“VALIDASI”
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
i
KATA PENGANTAR
Kelompok 1
DAFTAR ISI
ii
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. Kesimpulan .................................................................................. 15
B. Saran .......................................................................................... 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Validasi ?
2. Apa saja manfaat validasi ?
3. Bagaimana metode validasi ?
4. Bagaimana cara proses validasi ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan validasi
2. Untuk mengetahui manfaat validasi
3. Untuk mengetahui metode validasi
4. Untuk mengetahui proses validasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Validasi
3
4
Presisi
Akurasi
LOD
LOQ
Specificity
Validasi Metode
Linieritas
Range
Robustness
System Suitability
C. Metode Validasi
Metode yang digunakan di laboratorium harus dievaluasi dan diuji
untuk memastikan bahwa metode tersebut mampu menghasilkan data yang
valid dan sesuai dengan tujuan, maka metode harus divalidasi. Setiap
laboratorium direkomendasi bahwa metode yang baik harus divalidasi
ulang atau memverifikasi untuk memastikan bahwa metode tersebut
bekerja benar dalam lingkungan local
Metode uji divalidasi jika, metode baru yang akan digunakan
dalam pekerjaan rutin, setiap kali kondisi berubah maka metode harus
divalidasi, misalnya: instrument yang berbeda dengan karakteristik yang
berbeda, setiap kali metode berubah dan perubahannya di luar lingkup asli
dari metode.
Laboratorium harus memvalidasi :
1. Metode tidak baku
2. Metode yang didesain dan dikembangkan di laboratorium
3. Metode baku yang digunakan diluar lingkup yang dimaksud
4. Metode baku yang dimodifikasi
5. Metode bukti untuk menegaskan dan mengkonfirmasi bahwa metode
itu sesuai untuk penggunaan yang dimaksudkan
Menurut Harmita pada Tahun 2004, validasi metode analisis adalah
suatu tindakan parameter tertentu, bersasarkan percobaan laboratorium untuk
membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan dalam
penggunaannya
Parameter- parameter yang harus dilakukan untuk memvalidasi
metode uji yaitu :
1. Repeatability dan Reproducibility
2. Akurasi (ketepatan/accuracy)
3. Perolehan kembali (recovery)
4. Limit deteksi dan limit kuantitatif
5. Ketidakpastian (uncertainty)
6. Daerah linier pengukurn dan daerah kerja
7
D. Proses Validasi
Proses validasi memiliki fungsi untuk mengenali kesalahan pada tahap
preanalitik dan sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan pada tahap
postanalitik (hasil) diminimalisasi.
1. Validasi Preanalitik
a. Variable Fisiologis
Variable fisiologis bertujuan untuk mengidentifikasi variabel
fisiologis dari pasien. Hal ini terkait dengan adanya pengaruh
variabel fisiologis terhadap hasil pemeriksaan tertentu. Aspek-
aspek yang termasuk bagian dari variabel fisiologis antara lain
usia, jenis kelamin, siklus menstruasi, gaya hidup pasien seperti
merokok atau konsumsi alkohol, serta diet (puasa) yang dilakukan
oleh pasien tersebut.
b. Variabel Pengambilan Spesimen
Variabel pengambilan spesimen meliputi beberapa aspek yang
mempengaruhi hasil pemeriksaan yaitu :
Identifikasi identitas pasien serta jam pengambilan sampel
Teknik labelling
9
2. Validasi Analitik
Validasi analitik yang dilakukan di laboratorium meliputi :
1) Kondisi Alat
Alat yang digunakan di laboratorium secara berkala harus melalui
proses maintenance serta kalibrasi untuk memastikan keadaan alat
selalu dalam kondisi prima sehingga tidak menjadi kendala dalam
proses pemeriksaan spesimen. Kegiatan pemeliharaan harus dilakukan
secara rutin.
2) Kalibrasi Alat
Alat maupun instrumen pemeriksaan lain diharapkan sudah melalui
kalibrasi yang dilakukan secara berkala untuk memastikan satuan ukur
yang dimiliki masing-masing alat ukur tersebut akurat dan tepat untuk
proses pemeriksaan spesimen di laboratorium.
3) Hasil Kontrol
10
o Nilai rujukan
3) Penjelasan dari test yang divalidasi Fisiologis normal, keadaan kondisi
patologi serta kemungkinan pada kondisi apa saja akan terjadi hasil
seperti pada pasien tersebut.
4) Tes lanjutan/tes lainnya yang berkorelasi, Apakah hasil kedua tes
tersebut memiliki korelasi atau tidak. Jika tidak tersedia tes lainnya,
maka sarankan pasien untuk melakukan pemeriksaan terhadap test
lainnya. Saran diberikan oleh dokter penanggung jawab.
Contoh Kasus :
1. Pasien Bayi A Periksa Urin Rutin. Bayi dirawat di Puskesmas. Hasil urin
rutin Normal, tidak ada hasil yang abnormal.
2. Keesokan harinya, puskesmas melalui laboratorium X minta pasien bayi
diperiksa kultur urin. Sampel dirujuk ke PNRL. Hasil hitung kuman
10.000 koloni/mL.
3. Apakah hasil kultur dapat dikeluarkan ?
Analisa:
Cek pre-analitik:
a. Apakah sampel urin ditampung dengan benar ataukah urin diambil
dari “urin bag”. Mengapa itu penting ? Karena hasil hitung kuman
tidak sesuai dengan urin rutin. Analisa apakah kemungkinan terjadi
kontaminasi atau tidak.
b. Sampel yang berasal dari urin bag, kemungkinan ada kontaminasi.
c. Tanyakan ke lab perujuk.
Kriteria Hasil Yang Harus Diulang:
1) Hasil yang berada pada rentang nilai kritis.
2) Hasil “Borderline” dan sesuai kit insert harus dilakukan
pengulangan.
3) Hasil Normal tetapi muncul flagging di alat.
4) Hasil yang tidak mungkin “Imposible value”.
5) Adanya kecenderungan hasil pada konsentrasi tertentu dalam
jangka waktu yang lama.
12
B. Saran
Demi kesempurnaan makalah ini, kami sangat mengharapkan kritik dan
saran dari Dosen Pengampu mata kuliah QC Kimia Klinik dan Teman-Teman
yang bersifat membangun kearah kebaikan deki kelancaran dan
kesempurnaan makalah ini.
15
DAFTAR PUSTAKA
Bievre, P., and Gunzler, H., (1998) . Eurachem guidance document. The fitness
chemists
Day, R. A., dan Underwood, A. L., (2002). Analisis kimia kuantitatif (edisi
https://www.patelkijateng.org/wp-content/uploads/2018/08/Validasi-Hasil-
Riyanto.2014. Validasi dan Verifikasi Metode Uji Sesuai Dengan ISO/IEC 17025.
Yogyakarta : Deepublish.
16
17