Nim : 1711C1010
Kelas : S1 Kimia
1. Bagaimanakah Uji Kualitatif dan Kuantitatif untuk obat golongan berikut ini.
Jawab:
a). Vitamin B1
Analisis Kualitatif
Analisis Kuantitatif
Metode ArgentometrI
Dasar titrasi argentometri adalah reaksi pengendapan (presipitasi) dimana zat yang
hendak ditentukan kadarnya diendapkan oleh larutan baku AgNO3. Klorida pada tiamin
HCl dapat ditetapkan secara argentometri. Dengan penambahan AgNO3 maka ion klorida
akan mengendap sebagai AgCl2. Jumlah AgNO3 akan setara dengan jumlah CL- dengan
demikian setara juga dengan jumlah tiamin HCl.
Prinsip : berdasarkan metode Volhard yang suasananya harus asam sebab jika dalam
suasana basa maka akan terjadi reaksi antara perak nitrat dengan basa membentuk Ag
(OH) yang pada tahap selanjutnya akan membentuk endapan putih Ag 2O akibatnya perak
nitrat tidak hanya bereaksi dengan sampel tetapi juga bereaksi dengan basa.
b).Vitamin B2
Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif Ribofavin (Vitamin B2) Vitamin B2 disebut juga riboflavin karena
strukturnya mirip dengan gula ribose dan juga karena ada hubungan dengan kelompok
flavin. Riboflavin larut dalam air dan member warna fluorosen kuning-kehijauan.
Riboflavin sangat mudah rusak oleh cahaya dan sinar ultraviolet, akan tetapi tahan
terhadap panas, oksidator, dan asam. Kelarutan Riboflavin dalam air bervariasi dari 1
bagian riboflavin dalam 3000 bagian air sampai 1 bagian riboflavin dalam 15.000
bagian air. Variasi ini disebabkan oleh variasi bentuk kristalnya. Berdasarkan pada
sifat-sifat di atas pada waktu penetapan kadar, riboflavin harus terhindar cahaya.
Penyinaran dengan sinar ultraviolet atau cahaya tampak terhadap larutan riboflavin
dalam basa menghasilkan lumiflavin sedangkan larutan riboflavin dalam suasana
netral atau asam menghasilkan lumikrom yang berfluorsensi biru.
Analisis Kuantitatif
Prinsip :
Ektraksi, pembersihan dan kompensasi adanya substansi pengganggu dan
ditentukan dengan fluorometer
Metode spektrofotometri :
Perhitungan Kadar :
(I-b)
µg Tiamin HCl tiap 5mL larutan uji =
s-d
c). Vitamin B6
Analisis Kualitatif
Analisis Kuantitatif
d). Vitamin B5
Analisis kualitatif
1. reaksi Esterifikasi :
Zat + etanol / metanol + H2SO4 terjadi bau khas
Reaksi Asam :
Zat dalam air / spiritus + indikator MO adanya warna
Pengendapan Sulfur :
Larutan zat + beberapa tetes Na2S2O3 terjadi endapan putih
2. Alkohol (hidroksil)
Dengan uji diazo yaitu : Zat + Diazo A + Diazo B (4:1) + NaOH, panaskan merah
frambos (tidak dapat ditarik dengan amil alkohol)
3. Keton (gugus karbonil)
Dengan tes reaksi 2,4 dinitrofenilhidrasin :
1. 2 mL etanol 95% dimasukkan tabung reaksi
2. (1) + 0,05 g zat yang akan diuji
3. (2) + 1 mL larutan 2,4 dinitrofenilhidrazin
4. Saring endapan yang terbentuk, ambil filtratnya
5. dikocok kuat, kemudian dipanaskan selama 1 menit
6. + 5 tetes air
7. Hasil positif : endapan kuning/merah/oranye
4. Reaksi penegasan :
a. sejumlah lebih kurang 50 mg zat dalam 5 ml NaOH 1 N dipanaskan selama 1
menit, dinginkan. Tambahkan 5 ml HCl 1 N dan 2 tetes larutan FeCl 3 akan terbentuk
warna kuning terang.
b. Reaksi Cuprifil
Larutan zat dibasakan dengan NaOH + 1 tetes CuSO4 , akan terjadi kompleks Cu
yang biru jernih.
c. Pemijaran : bau kacang, ketika dipijar akan terbentuk gelembung-gelembung.
d. Identifikasi kalsium
Zat ditambahkan asam oksalat akan menghasilkan kristal asam oksalat yang bila
dilihat di bawah mikroskop berupa kristal putih amplop.
Analisis kuantitatif
Prinsip yang digunakan dalam analisis vitamin B5 yaitu pembebasan pirodoksin
dengan cara hidrolisis dengan HCl, pemanasan, pengasaman, pencucian, dan elusi serta
penjernihan eluat yang membentuk supernatan yag mendapatkan tiga perlakuan
berbeda kemudian ditambahkan reagen Gibb untuk mengahasilkan kompleks berwarna
biru.
g. Pengembangan Warna
Disiapkan 3 tabung reaksi dan diisi dengan : (1)
6 mL ekstrak + 2 mL larutan B + 1 mL asam borat jenuh (blanko) (2)
6 mL ekstrak + 2 mL larutan B + 1 mL air (3)
6 mL ekstrak + 2 mL larutan B + 1 mL larutan standar (10 g pantotenat)
Ditambah 1 mL larutan A (reagen Gibb) dan setelah 60 detik, transmisinya dibaca
pada 620 nm.
- Dicuci Kolom Utispher HDO C18 125×4,6 mm dengan Asetonitril 70% selama 45
menit.
- Dicuci Kolom Utispher HDO C18 125×4,6 mm dengan Metil Alkohol 10% selama
45 menit.
- Dicuci Kolom Utispher HDO C18 125×4,6 mm dengan MPh selama 45 menit.
Uji Disolusi
- Siapkan alat disolusi, RPM diatur menjadi 75 rpm.
- Isi alat disolusi dengan air sampai batas, kemudian tunggu suhu mencapai 37˚C.
- Setelah suhu mencapai 37˚C masukkan sampel sesuai nomor urutan, dimulai dari
nomor 1, kemudian beri selang 1 menit untuk sampel berikutnya hingga sampel
nomor 6.
- Setelah dimasukkan sampel terakhir kemudian nyalakan timer atur waktu 60 menit.
- Setelah 60 menit ambil larutan dari basket 1 menggunakan syringe dan masukkan
ke dalam tabung nomor 1. Pada menit berikutnya ulangi langkah tersebut pada
basket nomor 2 dan masukkan pada tabung nomor 2, lakukan sampai basket nomor
6.
- Pipet 2 mL larutan masing-masing dari tabung nomor 1 sampai 6 kemudian
dimasukkan pada tabung nomor 7 dan dicampur.
- Saring masing-masing tabung dan masukkan ke dalam vial HPLC dan beri sesuai
nomor.
- Masukkan Buffer Citrate ke dalam vial HPLC sebagai larutan kontrol (eluent).
- Kemudian Masukkan kedalam HPLC dengan urutan vial yaitu vial eluent, vial
standar 1, vial standar 2, vial standar 3, vial sampel 1, vial sampel 2, vial sampel 3,
vial sampel 4, vial sampel 5, vial sampel 6, vial sampel 7, vial standar 1, vial
standar 2, vial standar 3, dan vial eluent
Identifikasi
Diinjeksikan 20 µL larutan standar dan larutan sampel ke dalam sistem HPLC (High
Performance Liquid Chromatography).
Perhitungan Kadar :
Perhitungan penetapan kadar vitamin B9 menggunakan rumus :
1 5 2,5 900
DF = × × × ×1000=4,5 μg
250 100 100 1
0 mg disolusi
0
disolusi = ×100 0 0
mg LC
A sampel
Kadar B9 = ×mg standar × DF
A standar
Analisis Kuantitatif
Prinsip :
Prinsip yang digunakan dalam analisis vitamin B12 adalah ekstraksi vitamin kobalanin
dengan asam asetat. Sampel dan standar perbandingan yang mengandung vitamin
kobalanin disuntik ke kolom HPLC pada panjang gelombang yang telah ditentukan.
Metode dan Tahapan Analisis :
Ekstraksi vitamin B12 diawali dengan penimbangan sampel sebanyak 2-5 g yang
mangandung sekitar 40 mikrogram vitamin B12 dimasukkan ke dalam tabung reaksi
tertutup. Buffer asetat sebanyak 20 mL dan 0,2 mL larutan kalium sianida
ditambahkan pada tabung reaksi. Tabung dimasukkan ke dalam penangas air
mendidih selama 30 menit, lalu ddinginkan dan diencerkan sampai 50 mL air suling
dan disaring dengan kertas Whatman 42. Homogenisasi selama 5 menit dengan
ultrasonic dan didiamkan pada suhu ruang sampai dingin. Penambahan 25 mL
metanol, dan tepatkan sampai volume 50 mL dengan asam asetat 2 %. Sampel
disentrifuse pada 4000 rpm selama 30 menit. Supernatan dipisahkan untuk
disuntikkan ke HPLC, dengan kondisi HPLC sebagai berikut:
Fase gerak : H2O pH 2
Kolom : C18
Kecepatan aliran : 0,5 mL/menit
Pompa : 515 HPLC pump
Injektor : Cecil 1100 series
Program : Isokratik
Detektor : UV visibel
Panjang gelombang : 280 nm
Sensitivitas : 0,01 AUFS
Suhu : kamar
Tekanan : 6000 psi
Perhitungan Kadar :
Perhitungan penetapan kadar vitamin B12 menggunakan rumus :
area sampel
×[ standar vit . B12] ×volume akhir (mL )×fp
area standar
Kadar vitamin B12=
bobot sampel (g )
Jawab:
a). Promazin
Analisis kualitatif
1. Reaksi tetes dengan H2SO4 pekat: merah muda
2. Reaksi tetes dengan HNO3,pekat: kuing-jingga
3. Reaksi FeCl3: merah
4. Reaksi Vitali-Morin: merah-jingga
Analisis kuantitatif
1. Titrasi: larutan garam hidrokloridanya dalam anhidrida asetat dengan larutan 0,1
N asam perklorat (1/20 mmo);indikator ungu kristal
2. E1%1cm dalam air: 900 pada 250 nm;130 pada 300 nm.
CTM (Chlorpeniramine-maleate)
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
Digerus tablet CTM
Dimasukkan kedalam tabung reaksi
Ditambahkan 5 tetes aquades
Ditambahkan 2 tetes NaOH
Ditambahkan 2 tetes HCl
Ditambahkan 1 CuSO4
Diamati perubahan warna positif (biru).
Analisis kuantitatif
penelitian ini mengembangkan pelarut terbaik dalam melakukan analisis
klorfeniramin maleat dalam sediaan tablet, memvalidasi metode spektrofotometri
ultraviolet dengan metode absorbansi dan luas daerah di bawah kurva untuk analisis
klorfeniramin maleat dalam tablet dan mengetahui apakah terdapat perbedaan kadar
klorfeniramin maleat tablet yang diukur dengan metode absorbansi dan luas daerah di
bawah kurva secara spektrofotometri ultraviolet.
Hasil yang diperoleh dari pengukuran panjang gelombang, pelarut HCl 0,1 N
menghasilkan λmaks 264,40 nm dengan absorban 0,288. Pelarut NaOH 0,1 N diperoleh
λmaks 261,80 nm dengan absorban 0,209. Dan pelarut aquadest menghasilkan λmaks
261,40 nm dengan absorban 0,183.
Dari hasil pengukuran ketiga pelarut diatas dipilih pelarut HCl 0,1 N sebagai pelarut terbaik
berdasarkan panjang gelombang dan absorban yang dihasilkan, keamanan pelarut dalam
melakukan analisis dan ada tidaknya pengotor dari penentuan panjang gelombang
maksimum.
Pembuatan kurva kalibrasi larutan baku klorfeniramin maleat dilakukan dengan cara
pembuatan seri larutan baku dengan konsentrasi 10 μg/mL, 14 μg/mL, 18 μg/mL, 22 μg/mL,
dan 26 μg/mL dengan menggunakan pelarut HCl 0,1 N. Masing-masing seri larutan diukur
absorban maksimum pada panjang gelombang 264,40 nm dan luas daerah di bawah kurva
pada rentang panjang gelombang 240 nm sampai dengan 293,80 nm.
Hasil pengukuran absorbansi diperoleh masing-masing konsentrasi berturut-turut adalah
0,288; 0,378; 0,480; 0,578 dan 0,685 sehingga diperoleh persamaan regresi linier yaitu y =
0,035 + 0,025x. Hasil pengukuran luas daerah di bawah kurva diperoleh luas daerah masing-
masing konsentrasi berturut-turut adalah 4,537; 6,172; 7,454; 9,132 dan 10,807 sehingga
persamaan regresi linier yang diperoleh adalah y = 0,645 + 0,388x .
c). Cetirizin
Analisis kualitatif
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
Digerus tablet cetrizin
Dimasukkan kedalam tabung reaksi
Ditambahkan 5 tetes aquades
Ditambahkan 2 tetes NaOH
Ditambahkan 2 tetes HCl
Ditambahkan 1 CuSO4
Diamati perubahan warna positif (biru)
Analisis kuantitatif
Metode Spektrofotometri
Metode spektrofotometri merupakan metode yang mudah dilakukan jika sensitivitas
hasil yang diinginkan tidak terlalu rendah misalnya masih dalam satuan μg/mL.
Namun metode ini memiliki kekurangan yaitu diperlukan jumlah sampel yang besar,
proses pemisahan sampel yang lebih kompleks dan ada kemungkinan gangguan dari
senyawa lain
d). Prometazine
Analisa Kualitatif
Uji Analisa Kualitatif Phenargan HCl atau prometazin HC yaitu:
Pemerian :
- tablet couting (biru hijau), tidak berbau, dan rasanya sangat pahit
- kelarutan Þ mudah larut dalam air, spiritus,dan kloroform
Reaksi :
o zat + FeCl3→ rosa jingga
o zat + HNO3p → merah marganta → panaskan di W.B akan berwarna kuning
o zat + H2SO4p → rosa merah + air → rosa
o zat + KMNO4 + NaOH → hijau coklat kotor
o zat + pereaksi frohde → merah violet· zat + pereaksi nillon → rosa (kekuningan)
o zat + DAB-HCl → jingga
o zat + H2SO4p + Cr 2O7→ hijau
o zat + pereaksi marquis → merah marganta
o zat berfluroresensi → kuning
Analisa Kuantitatif
Penetapan kadar prometazine dalam sediaan tablet dilakukan dengan metode
spektrofotometri ultraviolet secara multikomponen, Pometazin Hydroclorine di ukur
menggunakan blanko dapar fosfat pH 6,4 pada panjang gelombang 230 nm dan 266 nm,
sehingga didapatkan panjang gelombang serapan maksimum. Diukur validitasnya
berdasarkan parameter akurasi (metode penambahan baku) dan presisi.
Spektrum peresapan ultra violet larutan 0,0005 % b/v setebal 2cm pada daerah 220 nm
sampai 350 nm menunjukkan maksimum pada 251 nm dan maksimum yang kurang jelas
pada lebih kurang 301 nm,resapan pada 251 nm lebih kurang 0,91.
Pada spectrum peresapan inframerah,menunjukkan maksimum hanya pada panjang
gelombang yang sama dan mempunyai intensitas relative yang sama seperti promethazine
hydroclorida PK.
Gugus fungsi yang terkandung dalam prometazine hydrochlorine:
Secara kimia, prometazin hidroklorida muncul sebagai bubuk putih pingsan kristal
kuning yang praktis tidak berbau. Oksidasi lambat dapat terjadi pada kontak yang terlalu
lama untuk udara biasanya menyebabkan perubahan warna biru. Prometazin sebagai garam
hidroklorida secara bebas larut dalam air dan agak larut dalam alkohol. Prometazin adalah
senyawa kiral, terjadi sebagai campuran enantiomer.
Prometazin, 10 - (2-dimethylaminopropyl) fenotiazin, disintesis oleh alkylating
fenotiazin dengan 1-dimethylamino-2-propylchloride:
e). Difenhidramin
Analisa kualitatif
Pengujian dilakukan pada sampel difenhidramin–HCl yang juga merupakan salah satu
senyawa obat yang berkhasiat sebagai antihistaminikum. Analisis kualitatif sampel
difenhidramin ditambahkan H2SO4 pekat dan diencerkan dengan akuades
menghasilkan warna merah-coklat. Dan juga senyawa difenhidramin HCl dapat
dianalisis secara kualitatif menggunakan metode spektroskopi inframerah dengan cara
mengidentifikasi gugus fungsi yang dihasilkan pada spectrum inframerah.
Analisa Kuantitatif
Menganalisis senyawa difenhidramin hcl secara kuantitatif yaitu dengan menggunakan
instrument. Metode instrument yang digunakan adalah spektrofotometer UV dan
spektroskopi inframerah. Berdasarkan analisis tersebut maka dapat diketahui konsentrasi dan
kadar difenhidramin hcl dalam sampel. Kadar senyawa difenhidramin HCl secara kuantitatif
dengan metode spektrofotometri UV yaitu pada panjang gelombang 258 nm. Konsentrasi
sampel difenhidramin HCl adalah 89,73 ppm dengan persentase kadar yaitu 35,748%
f). Antimo (Dimenhidrinat-dipenhidramin)
Analisis kualitatif
- Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
- Digerus tablet Dimenhydrinate
- Dimasukkan kedalam tabung reaksi
- Ditambahkan 5 tetes aquades
- Ditambahkan 2 tetes NaOH
- Ditambahkan 2 tetes HCl
- Ditambahkan 1 CuSO4
- Diamati perubahan warna positif (biru).
Analisis kuantitatif
Alat dan bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : Spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu
UV-1800), timbangan analitik (Precisa), sonikator (Branson), pipet mikro (Iwaki), corong,
gelas ukur (Iwaki), pipet ukur (Iwaki), pipet tetes, spatel, labu ukur (Iwaki), kertas saring
(Whatman No. 41), lumpang, stamfer.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dimenhidrinat bahan baku (PT Phapros
Tbk), Antimo (PT Phapros Tbk), Dramamin (PT Taisho Pharmaceutical indonesia Tbk),
asam
sitrat (Merck), natrium hidroksida (NaOH) (Merck), asam klorida (HCl) (Merck).
3. Bagaimanakah Uji Kualitatif dan Kuantitatif untuk obat golongan sulfonamida
berikut ini.
Jawab:
a). Sulfanilamida
Analisis kualitatif
1. Reaksi Diazo : positif ;uji sulfur: positif;kromatografi lapis tipis
2. Sejumlah 5 mg zat dilarutkan dalam 0.5 ml 2N NaOH ,encerkan dengan air sampai 5
ml,tambahkkan 0,1 gram fenol,didihkan.Sesudah dingin tambahkan 1 ml natrium
hipoklorit 15%, Untuk sulfanilamid timbul warna biru
3. Zat dilebur perlahan-lahan;warna ungu pemanasan diteruskan,tercium bau amoniak
dan anilin
Analisis kuantitatif
1. Titrasi : sejumlah 150 mg zat dilarutkan dalam n-butilamin,dititrasi dengan 0,1 N
NaOCH3(1/10 mmol) samapai timbul warna biru; indikator 4 tetes larutan ungu azo
b). Sulfametoksazol
Analisis kualitatif
1. Reaksi Diazo;positif ;pemeriksaan unsur S: positif,kromatografi lapis tipis
2. Sejumlah 5 mg zat dilarutkan dalam 0.5 ml 2N NaOH ,encerkan dengan air
sampai 5 ml,tambahkkan 0,1 gram fenol,didihkan.Sesudah dingin tambahkan 1
ml natrium hipoklorit 15%,segera timbul warna kuning emas.Untuk
sulfanilamid timbul warna biru,sulfatiazol kuning emas
Analisis kuantitatif
1. Titrasi 0,2 sampai 0,3 gram zat ditimbang saksama,larutkan dalam 15 ml
HCl,tambahkan 1,5 gram KBr.Selanjutnya larutan dititrasi dengan larutan 0,1 M
NaNO2 (1/10mmol)sampai samapi warna berubah dari kuning sampai tak
berwarna ;indikator 20 tetes tropaeolin OO (0,1 % dalam 0,02 N HCl). Saat
mendekati titik akhir ,kecepatan titrasi di kurangi ,kocok kuat-kuat.Bila tidak
dipakai indikator maupun KBr ,titik akhir dapat juga ditentukan dengan
menggunakan larutan kanji KI atau dengan meneteskan larutan kepada kertas
kanji KI
2. Titrasi 200 mg zat ditimbang saksama .Larutkan dalam 30-50
mldimetilformamida.Titrasi larutan dengan 0,1 N dengan 0,1N NaOH (1/10
mmol) sampai timbul warna biru timol
3. E1% 1cm dalam 0,1 N NaOH: 675 pada 255 nm
c). Sulfatiazol
Analisis kualitatif
1. Sejumlah 5 mg zat dilarutkan dalam 0.5 ml 2N NaOH ,encerkan dengan air
sampai 5 ml,tambahkkan 0,1 gram fenol,didihkan.Sesudah dingin tambahkan 1 ml
natrium hipoklorit 15%, sulfatiazol kuning emas.
2. Sejumlah 10 mg zat direaksikan dengan 2 ml 0,1 N NaOH dan 5 ml larutan
tembaga(II)sulfat 2% ;terbentuk ungu-kelabu yang kental
Analisis kuantitatif
1. Titrasi 0,2 sampai 0,3 gram zat ditimbang saksama,larutkan dalam 15 ml
HCl,tambahkan 1,5 gram KBr.Selanjutnya larutan dititrasi dengan larutan 0,1 M
NaNO2 (1/10mmol)sampai samapi warna berubah dari kuning sampai tak
berwarna ;indikator 20 tetes tropaeolin OO (0,1 % dalam 0,02 N HCl). Saat
mendekati titik akhir ,kecepatan titrasi di kurangi ,kocok kuat-kuat.Bila tidak
dipakai indikator maupun KBr ,titik akhir dapat juga ditentukan dengan
menggunakan larutan kanji KI atau dengan meneteskan larutan kepada kertas
kanji KI
2. Titrasi 200 mg zat ditimbang saksama .Larutkan dalam 30-50
mldimetilformamida.Titrasi larutan dengan 0,1 N dengan 0,1N NaOH (1/10
mmol) sampai timbul warna biru timol
3. E1% 1cm dalam 0,1 N NaOH: 720 pada 254 nm
d). Sulfametoksidiazin
Analisis kualitatif
Reaksi Diazo: positif;uji sulfur;positif;kromatografi lapis tipis
Analisis kuantitatif
1. Titrasi 0,2 sampai 0,3 gram zat ditimbang saksama,larutkan dalam 15 ml
HCl,tambahkan 1,5 gram KBr.Selanjutnya larutan dititrasi dengan larutan
0,1 M NaNO2 (1/10mmol)sampai samapi warna berubah dari kuning
sampai tak berwarna ;indikator 20 tetes tropaeolin OO (0,1 % dalam 0,02 N
HCl). Saat mendekati titik akhir ,kecepatan titrasi di kurangi ,kocok kuat-
kuat.Bila tidak dipakai indikator maupun KBr ,titik akhir dapat juga
ditentukan dengan menggunakan larutan kanji KI atau dengan meneteskan
larutan kepada kertas kanji KI
2. Titrasi 200 mg zat ditimbang saksama .Larutkan dalam 30-50
mldimetilformamida.Titrasi larutan dengan 0,1 N dengan 0,1N NaOH (1/10
mmol) sampai timbul warna biru timol
3. E1% 1cm dalam 0,1 N NaOH : 930 pada 245 nm
100 pada 318 nm
e). Sulfaguanidin
Analisis kualitatif
1. Reaksi Diazo: positif;uji sulfur;positif;kromatografi lapis tipis
2. Sejumlah 50 mg zat dilebur hati-hati;terbentuk warna ungu dan gas berbau amoniak
yg membirukan kertas lakmus merah basah
Analisis kuantitatif
1. Titrasi 0,2 sampai 0,3 gram zat ditimbang saksama,larutkan dalam 15 ml
HCl,tambahkan 1,5 gram KBr.Selanjutnya larutan dititrasi dengan larutan 0,1 M
NaNO2 (1/10mmol)sampai samapi warna berubah dari kuning sampai tak
berwarna ;indikator 20 tetes tropaeolin OO (0,1 % dalam 0,02 N HCl). Saat
mendekati titik akhir ,kecepatan titrasi di kurangi ,kocok kuat-kuat.Bila tidak
dipakai indikator maupun KBr ,titik akhir dapat juga ditentukan dengan
menggunakan larutan kanji KI atau dengan meneteskan larutan kepada kertas
kanji KI
2. Titrasi 200 mg zat ditimbang saksama .Larutkan dalam 30-50
mldimetilformamida.Titrasi larutan dengan 0,1 N dengan 0,1N NaOH (1/10
mmol) sampai timbul warna biru timol
3. E1%1 cm dalam air : 635 pada 260 nm
f. Sulfasomidin
Analisis kualitatif
1. Reeaksi Diazo ;warna merah jingga;uji sulfur;positif;kromatografi lapis tipis
2. Sejumlah 50 mg zat di kocok beberapa menit dengan campuran 2,5 ml 6 N asam
asetat dan 2,5 ml air .ke dalam filtratnya ditambahkan beberapa tetes pereaksi
mayer ;terbentuk endapan kuning terang
Analisis kuantitatif
1. Titrasi 0,2 sampai 0,3 gram zat ditimbang saksama,larutkan dalam 15 ml
HCl,tambahkan 1,5 gram KBr.Selanjutnya larutan dititrasi dengan larutan 0,1 M
NaNO2 (1/10mmol)sampai samapi warna berubah dari kuning sampai tak
berwarna ;indikator 20 tetes tropaeolin OO (0,1 % dalam 0,02 N HCl). Saat
mendekati titik akhir ,kecepatan titrasi di kurangi ,kocok kuat-kuat.Bila tidak dipakai
indikator maupun KBr ,titik akhir dapat juga ditentukan dengan menggunakan larutan
kanji KI atau dengan meneteskan larutan kepada kertas kanji KI
2. Titrasi 200 mg zat ditimbang saksama .Larutkan dalam 30-50
mldimetilformamida.Titrasi larutan dengan 0,1 N dengan 0,1N NaOH (1/10 mmol)
sampai timbul warna biru timol
3. E1%1 cm dalam 0,1 N NaOH : 760 pada 262 nm
4. Bagaimanakah Uji Kualitatif dan Kuantitatif untuk obat golongan Barbital berikut
ini.
Jawab:
a. Sekobarbital
Analisis kualitatif
Metode
Menggiling menjadi serbuk halus (tablet atau kapsul isi atau obat bubuk) dan
tambahkan sejumlah kecil metanol yang cukup untuk mendapatkan larutan yang
mengandung sekitar 1 sampai 20 mg / ml barbiturat. Ekstrak dapat digunakan secara
langsung atau disaring dan diuapkan sampai kering di bawah aliran nitrogen.
Analisis kuantitatif
Kondisi pengoperasian
Kolom : HP-5ms, Film 0.25μm, leburan silika kapiler, 30m x 0.25mm. i.d.
Suhu kolom: 100 ° C selama 1 menit, kemudian 100-280 ° pada 15 ° C min-1,
tahan pada suhu 280oC untuk 3 min.
Injeksi temp: 250 ° C
Ion sumber temp: 280 ° C
Modus Injection: Splitless
Fase gerak : Helium di 50kPa
Detector : modus EI 70eV; scanning rentang m / z 50-500
b). Pentobarbital
Analisis kualitatif
1. Reaksi Zwiker:positif
2. Dengan pereaksi Deniges:terbentuk endapan
3. Sejumlah 10 mg zat dan 3 tetes asam sulfat dalam cawan uap dipanaskan di
pengas air sesudah dingin,campuran ini berwarna merah kecoklatan,Bila
dicampur dengan etanol warna berubah menjadi warna biru gelap
Analisis kuantitatif
1. Titrasi : kelarutan zat dalam dimetilformamida /etanol (1/1) dititrasi dengan 0,1
N NaOH sampai timbul warna biru : indikator biru timol
2. E1%1 cm dalam larutan dapar borat pH 10 : 540 pada 240 nm
c). Asam dietilbarbiturat
Analisis kualitatif
1. Reaksi zoolkker : positif
2. Sejumlah 5 mg zat dikocok dengan 3 ml air,lalu di saring.
Sejumlah 1-2 ml filtrat di panaskan sampai mendidih, kemudian di reaksikan
dengan 2 tetes pereaksi deniges.Segera terbentuk endapan putih bila ada
barbiturat yg tidak termetilasi pada N
Analisis kuantitatif
1. Asam barbiturat.Titrasi : larutan zat dalam DMFA/ etonol 96% (30-50 ml)
dititrasi dengan 0,1 N NaOH sampai timbul warna biru pekat(1/10 mmol)
;indikator brom timol blue
2. Garam natrium.Titrasi larutan zata dalam asam asetat (30 ml)atau dalam asam
asetat anhidrida asetat dititrasi dengan 0,05 N asam perklorat sampai timbul
warna hijau: indikator ungu kristal.
3. E1%1 cm dalam larutan dapar borat pH 10: 540 pada 240 nm
d). Siklobarbital
Analisis kualitatif
1, Reaksi Zwiker : sejumlah 5 mg zat direaksikan beberapa tetes pereaksi zwiker
1,setelah itu ditambahkan beberapa tetes pereaksi zwiker II terbentuk warna ungu
bila ada barbiturat
2.Reaksi permanganat: sejumlah 5 mg zat dimasak dengan 3 ml air dan setelah
dingin disaring kedalam 1: 2 ml filtrat ditambahkan 2 tetes larutan
kaliumpermanganat (1:10000).Reaksi positif bila dalam waktu 1 menit warna
larutan berubah dari merah-ungu lemah menjadi kuning.Reaksi ini harus dicoba
dengan menggunakan asam barbitura(sebagai pembanding)
3. Reaksi Deniges: sejumlah 5 mg zat di kocok dengan 3 ml air,lalu
disaring.Sejumlah 1-2 ml filtrat di panaskan sampai mendidih,kemudian
direaksikan dengan 2 tetes pereaksi Deniges .Segera terbentuk endapan putih bila
ada barbiturat yg tidak termetilasi pada N.
Analisis kuantitatif
1. Basa, titrasi: larutan zat dalam asam asetat (30,0 ml) dititrasi 0,05 N asam
perklorat sampai timbul warna biru(1/40 mmol):indikator ungu kristal
2. Hidroksida : seperti pada butir satu dengan penambahan raksa asetat (1/40
mmol)
3. E1%1 cm dalam larutan dapar borak pH 10 : 425 pada 240 nm
4. Gara,m Ca (argentometri ) FE
e). Fenobarbital
Analisis kualitatif
1. Reaksi Zwiker : sejumlah 5 mg zat direaksikan beberapa tetes pereaksi zwiker
1,setelah itu ditambahkan beberapa tetes pereaksi zwiker II terbentuk warna ungu
bila ada barbiturat
2. Reaksi permanganat: sejumlah 5 mg zat dimasak dengan 3 ml air dan setelah
dingin disaring kedalam 1: 2 ml filtrat ditambahkan 2 tetes larutan
kaliumpermanganat (1:10000).Reaksi positif bila dalam waktu 1 menit warna
larutan berubah dari merah-ungu lemah menjadi kuning.Reaksi ini harus dicoba
dengan menggunakan asam barbitura(sebagai pembanding)
3. Reaksi Deniges: sejumlah 5 mg zat di kocok dengan 3 ml air,lalu
disaring.Sejumlah 1-2 ml filtrat di panaskan sampai mendidih,kemudian
direaksikan dengan 2 tetes pereaksi Deniges .Segera terbentuk endapan putih bila
ada barbiturat yg tidak termetilasi pada N
Analisis kuantitatif
1. Basa, titrasi: larutan zat dalam asam asetat (30,0 ml) dititrasi 0,05 N asam
perklorat sampai timbul warna biru(1/40 mmol):indikator ungu kristal
2. Hidroksida : seperti pada butir satu dengan penambahan raksa asetat (1/40
mmol)
3. E1%1 cm dalam larutan dapar borak pH 10 : 430 pada 240 nm
f). Metabarbital
Analisis kualitatif
Tes Warna
Ini harus ditekankan bahwa hasil positif dari tes warna hanya dugaan yang indikasi
kemungkinan adanya turunan barbiturat.
a. Uji Dille-Koppanyi
Larutan 1: Larutkan 0.1g Cobaltous asetat tetrahidrat dalam 100 ml
metanol absolut, kemudian tambahkan 0,2 ml Asam asetat
glasial.
Larutan 2: Campurkan 5 ml isopropylamine dengan 95 ml Metanol
absolut.
Prosedur
- Tiga tetes larutan 1, diikuti oleh tiga tetes larutan 2 ditambahkan ke sejumlah
kecil diduga sampel pada pelat uji.
- Disarankan untuk secara terpisah melakukan kontrol negatif dan menggunakan
bahan referensi dari tersangka barbiturat untuk hasil yang positif.
Hasil
Sebuah warna ungu menunjukkan adanya barbiturat tetapi tidak menunjukkan
barbiturat tertentu.
b. Uji Koppanyi-Zwikker
Ini merupakan modifikasi dari tes Dille-Koppanyi.
Larutan 1: Siapkan 1 persen solusi b / v kobal nitrat dalam etanol,
kemudian tambahkan 10μl dari pyrrolidine
Prosedur
- Sampel yang akan diuji dilarutkan dalam 1 ml etanol pada pelat uji kemudian
tambahkan satu tetes larutan 1
Hasil
- Barbiturat memberikan warna biru-violet. Namun, sejumlah imida lain dan
jenis obat sulphonamide juga bereaksi.
Catatan:
Warna-warna dijelaskan untuk hasil positif dari tes dugaan diatas adalah penilaian
subjektif karena persepsi individual warna. Oleh karena itu, aspek subjektif dari
evaluasi warna, perlu untuk setiap analis untuk menguji standar acuan yang tepat
untuk memastikan bahwa warna setiap tes hasilnya dapat dikenali. Demikian pula,
disarankan untuk melakukan tes kosong tanpa substansi sasaran untuk
memastikan keakraban dengan warna reagen. Jika dilakukan dengan benar, tes
warna negatif umumnya cukup dapat diandalkan dalam membangun tidak adanya
senyawa target. Namun, hasil positif hanya dugaan indikasi kemungkinan adanya
suatu senyawa. Banyak senyawa lainnya, sering tidak berbahaya dan tidak
terkendali oleh undang-undang nasional atau perjanjian internasional, dapat
memberikan warna yang sama dengan tes reagen warna yang diberikan. Oleh
karena itu, wajib untuk analis untuk mengkonfirmasi tes positif untuk setiap warna
dikontrol secara hukum senyawa dengan menggunakan analisis laboratorium
tambahan.
Jawab:
a). Glukosa
Analisis kualitatif
-siapkan alat dan bahan
-Tambahkan beberapa tetes larutan (1 dalam 20 )pada 5 ml tembaga (II) tartrat alkali
Lp panas
-Terbentuk endapan merah tembaga oksida
b). Laktosa
Analisis kualitatif
-Siapkan alat dan bahan
-Tambahakn 5 ml natrium hidroksida 1N pada 5 ml larutan jernih laktosa panas dan
hangatkan hati-hati
-Cairan menjadi kuning dan akhirnya merah kecoklatan
-Dinginkan hingga suhu kamar,dan tambahkan beberapa tetes tembaga (II)tatrat alkali
Lp terbentuk endapan merah tembaga (I) oksida
c). Sukrosa
Analisis kuaitatif
1. Siapkan alat dan bahan
2. Masukan kedalam tabung sebanyak 1 ml sampel
3. Tambahkan reagen molish 2 tetes ,lalu kocok
4. Tambahkan H2SO4 1 ml
5. Amati perubahan warna yg terjadi
d). Fruktosa
Analsis kualitatif
1. Siapkan alat dan bahan
2. Masukan kedalam tabung reaksi 1 ml sampel
3. Tambahkan reagen benedict 1 ml
4. Lalu panaskan di atas bunsen
5. Kemudian amati perubahan warna yg terjadi dan catat waktu perubahan warna.
Analisis Kuantitatif
1. Analisis gula total (Metode Anthrone)
Gula dapat bereaksi dengan sejumlah pereaksi menghasilkan warnaspesifik.
Intensitas warna dipengaruhi oleh konsentrasi gula. Intensitas warna yang terbentuk
diukur dengan spektofotometer. Pereaksi Anthrone (9,10-dihidro-9-oksoantrasena)
0,1% dalam asam sulfat pekat. Pereaksi Anthrone bereaksi dengan karbohidrat dalam
asam sulfat pekat menghasilkan warna biru kehijauan. Intensitas absorbansi nya
diukur pada λ=630nm. Metode ini digunakan untuk analisis total gula bahan padat
atau cair
a. Prinsip : Prinsip dasar dari metode anthrone adalah senyawa anthrone akan
bereaksi secara spesifik dengan karbohidrat dalam asam sulfat pekat
menghasilkan warna biru kehijauan yang khas. Senyawa anthrone (9,10
dihydro-9- oxanthracene) merupakan hasil reduksi anthraquinone.
b. Cara kerja
1) Pembuatan kurva standar :
a) Kedalam tabung reaksi bertutup, pipet larutan glukosa standar
sebanyak 0,2;0,4;0,6;0,8; dan 1,0 ml (glukosa standar 0,2 mg/ml),
lalu encerkan sehingga total volume masing-masing tabung 1,0 ml.
b) Buat larutan blanko dengan cara memipet 1 ml air destilata ke
dalam tabung reaksi lain.
c) Tambahkan pereaksi 5 ml Anthrone dengan cepat ke dalam larutan
glukosa standar dan blanko kemudian tutup. Voertex dan kocok
hingga merata.
d) Panaskan tabung reaksi di atas penangas air 100°C selama 12
menit. Dinginkan
e) Pindahkan larutan ke dalam kuvet dan baca absorbans dengan UV-
Vis spektrofotometer pada 630 nm.
f) Buat plot kurva yaitu konsentrasi (g) glukosa standar pada sumbu x
dan nilai absorbans pada sumbu y.
2) Analisis contoh :
a) Lakukan pengenceran contoh
b) Masukkan sebanyak 1ml contoh kedalam tabung reaksi
tertutup.
c) Lakukan tahap seperti pada pembuatan kurva standar
3) Perhitungan
Perhitungan metode ini adalah dengan menentukan konsentrasi gula
dalam contoh mengguanakan kurva standar (hubungan antara
konsentrasi gula standar dengan absorbans) dan memperhitungkan
pengenceran yang dilakukan. Rumusnya dapat ditulis sebagai berikut:
2) Analisis contoh
a) Lakukan pengenceran contoh
b) Masukkan 2ml contoh ke dalam tabung reaksi dan lakukan
tahap seperti pada pembuatan kurva standar.
3) Perhitungan
Perhitungan menggunakan metode fenol adalah konsentrasi gula dalam
contoh ditentukan dengan menggunakan kurva standar (hubungan
antara konsentrasi gula standar dengan absorbans) dan
memperhitungkan pengenceran yang dilakukan. Rumus
perhitungannya dapat ditulis sebagai berikut.
Total gula (%) = ((GxFP)/W)x100
Dimana:
G= konsentrasi gula dari kurva standar (gram)
FP= faktor pengenceran
W= berat contoh (gram)