Validasi Metode
Analisis
Kelompok 6 DOSEN PENGAMPU :
11 Anggota RT
• Putri Utami (
• Sindirela (
• Putri Shafna Diva (
• Handika Supriadi (
• Rafi Abrir (
• Winda Galuh Hafsari (
• Tri Winda Hayati (
• Lira Virna (
• Raka Nandi Riza Prayoga (
• Raihana (
• Ramdina Anjani Abasyah (
Pengertian
RT
III
Validasi metoda analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu,
berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan bahwa parameter tersebut
memenuhi persyaratan untuk penggunaannya. Validasi metode analisis bertujuan untuk
mengkonfirmasi bahwa metode analisis tersebut dapat sesuai untuk peruntukannya
(Gandjar, 2007).
Validasi metode merupakan proses utnuk memastikan bahwa prosedur yang memnuhi standar reliabilitas, akurasi, preisis sesuai
tujuan yang diharapkan (Ahuja dan Dong, 2005). Validasi metode dilakukan untuk menjamin bahwa metode analisis akurat, spesifik,
reprodusibel dan tahan pada kisaran analit yang akan dianalisis (Gandjar dan Rohman, 2014). Menurut Harmita pada Tahun 2004,
validasi metode analisis adalah suatu tindakan parameter tertentu, bersasarkan percobaan laboratorium untuk membuktikan bahwa
parameter tersebut memenuhi persyaratan dalam penggunaannya
RT
IV
Validasi metode menurut United States Pharmacopeia (USP) dilakukan untuk menjamin
bahwa metode analisis akurat, spesifik, reprodusibel, dan tahan pada kisaran analit yang
akan dianalisis yang berasal dalam matriks biologis, seperti darah, plasma, serum, atau urin,
dapat dipercaya dan dapat dilakukan ulang untuk penggunaan yang diinginkan (Fauziah et
al., 2017).
Validasi metode sangat diperlukan karena beberapa alasan yaitu validasi metode merupakan elemen penting dari kontrol kualitas,
validasi membantu memberikan jaminan bahwa pengukuran akan dapat diandalkan. Dalam beberapa bidang, validasi metode adalah
persyaratan peraturan.
RT
V
Berdasarkan EUROCHEM
Tujuan
Beberapa tujuan Validasi metode uji adalah :
• Untuk menerima sampel individu sebagai anggota dari
populasi yang diteliti.
• Untuk mengakui sampel pada proses pengukuran
• Untuk meminimalkan pertanyaan tentang keaslian
sampel
• Untuk memberikan kesempatan bagi resampling bila
diperlukan
VIII
Tujuan
Tujuan validasi metode analisis adalah
diperolehnya data sesuai dengan tujuannya (fit
for purpose)Untuk memperoleh data yang
valid, seorang analis harus memperhatikan
proses-proses yang terjadi selama
analisisProses analisis dimulai dari sampling
(pengambilan sampel) dan diakhiri dengan
analisis data
IX
Proses Analisis
X Macam-macam parameter validasi
XI Presisi Linieritas
Presisi adalah ukuran kedekatan hasil analisis diperoleh dari Linearitas dan jangkauan kerja, metode yang
serangkaian pengukuran ulangan dari ukuran yang sama. Hal digambarkan sebagai linear ketika ada berbanding lurus
ini mencerminkan kesalahan acak yang terjadi hubungan antara respon metode dan konsentrasi analit
dalam matriks selama rentang konsentrasi analit (jang-
kauan kerja).
Akurasi
Recovery
Akurasi adalah ukuran perbedaan antara harapan hasil tes dan
nilai referensi yang diterima karena metode sistematis dan
Recovery dari suatu analit adalah respon detektor yang
kesalahan laboratorium.
diperoleh dari jumlah analit ditambahkan dan diekstrak
dari matriks, dibandingkan dengan respon detektor
untuk konsentrasi benar murni otentik dari standar.
Batas Deteksi (LOD)
LOD adalah konsentrasi analit terendah yang dapat dideteksi dan diidentifikasi dengan
mengingat tingkat kepastian. LOD juga didefinisikan sebagai konsentrasi terendah yang
dapat dibedakan dari kebisingan latar belakang dengan tingkat kepercayaan tertentu. LOD
merupakan parameter yang dapat dipengaruhi oleh perubahan kecil dalam sistem analitis
(misalnya suhu, kemurnian reagen, efek matriks, kondisi berperan). Oleh karena itu, penting
bahwa parameter ini selalu dilakukan oleh laboratorium dalam memvalidasi metode.
XII
Macam-Macam
Validasi
Kelompok 6
XIII Definisi
Kecermatan (accuracy)
Kecermatan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analis dengan kadar analit yang
sebenarnya.
Cara penentuan
Kecermatan ditentukan dengan dua cara yaitu metode simulasi (spiked-placebo recovery) atau metode
Kecermatan
penambahan baku (standard addition method). Dalam metode simulasi, sejumlah analit bahan murni
(senyawa pembanding kimia CRM atau SRM) ditambahkan ke dalam campuran bahan pembawa sediaan
farmasi (plasebo) lalu campuran tersebut dianalisis dan hasilnya dibandingkan dengan kadar analit yang
Dalam metode penambahan baku, sampel dianalisis lalu sejumlah ter- tentu analit yang diperiksa
ditam- bahkan ke dalam sampel dicampur dan dianalisis lagi. Selisih kedua hasil dibandingkan dengan
kadar yang sebenarnya (hasil yang diharapkan).Kriteria kecermatan sangat tergantung kepada
konsentrasi analit dalam matriks sampel dan pada keseksamaan metode (RSD). Vander- wielen, dkk
menyatakan bahwa se- lisih kadar pada berbagai penentuan (Xd) harus 5% atau kurang pada setiap
konsentrasi analit pada mana prosedur dilakukan. Harga rata-rata selisih secara statistik harus 1,5%
atau kurang.
Cara penentuan
Keseksamaan diukur sebagai simpangan baku atau simpangan baku relatif (koefisien variasi). Ke-
Keseksamaan
seksamaan dapat dinyatakan sebagai keterulangan (repeatability) atau ketertiruan (reproducibility).
Keterulangan adalah keseksamaan metode jika dilakukan berulang kali oleh analis yang sama pada kondisi
sama dan dalam interval waktu yang pendek. Keterulangan dinilai melalui pelaksanaan penetapan terpisah
leng-kap terhadap sampel-sampel identik yang terpisah dari batch yang sama, jadi memberikan ukuran
keseksamaan pada kondisi yang normal.
Ketertiruan adalah keseksamaan metode jika dikerjakan pada kondisi yang berbeda.
(Spesifisitas)
Selektivitas metode ditentukan dengan membandingkan hasil ana- lisis sampel yang mengandung cema-
ran, hasil urai, senyawa sejenis, se- nyawa asing lainnya atau pembawa plasebo dengan hasil analisis sampel
tanpa penambahan bahan-bahan tadi.
Rentang
Linearitas biasanya dinyatakan dalam istilah variansi sekitar arah garis regresi yang dihitung berda- sarkan
persamaan matematik data yang diperoleh dari hasil uji analit dalam sampel dengan berbagai kon- sentrasi
analit.
dan Batas
kan instrumen atau tidak. Pada analisis yang tidak menggunakan instrumen batas tersebut ditentukan
dengan mendeteksi analit dalam sampel pada pengenceran bertingkat. Pada analisis instrumen batas deteksi
dapat dihitung dengan mengukur respon blangko beberapa kali lalu dihitung simpangan baku respon
Kuantitasi blangko dan formula di bawah ini dapat digunakan untuk perhitungan
Q= kxSb /Sl
Q = LOD (batas deteksi) atau LOQ (batas kuantitasi)
k = 3 untuk batas deteksi atau 10 untuk batas kuantitasi
Sb = simpangan baku respon analitik dari blangko
Sl = arah garis linear (kepekaan arah) dari kurva antara respon terhadap konsentrasi = slope (b pada
persamaan garis y = a+bx)
(rugged- ness) berbeda tetapi menggunakan pro- sedur dan parameter uji yang sama. Derajat ketertiruan hasil uji kemu-
dian ditentukan sebagai fungsi dari variabel penentuan. Ketertiruan dapat dibandingkan terhadap kesek-
samaan penentuan di bawah kondisi normal untuk mendapatkan ukuran ketangguhan metode. Perhitung-
annya dilakukan secara statistik menggunakan ANOVA pada kajian kolaboratif yang disusun oleh Youden
dan Stainer.
Kekuatan
Untuk memvalidasi kekuatan suatu metode perlu dibuat perubahan metodologi yang kecil dan terus
menerus dan mengevaluasi respon analitik dan efek presisi dan akurasi. Sebagai contoh, perubahan yang di-
butuhkan untuk menunjukkan keku- atan prosedur HPLC dapat mencakup (tapi tidak dibatasi) perubahan
(Robustness) komposisi organik fase gerak (1%), pH fase gerak (± 0,2 unit), dan peru- bahan temperatur kolom (± 2 - 3°
C). Perubahan lainnya dapat dilakukan bila sesuai dengan laboratorium.
Terima kasih
Kelompok 6 DOSEN PENGAMPU :