Anda di halaman 1dari 3

Hari/Tanggal : Selasa/ 12 Mei 2020

Kelas : KIM AP2


Nama : Agnes Padia Wulansari
NIM : J3L118063
PJP : Dr. Dra. Sri Mulijani, MS.
Asisten : Yohanna Amalia, A. Md.

RESUME MATERI VALIDASI METODE ANALISIS, PRESISI,


DAN LIMIT DETEKSI (LOD)
validasi metode analisis merupakan suatu proses penilaian terhadap
parameter analitik tertentu berdasarkan percobaan laboratorium untuk
membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi syarat untuk tujuan
penggunaannya. Validasi metode analisis ini bertujuan untuk mendapatkan Suatu
hasil analisis yang absah atau valid, dapat dipercaya, dan dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan hasil analisis ini dapat menunjukkan
kesesuaian dengan tujuan pengujian.
Proses validasi metode analisis dapat dilakukan sekurang-kurangnya
melalui empat tahapan utama yaitu;
1. Validasi perangkat lunak, yakni menggunakan perangkat lunak yang telah
divalidasi dan sistem yang telah dikualifikasi;
2. Validasi perangkat keras;
3. Validasi metode; dan
4. Kesesuaian sistem.
Tahapan validasi metode analisis dilakukan dalam dua bagian besar yaitu;
1. Tahap Persiapan, meliputi
a Kalibrasi instrumen dan alat-alat gelas yang digunakan dalam proses
validasi
b Penyiapan bahan acuan baku dan matriks sediaan (plasebo)
c Uji kesesuaian sistem untuk metode kromatografi
2. Tahap validasi, meliputi
a. Spesifitas, yang merupakan kemampuan untuk menguji secara akurat dan
spesifik suatu analit dengan adanya komponen lain dalam matriks sampel
seperti adanya pengotor, hasil degradasi, dan komponen matriks.
b. Linieritas dan rentang
Linieritasmerupakan kemampuan metode analisis untuk menunjukan
respon/hasil uji secara langsung atau melalui transformasi matematika yang
jelas, proporsional terhadap konsentrasi analit dalam sampel dan dalam
rentang konsentrasi yang digunakan. Berdasarkan FDA-CDER, sampel
dikatakan linier jika nilai r2=0.999 dan menurut ICH, sampel dikatakan
linier dan rentang jika koefisien korelasinya 0.998.
Rentang konsentrasi adalah interval atau batas antara batas terendah dan
batas tertinggi konsentrasi analit yang dapat dibuktikan dengan metode
analisa dengan hasil presisi, akurasi, dan linearitas yang dapat diterima.
Rentang metode dapat diuji dengan melakukan verifikasi yang
menghasilkan data yang memperlihatkan presisi, akurasi dan linieritas yang
dapat diterima, baik pada konsentrasi terendah dan tertinggi maupun pada
konsentrasi lain sesuai dengan rentang sesuai dengan tujen metode analisi.
Menurut FDA-CDER, sampel dikatakan linier dan rentang jika nilai
r2=0.999.
c. Batas deteksi
Batas Deteksi merupakan konsentrasi terendah analit dalam sampel yang
masih dapat terdeteksi, tetapi tidak perlu ditetapkan secara kuantitatif dalam
kondisi percobaan yang telah dinyatakan Pada metode instrumen, batas
deteksi ini dinyatakan sebagai konsentrasi analit pada saat ratio signal-noise
(S/N= 3) atau mengukur besamya respon instrumen dari larutan blangko dan
menghitung simpangan bakunya. Batas deteksi ini dapat dihitung melalui
persamaan,
BD

dengan SD adalah simpangan baku blangko, dan b adalah kemiringan garis


regresi.
d. Batas kuantitasi
Batas Kuantitasi merupakan konsentrasi terendah analit didalam sampel
yang dapat ditentukan dengan presisi dan akurasi yang dapat diterima dalam
kondisi percobaan yang ditetapkan. Pada metode instrumen, batas kuantitasi
ini dapat dinyatakan dengan mengukur besarnya respon latar belakang
analisis dengan cara menganalisis sejumlah larutan blanko sampel dan
menghitung simpangan bakunya. Simpangan baku dikalikan dengan faktor
(10/b) yang merupakan batas kuantitasi, adapun batas kuantitasi ini dapat
dinyatakan dalam persamaan,
BK
dengan SD adalah simpangan baku blangko, dan b adalah kemiringan garis
regresi.
e. Akurasi
Akurasi merupakan tingkat kedekatan hasil pengujian dengan metode yang
sedang divalidasi dengan nilai yang sebenarnya atau nilai yang dinyatakan
benar. Akurasi ini ditentukan dengan empat cara sebagai persen perolehan
kembali (% recovery). Adapun empat cara tersebut adalah,
1. Analisis kadar analit dengan metode yang divalidasi terhadap sampel
yang telah diketahui kadarnya.
2. Analisis kadar analit yang ditambahkan kedalam matriks sampel yang
dianalisis (spiked method), yang dapat dinyatakan dalam persamaan:
% Recovery = (Ch - Cb)/Cs x 100 %
Dengan Ch adalah kadar analit yang dihitung dari metode yang divalidasi,
Cb adalah kadar tanpa analit (blangko), dan Cs adalah kadar analit
teoritis.
3. Jika matriks dan eksipien tidak tersedia, maka akurasi dinyatakan dengan
persen perolehan kembali kadar analit yang ditambahkan pada produk
jadi yang sudah mengandung analit (Standard addition method).
4. Membandingkan hasil analisis analit dengan metode yang divalidasi
terhadap hasil dengan metode baku (Cara grafik).
f. Presisi
Presisi atau keseksamaan adalah tingkat kesesualan diantara hasil analisis
individual jika prosedur dilakukan berulang kali terhadap sampel ganda atau
beberapa sampel yang homogen. Presisi dapat dinyatakan sebagai
simpangan baku relatif (SBR) atau koefisien variasi (KV). Presisi metode
dapat dinyatakan dengan tiga jenis penetapan yaitu repeatabilitas
(keterulangan), presisi antara dan reproduksibilitas.
1. Repeatability (keterulangan), merupakan kemampuan metode untuk
memberikan hasil analisis yang sama untuk beberapa sampel yang
kadarnya sama.
2. Presisi (Ruggedness) antara adalah pengukuran kinerja metode di mana
sampel-sampel diuji dan dibandingkan menggunakan tenaga analis
berbeda, peralatan berbeda atau hari berbeda.
3. Reproduksibilitas (ketertinuan) merupakan presisi yang terakhir dan
tuntas. Diuji dengan cara menyiapkan sampel yang homogen dan stabil,
lalu diuji oleh beberapa laboratorium (studi kolaboratif). Hal ini akan
memperlihatkan adanya galat acak yang disebabkan sampel dan
laboratorium, serta adanya galat sistemik yang belum tuntas dikoreksi.
Penentuan presisi atau keseksamaan validasi metode analisis dapat
ditentukan dengan nilai simpangan baku relatif (SBR) atau Relatif
Standard Deviation (RSD) yang dapat dihitung dengan persamaan:
∑ ̅
RSD dengan SD √
̅
dengan x adalah rata-rata dari jumlah data terhadap n pengukuran.
g. Robustness (Ketegaran)
Robustness merupakan ukuran kemampuan metode untuk tak
terpengaruh dan bertahan terhadap pengaruh kecil. Tapi dilakukan dengan
sengaja dengan membuat variasi dalam faktor metode yang memberikan
indikasi reliabilitas metode normal pada pengujian. Contoh perubahan atau
variasi parameter metode analisis adalah stabilitas larutan contoh dan waktu
ekstraksi contoh. Bila pengukuran peka terhadap variasi kondisi analisis
maka kondisi tersebut harus dikendalikan atau harus berhati-hati terhadap
kondisi tersebut. Kesesuaian sistem harus ditetapkan pada evaluasi
robustness untuk menjamin keabsahan metode analisis tetap terpelihara
ketika digunakan.

Anda mungkin juga menyukai