0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
248 tayangan14 halaman
Efedrin adalah obat stimulan dan alkaloid agen simpatometik yang berpotensi sebagai dekongestan, bronkodilator, dan antihipotensi. Secara klinis digunakan untuk mengatasi bronkospasme akut, hidung tersumbat, dan hipotensi pasca anestesi spinal. Efedrin memiliki struktur kimia mirip dengan amfetamin dan dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan amfetamin.
Efedrin adalah obat stimulan dan alkaloid agen simpatometik yang berpotensi sebagai dekongestan, bronkodilator, dan antihipotensi. Secara klinis digunakan untuk mengatasi bronkospasme akut, hidung tersumbat, dan hipotensi pasca anestesi spinal. Efedrin memiliki struktur kimia mirip dengan amfetamin dan dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan amfetamin.
Efedrin adalah obat stimulan dan alkaloid agen simpatometik yang berpotensi sebagai dekongestan, bronkodilator, dan antihipotensi. Secara klinis digunakan untuk mengatasi bronkospasme akut, hidung tersumbat, dan hipotensi pasca anestesi spinal. Efedrin memiliki struktur kimia mirip dengan amfetamin dan dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan amfetamin.
Ini sering digunakan untuk mencegah tekanan darah rendah selama anestesi spinal . Selain itu juga telah digunakan untuk asma , narkolepsi , dan obesitas tetapi bukan pengobatan yang disukai. Tidak jelas manfaatnya pada hidung tersumbat . Ia juga dapat diminum atau disuntikkan ke otot , vena , atau tepat di bawah kulit . Efedrin • Efedrin adalah alkaloid agen simpatometik yang berpotensi sebagai dekongestan, bronkodilator, dan antihipotensi. Secara klinis, efedrin digunakan dalam tatalaksana bronkospasme akut, hidung tersumbat, dan hipotensi setelah anestesi spinal. Efedrin mengaktivasi reseptor noradrenergik post sinaps. Aktivasi reseptor alfa adrenergik pada vaskuler menyebabkan vasokonstriksi, sementara aktivasi reseptor beta adrenergik di saluran napas menyebabkan bronkodilasi. Bahan:
• 1. Botol 30ml tingtur yodium yang mengandung iodine 2%, natrium
iodida 2,4%, alkohol 47%, sisanya H20 • 2. 5 tablet dekongestan Sinustop Herbal yang mengandung pseudoefedrin HCl 60mg Crystaline masing-masing dicampur dengan beberapa ingrediants herbal. Atau 300mg efedrin diperoleh melalui beberapa metode lainnya. • 3. 5 jalan flare. • 4. Botol bersih menguras containg conc. H2SO4 • 5. Botol cuka suling putih • 6. Iblis Merah Lye mengandung natrium hidroksida • 7. Semprotkan dapat pembersih rem yang mengandung trichloroethylene 1,1,1 atau 1,1,1 trikloroetan 1. Sintesis efedrin oleh neuberg dan hirsch (tahun 1921) A. Menggunakan teknik sintesis stereoselektif (asymmetric). Fenilasetilkarbinol diperoleh dari reaksi antara benzaldehid yang ditambahkan larutan karbohidrat (glukosa) dan difermentasikan oleh yeast. Optik aktif terjadi pada C1 yang merupakan konfigurasi natural dari L-efedrin. B. Kemudian katalis hidrogenasi dengan bantuan metilamin, platinum dan H2, sehingga terbentuk L- efedrin secara langsung dan terbentuk konfigurasi asymmetric pada C2. 2. SINTESIS EFEDRIN OLEH MANSKE, JOHNSON DAN SKITA (TAHUN 1929) • Sintesis ini menggunakan derivat asam propinat pada alkilasi friedel-crafts dengan rantai samping mengandung 3 atom karbon. • Proses sintesis dimulai dengan mereaksikan fenil dengan propionil klorida. Dengan bantuan aluminium klorida akan terbentuk senyawa propiophenone. • Ropenone diubah oleh isoamil nitrit ( isonitroso keton), kemudian dihidrolisis. • Selanjutnya efedrin diperoleh dengan hiodrogenasi katalitik dengan adanya metilamin dan katalis platinum serta H2. Sistesis efedrine oleh nagai dan kanao (tahun 1929) sintesis efedriin dari benzaldehid dan nitro etana, dapat dilihat pada reaksi berikut : Prosedur • Efedrin HCL dan bahan pembantu lainnya ditimbang sesuai dengan yang dibutuhkan • Semua bahan , kecuali Mg-stearat dan talk dicampur hingga homogen • Mg stearat dan talk ditambahkan dan diaduk kembali • Hasil campuran dikempa langsung menjadi tablet • Lakukan evaluasi terhadap tablet yang telah dicetak Prosedur kerja Disiapkan alat dan bahan yang digunakan cuci peralatan Timbang seksama efedrin Hcl Larutkan dalam 25 ml asam glacial p+10 mL raksa (ll) asetat LP + indikator kristal violet 2 tetes titrasi dengan HCIO4 hingga warna merah Catat volume titrasi dan hitung kadar persenya Bagaimana cara penggunaan efedrin? Ada beberapa hal yang harus Anda lakukan saat menggunakan obat ini, di antaranya adalah: • Jika dokter meresepkan efedrin, gunakan sesuai dengan yang diresepkan oleh dokter atau ikuti instruksi yang tertera pada kemasan obat. • Anda boleh mengonsumsi obat ini saat perut kosong maupun sudah terisi makanan. Namun, jika perut Anda terasa sakit, sebaiknya isi perut Anda terlebih dahulu dengan makanan untuk mengurangi iritasi pada perut. • Jika ada hal yang tidak Anda pahami dari instruksi dokter atau dari petunjuk pemakaian obat yang ada di dalam kemasan, tanyakan kepada dokter. • Jangan mengambil lebih dari dosis yang dianjurkan, dan jangan menggunakan produk ini selama lebih dari 7 hari berturut-turut kecuali diarahkan oleh dokter Anda. • Ketika digunakan untuk waktu yang panjang, efedrin mungkin tidak bekerja dengan baik. Bicarakan dengan dokter Anda jika obat ini berhenti bekerja dengan baik. Bahan dan Alat • pipet kaca • HCL • Tiga botol kaca kecil • NaOH dengan tutup • Ethyl ether • pyrex (satu meatloaf • Ephedrine disarankan) • Air suling • jar liter kaca • Gunting tajam • Sarung tangan karet bersih • Filter kopi • Gelas ukur • sendok Sintesis • Sintesis Amphetamine • Senyawa amina dapat disintesis dalam satu tahap dengan mereaksikan keton atau aldehid dengan amonia atau suatu amina dalam sejumlah agen pereduksi. Proses ini dinamakan reaksi aminasi reduktif. Reduktif aminasi ini terjadi melalui penyerangan gugus karbonil oleh amina dan menghasilkan imina melalui reaksi adisi nukleofilik. • Langkah pertama adalah adisi nukleofilik pada gugus karbonil yang diikuti dengan transfer proton. Produk yang dihasilkan pada langkah pertama ini adalah hemiaminal atau sering disebut carbinolamine. Bentuk ini biasanya tidak stabil dan tidak dapat diisolasi. Reaksi yang kedua adalah eliminasi air dari hemiaminal sehingga terbentuklah senyawa imina. Kemudian bentuk imina ini direduksi dengan agen pereduksi seperti gas hidrogen dan palladium (H2/Pd), gas hidrogen dan platina (H2/Pt), Natrium borohidrid (NaBH4) atau dengan lithium aluminium hidrida (LiAlH4) untuk membentuk senyawa amina. Sintesis • Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan amphetamine secara aminasi reduktif adalah benzyl methyl keton. Senyawa benzyl methyl keton yang digunakan adalah phenil-2-propanone (P2P). Saat ini, P2P merupakan bahan kimia yang peredarannya sangat dibatasi karena kekhawatiran penyalahgunaan bahan ini sebagai starting material untuk pembuatan amphetamine.
• Selain reaksi aminasi reduktif, juga dikenal reaksi lain untuk
pembuatan amphetamine. Reaksi tersebut antara lain adalah Leuckart Rection, Oxime Route, Phenylnitropropene Route. PROSEDUR • Prosedur pembuatan secara laboratorium adalah sebagai berikut: • Satu mol atau kurang lebih 134,2 gram phenyl-2-propanone dilarutkan ke dalam 500 ml methanol yang telah dijenuhkan dengan ammonia pada suhu 10oC (sekitar 94 gram atau 5,5 mol). Setelah penambahan Raney nickel dari 30 gram alloy, dilakukan hidrogenasi dalam autoclave yang dilengkapi dengan shaker atau pengaduk. Hidrogenasi ini dijalankan pada suhu 90oC dan tekanan 100atm. Setelah pengambilan hidrogen telah berhenti, tekanan diturunkan. Kemudian dilakukan penyaringan terhadap katalis dan dilakukan destilasi untuk penghilangan pelar tekanan diturunkan ut. Residu diasamkan dengan 20% HCl hingga pH 3. Pengotor non-basic (asam) diekstraksi dengan eter. Ekstrak eter ini dibuang. Sedangkan larutan berair (fase air) dibasakan dengan larutan NaOH 40% dan diekstraksi dengan eter. Ekstrak eter (berisi amphetamine base) dikeringkan dari tapak-tapak air dengan melewatkannya pada KOH. Pelarut eter diuapkan dan produk didestilasi untuk mendapatkan produk yang lebih murni (yield 90%) dengan b.p 92oC. • Amphetamine lebih baik disimpan dalam bentuk hidroklorida. Untuk mendapatkan bentuk hidroklorida, amphetamine base dilarutkan dengan pendinginan dalam alkohol jenuh HCl dalam jumlah berlebih. Dilakukan presipitasi dengan eter absolut untuk mendapatkan racemic DL amphetamine hydrochloride, mp 152oC. Efadrine dan amfetamin • Efedrine merupakan suatu senyawa amina yg memiliki struktur kimia mirip dengan turunan metamfetamin dan amfetamin. Dapat dikatakan, efedrin adalah suatu amfetamin yg tersubtitusi dan meruakan analog struktural metamfetamin. Perbedaanya dengan metamfetamin hanyalah adanya struktur hidroksil (OH). Efedrine adalah amina simpatomimetik yg bereaksi sebagai agonis resetor adrenergik. • Amfetamin adalah sejenis stimulan sistem syaraf. Turunanya yaitu metilen dioksi metamfetamin (MDMA) yang sangat populer sebagai eactasy, dan metamfetamin HCL atau shabu-shabu . Karena itu, efedrin bahkan bisa menjadi bahan baku pembuatan eactasy dengan mereaksikannya dengan suatu reduktor.