Anda di halaman 1dari 12

GLIKOSIDA

TRISNA PERMADI S.Si, M.Farm


• Glikosida merupakan salah satu kandungan aktif tanaman yang
termasuk dalam kelompok metabolit sekunder.
• Di dalam tanaman glikosida tidak lagi diubah menjadi senyawa lain,
kecuali bila memang mengalami peruraian akibat pengaruh
lingkungan luar.
• Glikosida adalah senyawa yang terdiri atas gabungan dua bagian
senyawa, yaitu gula dan bukan gula.
• Keduanya dihubungkan oleh suatu bentuk ikatan berupa jembatan
oksigen (O – glikosida, dioscin), jembatan nitrogen (N-glikosida,
adenosine), jembatan sulfur (Sglikosida, sinigrin), maupun jembatan
karbon (C-glikosida, barbaloin).
STRUKTUR GLIKOSIDA
• Bagian gula biasa disebut glikon sedangkan bagian bukan gula disebut
sebagai aglikon atau genin.
• Aglycon bisa berupa terpene, flavonoid, coumarine atau produk alami
lainnya.

• Apabila bagian aglikon dari suatu glikosida juga merupakan gula maka
disebut hollosida, kalau bukan gula disebut heterosida.
GLIKOSIDA SAPONIN
• Glikosida saponin adalah glikosida yang aglikonnya berupa sapogenin.
Glikosida saponin bisa berupa saponin steroid maupun saponin
triterpenoid.
• Saponin adalah segolongan senyawa glikosida yang mempunyai
struktur steroid dan mempunyai sifat-sifat khas dapat membentuk
larutan koloidal dalam air dan membui bila dikocok.
• Saponin bila terhidrolisis akan menghasilkan aglikon yang disebut
sapogenin.
• Saponin mampu menghancurkan butir darah merah melaui reaksi
hemolisis, dan bersifat toksik bagi hewan berdarah dingin.
IDENTIFIKASI SAPONIN
• Kualitatif → cara gelatin darah
• Simplisia → diletakan di atas gelatin darah → haemolisa butir darah → gelatin menjadi
jernih → saponin positif
• Indeks buih
• Simplisia + air, dikocok 15’ terbentuk buih yang permanen → tinggi buih dapat diukur
• Metode ikan
• Ikan kecil dimasukkan ke dalam larutan saponin selama 1 jam → 60% ikan mati → indeks
ikan
• Cara haemolisa
• Dekok / ekstrak + larutan garam fisiologis (2,5% darah yang telah di defibrinasi)
→haemolisa → cairan menjadi jernih
• Kadar saponin yang dapat menyebabkan haemolisa total → satuan indeks haemolisa
Reaksi identifikasi
• Reaksi LEGAL
• Heterosida / ekstrak simplisia,dilarutkan dalam piridin + NAOH + Na nitroprusid → merah darah → lakton
tidak jenuh positif
• Reaksi KELLER KILIANI
• Glikosida jantung + asam asetat glasial → + FeCl 3 + campuran sama banyak H2SO4 +FeCl3, melalui dinding
tabung →→ cincin warna merah coklat → setelah beberapa menit, di atas cincin → biru hijau →→ glikosida
oleander, merah. Glikosida digitalis, hijau kebiruan.
• Rreaksi LIEBERMANN BURCHARD
• Llarutan glikosida dalam asam asetat glasial + H 2SO4p → warna merah muda → merah → violet → biru → ungu
• Strophantus kombe → hijau, Strophantus gratus → merah
• Reaksi KEDDE
• Larutan glikosida + pereaksi kedde + KOH 1N → terjadi warna merah ungu sampai biru ungu →→ a-glikon
kardenolid positif
• Pereaksi kedde → asam dinitro benzoat/etanol +KOH 2N / etanol
Identifikasi flavonoid
• Sejumlah lebih kurang 1 gram simplisia didihkan dengan 100 mL air
panas selama 5 menit, lalu disaring. Terhadap 5 mL fitrat ditambahkan
simplisia magnesium P, 1 mL asam klorida P, dan 2 mL amil alkohol P,
dikocok kuat dan diamkan hingga memisah. Adanya golongan
senyawa flavonoid ditujukkan dengan terbentuknya warna merah,
kuning, atau jingga pada lapisan amil alkohol.
Identifikasi tannin
• Sejumlah lebih kurang 1 gram simplisia didihkan dengan 100 mL air
panas selama 5 menit, lalu disaring. Sebanyak 10 mL filtrat dibagi
menjadi dua bagian, 5 mL filtrat pertama ditambahkan larutan besi
(III) klorida (1%) P, bila timbul warna hijau-biru atau hitam yang
menunjukkan adanya tanin, kedalam 5 mL filtrat kedua ditambahkan
pereaksi Stiasny (campuran formaldehida LP dan asam klorida pekat
2:1), kemudian dipanaskan di atas penangas air. Terbentuknya
endapan merah muda menunjukkan adanya golongan senyawa tanin
katekuat. Endapan disaring. Lalu filtrat dijenuhkan dengan natrium
asetat P, dan ditambahkan larutan besi (III) klorida (1%) P.
Terbentuknya warna biru menunjukkan adanya senyawa tanin galat.
Identifikasi kuinon
• Sejumlah lebih kurang 1 gram simplisia didihkan dengan 100 mL air
panas selama 5 menit, lalu disaring. Sebanyak 10 mL filtrat
ditambahkan natrium hidroksida 1 N, terbentuknya warna merah
menunjukkan adanya golongan senyawa kuinon.
Identifikasi steroid / triterpenoid
• Sejumlah lebih kurang 1 gram simplisia dimaserasi dengan 20 mL eter
P selama 2 jam, kemudian disaring. Filtrat dipindahkan ke dalam
cawan penguap lalu diuapkan hingga kering. Ke dalam residu
ditambahkan 2 tetes asam asetat anhidrat P dan 1 tetes asam sulfat
pekat. Terbentuk warna merah ke ungu menunjukkan adanya
triterpenoid dan perubahan warna dari hijau biru menunjukkan
adanya golongan senyawa steroid.
Identifikasi kumarin
• Sejumlah lebih kurang 1 gram simplisia ditambahkan 10 mL kloroform
P, kemudian dipanaskan selama 10 menit, didingikan, lalu disaring.
Fitrat diuapkan, kemudian ditambahkan 10 mL air anas dan dinginkan,
ditambahkan 0,5 mL ammonia (10%) P. Kemudian diamati bawah
lampu UV pada λ 366 nm, golongan senyawa kumarin positif ditandai
dengan terbentuknya fluoresensi hijau atau biru.

Anda mungkin juga menyukai