Disusun oleh :
1. Amor Sekar Widi A 1804015
2. Baiq Dina Andjani 1804015
3. Devita 1804015
4. Diah Alya Nur’aini 1804015304
5. Jihan Esa Siregar 1804015
6. Novita Sri Rahayu 1804015030
Kanker serviks
Kanker serviks adalah kanker yang terjadi saat ada sel-sel di
leher rahim alias serviks yang tidak normal, dan berkembang
terus dengan tidak terkendali.
ETIOLOGI
Sesuai dengan etiologi infeksinya, wanita dengan
partner seksual yang banyak dan wanita yang memulai
hubungan seksual pada usia muda akan meningkatkan
risiko terkena kanker serviks. Karena sel kolumnar serviks
lebih peka terhadap metaplasia selama usia dewasa maka
wanita yang berhubungan seksual sebelum usia 18 tahun
akan berisiko terkena kanker serviks lima kali lipat.
Keduanya, baik usia saat pertama berhubungan maupun
jumlah partner seksual, adalah faktor risiko kuat untuk
terjadinya kanker serviks.
Gejala – gejala dan Tanda - tanda
Gejala kanker serviks bisa ditandai dengan ciri-ciri berikut ini.
• Perdarahan yang tidak wajar dari vagina. Misalnya perdarahan padahal Anda tidak
sedang haid, menstruasi yang lebih panjang, perdarahan setelah atau saat berhubungan
seks, setelah menopause, setelah buang air besar, atau setelah pemeriksaan panggul.
• Keputihan berbau
• Siklus menstruasi jadi tidak teratur.
• Nyeri pada panggul (di perut bagian bawah).
• Nyeri saat berhubungan seks atau berhubungan seks.
• Nyeri di pinggang (punggung bawah) atau kaki.
• Nyeri saat buang air kecil
• Badan lemas dan mudah lelah.
• Berat badan menurun padahal tidak sedang diet.
• Kehilangan nafsu makan.
• Cairan vagina yang tidak normal, seperti berbau menyengat atau disertai darah.
• Salah satu kaki membengkak.
Diagnosis klinis
• DIAGNOSIS BANDING
• 1. Adenokarsinoma Endometrial
• 2. Polip Endoservikal
• 3. Chlamydia trachomatis atau Infeksi menular seksual
lainnya pada wanita dengan:
• • Keluhan perdarahan vagina, duh vagina
serosanguinosa,nyeri pelvis
• • Serviks yang meradang dan rapuh (mudah
berdarah,terutama setelah berhubungan seksual)
Diagnosis
Skrining dan Biopsi Kanker Serviks
Perubahan dini pada serviks, khususnya CIN, bisa dideteksi sebelum berkembang menjadi kasus karsinoma invasif dengan
cara skrining dengan menggunakan Pap smear, tes HPV, danskrining visual dengan menggunakan asam asetat atau larutan
Lugol iodin.
Setelah dipastikan terdapat kanker pada serviks pasien, dokter akan menjalankan sejumlah tes untuk mengetahui
tingkat penyebaran (stadium) kanker, meliputi:
• Tes darah. Tes darah dilakukan untuk memeriksa kondisi organ lain, seperti hati, ginjal, dan sumsum tulang.
• Sistoskopi. Dalam prosedur pemeriksaan ini, dokter akan memasukkan selang kecil yang dilengkapi lampu ke
kandung kemih melalui uretra. Sebelum menjalani sistoskopi, pasien akan diberikan bius lokal, atau total jika
diperlukan.
• Proktoskopi. Proktoskopi adalah pemeriksaan rektum atau bagian akhir dari usus besar yang terhubung ke
anus. Dokter akan memasukkan selang yang dilengkapi lampu melalui anus, untuk melihat kemungkinan kanker
serviks menyebar ke rektum.
• Tes pencitraan. Salah satu pemindaian yang dapat dilakukan adalah foto Rontgen dada untuk mengetahui
kemungkinan kanker sudah menyebar ke paru-paru. Selain itu, dokter juga dapat menjalankan foto Rontgen
saluran kemih (IVP) untuk melihat apakah kanker menyumbat saluran kemih. MRI, CT scan, atau PET scan
juga digunakan untuk melihat ukuran tumor dan mengetahui tingkat penyebaran kanker dengan lebih jelas.
Treatment