EFEDRIN-HCl
Kelompok 18
Dian Abdillah Riska Febriyeni S Agie Avionico G M. Badru Tamamudin Silvia Andreas 260110100077 260110100078 260110100079 260110100081 260110100082
Efedrin HCL
memiliki cincin aromatis, kemudian terdapat gugus OH dan memiliki gugus NH HCL merupakan senyawa
Sedangkan
halida
Sifat farmakologi
Beraksi sebagai agonis reseptor adrenergik Aksi utamanya adalah pada betaadrenergik reseptor, yang merupakan bagian dari sistem saraf simpatik.
Efedrin HCL mengandung tidak kurang dari 99,0 % dan tidak lebih dari 101, 0% C10H15NO.HCL, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan
Kelarutan Larut lebih kurang 4 bagian air, dalam lebih kurang 14 bagian etanol 95 %
Suhu lebur 217 C sampai 220 C Susut pengeringan tidak lebih dari 0,5 % Sisa pemijaran tidak lebih dari 0,1 %
Tahapan Analisis
Titrasi Bebas Air Efedrin HCL (C10H15NO.HCL)
Dilakukan pada zat asam atau basa lemah seperti halnya asam-asam organik atau alkaloida. Alkaloida sukar larut dalam air juga kurang reaktif dalam air, seperti misalnya garamgaram amina dimana garam-garam dirombak dulu menjadi basa bebas yang larut dalam air.
Pelarut aprotik, pelarut tidak memiliki sifat asam atau basa (inert)
Contoh : Benzena, karbon tetraklorida dan kloroform
Pelarut protofilik, pelarut yang mempunyai afinitas yang tinggi terhadap proton (menaikan ionisasi asam lemah dengan menggabungkan proton yang dimiliki)
Contoh : piridin, formamid, dietilamin dll
murah
hasil
Titran
Yang bersifat asam Yang bersifat basa
Contoh :asam perklorat; asam ptoluensulfonat; asam 2,4 dinitrobenzensulfonat.
Contoh :tetra butilamonium hidroksida, natrium asetat, kalium metoksida, dan natrium aminoetoksida.
Asam : kristal violet, metil violet, metil merah Basa : Fenolftalein, timol biru, violet azo
Indikator yang digunakan adalah berupa senyawa organic yang bersifat asam atau basa lemah, dimana warna molekulnya berbeda dengan warna bentuk ionnya.
Secara singkat reaksi yang terjadi dapat digambarkan sebagai berikut : 1. Garam organik : RCOOK + HClO4 RCOOH + KCLO4
2. Amin
Primer
3. Garam
Halida
Ion klorida, bromida dan iodida merupakan basa yang sangat lemah, sehingga tidak dapat bereaksi secara kuantitatif dengan asam perklorat. Hal ini dapat diatasi dengan penambahan merkuri asetat.Garam ini dengan ion halida akan melepaskan ion asetat yang berfungsi sebagai asam kuat.
Aplikasi TBA
1.
Obat Sulfa -SO2-NH- (asam) dengan alkali metoksida (basa) dalam pelarut benzenmetanol atau difenilformamida 2. Basa lemah (amina, asam amino dan anion asam lemah) dalam asam asetat glasial dengan asam perklorat.
Analisis Kualitatif
10 mg zat dilarutkan dalam 1 ml air dan direaksikan dengan 3 tetes 3N HCl Tambahkan 2 tetes larutan tembaga sulfat 2% dan 1,5 ml 3 N NaOH, cairan berwarna ungu Tambahkan 1 ml eter, lalu larutan dikocok: lapisan eter berwarna merah tua sedangkan lapisan air berwarna biru ( reaksi Chen-Kao).
Atau
Ke dalam larutan zat 0,2% ditambahkan 3 tetes 3N NaOH dan 3 tetes larutan Kalium heksasianoferat(III) 5% Dipanaskan sebentar, tercium bau benzaldehid Gas yang menguap membirukan lakmus merah basah
Dinginkan Campurkan 8,5 mL Asam perklorat (70%) p dengan 500 mL asam asetat glasial p 21 mL Asam asetat anhidrida p
Titrasi dengan larutan asam perklorat menggunakan indikator larutan Kristal violet P hingga warna hijau zamrud
(Farmakope Indonesia Edisi Ke-3, 1979 (hal. 744)).
Penentuan kadar efedrin HCl dengan metode titrasi bebas air berdasarkan reaksi netralisasi dimana sampel dilarutkan dengan asam asetat glasial dan merkuri asetat.
Prinsip TBA
Kemudian dititrasi dengan HClO4 menggunakan indikator Kristal violet dengan titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna dari ungu menjadi hijau zamrud.
Analisis Kuantitatif
Keringkan alat yang akan digunakan dengan cara dibersihkan dengan alkohol lalu dimasukkan ke dalam oven pengering
Timbang seksama lebih kurang 500 mg sampel (duplo atau triplo)
Tahapan Analisis
Penambahan Anhidrida asam asetat dimaksudkan untuk menghilangkan jumlah air sedikit yang masih ada dalam pelarut (Roth dan Blaschke, 1994, hal. 240). Jika basa dalam bentuk garam klorida, maka klorida harus dihilangkan sebelum titrasi. Penghilangan klorida dilakukan dengan penambahan merkuri asetat. Adanya asam klorida dan asam-asam kuat lain harus dihindari Karena bisa mengakibatkan penetapan kadar tidak kuantitatif karena asamasam kuat ini juga bisa bereaksi dengan senyawa sampel yang bersifat basa (Gandjar dan Rohman, 2012, hal. 145).
Reaksi
Persentase Kadar
V x N berat setara x 1000 Berat sampel x faktor koreksi
DAFTAR PUSTAKA
Auterhoff & Kovar. 2002. Identifikasi Obat. Penerbit ITB. Bandung Ditjen, POM. 1979. Farmakope Indonesia, Edisi III. Depkes RI. Jakarta. Gandjar, I. G. dan Rohman, A. 2012. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Roth, H. J. dan Blaschke, G. 1994. Analisis Farmasi. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Hardjasaputra, S. L. P. Budipranoto, G., Sembiring, S. U. Kamil, I. 2002. Data obat di Indonesia, ed. 10. Grafidian Medipress. Jakarta Harvey, D. 2000. Modern analytical chemistry. Mc Graw hill higher education. north America. Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan. Jakarta.
Terima Kasih..