengujian, penyelidikan, penelian dan sebagainya. Dalam
mempelajari dan melakukan percobaan analisis di laboratorium, diperlukan suatu alat
atau instrumentasi, yang sangat penting guna memperlancar dalam melakukan
percobaan- percobaan. Salah satu instrument yang penting dalam menunjang kegiatan
analisis di laboratorium adalah alat ukur. Alat ukur merupakan suatu alat yang kita
gunakan untuk mengetahui nilai ataupun besar dari satuaon yang kita ukur. Alat ukur
dapat dibedakan menjadi alat ukur massa, volume, suhu, waktu dan lain sebagainya.
Alat ukur merupakan ujung tombak dalam kualitas produk yang dihasilkan, karena
langsung berhubungan dengan proses, sehingga perlu dipelihara untuk mendapatkan
umur (life time) yang panjang. Alat ukur ini banyak digunakan dalam berbagai kegiatan
di laboratorium terutama untuk melakukan proses pengukuran dalam suatu analisis
kuantitatif. Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya
terhadap suatu standar atau satuan pengukuran.
Pengukuran adalah berupa proses menyatakan suatu angka secara empirik dan
objektif pada kejadian nyata sedemikian rupa, sebagai angka tadi dapat menjadikan
gambaran yang jelas mengenai objek atau kejadian tersebut. Pengukuran tidak hanya
terbatas pada kuantitas fisik, tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur hampir semua
benda yang bisa dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian. Di dalam pengukuran
suatu alat ukur tidak ada satupun hasil pengukuran yang mempunyai nilai kebenaran
mutlak. Oleh karena itu laboratorium pengujian perlu mengetahui tentang nilai
ketidakpastian dari alat ukur yang digunakan. Cara untuk mengetahui nilai
ketidakpastian dari alat ukur yang digunakan adalah dengan melakukan kalibrasi.
Kalibrasi pada dasarnya adalah suatu kegiatan untuk mencari hubungan antara
nilai yang ditunjukkan oleh alat ukur dengan nilai-nilai yang sudah diketahui, yang
berkaitan dengan besaran yang diukur dalam kondisi tertentu, atau bisa dikatakan
kalibrasi sebagai suatu kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai
penunjukan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar
yang tertelusur. Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur
sesuai dengan rancangannya. Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan suatu
standar yang terhubung dengan standar nasional maupun internasional dan bahan-
bahan acuan tersertifikasi.
Seringkali hasil pengukuran yang diberikan oleh beberapa alat sejenis tidak
selalu menunjukkan hasil yang sama, meskipun alat tersebut mempunyai tipe yang
sama. Perbedaan ini diperbesar lagi dengan adanya pengaruh lingkungan, operator,
serta metode pengukuran. Padahal dalam menghasilkan hasil pengukuran tersebut
sangat diharapkan bahwa setiap alat ukur yang digunakan dimanapun memberikan
hasil ukur yang sama dalam kaitannya dengan keperluan keamanan, kesehatan,
transaksi, dan keselamatan. Agar setiap alat dapat memberikan hasil ukur dengan
keabsahan yang sama, alat ukur tersebut perlu mempunyai ketelusuran kepada standar
nasional atau standar internasional. Setiap instrumen alat ukur sebelum digunakan atau
setelah digunakan pada periode tertentu (6 bulan atau 12 bulan), harus dilakukan
pengukuran dan dikalibrasi sesuai standar nasional ataupun internasional.
PEMBAHASAN
2.1 Kalibrasi
Dalam melakukan kalibrasi tidak mungkin suatu alat ukur dengan ketepatan lebih
besar dari standar kalibrasi pembanding. Suatu aturan yang sering diikuti adalah suatu
standar kalibrasi yang paling sedikit mempunyai ketepatan 10 kali alat ukur yang
dikalibrasi. Jadi adalah amat penting bahwa orang yang melakukan kalibrasi alat ukur
harus yakin bahwa standar kalibrasi mempunyai ketepatan yang memadai sebagai
pembanding.
b. Nilai Koreksi/Penyimpangan.
Menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar tetap sesuai dengan
spesefikasinya.
Untuk mendukung sistem mutu yang diterapkan di berbagai industri pada
peralatan laboratorium dan produksi yang dimiliki.
Bisa mengetahui perbedaan (penyimpangan) antara harga benar dengan
harga yang ditunjukkan oleh alat ukur.
Menjaga konsistensi mutu hasil produk yang dihasilkan.
Mengurangi kegagalan hasil produk.
Meningkatkan daya saing dalam pasar global.
Periode kalibrasi adalah selang waktu antara satu kalibrasi suatu alat ukur
dengan kalibrasi berikutnya. Periode kalibrasi tergantung pada beberapa faktor antara
lain pada kualitas metrologis alat ukur tersebut, frekuensi pemakaian, pemeliharaan
atau penyimpanan dan tingkat ketelitianya. Periode kalibrasi dapat ditetapkan
berdasarkan lamanya pemakaian alat, waktu kalender atau gabungan dari keduanya.
Bahan-bahan kimia
Untuk bahan-bahan
kimia yang bersifat asam dan alkalis, sebaiknya ditempatkan pada ruang fume.
Demikian juga untuk bahan-bahan yang mudah menguap. Ruangan fume perlu
dilengkapi fan, agar udara yang ada dapat terhembus keluar. Bahan-bahan kimia
yang ditempatkan dalam botol berwarna gelap, tidak boleh langsung terkena
sinar matahari dan sebaiknya ditempatkan pada lemari khusus.
Alat-alat optic
Alat-alat optic seperti mikroskop harus disimpan pada tempat yang kering
dan tidak lembab. Alat-alat optic lainnya seperti lensa pembesar, alat kamera
juga dapat ditempatkan pada lemari khusus.
Alat yang perlu di kalibrasi
a. Termometer
Kalibrasi dilakukan setiap 6 bulan sekali dengan cara sebagai berikut :
1) Letakkan thermometer yang dikalibrasi dan thermometer standar
bersertifikat berdekatan dalam ruang ber AC (suhu 20 o – 25oC) dan diamkan
selama 1 jam.
2) Catat suhu yang ditunjukkan oleh kedua alat thermometer.
3) Thermometer memenuhi syarat bila perbedaan pembacaan suhu antara
kedua thermometer adalah ± 0,5 oC.
4) Ulangi pemeriksaan di atas dengan menggunakan suhu 30 oC – 40 oC (dalam
oven).
b. Pipet
Cara :
1) Timbang botol timbangan dengan timbang analitik, kemudian catat hasilnya.
2) Isap waquadest yang sudah diukur suhunya dengan pipet yang sudah
dikalibrasi masukkan dalam botol timbang. Timbang botol timbangan yang
sudah berisi aquadest dan catat hasilnya.
3) Hitung perbedaan antara volume hasil perhitungan dengan volume yang
dipipet.
4) Batas penyimpangan yang masih diperbolehkan sesuai dengan jenis pipet
dapat dilihat pada tabel 12 di bawah.
c. Inkubator (incubator)
Cara :
1) Catat suhu inkubator pada kartu setiap hari sebelum mulai bekerja.
2) Penyimpangan suhu yang melebihi 2 oC, pengatur suhu perlu disetel
kembali.
e. Oven
Cara :
1) Secara berkala lakukan pemeriksaan suhu dengan menggunakan
termometer.
2) Cocokkan hasil yang di dapat antara suhu yang tercantum dalam oven
dengan suhu yang di tunjukkan oleh termometer standar.
f. Otoklaf (Autoclave)
Digunakan untuk menguji apakah fungsi alat, suhu, waktu dan tekanannya sudah
benar.
Pengujian dapat dilakukan dengan menggunakan :
1. Autoclave indicator tape.
Cara :
1) Rekatkan indicator tape secara melingkar pada kemasan yang aikan
disterilisasi. Pada otoklaf yang besar, kemasan diletakkan pada bagian atas dan
bagian bawah otoklaf.
2) Atur suhu, waktu dan tekanan
3) Hidupkan otoklaf
4) Setelah selesai baca indicator tape dengan melihat perubahan warna ang
terjadi pada garis – garis diagonal. Bila proses sterilisasi berjalan dengan baik,
garis – garis diagonal berubah warna dari putih menjadi coklat kehitam –
hitaman.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Kalibrasi adalah proses yang sangat penting untuk menentukan akurasi dan
presisi suatu alat ukur. Oleh karena itu, diharapkan pada saat proses kalibrasi petugas
harus benar – benar teliti dan memperhatikan setiap elemen atau faktor yang dapat
mempengaruhi hasil dari proses kalibrasi tersebut agar nilai yang dihasilkan tepat dan
tidak berubah-ubah.
DAFTAR PUSTAKA
https://ayuuyulissetyoningsih.wordpress.com/2014/06/08/kalibrasi-alat-ukur/
ayuuyulissetyoningsih, 8 Juni 2014
http://iqmal.staff.ugm.ac.id/wp-content/iqmal-2008-kalibrasi.pdf
tahir, 2008. arti penting kalibrasi pada proses pengukuran analitik: aplikasi pada
penggunaan phmeter dan spektrofotometer Uv0vis. laboratorium kimia dasar, jurusan
kimia, fmipa, universitas gadjah mada
. http://www.elektro.pnj.ac.id/upload/artikel/files/07_Edit&Layout_CecepS_JEE-
Sep2011_Kalibrasi%20Temperatur.pdf
http://sainstkim.teknik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2015/05/INSTRUKSI-KERJA-ALAT-
hotplate-stirer-IKA-C-mag.pdf
Prinsip Kerja Alat Lab Oct 31, 2012 by Widi Restu Gumelar
https://www.scribd.com/doc/111626966/Prinsip-Kerja-Alat-Lab
http://biosains.ub.ac.id/wrp-con/uploads/2012/10/INSTRUKSI-KERJA-ALAT-OVEN-
MEMMERT.pdf
(http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=daya%20baca
%20(resolution)&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiNiIzj_onPAhUBlZ
QKHUBjC_oQFggaMAA&url=http%3A%2F%2Fshare.its.ac.id%2Fmod%2Fresource
%2Fview.php%3Fid
%3D237&usg=AFQjCNFcNYloW8jW0a9Esn3DIE_dRjicAA&sig2=ipf23Pc06tvYgYrDtRb
5_A