Anda di halaman 1dari 8

Penentapan Kadar Klorokuin Fosfat

Secara Titrasi Bebas Air


Tujuan Percobaan
1. Memperoleh Normalitas dari Larutan Baku HClO4 0,1 N dengan menggunakan baku
primer Kalium biftalat P
2. Memperoleh kadar Klorokuin fosfat

Teori Dasar
1. Prinsip Percobaan
Titrasi bebas air (titration in non-aqueous solvent) adalah titrasi menggunakan pelarut organik
guna mempertajam titik akhir dari titrasi asam/basa lemah. Di samping itu, titrasi ini juga
dilakukan untuk senyawa yang sukar larut dalam air. Pelarut organik digunakan untuk titrasi
asam dan basa lemah karena air bersifat amfoter. Pada titrasi dengan pelarut air akan terjadi
kompetisi reaksi antara analit dan air dengan titran sehingga tidak diperoleh titik akhir yang
jelas.
Reaksi yang terjadi pada titrasi bebas air dapat diterangkan dengan konsep Bronsted dan
Lowry, yaitu asam adalah pemberi proton (proton donor) sedangkan basa adalah penerima
proton (proton acceptor). Suatu senyawa dapat berfungsi sebagai asam jika dan hanya jika
terdapat basa yang akan menerima proton dari asam tersebut, begitu pula sebaliknya.
Berdasarkan kemampuan suatu pelarut memberi atau menerima proton maka dapat
dibedakan menjadi:
a. Protogenic solvent, pelarut yang dapat melepaskan proton apabila terdisosiasi,
misalnya asam asetat dan asam sulfat.
b. Protophyllic solvent, pelarut yang dapat menerima proton misalnya anhidrida
asetat, eter, dan piridin.
c. Amphiprotic solvent, pelarut yang dapat melepaskan dan menerima proton
misalnya air dan alcohol
d. Aprotic solvent, pelarut yang tidak mempunyai tendensi untuk melepaskan atau
menerima proton misalnya kloroform dan hidrokarbon.
Pada titrasi bebas air, indikator bereaksi dengan H+ atau melepaskan H+, masing-masing
disertai dengan terjadinya perubahan warna. Perubahan warna sangat tergantung dari jenis
sampel. Oleh karena itu, pemilihan indikator adalah secara empiris. Indikator yang dipilih
adalah yang memperlihatkan perubahan warna yang tajam dekat dengan titik ekivalen.
Untuk titrasi basa lemah dan garam-garamnya dapat digunakan crystal violet, methyl
Rosaline chloride, quanaldine red, a-naphtol benzein dan malachite green. Untuk basa-basa
yang relaif lebih kuat dapat digunakan methyl red, methyl orange dan thymol blue.
Titrasi bebas air dapat digunakan untuk
a. Penetapan asam dan basa lemah yang tidak dapat ditetapkan dengan pelarut air
b. Penetapan campuran asam dan basa dengan kekuatan yang berbeda-beda
c. Penetapan sampel yang sukar larut dalam air
d. Sediaan farmasi seperti tablet, kapsul, atau salep dapat ditetapkan langsung
tanpa melalui proses ekstraksi apabila bahan-bahan pengisinya tidak
mengganggu.

2. Reaksi
a. Reaksi Pembakuan Asam Perklorat 0,1 N LV
O

HClO4

ClO4-

+
OH

OH2
O

OH

OH

OH2

OH

OH

O- K+

OH

OH

HClO4

KClO4

OH

O- K+

b. Reaksi Penetapan Kadar Klorokuin Fosfat


O

2 HClO4

2
OH

Cl

2 ClO4-

OH2
H
N

Cl

O
O

2 H3PO4

2 H3PO4

OH
OH2

HN

HN
N

NH

CH3
CH3

CH3

CH3

CH3

Cl

2 HClO4

Cl

H
N

2 H3PO4

2 H3PO4

2 ClO4-

HN

HN
N

CH3

CH3
CH3

Alat dan Bahan


Buret mikro 10,00 mL
Gelas ukur 10 mL
Labu erlenmayer 50 dan 10 mL
Pipet tetes (dari bahan gelas)
Timbangan Analitik
Plastik/aluminium foil
Asam perklorat P

NH

CH3

CH3

1. Alat
a.
b.
c.
d.
e.
f.
2. Bahan
a.

CH3

CH3

b.
c.
d.
e.
f.

Asam asetat glasial P


Kalium biftalat P
Kristal violet P
Asetat anhidrida P
Sampel klorokuin fosfat

Cara Kerja
1. Pembuatan Reagen
a. Pembuatan larutan volumetrik asam perklorat 0,1 N
Larutan volumetrik asam perklorat dibuat dengan cara
Dimasukkan 8,5 mL asam perklorat P ke dalam 500 mL asam asetat glasial
P,
Ditambahkan 21 mL asetat anhidrida P, dinginkan
Ditambahkan asam asetat glasial P hingga 1000 mL.
Dibiarkan selama 24 jam.
b. Pembuatan indikator kristal violet (kristal violet LP)
Larutan indikator kristal violet ungu dibuat dengan cara
Dilarutkan 100 mg kristal violet P dalam 100 mL asam asetat glasial P
Dipipet 1 mL larutan tersebut ke dalam labu tentukur 100 mL dan encerkan
sampai tanda dengan asam asetat glasial P larutan berwarna violet-biru dan
tidak kemerahan.
2. Pembakuan larutan asam perklorat 0,1 N LV
Larutan volumetrik asam perklorat 0,1 N dibakukan dengan cara
Ditimbang saksama lebih kurang 100 mg kalium biftalat P yang sebelumnya telah
dihaluskan dengan hati-hati dan dikeringkan pada suhu 120oC selama 2 jam
Dilarutkan dalam 15 mL asam asetat glasial P dalam labu 250 mL
Ditambahkan 2 tetes kristal violet LP
Dititrasi sampai warna ungu berubah menjadi hijau biru
Lakukan penetapan blangko
Ulangi percobaan dua kali (duplo)
Hitung normalitas dengan rumus
=

8 4 4
204,23 4 ()

3. Penetapan kadar klorokuin fosfat


Penetapan kadar klorokuin fosfat dilakukan dengan cara
Ditimbang seksama sejumlah lebih kurang 250 mg zat
Dilarutkan dalam 50 mL asam asetat glasial P
Ditambahkan kristal violet LP
Dititrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV sampai menjadi berwarna biru
Dilakukan penetapan blangko
Ulangi percobaan tiga kali (triplo)
Hitung kadar klorokuin fosfat dengan rumus
4
% () =
100%

Data Hasil Pengamatan


Data hasil pembakuan asam perklorat 0,1 N LV
No

(mg)

(ml)

Normalitas

Perhitungan pembakuan asam perklorat 0,1 N LV

Data hasil penetapan kadar

No

(mg)

Perhitungan kadar klorokuin fosfat dalam sampel

(ml)

Kadar (%)

Penetapan Kadar Sulfametoksazol Secara


Titrasi Nitrimetri
Tujuan Percobaan
1. Memperoleh molaritas larutan baku NaNO2 dengan menggunakan baku sulfanilamida
2. Memperoleh kadar sulfametoksazol dalam sampel

Teori Dasar
1. Prinsip Percobaan
Nitrimetri adalah suatu cara penetapan kadar suatu zat dengan larutan nitrit. Prinsipnya adalah
reaksi diazotasi yaitu pembentukan garam diazonium dari gugus amin aromatik primer dan
senyawa yang dapat diubah menjadi amin aromatik primer (amin aromatik sekunder dan gugus
nitro aromatik) pembentukan senyawa nitrosoamin dari amin alifatik sekunder, pembentukan
senyawa azida dari gugus hidrazida.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam titrasi nitrimetri adalah
a. Suhu. Pada saat melakukan titrasi suhu antara 5-15oC. Pembentukan garam
diazonium berlangsung pada 5oC. Maka pada temperature 5-15oC digunakan
KBr sebagai katalisator. Titrasi tidak dapat dilakukan pada suhu tinggi karena
HNO2 yang terbentuk akan menguap pada suhu yang tinggi. Garam diazonium
yang terbentuk akan terurai menjadi fenol.
b. Keasaman. Titrasi berlangsung pada pH 2, hal tersebut diperlukan untuk
mengubah NaNO2 menjadi HNO2 dan pembentukan garam diazonium
2. Reaksi
a. Reaksi Pembakuan Natrium Nitrit 0,1 M LV
NaNO2 + HCl

HNO2 + NaCl

HNO2 + KBr

Br

+ KOH

NH2

NH2

NH2

NH2
O

H+

BrH2O

HBr
NH2

HN

OH2

Br-

Br
NH2

NH2
O

+ H2O + NaCl

NaNO2 + HCl + KBr +

NH2

Br-

b. Reaksi Penetapan Kadar Sulfametoksazol


HNO2 + NaCl

NaNO2 + HCl
HNO2 + KBr

Br

HN

HN

HN

HN

H+

BrH2O

HBr
NH2

+ KOH

HN

OH2

Br-

Br

O
N

N
HN

HN
O

+ H2O + NaCl

NaNO2 + HCl + KBr +

NH2

Alat dan Bahan


1. Alat
a.
b.
c.
d.
e.
f.
2. Bahan
a.
b.

Buret mikro 10 mL
Gelas ukur 100 mL
Labu erlenmayer 100 mL
Pipet tetes (gelas)
Timbangan analitik
Magnetic stirrer
Larutan Natrium Nitrit 0,1 M LV
Sulfanilamida P

Br-

c.
d.
e.
f.
g.
h.

Sulfametoksazol
Asam klorida P
Kalium bromida P
Tropeolin O LP
Biru metilen LP
Es batu

Cara Kerja
1. Pembuatan Reagen
a. Pembuatan larutan volumetrik natrium nitrit 0,1 M
Dilarutkan sebanyak 7,5 g natrium nitrit P dalam air hingga 1000 mL.
b. Pembakuan larutan natrium nitrit 0,1 M LV
pembakuan larutan natrium nitrit 0,1 M LV dilakukan dengan cara
Ditimbang saksama lebih kurang 500 mg baku sulfanilamida yang
sebelumnya telah dikeringkan pada suhu 105oC selama 3 jam dan
dimasukan ke dalam gelas piala yang sesuai.
Ditambahkan 20 mL asam klorida P dan 50 mL air, diaduk sampai
larut dan dinginkan hingga suhu 15oC. Suhu dipertahankan pada lebih
kurang 15oC.
Gunakan indicator tropaeolin O LP dan biru metilen LP
Dititrasi perlahan-lahan dengan natrium nitrit, tempatkan ujung buret
di bawah permukaan larutan untuk menghindari oksidasi natrium nitrit
oleh udara, aduk hati-hati dengan pengaduk magnetic.
Titrasi dilakukan hingga larutan berwarna biru
Hitung molaritas larutan dengan rumus
=


177,22 2

c. Penetapan kadar sulfametoksazol


Penetapan kadar sulfametoksazol dilakukan dengan cara
Timbang saksama lebih kurang 500 mg zat,
Dilarutkan dalam campuran 20 mL asam asetat glasial P dan 40 mL
air,
Ditambahkan 15 mL asam klorida P
Gunakan indicator tropaeolin O LP dan biru metilen LP
Didinginkan hingga 15oC dan segara dititrasi dengan natrium nitrit 0,1
M LV.
Titrasi dilakukan hingga larutan menjadi berwarna biru.
Hitung kadar klorokuin fosfat dengan rumus
% () =

2
100%

Data Hasil Pengamatan


Data hasil pembakuan natrium nitrit 0,1 M LV
No (mg)

(ml)

Molaritas

Perhitungan pembakuan natrium nitrit 0,1 M LV

Data hasil penetapan kadar

No

(mg)

Perhitungan kadar sulfametoksazol dalam sampel

(ml)

Kadar (%)

Anda mungkin juga menyukai