Anda di halaman 1dari 12

SISTEM EKSRESI

I. TUJUAN
1. Memberikan nama organ-organ dan bagian organ eksresi.
2. Menjelaskan fungi masing-masing organ tersebut.
3. Mejelaskan fungsi dan cara kerja nefron.
4. Menjelaskan pH dan komposisi urin.
5. Menjelaskn pengaruh air, gula, air teh dan olahraga terhadap
pembentukan urin.

II. TEORI

Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme baik berupa


zat cair ataupun zat gas. Zat-zat sisa tersebut dapat berupa urine (ginjal), keringat
(kulit), empedu (hati), dan CO2 (paru-paru). Zat-zat ini harus dikeluarkan dari
dalam tubuh jika tidak dikeluarkan dari dalam tubuh akan mengganggu proses
yang ada di dalam tubuh bahkan meracuni tubuh.
Hewan-hewan dari berbagai spesies menghasilkan zat buangan cair yang
disebut urin melalui langkah-langkah dasar yaitu pertama-tama, cairan tubuh
(darah, cairan selom atau hemolimfe) bersentuhan dengan membarn permeabel
selektif dari epitelium transpor. Pada sebagian besar kasus, tekanan hidrostatis
(tekanan darah pada banyak hewan) mendorong suatu proses filtrasi. Sel-sel,
seperti protein dan molekul besar lainnya tidak dapat melintasi membran epitel
dan tetap berada didalam cairan tubuh. Sebaliknya, air dan zat-zat terlarut yang
kecil seperti garam, gula, asam amino, dan zat-zat buangan bernitrogen , melintasi
membran tersebut dan membentuk suatu cairan yang disebut filtrat.
Filtrat dikonversi menjadi cairan buangan melalui transpor spesifik material
kedalam atau keluar filtrat. Proses reabsorpsi memulihkan molekul-molekul yang
berguna dan air dari filtrat dan mengembalikannya ke cairan tubuh. Zat terlarut
yang berharga termasuk glukosa, garam-garam tertentu, vitamin, hormon dan
asam amino direabsopsi melalui transpor aktif. Zat terlarut nonesensial dan zat
buangan ditinggalkan didalam filtrat atau ditambahkan ke cairan tersebut melaui
sekresi selektif yang juga terjadi melalui transpor aktif. Pemompaan berbagai zat
terlarut itu menyesuaikan pergerkan osmotik air kedalam atau keluar filtrat. Pada
langkah terakhir ekskresi, filtrat yang telah diproses akan dilepaskan dari tubuh 
sebagai urin.
Di dalam sistem ekskresi sendiri terdapat organ-organ dan alat-alat ekskresi
pada manusia diantaranya yaitu kulit, paru-paru, hati dan ginjal.
a.       Kulit
Kulit merupakan organ tubuh paling besar yang melapisi seluruh
bagian tubuh, membungkus daging dan organ-organ yang ada di dalamnya.
Luas kulit pada manusia rata-rata 2 meter persegi dengan berat 10 kg jika
ditimbang dengan lemaknya atau 4 kg jika tanpa lemak atau beratnya sekitar
16 % dari berat badan seseorang.
Kulit memiliki fungsi melindungi bagian tubuh dari berbagai macam
gangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui
sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara
terus menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-sel kulit ari yang sudah mati),
respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat serta
pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultra
violet matahari.
Kulit terbagi menjadi 3 bagian besar yaitu epidermis, dermis dan
juga hipo dermis. Yang pertama epidermis, epidermis merupakan bagian
kulit paling luar. Ketebalan epidermis berbeda-beda pada berbagai bagian
tubuh, yang paling tebal berukuran 1 milimeter misalnya pada telapak
tangan dan telapak kaki, dan yang paling tipis berukuran 0,1 milimeter
terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi dan perut. Sel-sel epidermis disebut
keratinosit. Epidermis melekat erat pada dermis karena secara fungsional
epidermis memperoleh zat-zat makanan dan cairan antar sel dari plasma
yang merembes melalui dinding-dinding kapiler dermis ke dalam epidermis.
Lapisan epidermis terdiri atas stratum korneum, stratum lusidum,
stratum granulosum, dan stratum germinativum. Stratum korneum tersusun
dari selsel mati dan selalu mengelupas. Stratum lusidum tersusun atas sel-sel
yang tidak berinti dan berfungsi mengganti stratum korneum. Stratum
granulosum tersusun atas sel-sel yang berinti dan mengandung pigmen
melanin. Stratum germinativum tersusun atas sel-sel yang selalu membentuk
sel-sel baru ke arah luar.
 Stratum korneum, merupakan lapisan zat tanduk, mati dan selalu
mengelupas.
 Stratum lusidium, merupakan lapisan zat tanduk
 Stratum granulosum, mengandung pigmen
 Stratum germonativum, selalu membentuk sel-sel baru ke arah luar.
Dermis terdiri dari jaringan ikat yang ada dibawah epidermis, lapisan
ini mengandung akar rambut, pembuluh darah, kelenjar, dan saraf. Kelenjar
yang terdapat dalam lapisan ini adalah kelenjar keringat (glandula
sudorifera) dan kelenjar minyak (glandula sebasea). Kelenjar keringat
menghasilkan keringat yang di dalamnya terlarut berbagai macam garam,
terutama garam dapur. Keringat dialirkan melalui saluran kelenjar keringat
dan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui poripori. Di dalam kantong
rambut terdapat akar rambut dan batang rambut. Kelenjar minyak berfungsi
menghasilkan minyak yang berfungsi meminyaki rambut agar tidak kering.
Rambut dapat tumbuh terus karena mendapat sari-sari makanan pembuluh
kapiler di bawah kantong rambut. Di dekat akar rambut terdapat otot
penegak rambut. Dermis juga berfungsi sebagai penopang struktur dan
nutrisi melalui pembuluh darah yang ada didalam jonjot-jonjot yang
menjorok ke atas, disebut papila dermis. Didalam dermis terdapat serabut-
serabut kolagen , serat-serat elastin, serabut serabut otot dan substansia dasar
dari mukopolisakarida. Ini semua membantu kelenturan kulit yang pada
proses penuaan akan mulai berkurang. Pada lapisan ini didapatkan sel-sel
fibroblas, makrofag, sel mast dan limfosit dengan fungsinya masing-masing.
Hipodermis (lapisan sub kutan) terletak di bawah dermis, terdiri dari
jaringan lemak yang memisahkan dermis dengan otot, tulang dan lain-lain
struktur.  Lapisan ini banyak mengandung lemak. Lemak berfungsi sebagai
cadangan makanan, pelindung tubuh terhadap benturan, pengaturan suhu
tubuh , juga kontur. Sebagai contoh, injury pada epidermis menyebabkan
kaskade sitokin yang akan menimbulkan inflamasi, dan sejalan dengan itu
terjadi pembentukan jaringan parut sebagai mekanisme repair.
Hipodermis pada lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak,
pembuluh darah dan limfe, saraf-saraf yang berjalan sejajar dengan
permukaan kulit. Cabang-cabang dari pembuluh-pembuluh dan saraf-saraf
menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah kulit berfungsi sebagai
bantalan atau penyangga benturan bagi organ-organ tubuh bagian dalam,
membentuk kontur tubuh dan sebagai cadangan makanan.
Kulit  dapat  dengan  dilihat  dan  diraba,  hidup  dan  menjamin 
kelangsungan hidup. Dengan  demikian  kulit  pada  manusia mempunyai
peranan yang sangat penting, selain fuungsi utama yang menjamin
kelangsungan hidup juga mempunyai arti llain yaitu estetik, ras, indicator
sistemik, dan sarana komunikasi non verbal antara individu dengan yang
lain.
Kerusakan pada kulit akan mengganggu kesehatan manusia maupun
penampilan, sehingga kulit perlu dilindungi dan dijaga kesehatannya. Proses
kerusakan kulit ditandai dengan munculnya keriput, sisik, kering, dan pecah-
pecah. Salah satu hal yang menyebabkan kerusakan kulit adalah radikal
bebas. Radikal bebas merupakan suatu bentuk senyawa reaktif yang
memiliki elektron tidak berpasangan. Radikal bebas dalam tubuh manusia
bisa berbentuk dengan metabolisme sel normal, tubuh yang kekurangan gizi,
pola makan yang tidak benar, gaya hidup yang salah, asap rokok, sinar
ultraviolet, dan lingkungan yang terpolusi. Hal ini diperlukan suatu
penangkalnya yaitu antioksidan.
b.      Paru-Paru
Paru-paru berada di dalam rongga dada manusia sebelah kanan dan
kiri yang dilindungi oleh tulang-tulang rusuk. Paru-paru terdiri dari dua
bagian, yaitu paru-paru kanan yang memiliki tiga gelambir dan paru-paru
kiri memiliki dua gelambir. Paru-paru sebenarnya merupakan kumpulan
gelembung alveolus yang terbungkus oleh selaput yang disebut selaput
pleura.
Karbon dioksida dan air hasil metabolisme di jaringan diangkut oleh
darah lewat vena untuk dibawa ke jantung, dan dari jantung akan
dipompakan ke paru-paru untuk berdifusi di alveolus. Selanjutnya, H2O dan
CO2 dapat berdifusi atau dapat dieksresikan di alveolus paru-paru karena
pada alveolus bermuara banyak kapiler yang mempunyai selaput tipis.
Karbon dioksida dari jaringan sebagian besar (75%) diangkut oleh plasma
darah dalam bentuk senyawa HC03, sedangkan sekitar 25% lagi diikat oleh
Hb yang membentuk karboksi hemoglobin (HbC02).
Terdapat beberapa bagian dari paru-paru, yaitu:
- Lobus paru-paru
Setiap paru-paru dibagi menjadi segmen anatomis dan fungsional
yang disebut lobus melalui pembagian yang disebut celah interlobar. Paru-
paru kanan terdiri dari tiga lobus: lobus superior, lobus tengah, dan lobus
inferior. Fisura horizontal adalah partisi anatomi yang memisahkan lobus
superior dan menengah, sedangkan celah oblikus memisahkan lobus
tengah dan inferior.
Paru-paru kiri sedikit lebih kecil dari kanan, dan dibagi menjadi dua
lobus oleh fisura oblikus. Kedua lobus mirip dengan lobus superior dan
inferior dari paru-paru kanan. Lobus tengah tidak hadir dalam paru-paru kiri.
- Bronkus
Trakea atau batang tenggorokan adalah struktur utama yang
menghubungkan rongga hidung dan mulut ke paru-paru. Trakea bifurkasio
menjadi cabang utama yang disebut bronkus, yang masuk ke dalam kedua
paru-paru. Bronkus terbuat dari tulang rawan hialin dan otot polos.
Bronkus kiri dan kanan juga berbeda dalam dimensi mereka, dengan
bagian kanan menjadi lebih lebar dari kiri. Cabang-cabang bronkus kanan
menjadi tiga bronkus sekunder, dan bronkus kiri menimbulkan dua
bronkus sekunder. bronkus Sekunder tersegmen ke bronkus tersier, yang
selanjutnya menimbulkan bronkiolus. Seiring dengan percabangan, isi
tulang rawan hialin menurun, pengurangan tak ada di bronkiolus,
sedangkan peningkatan otot polos.
Setiap bronkus tersier menimbulkan unit pernapasan yang berbeda
disebut segmen bronkopulmonalis yang telah menetapkan sendiri dari
bronkiolus, alveolus, pembuluh darah, dan pembuluh limfatik. Trakea,
bronkus, dan cabang-cabang berikutnya membentuk saluran udara yang
memfasilitasi masuk dan keluar udara dari paru-paru.
- Alveoli
Bronkiolus bagian ujung menjadi kantung-kantung kecil yang disebut
alveoli, yang merupakan situs untuk pertukaran gas antara paru-paru dan
darah. Alveoli yang berdinding tipis, kantung tiup yang diatur dalam cluster.
Dinding alveoli terdiri dari:
a. Sel alveolar Tipe I yang membentuk dasar struktural.
b. Sel alveolar Tipe II yang mengeluarkan surfaktan, yang mengurangi
tegangan permukaan pada antarmuka udara-air.
Selain itu, sel-sel kekebalan yang disebut makrofag juga hadir dalam
alveoli untuk menelan dan menghancurkan patogen dan sampah asing.
Dinding alveolar telah sangat pori-pori yang disebut pori-pori Kohn, yang
memungkinkan aliran udara dari satu alveolus ke yang lain.
c.       Hati
Hati merupakan “kelenjar” terbesar yang terdapat dalam tubuh
manusia. Letaknya di dalam rongga perut sebelah kanan. Berwarna merah
tua dengan berat mencapai 2 kilogram pada orang dewasa. Hati terbagi
menjadi dua lobus, kanan dan kiri.
Hepar atau hati berkembang dari bagian median intestinum yang
membentuk 1 atau 2 diverticula hepatica. Diverticula posterior membentuk
vessica fellea dan diverticula anterior meluas dan bercabang-cabang
membentuk hepar. Darah yang menuju hepar dari vicera melalui systema
portae hepatis, menembus sinusoid tersusun atas satu lapis sel pada
mamalia.
Zat racun yang masuk ke dalam tubuh akan disaring terlebih dahulu
di hati sebelum beredar ke seluruh tubuh. Hati menyerap zat racun seperti
obatobatan dan alkohol dari sistem peredaran darah. Hati mengeluarkan
zat racun tersebut bersama dengan getah empedu.
Hati merupakan organ yang sangat penting, berfungsi untuk :
a. Menghasilkan empedu yang berasal dari perombakan sel darah merah.
b. Menetralkan racun yang masuk ke dalam tubuh dan membunuh bibit
penyakit.
c. Mengubah zat gula menjadi glikogen dan menyimpanya sebagai
cadangan gula.
d. Membentuk protein tertentu dan merombaknya.
e. Tempat untuk mengubah pro vitamin A menjadi vitamin.
f. Tempat pembentukan protrombin yang berperan dalam pembekuan
darah.

d.      Ginjal
Organ ekskretarius utama pada vertebrata adalah ginjal (ren). Ren
pada vertebrata pada umumnya berjumlah sepasang. Ren dihubungkan
dengan dunia luar melalui suatu saluran yang umumnya juga berjumlah
sepasang.
Sistem urinari memiliki tiga fungsi, yaitu metabolisme, hormonal
dan ekskresi. Sistem ini terdiri dari dua bagian, yaitu sistem urinari bagian
atas dan bagian bawah. Sistem urinari bagian atas hanya terdiri dari ginjal
sedangkan sistem urinari bagian bawah disusun oleh ureter, vesica
urinaria.
Ginjal merupakan organ vital karena mempunyai fungsi multipel
yang tidak dapat digantikan oleh organ lain. Fungsinya antara lain:
ekskresi produk sisa metabolic dan bahan asing, pengaturan keseimbangan
cairan dan elektrolit, pengaturan osmolalitas cairan tubuh dan kosentrasi
elektrolit, pengaturan tekanan arteri, pengaturan keseimbangan asam basa,
sekresi-metabolisme-ekskresi hormon, dan glukoneogenesis.
Pada sistem urinari, ginjal memiliki peranan yang sangat penting
karena ia memiliki dua fungsi utama, yaitu filtrasi dan reabsorpsi. Selain
itu, ginjal juga memiliki peranan penting dalam sistem sirkulasi darah.
Ginjal turut berperan dalam proses pembentukan sel darah merah dan
menjaga tekanan darah.
Struktur ginjal terdiri dari : kulit ginjal (korteks), sumsum ginjal
(medula) dan rongga ginjal (pelvis). Pada bagian kulit ginjal terdapat
jutaan nefron yang berfungsi sebagai penyaring darah. Setiap nefron
tersusun dari Badan Malpighi dan saluran panjang (Tubula) yang
bergelung. Badan Malpighi tersusun oleh Simpai Bowman (Kapsula
Bowman) yang didalamnya terdapat Glomerolus.
Apabila ginjal gagal menjalankan fungsinya, maka penderita
memerlukan pengobatan dengan segera. Keadaan dimana ginjal lambat
laun mulai tidak dapat melakukan fungsinya dengan baik disebut juga
dengan GGK. GGK makin banyak menarik perhatian dan makin banyak
dipelajari karena walaupun sudah mencapai tahap gagal ginjal terminal
akan tetapi penderita masih dapat hidup panjang dengan kualitas hidup
yang cukup baik.

III. Prosedur kerja


1. Alat dan Bahan
a. Erlemeyer
b. Gelas piala
c. Pipet
d. Tabung rekasi
e. Urin
f. Air teh
g. Air gula
h. Aqua
i. Benedict
j. FeCl3
2. Cara Kerja
Lima orang pratikan dalam masing-masing kelompok diminta
berpartisipasi dalam percobaan ini dan akan melakukan hal-hal berikut:
a. 1 orang meminum 1/2 liter air minum
b. 1 orang meminum 1 gelas air teh + 25% gula
c. 1 orang meminum 1 gelas air laruta gula 25%
d. 1 orang melakukan olahraga dengan berlari-lari sekitar 10 menit.
e. 1 orang lainnya sebagai kontrol
Catat:
- Waktu pembentukkan urin
- Volume urin
- Periksa pH, Bj, warna untuk menentukan ada atau tidak nya glukosa
atau keton.
- Tabelkan hasil pengamatan saudara

Pemeriksaan glukosa

-ambil 5ml larutan benedict + 2 tetes urin didihkan selama 5 menit di


waterbath lalu tentukan angka glukosa :
a. Negatif bila warna biru berawan

b. + bila bewarna kuning kebiruan-hijau (mengandung 0.01 –


0.039%)

c. ++ bila bewarna hijau gelap (mengandung 1-1.59%)

d. +++ bila bewarna kuning (mengandung 1.5-2.59%)

e. ++++ bila bewarna orangemerah (mengandung 2.5- 4.9%)

pemeriksaan keton

-ambil 5 ml urin + 5 tetes larutan feCl3, (+) bila berbentuk warna


merah anggur.

IV. Hasil

Perlakuan Waktu volume pH BJ Tes Tes


berkemi Glukosa keton
h
Meminum ½ liter 23 menit 27 ml 6 1.118 - -
air minum
Meminum air 26 menit 19 ml 6 1.085 - -
larutan gula
Meminum air 23 menit 42 ml 6 1.029 - -
larutan the +
gula
Berlari Selma 10 - - - - - -
menit

Perhitungan Bj

a. Bj urin minum air the + gula


Bj= (berat pigno + urin ) –( pigno kosong)
Volume urin
= (25,55)- (15.26)
10
= 1,029

b. Bj urin minum air gula

Bj= (berat pigno + urin ) –( pigno kosong)

Volume urin
= (25,55)- (14.70)
10
= 1,085

c. Bj urin minum ½ liter air minum


Bj= (berat pigno + urin ) –( pigno kosong)
Volume urin
= (25,55)- (14.37)
10
= 1,118

V. Pembahasan

Pratikum kali ini yaitu mengenal “system eksresi”, dimana kita


melakukan pemeriksaan urin berdasarkan pengaruh minum. Dari hasil
pratikum diatas dapat dikatakan bahwa jumlah air kencing yang keluar
akan lebih sedikit daripada jumlah air yang masuk, hal itu dikarenakna
terjadi proses absorbs pada saluran eksresi, karena sangat dibutuhkan oleh
tubuh. Air yang masuk digunakan sebagai pertahanan asinotik tubuh dan
ion-ion terlarutnya dimanfaatkan oleh tubuh, hal inilah yang
menyebabkan air yang masuk akan lebih banyak dari pada yang
dikeluarkan.
Jumlahnya rata-rata 1-2 liter perhari, tetapi berbeda-beda sesuai
dengan jumlah cairan yang dimasukkan. Banyaknya bertambah pula bila
terlampau banyak protein dimakan, sehingga tersedia cukup yang
diperlukan untuk melarutkan ureanya.
Pada percobaan kali ini kami telah melakukan uji system eksresi.
Kami melakukan kepada setiap masing-masing kami dengan pembagian
yang meminum ½ liter air minum, meminum air gula, meminum airteh +
gula dan olahraga selama 10 menit. Pada teman kami yang meminum air
minum saja dapat menghasilkan urin dalam jangka waktu 23 menit dan
menghasilkan urin yg cukup banyak dan pada teman kami yg meminum
air gula urin yang dikeluarkan tidak cukup banyak. Pada teman kami
yang meminum air the + gula membutuhkan waktu 26 menit untuk
menghasilkan urin. Dan pada teman kami yg berolahraga selama 10 menit
dapat mengeluarkan keringat yang sangat banyak.
Dalam percobaan ini kami mengukur volume urin kami setelah
melakukan percobaan tersebut juga melakukan uji pH, Bj, tes glukosa dan
tes keton.
Pada penentuan volume kami menggunakan gelas ukur untuk melihat
berapa volume urin kami. Pada uji pH kami mencelupkan kertas pH
kedalam urin kami dan melihat nya di uji pH. Pada penetuan Bj kami
menimbang di atas timbangan berapa Bj dari urin kami dan menghitung
menggunakan rumus yang telah di tetapkan. Pada tes glukosa kami
menambahakan 5 ml benedict dalam 2 tetes urin dan dididihkan selama 5
menit. Dan pada uji keton kami juga menambahkan 5 tetes larutan FeCl3
dalam 5 ml urin.

VI. Kesimpulan dan Saran


A. Kesimpulan
Dalam pratikum kali ini mengenai system eksresi, membahas tentang
pengeluaran urin. Ada beberapa factor yang dapat mempengaruhi volume
beserta kecepatan waktu meminum dan mengeluarkan urin, yaitu factor
hormone, jumlah air yang diminum, suhu, kandungan kafein dan alcohol.

B. Saran
Berdasarkan pratikum yang telah dilakasanakan pratikum harus dilakukan
sesuai prosedur, apabila ada yang kurang mengerti segera bertanya
kepada asisten dosen dan juga gunakan APD yang lengkap.
DAFTAR PUSTAKA

Andrajat,Retnosari dkk.2008. penuntun pratikum anatomi fisiologi


manusia Departemen farmasi FMIPA III:Depok

Muttaqin,Arif.2009. pengantar asuhan keperawatan dengan gangguan


system sekresi.selemba medika: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai