Anda di halaman 1dari 13

BAB 7

ASIDIMETRI DAN
ALKALIMETRI
ANALISIS KUANTITATIF
• Adalah penentuan kadar atau jumlah zat yang menggunakan metode
yang tepat.
• Beberapa metode analisis kauntitatif untuk menentukan kadar senyawa
dalam sampel:
1. Analisis titrimetri (volumetrik)  metode kuantitatif untuk menentukan
kadar/konsentrasi suatu analit yang telah diketahui dalam sampel
berdasarkan pengukuran volume titran yang bereaksi sempurna dengan
analit.
Titran  zat yang digunakan untuk mentitrasi dan berada dalam buret.
Analit  zat yang akan ditentukan kadar/konsentrasinya dan berada
dalam labu erlenmeyer.
2. Analisis gravimetri  metode analisis untuk menentukan jumlah suatu
analit berdasarkan pengukuran berat analit dalam keadaan murni setelah
melalui proses pemisahan dari komponen lain yang ada pada sampel.
3. Analisis spektofotometri  metode analisis untuk menentukan kadar/
konsentrasi suatu analit yang telah diketahui berdasarkan pengukuran
serapan sinar hasil interaksi materi dengan cahaya ( gelombang
elektromagnetik)
• Macam-macam titrasi,yaitu:
1. Titrasi lansung  untuk menetukan kadar
analit secara langsung menggunakan titran.
2. Titrasi blanko  titrasi yang dilakukan tanpa
menggunakan zat yang akan di uji (sampel)
kadarnya.
3. Titrasi balik  titrasi yang dilakukan untuk
menentukan kadar analit dengan
menambahkan suatu senyawa yang diketahui
konsentrasinya secara berlebih.
Asidimetri
• Titrasi asidimetri  penentuan kadar suatu
senyawa yang bersifat basa menggunakan
larutan asam yang telah diketahui
konsentrasinya.
• Prinsip reaksi yang terjadi adalah reaksi
netralisasi
• Contoh zat bersifat basa : natrium karbonat,
soda kue, natrium tetraborat.
Pembakuan titran
• Sebelum melakukan titrasi, titran yg akan
digunakan wajib dibakukan terlebih
dahulu sebab konsentrasi titran yang
digunakan nilainya tidak tepat.
• Faktor yg mempengaruhinya: kesalahan
penimbangan bahan saat pembuatan titra,
alat ukur yg digunakan, adanya
kontaminan, dll.
Pembakuan titran
• Terdapat 2 jenis, yaitu:
1. Larutan baku primer adalah larutan yg sudah
diketahui normalitasnya.
2. Larautan baku sekunder adalah larutan yg
belum diketahui konsentrasinya dengan tepat.
CONTOH SOAL
1. Berdasarkan FI Edisi III HCl pekat memiliki kadar 35-38%; bobot jenis (ᵨ) 1,
18 g/ml; Mr= 36,5. dibutuhkan HCl 0,1 N sebanyak 1000 ml untuk
pembuatan larutan standar, sedangkan yg tersedia di laboratorium adalah
HCl dg kadar 38%. Hitunglah berapa HCl 38% yg diukur?
penyelesaian :
Dibutuhkan HCl 0,1 N= 0,1 mol ekuivalen/L
Bobot jenis HCl = 1,18 g/ml = 1,18 g/ml x 1000 = 1180 g/L
Kadar HCl 38% b/v =38/100 x 1180 g/L = 448,4 g/L
= 448,4 / Mr = 12,285 mol/L
= 12,285/1 = 12,285 mol ekuivalen/L
Jadi Normalitas HCl 38% = 12,285 N
Volume HCl 38% yg dibutuhkan
V1 x N1 = V2 x N2
1000 ml x 0,1 N = V2 x 12,285 N
V2 = 8,14 ml = 8,2 ml
Jadi HCl 0,1 N sebanyak 1000 ml dapat dibuat melalui pengenceran HCl 38%
sebanyak 8,2 ml dengan air hingga volume total 1000 ml di labu takar.
2. Catatan :
1 ml HCl 1 N setara dg 52,99 gram Na co 2 3

1 ml HCl 0,1 N setara dg 5,299 gram Na co 2 3

1 ml H SO 0,1 N setara dg 5,299 gram Na co 2 4 2 3

Na co p yg sebelumnya telah dikeringkan pada suhu 270°C


U n tu k m e m b a k u k a n la ru ta n H C l0 ,1 N yg d ib u a t,d itm b a n g 0 ,0 5 2 5 g ra m 2 3

selama 1 jam.larutkan Na co P dalam 20 ml air. Titrasi dg HCl 2 3

menggunakan indikator merah metil. Panaskan larutan ad


mendidih, dinginkan dan lanjutkan titrasi. Panaskan lagi ad
mendidih dan titrasi lagi ad warna merah jambu pucat tidak
hilang dg pendidihan lagi. Volume larutan HCl yg keluar dari
buret adalah 9,80 ml. Hitunglah normalitas larutan HCl ( 4
angka dibelakang koma)?
Penyelesaian:
N = g Na co x 0,1 / V(HCl) x 5,299 2 3

= 52,5 x 0,1 / 9,80 x 5,299


= 0,1011
Jadi normalitas HCl yg dibuat adalah 0,1011 N
3. Kesetaraan asam klorida dg boraks menurut FI edisi III adalah :
1 ml asam klorida 0,5 N setara 95,34 mg boraks
untuk menentukan kadar boraks dilakukan : pipet 2 ml larutan sampel yg
mengandung boraks, tambahkan 20 ml air dan 3 tetes indikator merah metil. Titrasi
dg HCl 0,1 N. Pada saat titik akhir tercapai volume HCl yg keluar dari buret adalah 8,50
ml. Hitunglah kadar boraks yg ada pada sampel tsb?
Penyelesaian :
Mencari berat boraks dalam HCl 0,1 N:
1 ml HCl 0,5 N = 95,34 mg boraks
1 ml HCl 0,1 N = x
X = 0,1 x 95,34 / 0,5 = 19,068 mg boraks
Rumus perhitungan kadar sampel :
Kadar (%)

Ket : Vt: volume titran keluar dari buret


Nt : normalitas titran dalam buret
mg~ : massa kesetaraan dalam FI
P : Volume pemipetan sampel
N~ : Normalitas kesetaraan dalam FI
Kadar boraks

= 7, 98 %
Jadi kadar boraks yg terdapat pada larutan adalah 7,98%
Alkalimetri
• Titrasi alkalimetri Penentuan kadar suatu
senyawa yg bersifat asam dg larutan basa
yg telah diketahui kadarnya
• Contoh senyawa asam yg dapat ditentukan
kadarnya dg alkalimetri : asam sitrat, asam
salisilat, asetosal, asam asetat.
• Larutan baku primer : kalium biftalat
• Larutan baku sekunder : natrium hidroksida
Contoh soal
1. Hitunglah NaOH yg harus ditimbang untuk
membuat larutan NaOH 0,1 N sebanyak
500ml. Diketahui Ar H: 1, O: 16, dan Na: 23.
Penyelesaian :
Valensi NaOH = 1
Volume = 500 ml = 0,5 L
N(NaOH) = g x valensi / Mr(NaOH) x vol(L)
0,1 N = g x 1/ 40 x 0,5
g = 0,1 x 20 = 2 gram
Jadi untuk membuat 500 ml larutan NaOH 0,1 N
dibutuhkan 2 gram NaOH
2. Timbang ± 5 g kalium biftalat yg telah diserbuk dan
dikeringkan pada suhu 280°C selama 2 jam.
Larutkan kalium biftalat dalam 75 ml air bebas CO2.
Tambahkan indikator PP. Titrasi dg larutan NaOH yg
hendak di bakukan ad warna merah jambu mantap.
Volume NaOH yg dibutuhkan untuk mencapai titik
akhir titrasi adalah 10 ml. Hitung normalitas larutan
NaOH berdasarkan kesetaraan berikut:
1 ml NaOH 1 N setara dengan 204,2 mg kalium biftalat
penyelesaian :
N = Berat kalium biftalat / V x 204,2
= 5 g / 10 ml x 204,2
= 0,0024 N ( 4 angka di belakang koma)
jadi normalitas dari NaOH tersebut adalah 0,0024 N
CATATAN : KETERANGAN RUMUS
N : Normalitas larutan NaOH
V : Volume titran NaOH
INDIKATOR
• Indikator asam basa adalah senyawa
khusus yg ditambahkan ke dalam larutan
sampel pada metode titrasi asidimetri dan
alkalimetri.
• Tujuannya  untuk mengetahui kisaran
dalam larutan tersebut
• Indikator yg digunakan pada titrasi
asidimetri adalah indikator methyl merah P,
sedangkan indikator titrasi alkalimetri
adalah indikator PP (fenolftalein P)

Anda mungkin juga menyukai