TITRASI - NETRALISASI
Disusun Oleh :
Kelompok 2 – Kelas C
Yunnica Sri Hapsari (1112102000054)
Angga Syafari (1112102000058)
Rifatul Mughniyah (1112102000059)
Fika Hilmiyatu Durry (1112102000070)
Program Study Farmasi
Jakarta
2013
I. Judul Praktikum : Titrasi – Netralisasi
1. Prinsip Asidimetri
"Berdasarkan reaksi netralisasi dimana ion OH- dari basa akan
dinetralisasikan oleh ion H+ dari asam yang akan menghasilkan garam + air.
Dengan penambahan indikator BTB menghasilkan perubahanwarna dari biru
menjadi hijau kekuningan."
Reaksi:
~ (dimisalkan asam: HCl dan basa: NaOH)
maka: NaOH + HCl ------> NaCl + H2O
~ BTB + HCl
2. Prinsip Alkalimetri
"Berdasarkan reaksi netralisasi dimana ion H+ dari asam akan
dinetralisasikan oleh ion OH- dari basa yang akan menghasilkan garam + air.
Dengan penambahan indikator PP menghasilkan perubahan warna dari
bening menjadi merah rose."
Reaksi:
~ (dimisalkan asam: H2C2O4 dan basa: NaOH)
maka: H2C2O4 + NaOH ------> Na2C2O4 + H2O
~ PP + NaOH
3. Cara pemilihan indikator pada titrasi netralisasi
o Didasarkan atas pH larutan hasil reaksi. Perubahasn pH pada saat dan
sekitar titik ekuivalen agarkesalahan titrasi sekecil-kecilnya
o Titik ekivalensi terletak pada interval perubahan warna indikator
o Interval perubahan warna indikator terletak pada agian tengah kurva
titrasinya
V. Prosedur Kerja
Alat dan Bahan
- Buret 50 ml - Larutan Boraks 0,2 N
- Pipet Klep 10 ml - Indicator Fenolftalein (Pp)
- Labu Erlenmeyer - Indicator Metil Jingga
- Labu ukur 100 ml - Indikator metil merah
- Gelas Becker - Larutan Sample
- Larutan HCl
Cara kerja
1. Pembakuan
Lerutan HCl dengan larutan boraks 0,2 N
a. Siapkan buret 50 ml yang bersih dan bilas dengan sedikit larutan HCl
yang akan di bakukan. Kemudian isi buret samoai 50 ml.
b. Pipet 10 ml larutan boraks 0,2 N menggunakan pipet klep dan
pindahkan ke dalam Erlenmeyer bersih
c. Tambahkan 2 – 3 tetes indicator metil merah
d. Titrasi larutan dengan HCl dan buret sampai terjadi perubahan warna
menjadi merah muda
e. Ulangi titrasi sekali lagi dan hitunglah normalitas dari larutan HCl.
2. Aplikasi
a. Siapkan buret 50 ml, isilah buret dengan larutan HCl sampai 50
ml
b. Pipet 10 ml larutan sample dengan pipet klep, lalu pindahkan ke
dalam labu Erlenmeyer
c. Tambahkan 2 – 3 tets indicator Fenolftalein
d. Titrasi larutan dengan HCl dari buret sampai larutan berubah
warna menjadi bening atau tidak berwarna
e. Catatlah volume yang terpakai (V1)
f. Kemudian tambahkan 2 – 3 tetes indicator metil jingga
g. Titrasikan larutan dengan HCl sampai larutan berubah warna
menjadi kemerahan
h. Catat volume yang terpakai (V2)
i. Ulangi titrasi sekali lagi dengan sasaran pembuatan kurva titrasi
(3 titik sebelum V1 , 2 titik sesudah V1 dan 3 titik setelah V2)
Volume rata-rata :
Normalitas larutan HCl :
2. Tabel Pengamatan
Indikator
sampel Keterangan
PP (v1) Metil jingga (v2)
A I 12,5 ml 6 ml V1 > V2
II 11 ml 8 ml NaOH dan Na2CO3
B I 6,7 ml 12,2 ml V1< V2
Na2CO3 dan NaHCO3
II 7 ml 11,8 ml
C I 12,5 ml 12,9 ml V1 = V2
Na2CO3
II 12,3 ml 12,9 ml
Pada hasil titrasi ketiga sampel, volume akhir titrasi pertama dan kedua
menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda. Pada sampel A, V1 yang diperoleh lebih
tinggi daripada V2. Maka senyawa yang terdapat di dalamnya adalah NaOH daan
Na2CO3. Pada sampel kedua, didapatkan hasil V1 lebih rendah daripada V2. Maka
senyawa yang terdapat di dalamnya adalah Na2CO3 dan NaHCO3. Sedangkan pada
sampel C, diperoleh hasil V1 yang hampir sama dengan V2. Maka senyawa yang terdapat
di dalamnya adalah Na2CO3.
Kesimpulan
Tabel pH sampel B
Volume HCl pH
0 10
2.1 9
6.7 8
11.3 7
15.9 6
18.9 5
23.5 2
28.1 2
32.7 1
12
10
8
pH
6
Series1
4 Linear (Series1)
0
0 10 20 30 40
Volume HCl