Anda di halaman 1dari 13

VALIDASI METODE ANALISIS

KULIAH ANALISIS FISIKOKIMIA

BAITHA PALANGGATAN MAGGADANI

Fakultas Farmasi
Universitas Indonesia
baitha.p@farmasi.ui.ac.id
TUJUAN PEMELAJARAN
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa mampu menganalisis sediaan Farmasi (Obat dan Kosmetika) dalam
rangka penjaminan mutu sesuai dengan persyaratan baku (Farmakope)
 memahami prinsip, instrumentasi, jenis jenis KCKT dan KLT Densitometri serta aplikasi dalam analisis kualitatif
dan kuantitatif
 Memahami mengenai validasi metode analisis, parameter, cara pengujian dan pengambilan kesimpulan

KCKT KLT-Densitometri Validasi Metode Analisis

• Jenis dan prinsip • Prinsip • Pengertian dan tujuan validasi


• Instrumentasi • Instrumentasi • Parameter
• Aplikasi kualitatif dan kuantitatif • Aplikasi kualitatif dan kuantitatif • Cara pengujian dan pengambilan
kesimpulan
PENDAHULUAN

Validasi suatu prosedur analisis adalah proses yang ditetapkan melalui kajian
laboratorium bahwa karakteristik kinerja prosedur tersebut telah memenuhi
persyaratan sesuai dengan tujuan penggunaannya

verifikasi suatu prosedur analisis adalah proses yang ditetapkan


melalui kajian laboratorium (dan terdokumentasi) untukmembuktikan
bahwa suatu lab mampu mengaplikasikan metode analisis baku

Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) terkini mempersyaratkan metode


yang digunakan untuk menilai kesesuaian mutu bahan dan sediaan farmasi
terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan harus telah dibuktikan akurasi dan
reliabilitasnya.
PARAMETER

Farmakope VI USP ICH


Akurasi Specifity Specifity
Presisi Linearity Linearity
Spesifisitas Accuracy Range
Batas Deteksi Precision Accuracy
Batas Kuantitasi Limit of Detection Precision
Linearitas Limit of Quantitation Limit of Detection
Rentang Ruggedness Limit of Quantitation
Ketegaran Robustness Robustness
1. AKURASI
https://www.isixsigma.com/dictionary/accuracy/

• Akurasi adalah kedekatan hasil penetapan yang diperoleh dengan hasil sebenarnya.
• Akurasi dihitung sebagai persentase perolehan kembali dari penetapan sejumlah analit yang ditambahkan dan
diketahui jumlahnya kedalam sampel,
• Akurasi dinyatakan sebagai hasil perolehan kembali dari analit yang dibutuhkan. Syarat akurasi yang baik: 98-102%
(Drug product)
• Dokumen ICH merekomendasikan bahwa akurasi ditetapkan dengan menggunakan minimal 9 penetapan meliputi
3 tingkat konsentrasi berbeda yang telah ditetapkan (misalnya 3 konsentrasi dan 3 replikasi untuk masing-masing
konsentrasi)80, 100, 120%
2. PRESISI
https://www.isixsigma.com/dictionary/accuracy/
 tingkat kedekatan diantara hasil uji individu bila prosedur diterapkan berulangkali terhadap sampling ganda atau sampel
yang homogen
 Ditentukan dengan menggunakan minimal 6 penetapan pada konsentrasi uji 100%;atau 9 kali (3 konsentrasi @3replikat)
 Repeatability : presisi pada kondisi analisis sama pada rentang waktu pendek/ intra-assay
 Intermediate precision: variasi antar laboratorium pengujian : berbeda hari,analis, dan instrument.
 Reproducibility: presisi antar laboratorium
 Kriteria Penerimaan:
• Zat aktif obat dengan simpangan baku relatif kurang dari atau sama dengan 2.0%
• Produk obat dengan simpangan baku relatif kurang dari atau sama dengan 3.0%, kecuali dikatakan lain
3. SPESIFITAS

• kemampuan menguji secara tepat suatu analit dengan adanya komponen lain dan
diperkirakan ada sebagai cemaran, hasil degradasi, dan matriks sampel.
Penentuannya dapat diperoleh dengan dua cara, yaitu:

- melakukan optimasi sehingga senyawa yang dituju terpisah secara sempurna dari
senyawa- senyawa lain (resolusi senyawa > 2) dan
- menggunakan detektor selektif (diode array atau spektrometri massa) terutama
untuk senyawa-senyawa yang terelusi secara bersama-sama.

Dalam kasus penetapan kadar, spesifisitas dapat ditunjukkan dengan tidak adanya
pengaruh cemaran atau eksipien pada prosedur
4. LOD & LOQ

LOD=Limit of Detection=Batas Deteksi  konsentrasi terendah analit dalam sampel yang dapat dideteksi,
tetapi tidak perlu kuantitatif dalam kondisi percobaan yang ditentukan.

LOQ=Limit of Quantitation= Batas kuantitasi  konsentrasi terendah dari analit dalam sampel yang ditetapkan
dengan akurasi dan presisi yang dapat diterima dalam kondisi percobaan yang telah ditetapkan.

Penetapan:
 Batas deteksi dan kuantitasi dapat dihitung secara statistik melalui slope kurva kalibrasi dan standar deviasi
residual (Sy/x)
 LOD : 3 x simpangan baku (S( /x))/ slope(b)
y

 LOQ : 10 X simpangan baku (S(y/x))/ slope(b

 Rasio “signal-to-noise” yaitu perbandingan tinggi peak analit vs peak noise. untuk LOD S/N 3:1 sedangkan
untuk LOQ S/N 10:1
 Mencoba konsentrasi rendah pada regresi linier harus memenuhi syarat linearitas, akurasi dan presisi.
5. LINEARITAS

 Linearitas adalah kemampuan metode analisis untuk menunjukkan hubungan proporsional


antara respon detector dan konsentrasi analit  hubungan linear antara konsentrasi dan hasil
pengukuran pengujian.
 Range/rentang  interval terkecil-terbesar yang memenuhi presisi, akurasi dan linieritas
 Uji linearitas dibutuhkan minimal 5 konsentrasi standar analit, rentang 80-120% dari konsentrasi
yang ditetapkan.
 Persamaan regresi : model matematis dalam menjelaskan hubungan antar variable dalam
analisis regresi

Kriteria Penerimaan:
 Koefisien korelasi r >=0,999
 Koefisien Determinasi Regresi Linier r2 lebih besar dari/sama dengan 0,995 (FDA, 2020)
KETANGGUHAN (RUGGEDNESS)

Ketangguhan metode : derajat ketertiruan hasil uji yang diperoleh dari analisis sampel yang sama dalam berbagai
kondisi uji normal, seperti laboratorium, analisis, instrumen, bahan pereaksi, suhu, hari yang berbeda, dll.

Ketangguhan biasanya dinyatakan sebagai tidak adanya pengaruh perbedaan operasi atau lingkungan kerja pada
hasil uji.

Cara :
- menganalisis beningan suatu lot sampel yang homogen dalam lab yang berbeda oleh analis yang berbeda
menggunakan kondisi operasi yang berbeda, dan lingkungan yang berbeda tetapi menggunakan prosedur
dan parameter uji yang sama.
- Derajat ketertiruan hasil uji kemudian ditentukan sebagai fungsi dari variabel penentuan.
- Ketertiruan dapat dibandingkan terhadap keseksamaan penentuan dibawah kondisi normal untuk mendapatkan
ukuran ketangguhan metode
KEKUATAN (ROBUSTNESS)
Kekuatan Metode : Untuk memvalidasi kekuatan suatu metode perlu dibuat perubahan metodologi yang kecil
dan terus menerus dan mengevaluasi respon analitik dan efek presisi dan akurasi.

Berdasarkan ICH
- Kekuatan dari prosedur analitis adalah ukuran kapasitasnya untuk tetap tidak terpengaruh oleh hal-hal
kecil, tetapi variasi yang disengaja dalam parameter metode memberikan indikasi keandalan selama
pemakaian biasa."

- examples of typical variations are : Influence of variations of ph in a mobile phase, Influence of variations in
mobile phase composition, Different columns (different lots and/or suppliers),Temperature, Flow rate
parameter kesesuaian sistem perlu ditetapkan untuk menjamin validitas prosedur
agar tetap bertahan selama digunakan.

Uji Kesesuaian Sistem ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari penyuntikan
ulang larutan baku atau larutan lainnya yang telah ditetapkan dalam masing-masing
monografi.
KESESUAIAN
SISTEM
Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, data dari 5 kali penyuntikan
ulang suatu analit digunakan untuk menghitung Simpangan Baku Relatif (SBR), jika
persyaratannya adalah 2,0% atau kurang; dan data dari 6 kali penyuntikan ulang
digunakan jika persyaratan SBR lebih dari 2,0%.

Parameter yang dievaluasi antara lain:


dan faktor
Resolusi, R,, N (efisiensi) Selektivitas (α) Faktor ikutan
kapasitas, k’.
PUSTAKA

 Analytical Method Validation Parameters An Updated Review. Available from:


https://www.researchgate.net/publication/340875176_Analytical_Method_Validation_Parameters_An_Updated
_Review [accessed Nov 18 2021].
 Burns, D. T., Danzer, K., & Townshend, A. (2009). A Tutorial Discussion of the use of the terms
"Robust" and "Rugged" and the Associated Characteristics of "Robustness"
and "Ruggedness" as used in Descriptions of Analytical Procedures. J. Assoc. Public Anal., 37, 40–60.
 European Medicine Agency. 1995. ICH Topic Q 2 (R1). Validation of Analytical Procedures
 Harmita. (2004). Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya. Depok: Departemen FMIPA UI
 Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Farmakope Indonesia VI.
 U.S. Department of Health and Human Services Food and Drug Administration. 2015. Analytical Procedures and
Methods Validation for Drugs and Biologics. Guidance for Industry

Anda mungkin juga menyukai