Anda di halaman 1dari 6

ANALISAKADAR TIAMIN

1.1 Maksud Percobaan


Adapun maksud dari percobaan ini adalah untuk memahami dan
menganalisis suatu kadar Tiamin HCl dengan menggunakan metode
argentometri dan gravimetri.

1.3 Tujuan Percobaan


Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan kadar
Tiamin HCl dari sediaan sirup dengan menggunakan metode argentometri
dan gravimetri.

2.1 Uraian Bahan


1. HNO3 (Ditjen POM, 1979)
2. Aquadest (Ditjen POM, 1979)
3. Asam Sulfat (Ditjen POM, 1979)
4. Thiamin Hydrochloridum (Ditjen POM, 1979)
5. Fe(NH4SO4)2 (Ditjen POM, 1979)
6. AgNO3 (Ditjen POM, 1979)

2.2 Prosedur Kerja


A. Identifikasi Tiamin HCl
1. Kawat ose yang dicelupkan dalam larutan sampel lalu di pijarkan
pada api bunsen muncul aroma bau kacang, reaksi spesifik.
2. Sedikit larutan sampel diencerkan dengan aquadest lalu dipanaskan,
ditambahkan larutan cuprifil (2 tetes NaOH dan 2 tetes HCl tambah 1
tetes CuSO4) maka larutan akan berubah menjadi hijau kebiruan.
3. Laeutan tiamin HCl ditambahkan NaOH akan menghasilkan larutan
berwarna kuning, selanjutnya ditambahkan KMNO4 sebagai reduktor
kuat untuk mereduksikan larutan sampel yang ditandai dengan
perubahan warna larutan menjadi hijau.
4. Larutan sampel ditambahkan larutan raksa (II) klorida P membentuk
endapan putih.
5. Larutan sampel ditambahkan larutan iodium P membentuk endapan
coklat merah.
6. Larutan sampel ditambahkan larutan kalium tetraiodohidrargirat. (II)
P dan dengan larutan trinitrofenol P membentuk endapan.
B. Metode Argentometri
1. Pipet sebanyak beberapa mL sediaan sirup Vit.B1 setara dengan
100mg tiamin hidroklorida masukkan ke dalam erlenmeyer
tambahkan 20ml aquadest.
2. Larutan di asamkan dengan asam nitrat encer lalu ditambahkan
10ml larutan baku AgNO3 0,1 N.
3. Endapan yang terjadi di saring sampai larutan tidak mengandung
klorida.
4. Filtrat yang mengandung kelebihan larutan baku AgNO 3 selanjutnya
di titrasi dengan larutan baku amonium tiosianat 0,1N menggunakan
indikator besi (III) amonium sulfat.
5. Titik akhir titrasi di tandai pada saat perubahan warna larutan
menjadi merah.
6. Tiap mL perak nitrat 0,1 N setara dengan 16,85mg tiamin HCl.
7. Hitung kadar tiamin HCl.
C. Metode Gravimetri
1. Sejumlah tertentu larutan sampel di ukur secara seksama setara
dengan lebih kurang 50mg Tiamin HCl, diencerkan dengan air
secukupnya hingga 50ml dalam gelas kimia.
2. Tambahkan 2ml asam klorida pekat dan dipanaskan hingga
mendidih.
3. Selagi larutan masih panas, ditambahkan dengan cepat tetes demi
tetes 4ml larutan asam silikowolframat P yang baru di saring lalu di
didihkan selama 4 menit.
4. Larutan di saring melalui penyaring kaca masir, kemudian dicuci
dengan 50ml campuran yang terdiri atas 1 bagian volume asam
klorida pekat dan 19 bagian aquadest yang mengandung larutan
asam silikowolframat 0,2% b/v, selanjutnya dicucci 2 kali tiap kali
dengan 5 ml aseton.
5. Sisa dikeringkan pada suhu 1050C selama 1 jam, lalu di dinginkan
selama 10 menit dan dibiarkan dalam eksikator di atas larutan asam
sulfat 38% dan timbang berat endapan.
6. Tiap gram endapan (sisa) setara dengan 192,9 mg tiamin HCl.

BAB 3 METODE KERJA

3.1 Alat Praktikum


Alat yang digunakan pada saat praktikum yaitu erlenmeyer, kertas
saring, buret/statif, gelas ukur, gelas beker, pipet volume, pipet tetes,
penyaring kaca masir, bunsen dan eksikator.
3.2 Bahan Praktikum
Bahan yang digunakan pada saat praktikum yaitu sediaan sirup
vitamin B1 (tiamin HCl), larutan HNO3 encer, larutan baku AgNO3 0,1 N,
larutan baku amonium tiosianat 0,1 N, indikator besi(III) amonium sulfat,
aquadest, amonia P, HCl pekat, larutan asam silikowolframat 0,1% b/v,
larutan asam silikowolframa P dan asan sulfat 38%.
3.3 Cara Kerja
A. Identifikasi Tiamin HCl
1. Kawat ose yang dicelupkan dalam larutan sampel lalu di pijarkan
pada api bunsen muncul aroma bau kacang, reaksi spesifik.
2. Sedikit larutan sampel diencerkan dengan aquadest lalu dipanaskan,
ditambahkan larutan cuprifil (2 tetes NaOH dan 2 tetes HCl tambah 1
tetes CuSO4) maka larutan akan berubah menjadi hijau kebiruan.
3. Larutan tiamin HCl ditambahkan NaOH akan menghasilkan larutan
berwarna kuning, selanjutnya ditambahkan KMNO4 sebagai reduktor
kuat untuk mereduksikan larutan sampel yang ditandai dengan
perubahan warna larutan menjadi hijau.
B. Metode Argentometri
1. Pipet sebanyak beberapa mL sediaan sirup Vit.B1 setara dengan
100mg tiamin hidroklorida masukkan ke dalam erlenmeyer
tambahkan 20ml aquadest.
2. Larutan di asamkan dengan asam nitrat encer lalu ditambahkan
10ml larutan baku AgNO3 0,1 N.
3. Endapan yang terjadi di saring sampai larutan tidak mengandung
klorida.
4. Filtrat yang mengandung kelebihan larutan baku AgNO 3 selanjutnya
di titrasi dengan larutan baku amonium tiosianat 0,1N menggunakan
indikator besi (III) amonium sulfat.
5. Titik akhir titrasi di tandai pada saat perubahan warna larutan
menjadi merah.
6. Tiap mL perak nitrat 0,1 N setara dengan 16,85mg tiamin HCl.
7. Hitung kadar tiamin HCl.
LAMPIRAN SKEMA KERJA
A. Identifikasi Tiamin HCl
Kawat ose yang dicelupkan dalam larutan sampel lalu di pijarkan pada api
bunsen muncul aroma bau kacang, reaksi spesifik.

Sedikit larutan sampel diencerkan dengan aquadest lalu dipanaskan,


ditambahkan larutan cuprifil (2 tetes NaOH dan 2 tetes HCl tambah
1 tetes CuSO4) maka larutan akan berubah menjadi hijau kebiruan.

Laeutan tiamin HCl ditambahkan NaOH akan menghasilkan larutan


berwarna kuning, selanjutnya ditambahkan KMNO4 sebagai reduktor kuat
untuk mereduksikan larutan sampel yang ditandai dengan perubahan warna
larutan menjadi hijau.
B. Metode Argentometri
Pipet sebanyak beberapa mL sediaan sirup Vit.B1 setara dengan
20 mg tiamin hidroklorida masukkan ke dalam erlenmeyer tambahkan
50 ml aquadest.

Larutan di asamkan dengan asam nitrat encer lalu ditambahkan 10ml


larutan baku AgNO3 0,1 N.

Dititrasi dengan larutan baku AgNO3 0,1034 menggunakan indikator


Kalium Kromat.

Titik akhir titrasi di tandai pada saat terbentuk endapan putih .


Tiap mL perak nitrat 0,1 N setara dengan 16,85mg tiamin HCl.

Hitung kadar tiamin HCl.

Anda mungkin juga menyukai