Anda di halaman 1dari 22

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA DASAR

MATERI III ANALISIS KUANTITATIF DAN PENGUKURAN

pH

Oleh:

Nama : Sayid ikmal heriansyah

NRP : 213020123

Kelompok :C

Asisten : Sabilla Rahmadina

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PASUNDAN

BANDUNG

2021
MATERI III

ANALISIS KUANTITATIF DAN PENGUKURAN pH

3.1 Analisis Kuantitatif dan Pengukuran pH

3.1.1 Tujuan Percobaan.

Untuk menentukan pH larutan, membuat dan membakukan larutan,

menentukan konsentrasi dan dapat memilih indikator yang tepat pada larutan

untuk titrasi sesuai pH dari larutan tersebut.

3.1.2 Prinsip Percobaan.

Berdasarkan metode Asidimetri dan Alkalimetri, dimana pereaksi standar

bereaksi dengan larutan yang di uji dengan dibantu oleh indikator sebagai etunjuk

TAT (Titik AkhirTitrasi) sehingga dapat dihitung secara kuantitatif. Berdasarkan

teori Arrhenius (1884), bahwa apabila suatu elektroli melarut, sebagaian dari

elektrolit ini terurai menjadi ion positif dan ion negatif.

3.1.3 Alat dan Bahan.

Alat :

 Buret

 Klem dan statis

 Gelas kimia

 Labu Erlenmeyer

 Lakmus biru
 Lakmus merah

 pH meter

 pH universal

Bahan :

 CH3COOH

 HCl

 H2C2O4

 MM (metil merah)

 Na2B4O7

 NaOH

 Nh4oh

 10h2o

 2h2o

3.1.3 Rumus Percobaan.

a. Pengenceran

Vtitran x Ntitran = Vtitrat x Ntitrat

Keterangan : % CH3COOH

Vtitran : Volume larutan yang keluar dari buret (hasil titrasi)


Ntitran : Normalitas larutan yang ada di dalam buret

Vtitrat : Volume larutan di dalam Erlenmeyer

Ntitrat : Normalitas larutan di dalam Erlenmeyer

b. Kadar CH3COOH (%)

FP x mL NaOH x N NaOH x BM CH 3 COOH


%CH3COOH = x 100
V CH 3 COOH x 1000

FP x mL HCl x N HCl x BM NH 4 OH
%NH4OH= x 100
V NH 4 OH x 1000

Keteramgan :
FP : Faktor Pengenceran.
3.1.4 Reaksi Percobaan.
Na2B4O7 . 10 H2O, jika dilarutkan dalam air akan terhidrolisa
Na2B4O7 + 7 H2O → 2 NaOH + H3BO3
Na2B4O7 + 7 H2O → 2 NaOH + H3BO3
1 mol boraks menghasilkan 2 Mol OH
3.1.5 Prosedur Percobaan.
A. Pengukuran pH
Gambar 1. Prosedur Percobaan Pengukuran pH dengan pH Meter

Gambar 1. Prosedur Percobaan Pengukuran pH dengan pH Meter

Gambar 2. Prosedur Percobaan Pengukuran pH dengan Indikator Universal


Gambar 3. Prosedur Percobaan Pengukuran pH dengan Lakmus

B. Analisis Kuantitatif
Gambar 4. Prosedur Percobaan Analisis Kuantitatif Metode Alkalimetri

Gambar 5. Prosedur Percobaan Analisis Kuantitatif Metode Asidimetri


3.1.6 Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil Pengamatan Percobaan Pengukuran pH

N
Percobaan Sampel Hasil
o
-Lakmus merah
A : UC 1000 tetap merah (Asam)
-Lakmus biru
menjadi merah
 -Lakmus
1. Lakmus B : Larutan Gula merah
menjadi biru (Basa)
-Lakmus biru
tetap biru
-Lakmus
C :Aquadest merah tetap
merah (Netral)
-Lakmus
biru tetap
biru
A : UC 1000 pH 3 (Asam)

lndikator B : Larutan Gula (Asam)


pH6
Universal
C :Aquadest pH 7 (Netral)

A : UC 1000 pH 3,2 (Asam)


3
pH Meter B : Larutan Gula (Basa)
pH 9,5
C : Aquadest pH 6,9 (Netral)

(Sumber : Asisten Laboratorium Kimia Dasar, 2021)

Tabel.2 Hasil Pengamatan Analisis Kuantitatif Metode Alkalimetri


Volume titrasi
Analisis
Va Vb Vrata - rata
Pembakuan NaOH 19,00 m1 19,00 ml 19,00 ml
kadar CH3COOH 23.00 ml 23.20 ml 23,10 ml
( Sumber : Asisten Laboratorium Kimia Dasar, 2021)

Tabel.3 Hasil Pengamatan Analisis Kuantitatif Metode Asidimetri

Analisis Volume titrasi


Va Vb Vrata - rata
Pembakuan HCl 19.40 m1 19.30 ml 19,35 ml
kadar NH4OH 15.40 ml 15.30 ml 15,35 ml
( Sumber : Asisten Laboratorium Kimia Dasar, 2021)

3.1.7 Pembahasan

Berdasarkan hasil percobaan praktikum pengukuran pH dapat dilakukan

pengukuran pH dengan menggunakan beberapa cara, yaitu kertas lakmus,

indikator universal, dan pH meter. Penggunaan kertas lakmus dan indikator

universal masih tergolong kedalam penggunaan pengukuran pH secara

konvensional, sedangkan pH meter sudah termasuk kedalam penggunaan

pengukuran pH yang modern karena pH meter memiliki input yang tinggi

sehingga lebih akurat.

Setiap larutan bersifat asam jika nilai pH kurang dari 7, sedangkan larutan

bersifat basa jika nilai pH lebih dari 7 dan larutan yang bersifat netral jika nilai pH

7. Untuk sampel A (U 1000) bersifat asam pada perhitungan pH menggunakan

kertas lakmus, dan ketika di uji dengan indikator universal tercantum range pH 3,

sedangkan pada pH meter tercantum range pH 3,2 yang artinya bersifat asam.

Untuk sampel B (Larutan Gula) bersifat Basa pada perhitungan pH menggunakan

kertas lakmus, tetapi ketika di uji dengan indikator universal tercantum range pH

6, sedangkan pada pH meter tercantum range pH 9,5 yang artinya bersifat basa.
Untuk sampel C (Aquadest) bersifat netral pada perhitungan pH menggunakan

kertas lakmus, dan ketika di uji dengan indikator universal tercantum range pH 7,

sedangkan pada pH meter tercantum range pH 6,9 yang artinya bersifat netral.

Berdasarkan hasil pengamatan analisis kuantitatif dengan menggunakan

metode Alkalimetri dapat diketahui pada pembakuan NaOH bahwa yang

bertindak sebagai larutan baku sekunder (titran) adalah NaOH sebanyak 19,00 mL

dan ditambah indicator Phenolphethalein sebanyak 2 tetes serta yang bertindak

sebagai larutan baku primer (titrat) adalah H2C2O4 . H2O sebanyak 25 mL serta

didapat konsentrasi sebesar 0,1316 . Lalu pengukuran kadar Asam Asetat

diketahui bahwa yang bertindak sebagai larutan bahan baku primer (titran) adalah

NaOH sebanyak 23,10 dan ditambah indicator Phenolphethalein sebanyak 2 tetes

serta yang bertindak sebagai larutan baku sekunder (titrat) adalah CH3COOH

sebanyak 25 mL serta didapat konsentrasi kadar CH3COOH sebesar 0,7296 %

Berdasarkan hasil pengamatan analisis kuantitatif dengan menggunakan

metode Asidimetri dapat diketahui pada pembakuan HCl bahwa yang bertindak

sebagai larutan baku sekunder (titran) adalah HCl sebanyak 19,35 dan ditambah

indicator Metil Merah sebanyak 2 tetes serta yang bertindak sebagai larutan baku

primer (titrat) adalah Na2B4O7 . 10H2O sebanyak 25 mL serta didapat

konsentrasi sebesar 0,1292 . Lalu pengukuran kadar Amonium Hidroksida

diketahui bahwa yang bertindak sebagai larutan bahan baku primer (titran) adalah

HCl sebanyak 15,35 dan ditambah indicator Metil Merah sebanyak 2 tetes serta

yang bertindak sebagai larutan baku sekunder (titrat) adalah NH4OH sebanyak

25mL serta didapat konsentrasi kadar NH4OH sebesar 0,2776%.


3.1.8 PR

1. Apa perbedaan titrat dan titran?

- Titrat : Larutan yang ditempatkan didalam labu erlenmeyer. Titrat

adalah larutan yang dititrasi untuk diketahui konsentrasi

komponen tertentu.

- Titran : Larutan yang ditempatkan didalam buret (biasanya sudah

diketahui secara pasti konsentrasinya)

2. Jelaskan 4 grade bahan kimia!

- Grade ACS

Memenuhi atau melebihi standar kemurnian yang ditetapkan oleh

American Chemical Society (ACS). Grade ini dapat digunakan untuk

penelitian pada makanan, obat, atau penggunaan obat dan dapat

digunakan untuk aplikasi ACS atau untuk prosedur umum yang

memerlukan spesifikasi kualitas yang ketat dan kemurnian ≥95%.

- Grade Laboratorium

Grade yang paling populer untuk digunakan dalam aplikasi

pendidikan (praktikum), tetapi tingkat ketidakmurniannya tidak

diketahui. Meskipun sangat bagus untuk mengajar dan pelatihan, itu

tidak cukup murni untuk ditawarkan untuk digunakan pada makanan,

obat, atau penggunaan obat apa pun.

- Purified Grade
Disebut grade murni atau praktis, tidak memenuhi standar resmi; tidak

cukup murni untuk digunakan pada makanan, obat, atau penggunaan

obat apa pun.

- Grade Teknis

Digunakan untuk tujuan komersial dan industri; namun, seperti

banyak lainnya, itu tidak cukup murni untuk digunakan pada makanan,

obat, atau penggunaan obat apa pun.

3. Apa yang dimaksud dengan larutan baku primer? Jelaskan syarat

larutan baku primer!

- Larutan baku primer adalah zat yang dipakai langsung untuk

menentukan kadar atau konsentrasi dari larutan lain. Suatu

senyawa dapat digunakan sebagai larutan baku primer jika

memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. Mudah di dapat, dimurnikan, dikeringkan dan disimpan dalam

keadaan murni

b. Mempunyai kemurnian yang sangat tinggi (100+0,02 %) atau

dapat dimurnikan dengan penghabluran kembali

c. Tidak berubah selama penimbangan (zat yang higroskopis bukan

merupakan baku primer)

d. Tidak teroksidasi oleh oksigen di udara dan tidak berubah oleh

karbon dioksida di udara


e. Susunan kimianya tepat sesuai dengan jumlahnya

f. Mempunyai berat ekuivalen yang tinggi sehingga kesalahan

penimbangan akan menjadi lebih kecil

g. Mudah larut

h. Reaksi dengan zat yang ditetapkan harus stoikiometri, cepat dan

terukur

4. Larutan buffer pH berapa yang digunakan dalam mengkalibrasi pH

meter? Sebutkan langkah dalam mengkalibrasi pH meter!

- Dalam melakukan kalibrasi pH meter sangat direkomendasi

menggunakan buffer dimana rentang pengukuran tercakup di

dalamnya. Misalnya pengukuran sampel dilakukan di pH 5, maka

paling tidak kalibrasi dilakukan dengan menggunakan buffer pH 4

dan 7.

Langkah kalibrasi pH meter :

a) Siapkan standar buffer yang akan digunakan.

b) Cuci elektroda dengan mengunakan aquadest.

c) Rendam elektroda di larutan buffer pH 4, biarkan pembacaan

stabil.

d) Angkat elektroda tersebut kemudian cuci menggunakan

aquadest.
e) Rendam elektroda di larutan buffer pH 7, biarkan pembacaan

stabil.

https://ipqi.org/kalibrasi-ph-meter/

5. Kapan terjadi hidrolisis sebagian dan kapan terjadi hidrolisis

sempurna?

- Hidrolisis sebagian terjadi dalam air ketika garam yang berasal

dari asam lemah dan basa kuat akan terionisasi sempurna menjadi

kation dan anion. Garam dari asam lemah dan basa kuat ini akan

mengalami hidrolisis sebagian atau parsial

- Hidrolisis sempurna ketika garam terdisosiasi dalam air dan akan

menghasilkan ion-ion. Kation dan anion keduanya berasal dari

asam lemah dan basa lemah. Kedua ion tersebut bereaksi dengan

air, sehingga mengalami hidrolisis sempurna atau total.

Rizkia Hanifa Nurul Fauzia, 2014 Pengembangan Video

Pembelajaran Yang Mengintegrasikan Level Makroskopik,

SubMikroskopik, Dan Simbolik Pada Materi Hidrolisis Garam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

perpustakaan.upi.edu

6. Berapakah gram natrium klorida yang harus ditimbang bila ingin

membuat konsentrasi 5 N di dalam aquadest sebanyak 250 ml?

- Dik : N NaCl = 5 N
Volume pelarut / aquadest : 250 ml

Ar Na = 23

Ar Cl = 35,5

Dit : berapa gram natrium klorida yang harus ditimbang

Jawab :

BE = (Ar Na + Ar Cl)

BE = 1 x 23 + 1 x 35,5

BE = 58,5

Massa(g) 1000
N= ×
BE V (mL)

g 1000
5N= ×
58 ,5 250 mL

g
5N= ×4
58 ,5

g = 73,125 g

Maka NaCl yang diperlukan sebesar 73,125 g

7. Diketahui:

V NaOH = 21 mL

V H2C2O4 = 23 mL

N H2C2O4 = 0,5 N

Ditanyakan : N NaOH?

- Dapat dicari dengan rumus berikut


N H2C2O4 x V H2C2O4 = N NaoH x V NaOH

0,5 N x 23 mL = N NaOH x 21 mL

0 ,5 x 23 ml
N NaOH =
21 ml

= 0,5476 N

8. Untuk membuat larutan HNO3 sebanyak 250 mL dengan konsentrasi

0,1 M dari larutan HNO3 pekat dengan konsentrasi 2 M diperlukan

larutan HNO3 sebanyak?

- N1 x V1 = N2 x V2

2M x V1 = 0,1 M x 250 mL

0 ,1 x 250 ml
V1 = = 12,5 mL
2M

Maka V yang dibutuhkan untuk membuat larutan HNO3 sebanyak 250

mL dengan konsentrasi 0,1 M sebanyak 12,5 mL

9. Sebutkan larutan bersifat asam kuat dan basa kuat (masing- masing 5)

- Asam kuat : Hcl, HBr, HI, HNO3, dan H2SO4

Basa kuat : LiOH, NaOH, KOH, dan RbOH (Budiwarti, 2019)

10. Apa yang dimaksud dengan indikator?

- Indikator adalah zat yang dapat memberi tanda (sinyal) yang

biasanya meruapakan perubahan warna untuk keadaan tertentu.

Ada banyak zat yang warnanya dalam larutan bergantung pada Ph.
Zat yang memberikan perubahan warna untuk asam atau basa ini

disebut indikator asam basa (Yunita, 2015:13).

11. Apa pengganti titran NaOH dan HCl?

- Sebagai titran, HCl dapat diganti dengan larutan asam kuat

lainnya, contohnya seperti H2SO4. Sedangkan NaOH dapat

diganti dengan larutan basa kuat seperti KOH (Permatasari, 2001)

12. Apa perbedaan titrat dan titran?

- Titrat : Larutan yang ditempatkan didalam labu erlenmeyer. Titrat

adalah larutan yang dititrasi untuk diketahui konsentrasi

komponen tertentu.

- Titran : Larutan yang ditempatkan didalam buret (biasanya sudah

diketahui secara pasti konsentrasinya)

3.1.9 Aplikasi Bidang Pangan

Aplikasi bidang pangan adalah salah satu contoh penerapan dalam

percobaan pada materi ini yang sering digunakan dalam bidang pangan. Salah

satu contoh aplikasi bidang pangan dalam pengukuran pH dan analisis kuantitatif

adalah untuk mengetahui ada tidaknya kandungan boraks pada suatu bahan

pangan, untuk membuat garam dapur, dan untuk menghitung pHsuatu bahan

pangan untuk mengetahui layak tidaknya bahan pangan tersebut untuk

dikonsumsi.

3.1.10 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan Analisis Kuantitatif dan Pengukuran pH

dapat disimpulkan bahwa pada pengukuran pH menggunakan pH meter,

indikator universal dan kertas lakmus, pH Sampel A (UC 1000) sebesar 3,2

bersifat Asam, pH Sampel B (Larutan Gula) sebesar 9,5 bersifat basa dan pH

Sampel C (Aquades) sebesar 6,9 bersifatnetral. Kemudian pada analisis

kuantitatif, Normalitas NaOH sebesar 0,1316 , Normalitas HC1 sebesar 0,1292 ,

kadar CH3COOH memiliiki konsentrasi sebesar 0,7292% , dan kadar NH4OH

memiliki konsentrasi sebesar 0,2776 %.

Daftar Pustaka
Padmaningrum R.T . (2008). Titrasi Iodometri. Makalah Kegiatan “Pendidikan
dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Gelombang 19, hlm 1.

Indogen, 2019. 7 Grade Bahan Kimia Umum Yang Digunakan di


Laboratorium.
Tersedia dalam : https://indogen.id/7-grade-bahan-kimia-umum-yang-digunakan-
di-laboratorium/

Soerais Soediromargoso & Abdul Rohman. 2008. Pengantar Kimia Farmasi


Analisis Titrimetri dan Volumetri. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,
2008), hlm. 76.

Yunita, M., Y. Hendrawan & R. Yulianingsih. 2015. Analisis Kualitatif


Mikrobiologi Pada Makanan Penerbangan (Aerofood ACS) Garuda
Indonesia Berdasarkan TPC (Total Plate Count) Dengan Metode Pour Plate.
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem. 3(3). 237-248
LAMPIRAN

Gambar 1. Perhitungan Analisis Kuantitatif Metode Alkalimetri

Gambar 2. Perhitungan Analisis Kuantitatif Metode Asidimetri


Gambar 3. Perhitungan Normalitas NaOH dan Konsentrasi CH3COOH
Gambar 4. Perhitungan Normalitas HCl dan Konsentrasi NH4OH

Anda mungkin juga menyukai