Penyusun:
TIM DOSEN
Penyusun
i
DAFTAR ISI
HAL
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
PENDAHULUAN 5
LAMPIRAN 36
iii
DAFTAR LAMPIRAN
iii
PENDAHULUAN
5
1. Metode Standar yang dipublikasikan secara nasional, regional, atau
internasional (Contohnya : SNI, ASTM, AOAC, ISO, dan lain-lain)
2. Metode terpublikasi, yaitu metode yang dikembangkan oleh ilmuwan atau
engineer secara individudan dipublikasikan oleh organisasi teknis yang
mempunyai reputasi, atau jurnal, atau dari spesifikasi pabrik pembuat perlatan.
3. Metode yang dikembangkan sendiri oleh laboratorium
6
VALIDASI METODE UJI
𝑋! − 𝑋"
𝑅𝑃𝐷 = & & 𝑥 100%
𝑋)
Keterangan:
RPD = Relative Percent Difference
𝑋) = Rerata hasil pengujian
𝑋! = Hasil pengujian pertama
𝑋" = Hasil pengujian kedua
Untuk pengujian yang dilakukan lebih dari 2 kali (minimal 5 kali), replika
ditentukan berdasarkan nilai RSD ( Relative Standard Deviation).
7
Buat tujuh larutan sampel sebagaimana cara kerja preparasi larutan sampel. Uji
sesuai prosedur. Hitung nilai % RSD (Relative Standard Deviation) dan % CV
(Coeficient Variation) Horwitz-nya.
Rumus :
SD
%RSD = x100%
x'
Keterangan :
C = fraksi konsentrasi analit dalam sampel
RSD = Relative Standard Deviation
𝑆𝐷 = Standard Deviation
𝑥̅ = Rerata hasil pengujian
2. Akurasi (Ketepatan)
Ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analisis dengan kadar analit
sebenarnya. Akurasi dapat dinyatakan sebagai persen perolehan kembali
(recovery) analit yang ditambahkan; yaitu metode simulasi (spiked-placebo
recovery) atau metode penambahan baku (standar adisi). Akurasi dapat
dievaluasi juga dengan menggunakan bias atau trueness terhadap nilai benarnya
(Misal ; CRM dan/atau SRM). Pengujian akurasi dilakukan untuk mengukur
kemampuan suatu metode analisa dalam memperoleh nilai yang sebenarnya
(ketepatan pengukuran). Akurasi dapat dinyatakan sebagai persentase (%)
perolehan kembali (recovery).
Lakukan sebagaimana penetapan presisi sampel tetapi sebelumnya lakukan
teknik spiking (memperkaya) dengan cara menambahkan standar analit dengan
konsentrasi tertentu. Ukur serapannya (absorbansi) dan hitung persentase
perolehan kembalinya (% Recovery).
8
Rumus :
C# − C"
%Recovery = x 100%
C!
atau
𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑗𝑖𝑎𝑛
% 𝑟𝑒𝑐𝑜𝑣𝑒𝑟𝑦 = 𝑥 100 %
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎
Keterangan :
C1 = Kadar analit standar yang dispike (target value)
C2 = Kadar analit dalam sampel sebelum dispike analit standar
C3 = Kadar analit dalam sampel setelah dispike analit standar
∑(x$ − x))"
SD = ;
n−1
Keterangan :
SD = Standar deviasi
xi = Nilai konsentrasi ke-i
x) = Nilai rata-rata konsentrasi (mg/L)
n = Jumlah ulangan pengukuran
4. Limit Quantitasi
Konsentrasi terendah analit dalam sampel yang dapat ditentukan dengan tingkat
presisi dan akurasi yang dapat diterima.
9
5. Limit Deteksi Metode
Buat tujuh larutan sampel sebagaimana cara kerja preparasi larutan sampel. Ukur
serapannya (absorbansi) dan hitung nilai LDM. Jika konsentrasi analit logam
dalam larutan sampel lebih tinggi daripada deret larutan kalibrasi standar kerja
yang dibuat maka lakukan pengenceran. Jika konsentrasi analit dalam larutan
sampel lebih kecil daripada nilai limit deteksi instrumen, maka lakukan teknik
spiking dengan cara menambahkan standar analit dengan konsentrasi
pembacaan analit dalam sampel berada dalam rentang konsentrasi kurva
kalibrasi standar.
Rumus :
∑(x$ − x))"
SD = ;
n−1
Keterangan :
LDM = Limit Deteksi Metode
SD = Standar deviasi
xi = Nilai konsentrasi ke-i
x) = Nilai rata-rata konsentrasi (mg/L)
n = Jumlah ulangan pengukuran
ttabel , α = 99 % atau 95%
6. Spesifisitas
Spesifisitas, merupakan kemampuan metode yang hanya mengukur zat tertentu
saja secara cermat dan seksama dengan adanya komponen lain yang mungkin
ada dalam matriks sampel. Selektivitas dinyatakan sebagai derajat
penyimpangan (degree of bias)
7. Linearitas
Linieritas adalah kemampuan metode memberikan respon proporsional terhadap
konsentrasi analit dalam sampel, minimal 5 konsentrasi larutan standar yang
10
berbeda yang menaik dengan rentang 50 – 100% dari rentang komponen uji.
Tujuan linieritas adalah untuk mengetahui kemampuan standar dalam
mendeteksi analit dalam contoh, diharapkan respon liner terhadap konsentrasi
larutan baku dengan nilai koefisien korelasi ( r ) mendekati 1,00 dan nilai
derajat kemiringan kurva mendekati 45o (evaluasi berdasarkan nilai slope).
Buat minimal lima larutan kalibrasi (sesuai rentang standar kerja yang
digunakan) dengan memindahkan larutan standar induk 1000 mg/L
menggunakan buret ke dalam masing-masing labu takar 100 mL, ditera dengan
larutan blanko, dan dihomogenkan. Kelima larutan standar tersebut diukur
serapannya (absorbansi) dengan instrumen yang sesuai. Lakukan tiga kali
pengulangan pembacaan. Selanjutnya dibuat kurva kalibrasi yang
menghubungkan antara konsentrasi dan absorbansi sehingga didapatkan nilai
koefisien korelasinya (r).
Rumus :
∑ xy
∑ xy − Q
n R
r=
(∑ x)" (∑ y)"
S∑ x " − Q R . S∑ y " − Q
n n R
Keterangan :
r = nilai koefisien korelasi (linieritas)
x = nilai konsentrasi standar (mg/L)
y = nilai pembacaan absorbansi standar
n = jumlah deret standar yang digunakan
11
Ketahanan suatu metode terhadap perubahan kecil (10–20) % dari kondisi pada
prosedur, misalnya : stabilitas larutan analit, jenis pelarut, konsentrasi pelarut,
perubahan pH, waktu ekstraksi, perbedaan kolom, perubahan temperatur.
Ketahanan metode uji dievaluasi dengan uji standar keberterimaan akurasi dan
presisi atau dengan uji-t (ketepatan) dan uji F (ketelitian). Pengujian dilakukan
pengujian pada sampel uji berulang (minimal 7x) pada kondisi normal dan
kondisi perubahannya, kemudian dievaluasi terhadap standarkeberterimaan
(akurasi dan presisi) sesuai syarat keberterimaan yang digunakan.
• Uji Simpangan Baku (Uji F)
Hipotesis o (Ho) :δ1= δ2
Hipotesis 1 (H1) :δ1≠ δ2
"
+!
F hitung = "
+"
ü Jika F hitung < F tabel : δ1=δ2 (hasil simpangan baku 1 dan 2 Tidak
Berbeda Nyata); maka artinya : presisi kedua kondisi diterima.
ü Jika F hitung > F tabel : δ1≠δ2 (hasil simpangan baku 1 dan 2
Berbeda Nyata); maka artinya : presisi kedua kondisi ditolak.
12
Tahapan Estimasi Ketidakpastian pengukuran :
1. Buat model sistem pengujian (bagan kerja).
2. Buat rumus atau formula perhitungan (identifikasi besaran yang akan
diukur).
3. Identifikasi sumber-sumber ketidakpastian dan buat daftar dari semua
faktor yang dapat memberikan kontribusi kesalahan terhadap hasil akhir
pengujian (dalam bentuk diagram fish bond atau diagram tulang ikan
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Gambarkan tulang punggungnya.
b. Letakkan parameter yang dicari dalam hasil akhir pengujian sebagai
kepala ikannya.
c. Gambarkan semua yang terdapat dalam rumus perhitungan dan tidak
terdapat dalam rumus, namun memberikan kontribusi (seperti: presisi
metode, homogenitas sampel, recovery, efek temperatur, dan lain-
lain).
4. Kelompokkan faktor-faktor tersebut dalam komponen ketidakpastian tipe
A dan tipe B. Komponen-komponen tersebut sebagai komponen
ketidakpastian baku (μ).
5. Hitung estimasi masing-masing ketidakpastian baku sebagai simpangan
baku (SD).
a. Perhitungan ketidakpastian baku tipe A :
SD
µ=
n
Keterangan :
SD = standar deviasi (simpangan baku)
n = jumlah pengulangan pengujian
b. Perhitungan ketidakpastian baku tipe B :
Ø Jika dilengkapi dengan data sekunder (misal: data kalibrasi
peralatan), maka untuk tingkat kepercayaan 95 % digunakan
rumus sebagai berikut :
µ ( x ) = SD 2
13
Ø Jika tidak dilengkapi data sekunder, maka dianggap distribusi
rectangular.
µ( x ) = SD
3
Sedangkan untuk alat-alat volumetrik yang masih baru dan sangat
tepat dapat digunakan distribusi triangular.
µ ( x ) = SD 6
14
7. Hitung ketidakpastian diperluas (U)
U = k.µg
Keterangan :
U = ketidakpastian diperluas
k = faktor Pencakupan
µg = ketidakpastian baku gabungan
Keterangan :
X = rata – rata
𝑡(-,/) = nilai t – tabel(derajat bebas, tingkat kepercayaan)
Derajat bebas = (n – 1)
SD = standar deviasi
n = jumlah data
atau
𝑆𝐷
× ± 3 ( )
√𝑛
15
Hasil uji parameter validasi metode uji dievaluasi sesuai standar/syarat
keberteriamaan dan dibuatkan keputusan hasil validasi metode uji terhadap
parameter unjuk kerja yang diuji.
Parameter Persyaratan
Kinerja Metode
Linieritas Nilai r > 0,995
Deret standar terkuantisasi (presisi dan akurasi diterima)
16
PRAKTIK 1.
VALIDASI METODE UJI
PENETAPAN KADAR AIR
DALAM TEPUNG TERIGU SECARA GRAVIMETRI
1. RUANG LINGKUP :
Modifikasi SNI 3751-2009, metode uji penetapan kadar air dalam sampel
tepung terigu secara gravimetri (oven pada suhu130oC).dan melaksanakan uji
presisi, akurasi, dan estimasi ketidakpastian pengukuran.
Jenis Metode Uji : Modifikasi SNI 3751-2018 Tepung Terigu
2. PRINSIP
Kehilangan bobot yang terjadi pada pemanasan dalam oven dengan suhu 130oC
selama 1 jam.
3. BAHAN
Tepung terigu
4. PERALATAN
• Neraca analitik dengan ketelitian 0,1 mg
• Oven dengan ketelitian 1oC
• Botol timbang aluminium dengan penutup 5 cm
• Desikator
5. CARA KERJA/UJI/PROSEDUR
• Botol timbang beserta tutupnya, panaskan dalam oven dengan suhu kira-
kira (130±3)OC selama 1 jam, dinginkan cawan dalam desikator selama 30
menit, dan timbang.
• Panaskan botol timbang dalam keadaan terbuka dalam oven pada suhu
(130±3)OC selama 1 jam (1 jam setelah oven 130oC)
• Tutup botol timbang dengan penutupnya setalah 1 jam, ketika masih dalam
oven, kemudian pindahkan ke desikator, dinginkan selama 30 menit dan
ditimbang (W1)
17
• Perhitungan
Keterangan
18
7. SIMPULAN
Metode Acuan :
Modifikasi :
Teknik :
Analit :
Matriks sampel :
Batas toleransi
Tanggal
No. Parameter Nilai (Syarat Simpulan
Pelaksanaan
Keberterimaan)
1 Robusness Presisi
2 Robusness Akurasi
3 Ketidakpastian (U)
4 Laporan hasil uji
(X ± U)
Persyaratan :
Metode uji dinyatakan valid jika nilai parameter (1 – 3) memenuhi syarat (tidak
melebihi batas toleransi)
19
PRAKTIK.2
VALIDASI METODE UJI
PENETAPAN KESADAHAN TOTAL DALAM AIR
SECARA TITRIMETRI
1. RUANG LINGKUP :
Modifikasi metode SNI 06-6989 9.12-2004, penetapan kesadahan dalam sampel air
secara titrimetri dan melaksanakan pengujian terhadap parameter presisi, akurasi, dan
estimasi ketidakpastian pengukuran.
2. Jenis Metode Uji : Modifikasi SNI 06-6989 9.12-2004 Cara uji kesadahan total
kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dengan metode titrimetri
20
21
22
23
24
25
26
3. Prosedur Tahapan Validasi Metode Uji :
a. Buatlah design validasi metode uji sesuai modifikasi SNI 06-6989 9.12-
2004 Cara uji kesadahan total kalsium (Ca) dan magnesium (Mg)
dengan metode titrimetri buat tabel hasil pengujian yang dibutuhkan
untuk pengolahan data hasil uji
b. Buatlah template pengolahan data hasil pengujian parameter validasi
metode uji penetapan kadar abu dalam sampel tepung terigu
c. Siapkan kebutuhan bahan dan peralatan sesuai kebutuhan dalam design
yang telah dibuat
d. Lakukan pengujian terhadap parameter validasi metode uji sesuai
design yang dibuat
e. Olah hasil data pengujian parameter validasi metode uji
f. Buatlah laporan sesuai laporan tugas akhir (prakerin) validasi metode
uji
27
4. SIMPULAN
Metode Acuan :
Modifikasi :
Teknik :
Analit :
Matriks sampel :
Batas toleransi
Tanggal
No. Parameter Nilai (Syarat Simpulan
Pelaksanaan
Keberterimaan)
1 Robusness Presisi
2 Robusness Akurasi
3 Ketidakpastian (U)
4 Laporan hasil uji
(X ± U)
Persyaratan :
Metode uji dinyatakan valid jika nilai parameter (1 – 4) memenuhi syarat (tidak
melebihi batas toleransi)
28
PRAKTIK. 3
VALIDASI METODE UJI
PENETAPAN CROM HEKSAVALEN DALAM AIR
SECARA SPEKTROFOTOMETRI
1. RUANG LINGKUP :
Modifikasi metode SNI 6989.71:2009 uji penetapan krom heksavalen dalam sampel
air secara spektrofotometri, dan melaksanakan pengujian terhadap Panjang
gelombang maksimum, limit deteksi, robusnets (presisi dan akurasi), dan estimasi
ketidakpastian pengukuran.
2. Jenis Metode Uji : Modifikasi SNI 6989.71:2009 Air dan air limbah – Bagian 71:
Cara uji krom heksavalen (Vr-VI) dalam contoh uji secara spektrofotometri
29
30
31
32
4. Prosedur Tahapan Validasi Metode Uji :
a. Buatlah design validasi metode uji sesuai modifikasi uji krom
heksavalen (Vr-VI) dalam sampel uji secara spektrofotometri dan buat
Tabel untuk pengolahan data hasil uji
b. Buatlah template pengolahan data hasil pengujian parameter validasi
metode uji penetapan kadar abu dalam sampel tepung terigu
c. Siapkan kebutuhan bahan dan peralatan sesuai kebutuhan dalam design
yang telah dibuat
d. Lakukan pengujian terhadap parameter validasi metode uji sesuai
design yang dibuat
e. Olah hasil data pengujian parameter validasi metode uji
f. Buatlah laporan sesuai laporan tugas akhir (prakerin) validasi metode
Uji
33
4. SIMPULAN
Metode Acuan :
Modifikasi :
Teknik :
Analit :
Matriks sampel :
Batas toleransi
Tanggal
No. Parameter Nilai (Syarat Simpulan
Pelaksanaan
Keberterimaan)
1 Panjang
gelombang max
2 Limit deteksi
instrumen
3
Linieritas
4 Limit deteksi
metode
5 Limit deteksi
Quantitasi
6 Robusness Presisi
7 Robusness Akurasi
8 Ketidakpastian (U)
9 Laporan hasil uji
(X ± U)
Persyaratan :
Metode uji dinyatakan valid jika nilai parameter (3 – 8) memenuhi syarat (tidak
melebihi batas toleransi)
34
DAFTAR PUSTAKA
Chan, Herman Lam, Lee and Zhang.2004. Analytical Method Validation and
Instrument Performance Verification. Wiley Interscience.
Eurachem Guide 2012. Guide to Uncertainty in Analytical Chemistry.
Eurachem Guide 2014. Guide to validation and verification of quantitative and
qualitative test methods;
NATA, Technical Note 17 — October 2013, Guidelines for the validation and
verification of quantitative and qualitative test methods; Issued: August
2004 Amended and reissued: December 2006, April 2009, March 2012,
June 2012, October 2013
Michael E.S, and Ira.S.K, 2012. Handbook of Analytical Validation. CRC Press.
New York
Miller and Miller,. 1991. Statistika untuk Kimia Analitik.
SNI 3751-2018 Tepung Terigu
SNI 06-6989 9.12-2004 Cara uji kesadahan total kalsium (Ca) dan magnesium (Mg)
dengan metode titrimetri
SNI 6989.71:2009 Air dan air limbah – Bagian 71: Cara uji krom heksavalen (Vr-
VI) dalam contoh uji secara spektrofotometri
35
LAMPIRAN
36
BATAS KEPERCAYAAN :
𝑆𝐷
× ± (𝑡(2,3) 𝑥 )
√𝑛
UJI BEDA NYATA :
1. PRESISI (UJI – F)
Uji-F membandingkan dua nilai simpangan baku , yang mengevaluasi
kepresisian (ketelitian) jenis kesalahan acak (random error) yang diperoleh
dari 2 set data (kelompok)
37
2. AKURASI (UJI – t)
Uji-t merupakan uji signifikansi dua nilai rata-rata dua kumpulan data.
Uji t ada 2 jenis :
1. Uji-t Untuk Suatu Kumpulan Data dibandingkan terhadap Suatu Nilai
Tunggal (acuan), dengan rumus t – hitung sebagai berikut :
t=
(x - µ ) n
s
Keterangan :
x = nilai rata-rata pengujian
µ = nilai acuan
n = jumlah data pengujian
s = standar deviasi pengujian
derajat bebas (db) untuk t – tabel = (n -1)
2. Uji-t untuk membandingkan dua kumpulan data (2 set data), menggunakan
rumus t – hitung sebagai berikut :
( x1 - x2 )
t=
1 1
s +
n1 n2
s=
(n1 - 1)s12 + (n2 -1)s2 2
(n1 + n2 - 2)
Keterangan :
X1 = nilai rata-rata pengujian kelompok 1
X2 = nilai rata-rata pengujian kelompok 2
n1 = jumlah data pengujian kelompok 1
n2 = jumlah data pengujian kelompok 2
s = standar deviasi gabungan
derajat bebas (db) untuk t – tabel = (n1 + n2 – 2)
38
Evaluasi uji – t :
Hipotesis :
Ho : nilai rata (akurasi) kelompok 1 tidak berbeda dengan kelompok 2
Kriteria Uji:
39
Lampiran 2. Tabel - t
40
Cara Pembacaan :
41
Lampiran 3. Tabel – F
42