Anda di halaman 1dari 19

PARAMETER KADAR TOTAL

GOLONGAN KANDUNGAN
KIMIA
PRINSIP :
• Dengan penerapan metode spektrofotometri, titrimetri, volumetri,
gravimetri atau lainnya dapat ditetapkan kadar golongan kandungan
kimia. Metode harus sudah teruji validitasnya terutama selektifitas dan
batas linieritasnya.

TUJUAN :
• memberikan informasi kadar golongan kandungan kimia sebagai
parameter mutu ekstrak dalam kaitannya efek farmakologis

NILAI :
• minimal atau rentang yang telah ditetapkan
Kadar total golongan kandungan
kimia
1. Minyak atsiri
2. Steroid
3. Tanin
4. Flavonoid
5. Saponin
6. Alkaloid
7. Antrakuinon
KADAR Minyak Atsiri
METODE : DISTILASI STAHL

Metode destilasi yang digunakan untuk mengisolasi minyak atsiri simplisia.


Prinsip Destilasi :
• Berdasarkan perbedaan titik didih senyawa dalam campuran zat cair tersebut sehingga
senyawa yang memiliki titik didih terendah akan menguap lebih dahulu, kemudian apabila
didinginkan akan mengembun dan menetes sebagai zat murni (destilat).

Kelebihan destilasi Stahl:


• dapat menetapkan kadar minyak atsiri yang diperoleh secara langsung dengan mengukur
volume minyak atsiri yang terukur pada alat.
• metode sederhana dan mudah dikerjakan
• menggunakan pelarut air. Air mempunyai titik didih lebih besar dari minyak atsiri sehingga
pemisahan dengan destilasi dapat dilakukan.
Tahapan kerja
• Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Alat-alat yang akan digunakan dicuci
dan dikeringkan untuk mencegah adanya kontaminan yang dapat mempengaruhi
hasil.
• Simplisia an dipotong-potong dahulu :
• untuk memperkecil ukuran partikel sehingga minyak atsiri dapat keluar
dengan lebih mudah dari sel.
• untuk memperluas permukaan simplisia sehingga semakin banyak simplisia
yang berinteraksi dengan larutan penyari.
• Setelah dipotong-potong, simplisia ditimbang dan dimasukkan ke dalam labu
Stahl.
• Simplisia tersebut dicampurkan dengan sejumlah tertentu air hingga seluruh
simplisia dalam labu terendam atau 2/3 dari volume labu terendam.
Penambahan air hingga simplisia terendam bertujuan agar isolasi minyak atsiri
yang terkandung di dalamnya dapat lebih optimal sehingga didapat jumlah
minyak atsiri yang lebih banyak
DISTILASI DISTILASI STAHL
CLAVENGER
Prosedur
• Timbang ekstrak yang dapat menghasilkan 1 – 2 ml minyak atsiri.
• Masukkan ekstrak ke dalam labu, hubungan pendingin dengan
penampung berskala. Pada labu dimasukkan batu didih
• Didihkan labu hingga minyak atsiri terdistilasi sempurna atau tidak
ada tambahan tetesan minyak atsiri.
• Jika minyak atsiri telah tertampung pada bagian berskala pembacaan
bisa hingga 0,1 ml
PENETAPAN KADAR STEROID
Steroid merupakan senyawa yang dihasilkan dari terpenoid yang
dikenali dengan karbon siklopentano-perhidro- penantrenskeleton
dengan 4 cincin siklik, bentuk susunannya 6-6-6-5.
Senyawa steroid terdiri sintetik dan alami/ endogen dengan aksi
farmakologis yang sangat luas.

• Terazolium Blue
Prinsip reaksi :
• pembentukan warna yang didasarkan pada reaksi reduksi garam tetrazolium
oleh α-keto steroid.
• Garam tetrazolium yang dapat dipakai adalah 2,3,5- trifeniltetrazolium
(memberikan λmax, 490 nm), 3,3’-dianisole-bis-4,4’-(difenil)-fenil-3-(p-
iodofenil) tetrazolium klorida (tetrazolium biru, λmax, 510 nm).
• Metode ini cukup spesifik dan interferensi dari gula, asam askorbat, sistein,
asam glukoronat dan asam lemak tidak jenuh dapat diatasi dengan
penambahan etanol atau dengan penambahan yang lain.
• Tetrazolium dalam kondisi basa menghasilkan warna merah yang dibaca pada
panjang gelombang 510 - 530 nm
• Larutan Pembanding Timbang seksama sejumlah Baku Pembanding FI, seperti
yang tertera pada monografi, yang sebelumnya telah dikeringkan menurut cara
yang tertera pada monografi, larutkan dalam etanol P. Lakukan pengenceran
hingga kadar lebih kurang 10 µg per ml.
Prosedur (BPOM 2000)
Larutan baku :
• Ditimbag seksama 1 mg sitosterol, dilarutkan bertingkat hingga diperoleh
kadar 5 ug/ml, 10 ug/ml dan 20 ug/ml.
Larutan uji :
• Timbang seksama 1 gram ekstrak, dilarutkan dalam etanol. Ulangi 3 kali
dengan cara yang sama.
• Ukur etanol dalam labu sebagai blanko.
• Buat larutan tetrazolium dari 50 mg biru tetrazolium dalam 10 ml
methanol
• Ambil 2 ml larutan uji dan etanol (blanko) ditambahkan tetrazolium,
biarkan selama 90 menit. Ukur serapan larutan di spektrofotometer ada
Panjang gelombang maksimal 525
Tannin
Penetapan kadar Tanin
• 2 g ekstrak dipanaskan dengan 50 ml air mendidih selama 30 menit
• Diamkan kemudian diendaptuangkan dengan kapaskedalam labu 250
ml. sisa saring saring dengan air mendidihdan saring masukkan labu
takar.
• Ulangi penyarian beberapa kali hingga diberi Fe(III) ammonium sulfat
tidak menunjukkan warna tannin.
• Larutan yang dingin ditambah dengan indigo sulfonate dan dititrasi
dengan kalium permanganate 0,1 N hingga larutan berwarna kuning
emas. Lakukan juga terhadap blanko
• 1 ml KMNO4 setara dengan 0,004157 g tannin.
FLAVONOID
OH

OH
OH

HO O
HO O

OH O
OH O
Penetapan kadar flavonoid
Prinsip :
• Flavonoid ditetapkan kadarnya sebagai aglikon dengan terlebih dahulu
dilakukan hidrolisis dan selanjutnya dilakukan pengukuran
spektrofotometri dengan mereaksikan larutan berisi flavonoid dengan
AlCl3 pada panjang gelombang maksimum.
• Metode Hidrolisis :
• Sejumlah ekstrak setara dengan 200 g simplisia dimasukkan dalam
labu dan ditambah system hidrolisis (heksametilentetramin, aseton,
HCl dan air), refluk selama 30 menit, saring dengan kapas. Residu
hidolisis di refluk kembali dengan aseton, dilakukan hingga 2 kali.
• Semua filtrat dikumpulkan dan ditepatkan 100 ml.
• 20 ml residu hidrolisis ditambah air kemudian dikocok dengan etil
asetat (dilakukan 3 kali) masukkan labu hingga 50 ml.
Pengukuran serapan pada spektrofotometri :
• Fraksi etil asetat 10 ml dimasukkan ke dalam labu takar
ditambah larutan AlCl3 (2 g dalam 100 ml larutan asam
asetat glacial 5% dalam metanol).
• Kedalam labu ditambahan larutan asam asetat 5% dalam
methanol hingga 25 ml. Biarkan 30 menit.
• Ukur hasil reaksi pada Panjang gelombang maksimal
• Perhitungan kadar menggunakan standar glikosida flavonoid
(rutin, hesperidin), dibuat kurva baku.
ALKALOID
Sifat kimia fisika :
• umumnya bersifat basa. Sifat kebasaannya tergantung
pada keberadaan pasangan elektron pada nitrogen.
Bandingkan sifat kebasaan HC3 berikut :
N

H
CH2OH

Atropine
H
O

N
N N N
H
Piridin Piperidin Quinolin Isoquinolin
Penetapan kadar alkaloid
• Prinsip :
• Alkaloid diekstraksi dari bahan dengan asam encer,
kemudian diekstraksi dengan pelarut organic pada suasana
basa, lapisan basa kemudian diekstraksi dengan air asam.
• Mengekstraksi alkaloid dari ekstrak dengan asam, kemudian
dicuci dengan eter. Lapisan air asam yang telah bebas eter
ditambah dengan basa NaOH, kemudian diekstraksi dengan
eter (3 kali). Lapisan eter diekstraksi dengan air asam sulfat,
larutan ditetapkan kadarnya.
Antrakuinon
OH O OH O OH

HO
Junglon Emodin
O O

Dialam dalam bentuk glikosida dan aglikon


Contoh : emodin, aloe emodin, frangulin
ANTRAKUINON
• PRINSIP :
• Antrakuinon diekstraksi dengan air panas, kemudian direaksikan
dengan KOH
• Metode :
• 1 g ekstrak kocok dengan air panas, dinginkan dan diekstraksi dengan
benzene. Lapisan air ditambah dengan ferri kloride dan asam klorida.
Campuran dipanaskan. Diekstraksi dengan benzene 10 ml. Lapisan
benzene diuapkan kemudian direaksikan basa, diukur serapannya pada
Panjang gelombang 515 nm dalam methanol
• Dilakukan dengan cara sama dengan pembanding antrakuinon

Anda mungkin juga menyukai