Anda di halaman 1dari 18

VALIDASI METODE ANALISIS EG DEG PADA BAHAN BAKU

PROPILEN GLIKOL, GLISERIN, DAN SORBITOL

OLEH :

MIRANI HALIMA (260112220029)

ANDIKA AKMAL KIBAS (260112220030)

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

JATINANGOR

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-nya dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktunya. Adapun tema dari
makalah ini adalah “Validasi Metode Analisis EG DEG Pada Bahan Baku Propilen Glikol,
Gliserin dan Sorbitol”.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kapada
dosen pengampu yang telah memberikan tugas terhadap kami. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.

Kami jauh dari sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan
saran yang membangun senantiasa kami harapkan. Semoga makalah ini dapat berguna bagi
saya dan orang lain, khususna pada pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

ii
DAFTAR ISI

COVER.................................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..................................................................................................................1
1.3. Tujuan Masalah.....................................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................................2
2.1. Pengertian validasi Metode Analisis......................................................................................2
2.2. Spesifitas................................................................................................................................2
2.3. Presisi....................................................................................................................................3
2.4. Akurasi..................................................................................................................................3
2.5. Linieritas................................................................................................................................4
2.6. Limit Deteksi.........................................................................................................................5
2.7. Validasi Metode Analisis pada bahan baku propilen glikol, gliserin, dan Sorbitol..............5
BAB III PEMBAHASAN..................................................................................................................10
3.1. Propilen Glikol.....................................................................................................................11
3.2. Gliserin................................................................................................................................12
3.3. Sorbitol................................................................................................................................12
BAB IV KESIMPULAN....................................................................................................................14
4.1. Kesimpulan..........................................................................................................................14
4.2. Saran....................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Validasi metode adalah suatu tindakan penelitian terhadap parameter tertentu


berdasarkan percobaan laboratorium. Validasi metode bertujuan untuk membuktikan
beberapa parameter memenuhi persyaratan untuk penggunaanya. Parameter validasi
metode yang digunakan adalah akurasi, presisi, LOD dan LOQ (Gandjar dan Rohman,
2012).

Validasi metode sangat diperlukan karena beberapa alasan yaituv validasi metode
merupakan elemen penting dari kontrol kualitas, validasi menbantu memberikan
jaminan bahwa pengukuran akan dapat diandalkan. Dalam berbagai bidang, validasi
metode adalah persyaratan peraturan.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Agar mahasiswa dapat memahami uji metode analisis pada bahan baku
propilen glikol, Gliserin, dan Sorbitol?
1.2.2. Agar mahasiswa memahami cara metode analisis?

1.3. Tujuan Masalah


1.3.1. Memahami uji metode analisis pada bahan baku propilen glikol, Gliserin, dan
Sorbitol
1.3.2. Agar mahasiswa memahami cara metode analisis

iv
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian validasi Metode Analisis


Validasi metoda analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter
tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan bahwa
parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya. Validasi metode
analisis bertujuan untuk mengkonfirmasi bahwa metode analisis tersebut dapat
sesuai untuk peruntukannya. Validasi metode anlisis juga merupakan proses yang
dilakukan melalui percobaan laboratorium dimana karakteristik dari suatu prosedur
memenuhi persyaratan untuk aplikasi analisis (USP XXXVII, 2014). Validasi
metode merupakan proses utnuk memastikan bahwa prosedur yang memnuhi
standar reliabilitas, akurasi, preisis sesuai tujuan yang diharapkan (Ahuja dan Dong,
2018). Validasi metode dilakukan untuk menjamin bahwa metode analisis akurat,
spesifik, reprodusibel dan tahan pada kisaran analit yang akan dianalisis (Gandjar
dan Rohman, 2014). Validasi metode analisi adalah suatu penelilain terhadap
paramter tertentu, berdasarkan percobaan labotorium, untuk membuktikan bahwa
paramter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaanya.
Prosedur analisis yang harus divalidasi meliputi beberapa jenis pengujian, yaitu
adanya pengotor, uji limit untuk mengendalikan keberadaan pengotor, serta uji
kuantitatif komponen aktif atau komponen lain dalam produk obat – obatan. Selain
itu, terdapat 8 parameter validasi metode analisis yaitu spesifitas, presisi atau
ketelitian, akurasi atau ketepatan, linieritas, kisaran, limit deteksi, limit kuantitas
dan ketangguhan. Pemilihan parameter yang akan diuji tergantung dari jenis dan
metode pengujian yang akan divalidasi (Chan, 2019).

2.2. Spesifitas
Spesifitas merupakan kemampuan untuk mengukur analit yang dituju secara
tepat dengan adanya komponen – komponen lain dalam matriks sampel seperti
ketidakmurnian, produk degradasi, dan komponen matriks (USP XXXVII, 2014).
Dalam teknik kromatografi, selektivitas dapat dibuktikan dengan pemisahan yang
baik antara analit dengan kompinen yang lain. Bukti dari persyaratan ini
didapatkan resolusi analit dari komponen lain lebih besar dari 1,5 – 2,0. Untuk

v
mengetahui adanya koelusi dari substansi yang lain, kemurnian peak analit juga
dapat ditentukan.

2.3. Presisi
Presisi adalah ukuran kedekatan hasil analisis diperoleh dari serangkaian
pengukuran ulangan dari ukuran yang sama. Hal ini mencerminkan keselahan acak
yang terjadi dalam sebuah metode. Dua set diterima secara umum kondisi di mana
presisi diukur adalah kondisi berulang dan reproduksi. Presisi biasanya diukur
sebagai koefisien variasi atau deviasi standar relative dari hasil analisis yang
diperoleh dari independen disiapkan standar control kualitas (Riyanto, 2014).
Penentuan presisi dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu keterulangan
(repeatability), presisi antara (intermediate precision), dan ketertiruan
(reproducibility). Keterulangan merupakan ketepatan yang ditentukan pada
laboratorium yang sama oleh satu analis serta menggunakan peralatan dan
dilakukan pada hari yang sama. Presisi antara merupakan ketepatan pada kondisi
percobaan pada laboratorium yang sama oleh analis, peralatan, reagen, dan kolom
yang berbeda. Ketertiruan mempresentasikan presisi hasil yang dapat dilakukan
pada tempat percobaan yang lain dengan tujuan untuk memverifikasi bahwa metode
akan menghasilkan hasil yang sama pada fasilitas tempat yang berbeda (Yuwono
dan Indrayanto, 2020).

2.4. Akurasi
Akurasi adalah ukuran yang menujukan derajat kedekatan hasil analisis dengan
kadar analit yang sebenarnya. Akurasi dinyatakan sebagai persen perolehan kembali
(recovery) analit yang ditambahkan. Kecermatan hasil analis sangat tergantung
dengan sebaran galat sistematik didalam keseluruhan tahapan analisis (Gandjar,
2017).
Akurasi merupakan ketepatan metode analisis atau kedekatan antara nilai terukur
dengan nilai yang diterima baik nilai konvensi, nilai sebenarnaya, atau nilai
rujukan. Akurasi diukur sebagai banyaknya analit yang diperoleh kembali pada
suatu pengukuran dengan melakukan spiking pada suatu sampel. Untuk pengujian
senyawa obat, akurasi diperbolehkan dengan membandingkan hasil pengukuran
dengan bahan rujukan standar (Gandjar dan Rohman, 2014). Terdapat tiga cara
yang dapat digunakan untuk menentukan akurasi suatu metode analisis yaitu:

vi
1. membandingkan hasil analisis denga CRM (certified refrence material) dari
organisasi internasional.
2. Uji perolehan kembali atau perolehan kembali dengan memasukkan analit ke
dalam matriks blanko (spoked placebo).
3. Penambahan baku pada matriks sampel yang mengandung analit (standard
addition method) (Gandjar dan Rohman, 2014).

2.5. Linieritas
Linieritas menunjukkan kemampuan suatu metode analisis untuk memperoleh
hasil pengujian yang sesuai dengan konsentrasi analit yang terdapat pada sampel
pada kisaran konsentrasi tertentu. Sedangkan rendang metode pernyataan batas
terendah dan tertinggi analit yang sudah ditunjukkan dapat ditetapkan dengan
kecermatan, keseksamaan dan linieritas yang dapat diterima. Rentang dapat
dilakukan dengan cara membuat kurva kalibrasi dari beberapa set larutan standart
yang telah diketahui konsentrasinya (Ermer dan Miller, 2005). Linieritas dapat
diukur dengan melakukan pengukuran tunggal pada konsentrasi yang berbeda –
beda. Data yang diperoleh selanjutnya diproses dengan metode kuadrat terkecil,
untuk selanjutnya dapat ditentukan nilai kemiringan (slope), intersep, dan koefisien
korelasinya (Gandjar dan Rohman, 2014).
Linieritas dapat dilihat melalui kurva kalibrasi yang menunjukkan hubungan
antara respon dengan konsentrasi analit pada beberapa seri larutan baku. Dari kurva
kalibrasi ini kemudian akan ditemukan regresi linearnya yang berupa persamaan
y=bx+a, dimana x adalah konsentrasi, y adalah respon, a adalah intersep y yang
sebenarnya dan b adalah slope yang sebenarnya. Tujuan dari dibuatnya regresi ini
adalah untuk menentukan estimasi terbaik untuk slope dan intersep y sehingga akan
mengurangi residual error, yaitu perbedaan nilai hasil percobaan dengan nilai yang
diprediksi melalui persamaan regresi linear (Harvey, 2019).
Sebagai parameter adanya hubungan linear digunakan koefisien korelasi r pada
analisis regresi linear. Hubungan linear yang ideal dicapai jika nilai b adalah 0 dan r
adalah +1 atau -1 terganting arah garis (Harmita, 2004)

2.6. Limit Deteksi


Limit deteksi didefinisikan sebagai konsentrasi analit terendah yang masih dapat
dideteksi meskipun tidak selalu dapat dikuantifikasi. Sedangkan batas kuantifikasi
didefinisikan sebagai konsentrasi analit terendah dalam sampel yang dapat

vii
ditentukan dengan presisi dan akurasi pada kondisi analisis yang digunakan
(Yuwono dan Indrayanto, 2005).
Limit deteksi merupakan jumlah atau konsentrasi terkecil analit dalam sampel
yang dapat dideteksi, namun tidak perlu diukur sesuai dengan nilai sebenarnya.
Limit kuantitas adalah jumlah analit terkecil dalam sampel yang dapt ditentukan
secara kuantitatif pada tingkat ketelitian dan ketepatan yang baik. Limit kuantitas
merupakan parameter pengujian kuantitatif untuk konsentrasi analit yang rendah
dalam matriks yang kompleks dan digunakan untuk menentukan adanya pengotor
atau degradasi produk. Limit deteksi dan limit kuant nb itasi dihitung dari rerata
kemiringan garis dan simpangan baku intersep kurva standar yang diperoleh (ICH,
2005).
Terdapat beberapa metode dalam menentukan LOD dan LOQ untuk metode
HPLC. Metode yang sering digunakan adalah menentukan kadar sampel yang
menghasilkan rasio signal-to-noise 2:1 atau 3:1 untuk LOD dan 10:1 untuk LOQ.
Cara yang lain adalah menentukan LOD dan LOQ dengan standar deviasi dari
respon dengan rumus LOD = 3.3(SD/S) dan LOQ = 10(SD/S) dimana SD adalah
standar deviasi dari bank, standar deviasi residual dari kurva kalibrasi, dan standar
deviasi dari y-intersep dari kurva kalibrasi dan S adalah slope dari kurva kalibrasi
(Ahuja dan Dong, 2005).

2.7. Validasi Metode Analisis pada bahan baku propilen glikol, gliserin, dan
Sorbitol
2.7.1. Propilen Glikol
Propilen glikol digunakan dalam berbagai variasi formulasi farmasi.
Propilen dalam kosmetik berfungsi sebagai antimicrobial preservative,
desinfektan, humectant, plasticizer, solvent, stabilizing agent, water-
miscible cosolvent. Dalam propilen glikol tidak ada efek samping yang
bersifat toksik sehingga propilen glikol dapat meminimalisir timbulnya
iritasi (Raymond et al,2018)
a. Parameter Akurasi
Parameter akurasi adalah ukuran yang menunjukkan derajat
kedekatan hasil analis dengan kadar analit yang sebenarnya. Accuracy
dinyatakan sebagai persen perolehan kembali (recovery) analit yang
ditambahkan.

viii
Pengujian parameter akurasi pada bahan baku Propilen glikol
pada sediaan masker menggunakan metode Spektofotometri Uv-Vis.
Dengan Konsentrasi 10,15,20,25,30 dan 35 Ppm.

b. Parameter Uji Presisi


Presisi adalah ukuran yang menunjukkan kedekatan antara nilai
hasil pengukuran dari sampel yang homogen pada kondisi normal
(sampel yang sama diuji secara berurutan dengan menggunakan alat
yang sama). Uji presisi berarti kedekatan antar tiap hasil uji pada suatu
pengujian yang sama untuk melihat sebaran diantara nilai benar.
Pada pengujian presesi dengan bahan baku propilen glikol pada
sediaan masker menggunakan spektrofotometri Uv-Vis. Pada uji
presesi ini menggunakan 10 Ppm dengan 6 kali replikasi atau 6 kali
penggulangan

c. Parameter Uji LOD dan LOQ


Batas deteksi adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang
dapat dideteksi yang masih memberikan respon signifikan
dibandingkan dengan blangko. Batas deteksi merupakan parameter uji
batas. Batas kuantitasi merupakan parameter pada analisis renik dan
diartikan sebagai kuantitas terkecil analit dalam sampel yang masih
dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama.

ix
Pengujian LOD dan LOQ dilakukan dengan mengukur
simpangan baku residual kurva kalibrasi propilen glikol konsentrasi
10, 15, 20, 25, 30 dan 35 Ppm yang tertera pada Tabel.7

2.7.2. Gliserin
a. LOD dan LOQ
LOD dan LOQ dihitung menggunakan kriteria 3s dengan
mengukur luas puncak gliserol dalam sepuluh sampel paralel dengan
kandungan gliserol sangat rendah. LOQ untuk gliserol bebas
diperkirakan sembilan kali standar deviasi. LOD untuk gliserol bebas
ditetapkan menjadi 0,0006% (b/b) dan LOQ adalah 0,002% (b/b).
Pada Gambar 1 disajikan kromatogram untuk larutan standar.

b. Rentang kerja dan linier


Gliserol bebas diidentifikasi dengan membandingkan waktu
retensi yang diperoleh dengan yang diamati untuk larutan standar yang
dianalisis. Empat larutan kalibrasi (0,005 -0,05 mg gliserol bebas)
disiapkan dengan mengencerkan larutan stok gliserol (500 µg.mL-1).
Prosedur derivatisasi diterapkan untuk setiap larutan standar

x
c. Akurasi dan presisi
Biodiesel B100 (berbasis kedelai) digunakan sebagai bahan
referensi bersertifikat untuk evaluasi akurasi. Untuk analisis CRM,
perbedaan antara nilai bersertifikat dan nilai terukur (ÿm) harus lebih
rendah dari ketidakpastian yang diperluas yang diperoleh dengan
menggabungkan ketidakpastian bersertifikat (ucrm) dengan
ketidakpastian pengukuran gliserol berulang (um). Hasil yang
diperoleh untuk analisis CRM disajikan pada Tabel 2.

2.7.3. Sorbitol
a. Linieritas
Di bawah kondisi kromatografi yang dijelaskan di atas, hubungan
linier antara daerah puncak dan konsentrasi gula dan poliol (0,5; 1,0;
2,5; 5,0 mg/mL) ditemukan. Persamaan regresi dari kurva standar
diberikan pada Tabel 2, dimana Y adalah luasnya; x adalah
konsentrasi standar yang sesuai, mg/mL. Setiap titik garis dihasilkan
oleh tiga injeksi berulang larutan standar pada empat tingkat
konsentrasi.

b. Deteksi LOD dan LOQ


LOD dan LOQ dilakukan berdasarkan kurva kalibrasi, masing-masing
menggunakan 3,3 SD/b dan 10 SD/b, di mana SD adalah standar

xi
deviasi dari respon (b - intersep) dan a adalah kemiringan kurva
kalibrasi menurut pedoman ICH 2017. Nilai LOD dan LOQ
ditentukan untuk semua senyawa yang diselidiki (Tabel 3). LOD dan
LOQ untuk sembilan analit masing-masing berada dalam kisaran 0,03-
0,56 mg/mL.

c. Presisi
Presisi dinyatakan sebagai standar deviasi relatif
(RSD%=SD/mean×100). Standar deviasi relatif (RSD) dari standar
kalibrasi (n = 6) untuk presisi intra-hari (pengulangan) dan presisi
antar-hari (menengah) masing-masing berkisar antara 3,0 hingga 5,5%
dan antara 6,2 dan 8,0% (Tabel 4) .

BAB III

PEMBAHASAN

xii
Validasi metode analisis (VMA) adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter
tertentuberdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan bahwa parameter
tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya,validasi merupakan suatu proses
evaluasi kecermatan dankeseksamaan yang dihasilkan oleh suatu prosedur dengan nilai
yang dapat diterima. Sebagaitambahan, validasi memastikan bahwa suatu prosedur
tertulis memiliki detail yang cukup jelas sehingga dapat dilaksanakan oleh analis atau
laboratorium yang berbeda dengan hasil yang sebanding.
Validasi metode analisis (VMA) dilakukan dengan tujuan menjamin bahwa metode
analisis akurat, spesifik, reprodusibel dan tahan pada kisaran analit yang akan dianalisis.
Tujuan lain dari pelaksanaan Validasi Metode Analisa (VMA) adalah untuk menunjukkan
bahwa semua metode tetap yang digunakan sesuai dengan tujuan penggunaannya dan
selalu memberikan hasil yang dapat dipercaya. Dalam validasi metode analisis yang
dilakukan validasi adalah prosedur tetap atau SOP (standar Operationa Procedure) nya.
Jadi untuk melakukan validasi metode analisis maka syarat pertama adalah prosedur
tetap metode analisisnya sudah ada terlebih dahulu. Prosedur tetap ini dibuat oleh bagian
QC (Quality Control) atau bagian pengembangan metode analisis RnD (Research and
Development). Metode ini dibuat dengan :
1. Diadopsi dari kompendial resmi seperti Farmakope Indonesia, USP (United States
Pharmacopeia), EP (European Pharmacopeia), JP (Japan Pharmacopeia) atau
farmakope lain
2. Metode analisis yang didapatkan dari pengembangan sendiri
3. Modifikasi metode analisis yang sudah ada

3.1. Propilen Glikol


Parameter akurasi dilakukan dengan menentukan persen perolehan kembali (%
recovery). Hasil uji akurasi diperoleh nilai % recovery dari kurva kalibrasi propilen
glikol konsentrasi 10, 15, 20, 25, 30 dan 35 ppm masing-masing adalah 99,50%;
100,26%; 101,95%; 101,36%; 101,13% dan 100,11%. Hasil ini menunjukkan metode
analisa memenuhi persyaratan akurasi yaitu masuk dalam kisaran % recovery 98-102
% (Gandjar dan Rohman, 2012). Dengan Perhitungan :

xiii
Parameter uji presisi dilakukan dengan menunjukan derajat kesesuaian antara
hasil uji yang diukur melalui penyebaran hasil dari rata-rata secara terulang. Presisi
diukur sebagai simpangan baku atau simpangan baku relative (koefisien variasi)
larutan contoh uji dengan konsentrasi 10 ppm dengan 6 replikasi. Hasil uji presisi
diperoleh nilai SBR sebesar 0,06 % (Sukmawati,2019). Hasil ini menunjukkan
metode analisa memenuhi persyaratan presisi yang baik, yaitu nilai SBR tidak lebih
dari 2 % (Gandjar dan Rohman, 2012). Dengan Perhitungan Sebagai berikut:

Parameter uji LOD dan LOQ dilakukan dengan mengukur simpangan baku
residual kurva kalibrasi propilen glikol konsentrasi 10; 15; 20; 25; 30; dan 35 ppm
yang tertera pada Tabel 7. Hasil uji LOD yang diperoleh nilai 1,04 ppm artinya pada
konsentrasi tersebut masih dapat dilakukan pengukuran sampel yang memberikan
hasil ketelitian suatu alat berdasarkan tingkat akurasi individual hasil analisis
sedangkan LOQ diperoleh nilai 3,16 ppm artinya pada konsentrasi tersebut bila
dilakukan pengukuran masih dapat memberikan kecermatan analisis (Gandjar dan
Rohman, 2012).

3.2. Gliserin
LOD untuk gliserol bebas ditetapkan menjadi 0,0006% (b/b) dan LOQ adalah
0,002% (b/b). Pada Gambar 1 disajikan kromatogram untuk larutan standar. LOQ
untuk gliserol bebas diperkirakan sembilan kali standar deviasi. Untuk evaluasi presisi
dan akurasi LOQ, enam larutan gliserol dengan konsentrasi 0,002% (b/b) disiapkan
dan diukur. Standar deviasi relatif (RSD) adalah 6,3% dan pemulihan adalah 105%,
dan sesuai dengan target yang ditetapkan (RSD <20% dan pemulihan antara 80 dan
120%).
Metode pemulihan diperkirakan dengan penentuan gliserol bebas dalam CRM
adalah 102,4 ± 13,0 %. Untuk estimasi presisi metode, pengulangan dan

xiv
reproduktifitas ditentukan. Untuk estimasi keterulangan, enam sampel dianalisis.
Batas keterulangan (r) mewakili perbedaan antara dua hasil individu, diperoleh
dengan metode yang sama dan operator yang sama dan harus di bawah r = 0,1615*x +
0,0003, di mana x adalah rata-rata dari dua hasil).Batas keterulangan (r) adalah 0,0012
% (b/b). Standar deviasi pengulangan adalah 0,00045 % (b/b)
Reproduksibilitas metode ditentukan dengan menganalisis enam sampel nyata
biodiesel dalam sepuluh hari yang berbeda menggunakan peralatan yang sama. Batas
reproduktifitas (R) adalah 0,0062 % (b/b) dan standar deviasi reproduktifitas adalah
0,0025 % (b/b) dan berada di bawah batas reproduktifitas R = 0,1866*x + 0,0061.
Ketepatan metode ini sesuai dengan standar EN 14214 (r < 0,002 % (b/b) dan R di
bawah 0,0096 % (b/b)).

3.3. Sorbitol
Hasil Linieritas pada Sorbitol. Persamaan regresi dari kurva standar diberikan pada
Tabel 2, dimana Y adalah luasnya; x adalah konsentrasi standar yang sesuai, mg/mL.
Setiap titik garis dihasilkan oleh tiga injeksi berulang larutan standar pada empat
tingkat konsentrasi. Metode yang dikembangkan ditandai dengan linearitas yang baik
dalam kisaran 0,5 hingga 5 mg/mL, dengan koefisien determinasi lebih dari 0,997
biasanya ditentukan dalam protokol validasi metode [13, 19] dan RSD dalam kisaran
1-3% (Tabel 2). Dengan Sorbitol ditemukan Y= 260683X-899,52, R2b=0,9995 dan
RSDC%=0,55 hasil tersebut memenuhi syarat linieritas yang baik adalah kisaran 0,5
hingga 5 mg/Ml.
LOD dan LOQ dilakukan berdasarkan kurva kalibrasi, masing-masing
menggunakan 3,3 SD/b dan 10 SD/b, di mana SD adalah standar deviasi dari respon
(b - intersep) dan a adalah kemiringan kurva kalibrasi menurut pedoman ICH, 2020.
Nilai LOD dan LOQ ditentukan untuk semua senyawa yang diselidiki (Tabel 3). LOD
dan LOQ untuk sembilan analit masing-masing berada dalam kisaran 0,03-0,56
mg/mL. Nilai LOQ dan LOD terendah ditemukan untuk erythritol lebih baik daripada
nilai yang diperoleh dengan CAD (PHGD, 2013). Batas deteksi dan nilai kuantifikasi
menunjukkan sensitivitas sistem yang tinggi, karena beberapa data mendekati laporan
gula, sorbitol dan xylitol (Zielinski AF,dkk, 2014)
Presisi dinyatakan sebagai standar deviasi relatif (RSD%=SD/mean×100). Standar
deviasi relatif (RSD) dari standar kalibrasi (n = 6) untuk presisi intra-hari
(pengulangan) dan presisi antar-hari (menengah) masing-masing berkisar antara 3,0

xv
hingga 5,5% dan antara 6,2 dan 8,0% (Tabel 4) . Dalam artikel untuk analisis simultan
gula dan poliol beberapa penulis menemukan nilai pengulangan di bawah batas
maksimum yang dapat diterima untuk validasi metode. Hasil presisi pada Sorbitol
memenuhi syarat yang berlaku masing-masing berkisar antara 3,0 hingga 5,5% dan
antara 6,2 dan 8,0%.

xvi
BAB IV

KESIMPULAN

4.1. Kesimpulan
1. Validasi metoda analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter
tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan bahwa
parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya. Validasi metode
analisis bertujuan untuk mengkonfirmasi bahwa metode analisis tersebut dapat
sesuai untuk peruntukannya. Selain itu, terdapat 8 parameter validasi metode
analisis yaitu spesifitas, presisi atau ketelitian, akurasi atau ketepatan, linieritas,
kisaran, limit deteksi, limit kuantitas dan ketangguhan. Pemilihan parameter yang
akan diuji tergantung dari jenis dan metode pengujian yang akan divalidasi (Chan,
2019).
2. Untuk melakukan uji validasi metode analisi bisa dilakukan dengan berbagai cara
seperti pada bahan baku propilen glikol menggunkan Spektrofotometri Uv-Vis,
bahan baku Gliserol menggunkan Kromotografi Gas dan bahan baku Sorbitol
menggunakan HPLC.

4.2. Saran
Diharapkan dalam menganalisis atau validasi metode anlisis harus teliti dalam
melakukan perlakukan atau melakukannya secara hati-hati agar mendapatkan hasil
yang sesuai diinginkan atau sesuai standar yang berlaku

DAFTAR PUSTAKA

Ahuja, S., dan Dong, M, W, Eds, 2018, Handbook of Pharmaceutical Analysis by HPLC,
Edidi Pertama, Elsevier, Inc: United Kingdom.

xvii
Chan, C.C., dkk. (2019). Analytical Method Validation and Instrument Performance
Verification. Canada: John Wiley & Sons.

Gandjar, G. I., dan Rohman, A., 2017, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Belajar, Yogyakarta.

Harvey, David., (2019), Modern Analytical Chemistry. New York: McGraw-Hill. Comp.

Indrayanto, G., dan Yuwono, M., 2020. Validation of Chromatographic Methodes of


Analysis. Profiles of Drugs Substances, Excipients and Related Methodology,
Volume 32.

International Conference on Harmonization (ICH) of Technical Requirements for the


Registration of Pharmaceuticals for Human Use, validasi prosedur analitis:
Metodologi, The 6th International Conference on Harmonization, Jenewa, 2020

Riyanto. 2014. Validasi dan Verifikasi. Deepublish: Yogyakarta.

Sukmawati, N. M. A., Arisanti, C. I. S., Wijayanti, N. P. A. D. 2013. Pengaruh Variasi


Konsentrasi PVA, HPMC, dan Gliserin Terhadap Sifat Fisika Masker Wajah Gel Peel
Off Ekstrak Etanol 96% Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana, L.). Jurnal
Farmasi Udayana 2(3) : 35-42.

USP, 2014, United States Pharmacopeia, Edisi XXXVII, 344-350, American. Pharmaceutical
Association and Pharmaceutical Press, Washington Dc.

Zielinski AF, CM Braga, IM Demiate, Fl. L.Beltrame, A.Nogueira, G. Wosiacki, 2014.


Pengembangan dan optimalisasi metode HPLC-RI untuk penentuan gula utama dalam
jus apel dan evaluasi pengaruh tahap pematangan, Ilmu dan Teknologi Pangan , 34(1):
38-43

xviii

Anda mungkin juga menyukai