Anda di halaman 1dari 18

Validasi dan

verifikasi
Validasi
Validasi metoda analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap
parameter tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium, untuk
membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk
penggunaannya.
Validasi metode analisis bertujuan untuk mengkonfirmasi bahwa
metode analisis tersebut dapat sesuai untuk peruntukannya.
Menurut USP Validasi metode anlisis juga merupakan proses yang
dilakukan melalui percobaan laboratorium dimana karakteristik dari
suatu prosedur memenuhi persyaratan untuk aplikasi analisis.
Penggolongan metode analisis (USP)
a. Kategori I, Metode analisis yang digunakan untuk penetapan kadar
komponen utama dalam bahan baku obat dan sediaan obat jadi
atau bahan aktif lainnya seperti pengawet.
b. Kategori II, Metode analisis yang digunakan untuk penetapan
cemaran dalam bahan baku obat atau hasil degradasinya dalam
sediaan obat jadi.
c. Kategori III, Metode analisis yang digunakan untuk penetapan
kinerja dan kualitas sediaan obat jadi, seperti uji disolusi dan uji
pelepasan obat.
d. Kategori IV, Uji identifikasi
Akurasi
Akurasi adalah ukuran yang menujukan derajat kedekatan hasil analisis
dengan kadar analit yang sebenarnya. Akurasi dinyatakan sebagai
persen perolehan kembali (recovery) analit yang ditambahkan.
Kecermatan hasil analis sangat tergantung dengan sebaran galat
sistematik didalam keseluruhan tahapan analisis.
Akurasi diukur sebagai banyaknya analit yang diperoleh kembali pada
suatu pengukuran dengan melakukan spiking pada suatu sampel. Untuk
pengujian senyawa obat, akurasi diperbolehkan dengan
membandingkan hasil pengukuran dengan bahan rujukan standar
Akurasi
Terdapat tiga cara yang dapat digunakan untuk menentukan akurasi
suatu metode analisis yaitu:
1. membandingkan hasil analisis dengan CRM (certified refrence
material) dari organisasi internasional.
2. Uji perolehan kembali atau perolehan kembali dengan memasukkan
analit ke dalam matriks blanko (spiked placebo).
3. Penambahan baku pada matriks sampel yang mengandung analit
(standard addition method)
Akurasi
Proses standar adisi dilakukan dengan cara menambahkan larutan
standar kedalam blanko dengan beberapa deret konsentrasi yaitu 50, 75,
100, 125 dan 150% dari konsentrasi analit didalam sampel yang telah
diketahui nilainya.
Persyaratan akurasi metode
Presisi
Presisi metode adalah suatu derajat keterulangan metode analisis,
biasanya diekspresikan sebagai simpangan baku relatif (relative
standard deviation) (RSD). Berikutnya presisi juga dapat diartikan
sebagai ukuran kedekatan hasil pengujian yang diperoleh dari
serangkaian pengukuran yang diulang.
Presisi
Penentuan presisi dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu
keterulangan (repeatability), presisi antara (intermediate precision),
dan ketertiruan (reproducibility). Keterulangan merupakan ketepatan
yang ditentukan pada laboratorium yang sama oleh satu analis serta
menggunakan peralatan dan dilakukan pada hari yang sama. Presisi
antara merupakan ketepatan pada kondisi percobaan pada
laboratorium yang sama oleh analis, peralatan, reagen, dan kolom yang
berbeda. Ketertiruan mempresentasikan presisi hasil yang dapat
dilakukan pada tempat percobaan yang lain dengan tujuan untuk
memverifikasi bahwa metode akan menghasilkan hasil yang sama pada
fasilitas tempat yang berbeda
Presisi
Terdapat 2 alternatif mengenai jumlah data yang sesuai untuk
menentukan presisi suatu metode pengujian yaitu 9 kali atau 6 kali
ulangan. Pengulangan data sebanyak 9 kali dilakukan apabila sampel
atau zat yang akan dianalisa memiliki 3 konsentrasi berbeda, sehingga
setiap konsentrasi harus dilakukan minimal 3 kali ulangan.
Berikutnya jika digunakan 1 jenis sampel saja dan konsentrasinya 100%
dari konsentrasi bahan itu sendiri maka ulangan harus dilakukan
minimal 6 kali.
Presisi
Suatu metode pengujian dikatakan presisi apabilai nilai %RSD lebih
kecil dari 2/3 KV Horwitzh. KV Horwitz yaitu suatu kurva berbentuk
terompet yang menghubungkan reproducibilitas dengan konsentrasi
analit
Spesifisitas / selektifitas
Selektivitas atau spesifisitas suatu metode adalah kemampuannya yang
hanya mengukur zat tertentu saja secara cermat dan seksama dengan
adanya komponen lain yang mungkin ada dalam matriks sampel.
Selektivitas seringkali dapat dinyatakan sebagai derajat penyimpangan
(degree of bias) metode yang dilakukan terhadap sampel yang
mengandung bahan yang ditambahkan berupa cemaran, hasil urai,
senyawa sejenis, senyawa asing lainnya, dan dibandingkan terhadap
hasil analisis sampel yang tidak mengandung bahan lain yang
ditambahkan. Metode yang dikatakan spesifik yaitu metode yang
mampu memberikan perbedaan resolusi antara zat pengotor dengan
sampel adalah labih besar dari 2 (Rs >= 2)
Linieritas dan rentang
Linieritas adalah sesuatu kemampuan dari metode analisis yang
memberikan respon baik terhadap adanya perbedaan nilai analit yang
terkandung di dalam suatu matrik sampel. Semakin linier hasilnya maka
metode, instrumen dan rentang ukurnya sangat cocok digunakan untuk
menentukan suatu analit di dalam matrik sampel.
Selain linieritas, hal yang berhubungan dengan itu adalah rentang kerja.
Rentang kerja adalah suatu nilai atau batas yang dihasilkan dari
pernyataan yang didasari oleh batas terendah dan tertinggi dari
konsentrasi analit yang mampu dideteksi secara linier, akurat dan
presisi.
Linieritas dan rentang
linieritas suatu metode dapat ditentukan, apabila nilai R kuadrat berada
diatas 0.995 maka metode yang anda gunakan cocok dan linier atau
memiliki hasil yang proporsi terhadap perbedaan dari masing-masing
perbedaan konsentrasi. Sebaliknya, apabila nilai R kuadrat lebih kecil
dari 0,995 maka metode anda tidak memberikan respon yang linier
terhadap adanya perbedaan konsentrasi analit dalam suatu matrik
sampel.
Batas deteksi dan batas quantifikasi
Batas deteksi adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat
dideteksi yang masih memberikan respon signifikan dibandingkan
dengan blangko. Batas deteksi merupakan parameter uji batas. Batas
kuantitasi merupakan parameter pada analisis renik dan diartikan
sebagai kuantitas terkecil analit dalam sampel yang masih dapat
memenuhi kriteria cermat dan seksama. Batas tersebut ditentukan
dengan mendeteksi analit dalam sampel pada pengenceran bertingkat.
Alasan dilakukannya validasi
1.Metode tersebut merupakan metode yang tidak baku.
2.Metode yang didesain atau dikembangkan oleh laboratorium itu sendiri
berdasarkan hasil uji optimasi suatu metode untuk menganalisis analit di
dalam suatu sampel.
3.Metode baku namun digunakan diluar ruang lingkup yang ditetapkan
dalam metode baku itu sendiri.
4.Metode baku yang telah atau akan dimodifikasi.
5.Metode baku yang digunakan untuk menegaskan dan mengkonfirmasi
bahwa metode pengujian yang digunakan telah sesuai dengan
penggunaan yang dimaksudkan sebelumnya.
Perbedaan validasi dan verifikasi
Verifikasi adalah kegiatan untuk mengkonfirmasi ulang suatu metode
yang digunakan karena adanya pembaharuan atau penggunaan untuk
sampel lain. Adapun parameter yang digunakan dalam memverifikasi
metode adalah lebih sedikit dari pada validasi.
Secara prinsip antara validasi dan verifikasi memiliki karakter yang
sama karena tujuan dari kedua pekerjaan tersebut sama-sama untuk
menguji suatu metode apakah masih memiliki akurasi dan presisi yang
optimal.

Anda mungkin juga menyukai