PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Paracetamol dalam bentuk tablet sudah banyakdigunakan sebagai bahan akti
f dalam sediaanfarmasi. Zat ini terutama banyak digunakan karenaaktivitas ana
lgetik dan antipiretiknya.
Salah satupersyaratan mutu suatu obat salah satunya adalahpenetapan kadar zat
aktif suatu obat. Penetapankadar paracetamol
di skala industri lebih selektif, sehingga dapat digunakan untuk keperluan rutin
pada bagain quality control
(QC). Beberapa metodepenentuan kadar paracetamol dengan teknikpemisahan
sudah pernah dilakukan antara lain dengan menggunakan KLT, KLT
dan sitometer, HPLC dan GC. Selain itu, penentuan paracetamol
yang lainnya yaitu dengan menggunakan metodespektrofotometri UV.
1.2 Tujuan
1. Jenis-jenis Validasi
Validasi metode analisis dilakukan idealnya pada semua metode analisis yang
digunakan untuk pemeriksaan. Metode analisis ini diaplikasikan baik pada metode
analisis untuk produk jadi, bahan baku dan produk antara. Metode analisis ini juga
diaplikasikan pada pemeriksaan mikrobiologi.
1. Spesifitas
Spesifitas
merupakan
kemampuan
untuk mengukur
analit yang dituju
secara tepat
dengan adanya
komponen komponen lain dalam matriks sampel seperti ketidakmurnian,
produk degradasi, dan komponen matrik. Spesifisitas ditunjukkan dengan
adanya perbedaan nyata antara resolusi antara dua puncak yang
berdampingan dan kemurnian tiap puncak dalam kromatogram.Untuk
instrument HPLC adalah Rs:1,2-1,5. Untuk instrument spektofotometer
UV/VIS adalah jarak antara dua puncak yang berdampingan dengan
resolution factor (Rf) > 2,5.
2. Presisi atau Ketelitian
Presisi adalah ukuran kedekatan hasil analisis diperoleh dari
serangkaian pengukuran ulangan dari ukuran yang sama. Hal ini
mencerminkan keselahan acak yang terjadi dalam sebuah metode.Nilainya
ditunjukkan dengan simpangan baku relatif (Relative Standar Deviation)
atau RSD dari sejumlah sampel yang berbeda signigikan secara statistic.
Terdapat tiga kategori dalam pengujian nilai presisi, yaitu:
Keterulangan, nilai ini ditentukan dengan menggunakan minimum 9
penentuan dalam rentang penggunaan metode analisis (misalnya 3
konsentrasi/3 replikasi)
Presisi antara, merupakan perbedaam antar analis dengan sumbern
reagen dan hari yang berbeda
Reprodusibilitas, didapatkan dengan menggunakan beberapa
laboratorium untuk validasi metode analisis. Ini dilakukan dengan
tujuan mengetahui lingkungan yang berbeda terhadap kinerja metode
analisis.
Pengujian presisi pada saat awal validasi metode seringkali hanya
menggunakan
parameter yang pertama, yaitu keterulangan dan presisi antara.
Reprodusibilitas biasanya dilakukan ketika akan melakukan uji banding
antar laboratorium.
Persyaratan RSD sebagai berikut ini:
3. Akurasi
atau
Ketepatan
Akurasi atau ketepatan merupakan kemampuan suatu metode
analisa untuk memperoleh nilai yang sebenarnya (ketepatan
pengukuran).Akurasi merupakan ketelitian metode analisis atau kedekatan
antara nilai terukur dengan nilai yang diterima baik nilai konvensi, nilai
sebenarnya, atau nilai rujukan.Akurasi merupakan tingkat keyakinan hasil
pengujian dengan hasil sebenarnya. Akurasi harus dilakukan pada range
spesifik pada prosedur pengujian.
Akurasi diukur sebagai banyaknya analit yang diperoleh kembali
pada suatu pengukuran dengan melakukan spiking pada suatu
sampel.Untuk pengujian senyawa obat, akurasi diperbolehkan dengan
membandingkan hasil pengukuran dengan bahan rujukan standar.
8. Kekasaran (Ruggedness)
6. Analisia Kuantitatif
2. Gravimetri
Analisis gravimetri merupakan salah satu metode analisis kuantitatif
yang berdasarkan pada pengukuran massa atau berat. Tahap awal
analisis gravimetri adalah pemisahan komponen yang ingin diketahui
dari komponen-komponen lain yang terdapat dalam suatu sampel
kemudian dilakukan pengendapan. Pengukuran dalam metode
gravimetri adalah dengan penimbangan, banyaknya komponen yang
dianalisis ditentukan dari hubungan antara berat sampel yang hendak
dianalisis, massa atom relatif, massa molekul relatif dan berat endapan
hasil reaksi.
3. Spektrofotometri
Pengertian spektrofotometri adalah metode pengukuran kuantitatif
yang didasarkan pada pengukuran absorbsi atau penyerapan radiasi
gelombong elektromagnetik tertentu. Spektrofotometer merupakan
gabungan dari istilah spektrometer dan fotometer. Spektrometer adalah
alat yang menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang
gelombang tertentu, sedangkan fotometer adalah alat yang dapat
mengukur intensitas cahaya yang diserap atau ditransmisikan. Kedua
fungsi alat ini digabungkan dalam satu instrumen yang disebut dengan
spektrofotometer yaitu instrumen yang digunakan untuk mengukur
energi relatif yang diserap atau diteruskan. Energi dapat berasal dari
cahaya pada panjang gelombang tertentu. Dalam pengukurannya
banyaknya cahaya yang diserap dapat ditentukkan melalui hukum
Lambert-Beer. Hukum Beer: Absorbansi radiasi monokromatik
berbanding lurus dengan konsentrasi suatu zat dalam larutan.
4. KCKT/HPLC
KCKT adalah suatu metoda analisa kuantitatif dan kualitatif dengan
memisahkan suatu senyawa menggunakan fase gerak berupa cairan
yang dialirkan dengan tekanan tinggi melalui kolom sebagai fase
diamnya. Prinsip dasar dari KCKT yakni memisahkan setiap
komponen dalam sample untuk selanjutnya diidentifikasi (kualitatif)
dan dihitung berapa konsentrasi dari masing-masing komponen
tersebut (kuantitatif).
7. Analisa Kualitatif
Analisis Kualitatif merupakan metode analisis kimia yang digunakan
untuk mengenali atau mengidentifikasi suatu unsur atau senyawa kimia
(anion atau kation) yang terdapat dalam sebuah sampel berdasarkan
sifat kimia dan fisikanya. Analisis kualitatif menggunakan dua macam
uji, yaitu reaksi kering dan reaksibasah. Reaksi kering dapat digunakan
pada zat padatdan reaksi basah untuk zat dalam larutan. Kebanyakan
reaksi kering yang diuraikan digunakan untuk analisis semimikro
dengan hanya modifikasi kecil.
a. Reaksi Kering
Beberapa logam mempunyai warna nyala yang spesifik sehingga
dapat dilakukan uji warna nyala sebagai salah satu cara identifikasi
kation dengan reaksi kering. Untuk uji reaksi kering metode yang
sering dilakukan adalah:
Reaksi nyala dengan kawat nikrom: Sedikit zat dilarutkan
kedalam HCL P. Diatas kaca arloji kemudian dicelupkan
kedalamnya, kawat nikrom yang bermata kecil yang telah
bersih kemudian dibakar diatas nyala oksidasi.
Reaksi nyala beilstein: Kawat tembaga yang telah bersih
dipijarkan diatas nyala oksida sampai nyala hijau hilang.
Apabila ada halogen maka nyala yang terjadi berwarna
hijau.
Reaksi nyala untuk borat: Dengan cawan porselin sedikit
zat padat ditambahkan asam sulfat pekat dan beberapa tetes
methanol, kemudian dinyalakan ditempat gelap. Apabila
ada borat akan timbul warna hijau.
b. Reaksi basah merupakan jenis identifikasi zat secara kualitatif yang
sering digunakan pada umumnya Senyawa NO3 hanya membentuk
cincin coklat jika direaksikan dengan senyawa Fero sulfatdan
H2SO4. Lain halnya dengan senyawa borat yang jika ditambahkan
metanol kemudian dipanaskan dengan nyala api,maka
menghasilkan uap atau asap berwarna hijau.
Analisis kualitatif berdasarkan sifat kimia melibatkan beberapa
reaksi dimana hukum kesetimbangan massa sangat berguna untuk
menentukan ke arah mana reaksi berjalan. Contoh Reaksi redoks,
reaksi asam-basa, kompleks, dan reaksi pengendapan.Sedangkan
analisis berdasarkan sifat fisikanya dapat diamati langsung secara
organoleptis, seperti bau, warna, terbentuknya gelembung gas atau
pun endapan yangmerupakan informasi awal yang berguna untuk
analisis selanjutnya.
c. Reaksi Pengendapan
Kenaikan suhu umumnya dapat memperbesar kelarutan endapan
kecuali pada beberapa endapan, seperti kalsium sulfat, berlaku
sebaliknya. Perbedaan kelarutan karena suhu ini dapat digunakan
sebagai dasar pemisahan kation. Misalnya, pemisahan kation Ag,
Hg(I), dan Pb dapatdilakukan dengan mengendapkan ketiganya
sebagai garam klorida, kemudian memisahkan Pb dari Ag dan
Hg(I) dengan memberikan air panas.Kenaikan suhuakan
memperbesar kelarutan Pb sehingga endapan tersebut larut
sedangkan kedua kation lainnya tidak.
d. Reaksi Asam-Basa
Asam secara sederhana didefinisikan sebagai zat yang bila
dilarutkan dalam air mengalami disosiasi dengan pembentukan ion
hidrogen., sedangkan basa mengalami disosiasi dengan
pembentukan ion hidroksil. Asam atau pun basa yang mengalami
disosiasi sempurna merupakan asam atau basa kuat, misalnya HCI,
HNO3, NaOH dan KOH. Sebaliknya bila asam atau basa hanya
terdisosiasi sebagian maka disebut asam atau basa lemah, misalnya
asam asetat, H₂S dan amonium hidroksida. Dalamanalisa kualitatif
HS digunakan untuk mengendapkan sejumlah kation
menjadigaram sulfidanya.
e. Reaksi Redoks
Banyak reaksi oksidasi dan reduksi yang digunakan untuk analisa
kualitatif, baik sebagai pengoksidasi atau pun pereduksi. Contoh
penggunaan Reaksi redoks dalamanalisis kualitatif.
f. Reaksi Pembentukan Kompleks
Dalam pelaksanaan analisis kualitatif anorganik banyak digunakan
reaksi-reaksi yangmelibatkan pembentukan ion kompleks. Suatu
ion atau molekul kompleks terdiri dari satu atom pusat dan
sejumlah ligan yang terikat dengan atom pusat tersebut.
Paracetamol
Parasetamol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari
102,0% C8H9NO2, dihitung terhadap zat kering. Pemeriannya berupa serbuk
hablur, putih, tidak berbau, rasa sedikit pahit. Kelarutan paracetamol larut dalam
air mendidih dan dalam natrium hidroksida 1 N, mudah larut dalam etanol. Wadah
dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya. Simpan pada
suhu ruang, terlindung dari kelembapan dan panas.
Identifikasi:
Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan dalam kalium
bromida P menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang
sama seperti pada Parasetamol BPFI.
Waktu retensi puncak utama kromatogram. Larutan uji sesuai dengan
Larutan baku seperti diperoleh pada Penetapan kadar.
Resorpsi Paracetamol dari usus cepat dan praktis tuntas, secara rektal lebih
lambat. Parasetamol di diabsorpsi cepat dan sempurna melulai saluran cerna.
konsentrasi paling tinggi dalam plasma di capai dalam waktu ½ jam dan masa
paruh plasma antara 1-3 jam. Obat ini tersebrar di seluruh tubuh Parasetamol 25%
terikat oleh plasma protein, dan di metabolisme oleh enzim mikrosom hati.
Sebagian parasetamol di konjugasi (80%) dengan asam glukoronat dari sebagian
kecil lainnya dengan aam sulfat. Selain itu obat ini juga dapat mengalami
hidroksilasi. Hasil dari metabolit hidroksilasi ini dapat menimbulkan
methemoglobinemia dan hemolisis eritrosit. Parsetamol ini di eksresi melalui
ginjal, dan sebagian kecil sebagai parasetamol (3%) dan sebagian besar dalam
bentuk terkonjugasi.
Dewasa Nyeri atau demam: Oral, rektal: 325-650 mg setiap 4-6 jam atau 1000 mg
3-4 kali / hari; tidak melebihi 4 g / hari
Identifikasi
Penetapan kadar
a. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti
yang tertera pada Kromatografi .
b. Fase gerak Buat campuran air-metanol P (3:1), saring dan awaudarakan.
Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang
tertera pada Kromatografi .
c. Larutan baku Timbang saksama sejumlah Parasetamol BPFI, larutkan
dalam Fase gerak hingga kadar lebih kurang 0,01 mg per mL.
d. Larutan uji persediaan Timbang dan serbukkan tidak kurang dari 20 tablet.
Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara dengan lebih kurang 100
mg parasetamol, masukkan ke dalam labu tentukur 200-mL, tambahkan
lebih kurang 100 mL Fase gerak, kocok selama 10 menit menggunakan
pengocok mekanik, sonikasi selama 5 menit. Encerkan dengan Fase gerak
sampai tanda. Kadar larutan lebih kurang 0,5 mg per mL.
e. Larutan uji Pipet sejumlah Larutan uji persediaan encerkan dengan Fase
gerak hingga kadar lebih kurang 0,01 mg per mL. Saring larutan melalui
penyaring dengan porositas 0,5 m atau lebih halus, buang 10 mL filtrat
pertama. Gunakan larutan jernih sebagai Larutan uji.
f. Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan
detektor 243 nm dan kolom 3,9 mm × 30 cm berisi bahan pengisi L1. Laju
alir lebih kurang 1,5 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap
Larutan baku, rekam kromatogram seperti yang tertera pada Prosedur:
efisiensi kolom tidak kurang dari 1000 lempeng teoritis; faktor ikutan
tidak lebih dari 2 dan simpangan baku rrelatif pada penyuntikan ulang
tidak lebih dari 2,0%
g. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang
10 µL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg,
parasetamol, C8H9NO2 dalam serbuk tablet yang digunakan dengan
rumus:
(Error: Reference source not found (Error:
Reference source not found 100
rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji dan Larutan
baku; CS adalah kadar Parasetamol BPFI dalam mg per mL Larutan baku;
CU adalah kadar parasetamol dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan
jumlah yang tertera pada etiket.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat dan pada suhu ruang
terkendali.
Penandaan Jika pada etiket tertera tablet kunyah, kunyah sebelum ditelan.
III. PROSEDUR KERJA