Argentometri
Chandra Wiguna
Harlena Pratama Putri
Lilik Kuswandini
Argentometri
Tujuan
Dapat menetapkan kadar
senyawa obat yang
mengandung gugus
halogen atau
pseudohalogen pada
suatu campuran secara
argentometri
Prinsip
Berdasarkan penetapan
kadar halogenida /
golongan halogen ( F, Cl,
Br, I ) yang membentuk
endapan dengan AgNO3
pada suasana tertentu.
Teori Argentometri
Titrasi argentometri adalah titrasi yang
digunakan untuk menetapkan kadar suatu
zat dengan menggunakan larutan baku
perak, biasanya digunakan untuk
menetapkan kadar senyawa halogen atau
tiosianat (Cl, Br, I, SCN )
Metode Titrasi
1.
2.
3.
4.
Metode Mohr
titrasi langsung dengan perak nitrat dengan menggunakan indikator kalium kromat,
pada pH netral atau basa lemah. Titik akhir titrasi ditandai dengan bentuknya
endapan merah bata perak kromat
Metode Volhard
titrasi tidak langsung dengan menambahkan larutan perak nitrat berlebih, kelebihan
larutan perak nitrat dititrasi dengan larutan tiosianat (SCN) dengan indikator ferri
amonium sulfat hingga terbentuk larutan berwarna merah. Suasana titrasi harus
asam dengan penambahan asam nitrat pada range pH 3-4.
Metode K. Fajans
titrasi langsung dengan perak nitrat menggunakan indikator adsorpsi, hingga titik
akhir terbentuk warna merah pada permukaan endapan AgCl. Titrasi ini digunakan
pada pH 5-6
Metode Leibig
Pada titrasi ini, titik akhir titrasinya tidak ditentukan dengan indikator, akan tetapi
ditunjukkan dengan adanya kekeruhan. Ketika larutan perak nitrat ditambahkan
kepada larutan alkali sianida akan terbentuk endapan putih, tetapi pada
penggojogan akan larut kembali karena terbentuk kompleks sianida yang stabil dan
larut.
Indikator
1. Metode Mohr :
K2CrO4 5% dalam air
2. Metode Volhard :
Ferri Amonium Sulfat larutan 10% dalam
air + sedikit asam nitrat .
3. Metode K.Fajans :
- eosin, larutan 0,1 % dalam alkohol
- flouresein, larutan 0,1% dalam alkohol
Pelarut
sifat alami pelarut garam anorganik mudah larut
dalam air dibandingkan dengan pelarut
anorganik seperti alkohol atau asam asetat.
Perbedaan kelarutan suatu zat dalam pelarut
organik dapat dipergunakan untuk memisahkan
campuran antara 2 zat. Setiap pelarut memiliki
kapasitas yang berbeda dalam melarutkan suatu
zat.
Pyridoxini Hidrochloridum
Kalium Bromida
Chlorbutanolum
Natrium klorida
Fenoterol Hidrobromida
Metenamina Mandelat
Tiamfenikol
Efedrin HCl
Amonium Bromida