Anda di halaman 1dari 13

KANKER SERVIKS

Disusun oleh :
1. Amor Sekar Widi A 1804015
2. Baiq Dina Andjani 1804015190
3. Devita 1804015
4. Diah Alya Nur’aini 1804015304
5. Jihan Esa Siregar 1804015010
6. Rosandea inggrid 1804015276
7. Novita Sri Rahayu 1804015030
FISIOLOGI REPRODUKSI

Sistem reproduksi adalah


sistem yang menghasilkan
gamet jantan atau betina agar
makhluk hidup dapat
menghasilkan keturunan
berikutnya melalui fertilisasi.
KANKER SERVIKS

• Cervix merupakan bagian dasar dari uterus yang bentuknya


menyempit sehingga disebut juga sebagai leher rahim.
Menghubungkan uterus dengan saluran vagina dan sebagai
jalan keluarnya janin dari uterus menuju saluran vagina.
• Kanker serviks adalah kanker yang terjadi saat ada sel-sel di
leher rahim alias serviks yang tidak normal, dan berkembang
terus dengan tidak terkendali.
JENIS KANKER

• Karsinoma sel skuamosa (KSS) : KSS berawal dari sel


skuamosa yaitu sel yang melapisi rahim bagian luar.

• Adenokarsinoma : Pada jenis kanker serviks ini bermula pada


sel kelenjar pada saluran leher rahim.
ETIOLOGI

Sesuai dengan etiologi infeksinya, wanita dengan


partner seksual yang banyak dan wanita yang memulai
hubungan seksual pada usia muda akan meningkatkan
risiko terkena kanker serviks. Karena sel kolumnar serviks
lebih peka terhadap metaplasia selama usia dewasa maka
wanita yang berhubungan seksual sebelum usia 18 tahun
akan berisiko terkena kanker serviks lima kali lipat.
Keduanya, baik usia saat pertama berhubungan maupun
jumlah partner seksual, adalah faktor risiko kuat untuk
terjadinya kanker serviks. Selain itu:
• Terkena infeksi penyakit menular seksual
• Lemahnya sistem kekebalan tubuh
• Merokok
• Adanya riwayat kanker serviks dalam keluarga
GEJALA – GEJALA DAN TANDA - TANDA

• Perdarahan yang tidak wajar dari vagina. Misalnya perdarahan


padahal Anda tidak sedang haid, menstruasi yang lebih panjang,
perdarahan setelah atau saat berhubungan seks, setelah menopause,
setelah buang air besar, atau setelah pemeriksaan panggul.
• Keputihan berbau
• Siklus menstruasi jadi tidak teratur.
• Nyeri pada panggul (di perut bagian bawah).
• Nyeri saat berhubungan seks atau berhubungan seks.
• Nyeri di pinggang (punggung bawah) atau kaki.
• Nyeri saat buang air kecil
• Badan lemas dan mudah lelah.
• Berat badan menurun padahal tidak sedang diet.
• Kehilangan nafsu makan.
• Cairan vagina yang tidak normal, seperti berbau menyengat atau
disertai darah.
• Salah satu kaki membengkak.
DIAGNOSIS KLINIS

DIAGNOSIS BANDING
1. Adenokarsinoma Endometrial
2. Polip Endoservikal
3. Chlamydia trachomatis atau Infeksi menular seksual lainnya
pada wanita dengan:
Keluhan perdarahan vagina, duh vagina serosanguinosa,nyeri
pelvis
Serviks yang meradang dan rapuh (mudah berdarah,terutama
setelah berhubungan seksual)
DIAGNOSIS
Skrining dan Biopsi Kanker Serviks
Perubahan dini pada serviks, khususnya CIN, bisa dideteksi sebelum berkembang menjadi
kasus karsinoma invasif dengan cara skrining dengan menggunakan Pap smear, tes HPV,
danskrining visual dengan menggunakan asam asetat atau larutan Lugol iodin.

Stadium Kanker Serviks


Staging karsinoma seviks merunut pada sistem klasifikasi dari FIGO
(Federation of Gyenaecologic and Obstetrics) tahun 2000 dilihat berdasarkan lokasi
tumor primer, ukuran besar tumor, dan adanya penyebaran keganasan 1,15. Staging ini
dibuat untuk mempermudah perencanaan terapi yang efektif dan optimal bagi pasien dan
memperkirakan prognosis pasien.

Grading Kanker Serviks


Grading diartikan sebagai penilaian terhadap morfologi sel yang dicurigai
sebagai bagian dari jaringan tumor 8,9. Dalam penelitian ini, jenis histopatologi yang
akan diteliti adalah squamous cell carcinoma (SCC).
Diagnosis Kanker Serviks
Deteksi kanker serviks sejak dini, akan meningkatkan kemungkinan keberhasilan pengobatan. Karena itu, dokter
akan menganjurkan skrining kanker serviks, meliputi:
• Pap smear. Prosedur ini dilakukan dengan membuka vagina menggunakan alat khusus yang dinamakan
spekulum atau cocor bebek, kemudian mengambil sampel sel dari leher rahim dengan mengikis jaringan
serviks dengan sikat khusus untuk diteliti di laboratorium. Melalui pap smear, keberadaan sel-sel abnormal
yang dapat berkembang menjadi kanker dapat dideteksi.
• Pemeriksaan HPV DNA. Sama seperti pap smear, dokter akan menggunakan spekulum untuk membuka
vagina dan mengambil sampel sel dari leher rahim untuk diperiksa di laboratorium. Bedanya, tes HPV DNA
bertujuan mendeteksi keberadaan virus HPV yang dapat memicu kanker serviks.

Setelah dipastikan terdapat kanker pada serviks pasien, dokter akan menjalankan sejumlah tes untuk mengetahui
tingkat penyebaran (stadium) kanker, meliputi:
• Tes darah. Tes darah dilakukan untuk memeriksa kondisi organ lain, seperti hati, ginjal, dan sumsum
tulang.
• Sistoskopi. Dalam prosedur pemeriksaan ini, dokter akan memasukkan selang kecil yang dilengkapi lampu
ke kandung kemih melalui uretra. Sebelum menjalani sistoskopi, pasien akan diberikan bius lokal, atau total
jika diperlukan.
• Proktoskopi. Proktoskopi adalah pemeriksaan rektum atau bagian akhir dari usus besar yang terhubung ke
anus. Dokter akan memasukkan selang yang dilengkapi lampu melalui anus, untuk melihat kemungkinan
kanker serviks menyebar ke rektum.
• Tes pencitraan. Salah satu pemindaian yang dapat dilakukan adalah foto Rontgen dada untuk mengetahui
kemungkinan kanker sudah menyebar ke paru-paru. Selain itu, dokter juga dapat menjalankan foto Rontgen
saluran kemih (IVP) untuk melihat apakah kanker menyumbat saluran kemih. MRI, CT scan, atau PET scan
juga digunakan untuk melihat ukuran tumor dan mengetahui tingkat penyebaran kanker dengan lebih jelas.
PATOGENESIS

PATOGENESIS KANKER SERVIKS


Kausa utama karsinoma serviks adalah infeksi virus Human Papilloma yang
onkogenik. Risiko terinfeksi HPV sendiri meningkat setelah melakukan aktivitas
seksual. Pada kebanyakan wanita, infeksi ini akan hilang dengan spontan. Tetapi
jika infeksi ini persisten maka akan terjadi integrasi genom dari virus ke dalam
genom sel manusia, menyebabkan hilangnya kontrol normal dari pertumbuhan sel
serta ekspresi onkoprotein E6 atau E7 yang bertanggung jawab terhadap perubahan
maturasi dan differensiasi dari epitel serviks 1,3. Lokasi awal dari terjadinya
karsinoma serviks biasanya pada atau dekat dengan pertemuan epitel kolumner di
endoserviks dengan epitel skuamous di ektoserviks atau yang juga dikenal dengan
squamocolumnar junction7
TREATMENT

• 1. Cara mengobati kanker serviks dengan metode operasi


• 2. Cara mengobati kanker serviks dengan terapi radiasi
• 3. Cara mengobati kanker serviks dengan kemoterapi
• 4. Cara mengobati kanker serviks dengan metode terapi target
• 5. Cara mengobati kanker serviks dengan metode imunoterapi
Terimakasih ;)

Anda mungkin juga menyukai