Anda di halaman 1dari 8

v

PEMBUATAN LARUTAN DAN STANDARISASINYA



Oleh: Mariati MR *)

Intisari

Dalam pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu sering dihasilkan konsentrasi yang tidak tepat dengan yang diinginkan, untuk itu diperlukan praktikum.dan pad a praktikum acara ini akan dilaksanakan acara pembuatan dan standarisasinya. Adapun tujuan dari penelitian pembuatan larutan dan standarisasinya ini adalah: (a) Membuat larutan 0,1 N HCI, (b) Standarisasi He] dan (c) Penentuan Kadar Na2C03. Hasil penelfien menunjukkan bahwa untuk memperoleh larutan dengan nonnalitas tertentu diperlukan kecermatan dalam pengenceran bahan yang digunakan untuk titrasi. Standarisasi 0,1 N HCI dengan borax membutuhkan 20 ml larutan HCI 0,1 ml untuk sampai pad a perubahan warna yaitu merah muda.

Kata kunci : larutan, standarisasi dan titrasi

Pendahuluan Latar Belakang

Ketika mempelajari kimia dikenal adanya larutan. Larutan pada dasamya adalah fase yang homogen yang mengandung lebih dan satu komponen. Komponen yang terdapat dalam jumlah yang besar disebut peJarut atau solvent, sedang komponen yang terdapat dalam jumlah yang kecil disebut zat ter1arut atau solute. Konsentrasi suatu larutan didelinisikan sebagai jumlah solute yang ada dalam sejumlah larutan stau pelarut. Konsentrasi dapat dinyatakan dalam beberapa cara, antara lain molaJitas, molalitas, norrnalitas dan sebagainya. Molaritas yaitu jumlah mot solute dalam satu liter larutan, molalitas yaitu

., Slaf Pengajar Universitas Serambi Mekah

jumlah mol solute per 1000 gram pelarut sedangkan norrnalitas yaitu jumlah gram ekuivalen solute dalam 1 liter larutan.

Dalam ilmu kimia, pengerUan larutan ini sangat penting karena hampir semua reaksi kimia te~adi dalam bentuk larutan. Larutan dapat dideflnisikan sebagai campuran serba sarna dari dua komponen atau lebih yang saling berdiri sendiri. Disebut campuran karena terdapat molekulmolekul, atom-atom atau ion-ion dan dua zat atau lebih. Larutan dikatakan homogen apabila campuran zat tersebut komponen-komponen penyusunnya tidak dapat. dibedakan satu dengan yang lainnya lagi.

Misalnya larutan gula dengan air dimana kita tidak dapat lagi melihat

281

ftiullllli Vol. VI No.2 2008 ~ Edisi Mei . Agustus 2008

dari bentuk gulanya, hal ini karena larutan sudah tercampur secara homogen. Dalam pembuatan larutan dengan konsentras' tertentu sering dihasilkan konsentrasi yang tidak tepat dengan yang diinginkan, untuk itu diperlukan praktikum.dan pada praktikum acara ini akan dilaksanakan acara pembuatan dan standarisasinya. Dalam hal in; adalah membuat larutan 0,1 N HCL dan standarisasi HCI serta menentukan kadar Na2C03 dengan HC!. Dalam pembuatan larutan harus dilakukan seteliti mungkin dan menggunakan perhitungan yang tepat, sehingga hasH yang didapatkan sesuai dengan yang diharapkan. Untuk mengetahui konsentrasi sebenarnya dari larutan yang dihasilkan maka dilakukan standarisasi.

Standarisasi pada percoba-an ini menggunakan metode titrasi asam basa yaitu proses penambahan larutan standar dengan larulan asam. Keterkaitan praktikum kimia dalam acara ini dengan pertanian. Yaitu digunakannya senyawa-senyawa kimia sebagai pemberantas hama yang lebih dikenal dengan pestisida. Pestisida sebagian besar berbentuk larutan. Selain sebagai pestisida juga digunakan sebagai pupuk. Meskipun denikian, penggunaan larutan kimia sebagai pupuk perlu diperhatikan

penggunaannya. Penggunaan pupuk harus sesuai dengan kadar yang telah ditentukan agar dapat mendukung sektor pertanian dalam memproduksi hasilhasilnya.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dan penelitian pembuatan larutan dan standarisasinya ini adalah:

a. Membuat larutan 0,1 N HCI

b. Standarisasi HCI

c. Penentuan kadar Na2C03

Alat, Bahan, dan Cara Kerja

1. Alat

a. Gelas ukur

b. Labu takar

c. Erlenmeyer d.Pengaduk e. Pipet

f. Biuret

g. Statif

h. Corong

i. Gelas

j. Gelas piala

282

2. Bahan

a. HCI pekat

1\Iu11llll1 Vol. VI No.2 2008 IIIfI'RIV\ Edisi Mei - Agustus 200B

b. Na28407 1 OH20 sebanyak 0,4 gr

c. Na2C03 sebanyak 0,7 gr

d. Indikator Mo

3. Cara Kerja

a. Membuat larutan HCI 0,1 N

a.1. Memasukkan

akuades

secukupnya (+ 10 ml).

a.2. Mengambil x ml HCI pekat, masukkan dalam labu takar 100m!.

a.3. Mengisi dengan akuades sampai tanda garis.

a.4. Mengocok hingga homogen dan pindahkan ke erlenmeyer.

b. Standarisasi 0,1 N HC] dengan Borax (Na2B4Ch 10H20)

b.1. Mengambil 0,4 gr Borax mumi

b.2. Masukkan

erlenmeyer dan larutkan dengan 50 ml akuades

b.3. Menambahkan 2 -3 tetes indikator Mo

b.4. Menitrasi dengan HCI sampai te~adi perubahan warna

dalam

b.S. Menghitung N HCI dengan rumus

c. Penentuan kadar NatCOs

c.1. Menimbang 0,75 gr Na2C03 dan masukkan dalam labu lakar

c.2. Menambahkan

akuades sampai 50 ml ke dalam larutan Na2COa50ml.

c.3. Mengambil 10 ml

Na2C03 masukkan

dalam erlenmeyer

kemudian diletesi 2 - 3 tetes indikator Mo.

cA. Menitrasi dengan 0,1 N Hel yang telah dibuat kemudian tentukan kadar Na2C03.

Analisis dan Pembahasan Hasil Pengamatan

T abel 1. Hasil pengamatan pembuatan larutan HCI 0,1 N

V.larutan BjHCI Kadar Xml
HCI (gr/ml) HCI HCI
(ml) (%) Pekat
100 1,19 37 0,83 283

ftlullilfa Vol. VI No.2 2008

. .,..,.-nII Edisi Mei - Agustus 2008

Tabel 2. Hasil pengamatan standarisasi 0,1 N dengan Borax

VHCI NHCI Warna Warna Warna
(mil awal Proses Akhir
20 0,085 Jemih Orange Merah
muda Tabel3. Hasil pengamatan titrasi Na2C03 dengan 0,1 N HCI

V Kadar Warna Warna Warna
HCI Na2C03 awal Proses Akhir
(mil (%)
26,5 31,7 Jernih Orange Merah
mud a Analisis Hasil Pengamatan

a. Analisis pembuatan larutan 0,1 N HCI

3,65· V

x:: __:.---

10KL(%)

Keterangan :

x :: Jumlah HCI yang dihasilkan (ml) V :: Volume HCI

K = Berat jenis HCI = 1,19 gr/ml L = kadar HCI pekat (%)

Perhitungan : 3,65· V lOKL(%)

x =

284

=

3,65·100

10·1,19·37 365

440,3 = D,83ml

b. Analisis Standarisasi HCI dengan Borax (Na2B40710H20)

N = gram Borax· Val HCl·lOOO BM Borax V HCI

Keterangan ; N

Val.HCI

BM

V

= Normalitas " Valensi HCI

= Massa rumus Borax "Volume

Perhitungan :

N

= gram Borax· Val HCI·IOOO BM Borax V HCI

0,4·2·1000

=-----

382·24,5

804

9932 =O,OSN

C. Analisis Penentuan Kadar N22C03 Kadar :: V HCl· N HC!- BM.Na2C03 mgrNa2C03

ftIu&IIIfJ Vol. VI No.2 2008 ~ Edisi Mei - Agustus 2008

Keterangan :

V = Volume (ml) HCI

N = Normalitas HCI

BM " Massa rumus Na2C03

Mgr "Berat(Na2C03)

Perhitungan :

Kadar = VHCI.NHCI·BM.Na2C03

mgrNa2C03

12· 2 ·100

= xIOO%

0,753

:: 13,78 %

Pembahasan

Seperti yang telah kita ketahui bahwa larutan sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan akan larulan itu sendlri berrnacam-macam konsentrasinya, terlebih dalam pengujianpengujian yang menggunakan reaksi kimia, maka kevalidan besar konsenlrasi sangat penting.

Dalam percobaan kali ini perlu melakukan standarisasi dengan tujuan untuk mengetahui konsentrasi sebenamya dari larutan yang dihasilkan. Larutan standart selanjutnya digunakan dalam proses analisls kimia dengan metode titrasi as am basa. Prinsip titrasi ini adalah menentukan jumlah asan jika ditambahkan asam dalam jumlah

285

ekuivaJen alau sebaliknya. proses titrasi diakhin apabila telah mencapai titik ekuivalen yaitu titik dim ana penambahan sedikit titran akan menyebabkan perubahan pH yang cukup besar. Titik titrasi biasanya ditandai perubahan wama . indikator PH. indikator adalah molekul pewama yang warnanya tergantung pada konsentrasi H20. indikator ini sesungguhnya merupakan asaam lemah atau basa lemah yang konjunggasinya menjadi asam-basa yang menyebabkan perubahan warna Data yang diperoleh, pembuatan Hel 0,1 N yang terbual dan larutan Hel pekat diketahui bahwa volume . HCI pekat yang diperlukan sebanyak 0,83 ml. Hasil didapat dari perhitungan yang telah dilakukan dengan terlebih dahulu diketahui volume HCI 0,1 N yang diinginkan adalah 100 ml dengan BJ HCI1, 19% dan kadar HCI 37%. Untuk percobaan kedua yaitu standarisasi 0,1 n Hel dengan borak didapat hasil yailu 0,08 N, dengan volume HCI 20 ml, Padahal seharusnya N HCI mempunyai nilai 0,1 N, hal ini dapat disebabkan karena beberapa faklor antara lain yaitu kelebihan massa borax, dalam melarutkan borax dengan aquades

ftiul.lIIIl Vol. VI No.2 2008 .,..,.-nI\ Edisi Mei - Agustus 2008

kurang sempuma, pH aquades yang terlalu tinggi dan kurang ketelitian dalam melaksanakan prBktikum.

Standarisasi 0,1 N HCI dengan borax terjadi perubahan wama awal yang semula kuning dalam proses standarisasi berubah menjadi orange dan diperoleh wama akhir merah muda. Perubahanwarna pada larutan borax+HCI juga dipengaruhi oleh faktor-faktor di alas.

Jadi walaupun fungsi standarisasi adalah untuk mengelahui konsentrasi sebenamya dari larutan yang kita buat, tetapi bila dalam praktikum te~adi kesalahankesalahan seperti tersebut diatas, maka hasil yang kita harapkan tidak akan tercapai. Oleh kaena itu, ketelitian dan kecermatan mum; diperluken dalam percobaan. Salah satu hal yang dapat mempengaruhi kesalahan hasil dari konsentrasi HCI adalah tidak diketahuinya kapan titik titrasi berakhir, padahal hal ini sngat penting karena mempengaruhi hitungan dan nirai normalitas hitungan.

Dalam penentuan kadar Na2C0:3 diketahui volume HCI12 ml. Konsenlrasi HCI sangat berpengaruh dalam penghitungan kadar Na2COa, dari percobaan diperoleh kadar Na2C03 adalah 13,78% padahal kadar

Na2C03 yang ideal adalah

Beberapa faktor yang

15%. dapat

mempengaruhi kadar Na2C03 yaitu volume HCI, normalitas HCI, massa ataom relatif dan massa Na2COa. Pada larutan Na2C03 setelah diberi indikator methyl orange (Mo) te~adi peru bah an warna yang semula berwama orange berubah menjadi orange tua dan diperoleh warn a akhir merah muda.

286

Kesimpulan

kesimpulan sebagai berikut :

a. Diperlukan 0,83 ml HCI pekat untuk membuat 100 ml HCI 0,1 N.

b. Wama borax setelah ditambah akuades letap jemih, setelah ditambah indikator Mo berubah menjadi kuning.

c. Slandarisasi 0,1 N HCI dengan borax membutuhkan 20 ml larutan HCI 0,1 ml untuk sampai pada perubahan wama yaitu merah muda.

d. Na2C0:3 dititrasi dengan HCI warnanya berubah menjadi merah. Kadar Na2C03= 13,78%.

e. Untuk memperoleh larutan dengan

normalitas tertentu diperlukan

ftII,_'l Vol. VI No.2 2008

IIIV 41\ Edisi Mei - Agustus 2008

keceramatan dalam pengenceran bah an yang digunakan untuk titrasi.

f. Untuk mengertahui volume HCI pekat, maka harus diketahui volume larutan yang diinginkan, BJ HCI dan kadar HCI (%).

g. Untuk menghitung kadar Na2C03 harus diketahui volume HCI, N HCI, 8m Na2COa dan massa Na2C03.

h. Larutan adalah campuran yang homagen yang berupa pad at, cair, dan gas.

287

1\111II1II1 Vol. VI No.2 2008 .,..."..nIl Edisi Mei - Agustus 2008

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Collinson, M. Maryanne and AR. Howells. 2000. Sol-Gel and Electrochemistry. Dalam Analytical Chemistry. NO.1. Hal 703-709A.

Fernandez-Costa, J.M., M.E.Diaz-Garcia, A.Sanz-Medel. 1998. Sol-Gel Immobilized Room Temperature Phosphorescent Metal-Chelate as Luminescent Oxigen Sensing Material. Analytica Chimica Acta 360. hal. 17-26.

Miller. J.C. and J.N. Miller. 1993. Statistics for Analytical Chemistry. Third Edition. New York: Ellis Harward PTR Prentice Hall.

288

1\aI11IIII1 Vol. VI No.2 2008 IIII...-vt Edisi Mei - Agusrus 2008

Anda mungkin juga menyukai