Anda di halaman 1dari 20

Praktikum Kimia Dasar 2012

KONSEP ANALISIS KUANTITATIF DAN PENGUKURAN pH

Yusra Saskia Nabila 123020127 Asisten: Galuh Permata Sari

Tujuan Percobaan : 1. Untuk mengetahui Normalitas, Molalitas, dan persen dalam larutan. 2. Mengetahui jenis larutan baku dan mengetahui cara membuat larutan baku. 3. Menentukan konsentrasi suatu zat dengan metode volumetrik yaitu Asidimetri dan Alkalimetri. 4. Mengetahui jenis larutan indikator.

Prinsip Percobaan : Berdasarkan metode Alkalimetri dan Asidimetri, dimana pereaksi standar bereaksi dengan larutan yang diuji dengan dibantu oleh indikator sebagai penunjuk TAT (Titik Akhir Titrasi) sehingga bereaksi secara kuantitatif. Berdasarkan teori Asam-Basa Arrhenius Asam : zat yang menghasilkan ion hidrogen (H+) dalam larutan Basa : zat yang menghasilkan ion hidroksida (OH-) dalam larutan Berdasarkan Browsted Lowry Asam : Donor proton (ion hidrogen) Basa : Akseptor proton (ion hidrogen) Berdasarkan teori Lewis Asam : Senyawa yang dapat menerima pasangan elektron bebas Basa : Senyawa yang dapat memberi pasangan elektron bebas

Praktikum Kimia Dasar 2012

Metode Percobaan : Pengukuran pH dengan menggunakan indikator universal, kertas lakmus, dan pH meter.

Larutan

Lakmus Biru

Indikator Universal

pH meter

Larutan A

Larutan B

Larutan C Gambar 1. Metode Percobaan Pengukuran pH

Praktikum Kimia Dasar 2012

Analisis Kuantitatif Asam-Basa ALKALIMETRI

Gambar 2. Metode Percobaan Analisis Kuantitatif Asam-Basa Alkalimetri

Praktikum Kimia Dasar 2012

Analisis Kuantitatif Asam-Basa ASIDIMETRI

Gambar 3. Metode Percobaan Analisis Kuantitatif Asam-Basa Asidimetri

Praktikum Kimia Dasar 2012

Hasil Pengamatan : Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 1. Hasil Pengamatan Pengukuran pH No 1 2 3 Larutan A B C Lakmus Biru Merah Biru Biru Biru Biru IndikatorUniversal pH Meter 0 12 7 0,03 13,05 8,41 Keterangan Asam Basa Basa

(Sumber : Yusra Saskia Nabila, Kel. E, Meja 6, 2012) Tabel 2. Hasil Percobaan Analisis Kuantitatif Asam-Basa No 1 Percobaan Alkalimetri a. VHCl = 10,25 ml NHCl = 0,12 N b. VHCl = 26,85 ml NNaOH = 0,123 N c. VNaOH = 12,25 ml NCH3COOH = 0,06 N % CH3COOH = 14,5 % 2 Asidimetri a. VNaOH = 21,55 ml NNaOH = 0,116 N b. VHCl = 25,3 ml NHCl = 0,1173 N c. VNaOH = 7,9 ml NCH3COOH = 0,037 N % CH3COOH = 8,79 % (Sumber : Yusra Saskia Nabila, Kel. E, Meja 6, 2012) Pembahasan : Dari hasil pengamatan pengukuran pH diperoleh hasil pada larutan A yaitu merupakan larutan asam karena kertas lakmus yang berwarna biru berubah Hasil

Praktikum Kimia Dasar 2012

menjadi merah lalu dengan menggunakan indikator universal diperoleh angka pH 0 dan yang terakhir dengan pH meter di dapat hasil yang lebih akurat yaitu 0,03. Larutan B merupakan larutan basa karena kertas lakmus biru yang digunakan tetap berwarna biru, angka pH yang diperoleh dengan menggunakan indikator universal adalah 12 sedangkan menggunakan pH meter yaitu 13,05. Larutan C merupakan larutan basa karena kertas lakmus biru tidak berubah warna, angka pH menggunakan indikator universal menunjukan pH 7 sedangkan menggunakan pH meter diperoleh angka pH 8,41. Ciri-Ciri umum larutan asam yaitu : Terasa masam, Bersifat korosif, Dapat memerahkan kertas lakmus biru, Larutan dalam air dapat mengantarkan arus listrik, Menyebabkan perkaratan logam (korosif). Contoh larutan Asam : Air jeruk, Hidrogen Klorida/Asam Klorida (HCL), Tembaga(II) Sulfat (CuSO4), Alumunium Sulfat (AlSO4). Ciri-ciri umum larutan basa yaitu : Rasanya pahit, Bersifat licin, Dapat membirukan kertas lakmus merah, Larutan dalam air dapat mengantarkan listrik, Jika mengenai kulit, maka kulit akan melepuh (kaustik). Contoh larutan basa : Air Sabun, Amoniak (NH3), Soda Api/Natrium Hidroksida (NaOH),Natrium Karbonat (Na2CO3). (wikipedia,2012) pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan yang diukur dengan menggunakan skala pH antara 0 hingga 14. Sifat asam mempunyai pH antara 0 hingga 7 dan sifat basa mempunyai nilai pH 7 hingga 14. (wikipedia,2012) Lakmus adalah suatu kertas dari bahan kimia yang akan berubah warna jika dicelupkan kedalam larutan asam/basa. Warna yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh kadar pH dalam larutan yang ada. Warna kertas lakmus dalam larutan asam, larutan basa, dan larutan bersifat netral berbeda. Ada dua macam kertas lakmus, yaitu lakmus merah dan lakmus biru. Sifat dari masing-masing kertas lakmus tersebut sbagai berikut.

Praktikum Kimia Dasar 2012

1. Lakmus merah dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna biru dan dalam larutan netral berwarna merah. 2. Lakmus biru dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna biru dan dalam larutan netral berwarna biru. 3. Metil merah dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna kuning dan dalam larutan netral berwarna kuning. 4. Metil Jingga dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna kuning dan dalam larutan netral berwarna kuning. 5. Fenolftalin dalam larutan asam berwarna - dan dalam larutan basa berwarna merah dan dalam larutan netral berwarna Indikator universal adalah gabungan dari beberapa indikator. Larutan indikator universal yang biasa digunakan dalam laboratorium terdiri dari metal jingga (trayek : 2,9-4,0), metal merah (trayek : 4,2-6,3), bromtimol biru (trayek : 6,0-7,6), dan fenolftalein (trayek : 8,3-10,0). Indikator-indikator itu memberi warna yang berbeda bergantung pada pH larutan.

Praktikum Kimia Dasar 2012

Trayek perubahan warna dari beberapa indikator Trayek Perubahan Indikator Warna Lakmus 5,5-8,0 Metil Jingga 2,9-4,0 Metil Merah 4,2-6,3 Bromtimol biru 6,0-7,6 Fenolftalein 8,3-10,0

Perubahan Warna Merah-biru Merah-kuning Merah-kuning Kuning-biru Tidak berwarna-merah

pH meter adalah suatu piranti pengukur voltase yang dirancang untuk digunakan dengan sel-sel yang beresistansi-tinggi. Ada dua tipe yang biasa tersedia di pasar, potensiometer dan pembacaan langsung. Pengukuran pH yang paling akurat yaitu dengan menggunakan pH meter karena tingkat ketelitiannya lebih tinggi. pH meter menggunakan elektroda yang sifatnya sensitive terhadap ion-ion dalam larutan. pH meter dapat langsung menunjukkan nilai pHnya secara teliti dengan nominal yang ada di belakang koma (Bishop, 2000). Dari ketiga indikator ini jika digunakan tingkat ketelitian yang tinggi yaitu pH meter karena menunjukan angka pH dengan ketelitian dua angka dibelakang koma sedangkan lakmus hanya bisa menentukan larutan tersebut asam atau basa tanpa bisa mengetahui berapa angka pH dari larutan tersebut juga satu jenis kertas lakmus tidak bisa dipakai langsung untuk mendeteksi sekaligus asam dan basa nya larutan tersebut. Jadi misalnya suatu larutan menggunakan lakmus biru berubah jadi merah berarti larutan tersebut adalah asam. Tetapi jika warna lakmus tidak berubah tetap berwarna biru, kita tidak tahu larutan itu bersifat netral atau basa, utnuk mengetahuinya kita harus mencobanya lagi dengan menggunakan kertas lakmus merah. Pada indikator universal kita bisa mengetahui angka pH tapi tingkat ketelitiannya rendah karena penentuanyna dengan menyamakan warna yang tertera pada bungkus indikator universal yang mana angka pH tidak akan sama antara satu orang dengan orang yang lainnya karena menggunakan indera penglihatan yang ketajaman satu orang dengan orang yang lainnya akan berbeda.

Praktikum Kimia Dasar 2012

Dari hasil pengamatan analisis kuantitatif asam basa, yaitu alkalimetri dan asidimetri. Percobaan alkalimetri pada percobaan pertama menggunakan HCl sebagai pentitrasi dan N2B4O7 sebagai titrat diperoleh VHCl 10,25 ml dan konsentrasi HCl 0,12 N. Pada percobaan kedua menggunakan HCl sebagai pentitrasi dan NaOH sebagai titrat diperoleh VHCl 26,85 ml dan konsentrasi NaOH 0,123 N. Pada percobaan ketiga menggunakan NaOH sebagai pentitrasi dan CH3COOH sebagai titrat diperoleh NNaOH 12,25 ml, konsentrasi CH3COOH 0,06 N, dan persen CH3COOH sebanyak 14,5 %. Percobaan asidimetri pada percobaan pertama menggunakan NaOH sebagai pentitrasi dan H2C2O4 sebagai titrat diperoleh VNaOH 21,55 ml dan konsentrasi NaOH 0,116 N. Pada percobaan kedua menggunakan NaOH sebagai pentitrasi dan HCl sebagai titrat diperoleh VHCl 25,3 ml dan konsentrasi HCl 0,1173 N. Pada percobaan ketiga menggunakan NaOH sebagai pentitrasi dan CH3COOH sebagai titrat diperoleh NNaOH 7,9 ml, konsentrasi CH3COOH 0,037 N, dan persen CH3COOH sebanyak 8,79 %. Titrasi adalah cara analisis yang memungkinkan kita untuk mengukur jumlah yang pasti dari suatu larutan dengan mereaksikan larutan dengan suatu larutan lain yang telah diketahui konsentrasinya. Larutan yang ada dalam labu buret disebut pentiter, Pentiter adalah larutan dalam buret yang diteteskan secara perlahan melalui kran ke dalam labu erlenmeyer yang mengandung larutan pereaksi lain (Brady,1999). Larutan yang ada dalam erlenmeyer disebut titran, titran adalah reagensia (suatu larutan standar) yang ditambahkan dari dalam sebuah buret untuk bereaksi dengan analitnya. Larutan standar adalah suatu larutan yang konsentrasinya telah ditetapkan dengan akurat. (syukri, 1999) Indikator adalah suatu zat yang mempunyai warna dalam keadaan asam atau basa berlainan. (Brady, 1999)

Praktikum Kimia Dasar 2012

Macam-macam indikator
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Indikator Asam Pikrat Timol Biru 2,6-Dinitofenol Metil Kuning Bronfenol Biru Metil Orange Bromkresol Hijau Metil Merah Litmus Perubahan Warna Tak Berwarna - Kuning Merah Kuning Tak Berwarna Kuning Merah Kuning Kuning - Biru Merah Kuning Kuning Biru Merah Kuning Merah Biru Ungu - Hijau Tak Berwarna - Kuning Kuning Ungu Kuning Biru Merah Kuning Kuning Merah Kuning Biru Tak Berwarna Merah Tak Berwarna Biru Kuning Merah Lembayung Tak Berwarna - Orange Rentang pH 0,1 0,8 1,2 2,8 2,0 4,0 2,9 4,0 3,0 4,6 3,1 4,4 3,8 5,4 4,2 6,2 4,5 8,3 4,8 5,4 5,0 7,0 5,2 6,8 6,0 - 7,6 6,8 8,0 6,8 8,4 7,0 9,0 8,0 9,6 9,3 10,6 10,1 12 12 14

10 Metil Ungu 11 p-Nitrofenol 12 Bromkresol Ungu 13 Bromtimul Biru 14 Netral Merah 15 fenol merah 16 p- Naftol ftalein 17 Fenoptalein 18 Timolftalen 19 Alizarin Kuning 20 1,3,5 Trinitrobenzen

Pemakaian indikator fenolptalein dan metil merah tidak bisa ditukar penggunaannya karena mempunyai rentang pH masing-masing, metil merah memiliki rentang pH 4,2 sampai 6,2 (bersifat asam), dan fenolptalein memiliki rentang pH 8,0 sampai 9,6 (bersifat basa). Fenolftalein adalah indikator khas untuk titrasi asam-basa, tidak berwarna dalam larutan asam dan merah muda dalam larutan basa.

Praktikum Kimia Dasar 2012

Asidimetri adalah analisis volumetrik yang menggunakan larutan baku basa untuk menentukan konsentrasi asam yang ada. Alkalimetri adalah analisis volumetrik yang menggunakan larutan baku asam untuk menentukan konsentrasi basa yang ada. Perbedaan antara asidimetri dan alkalimetri adalah asidimetri mencari konsentrasi asam sedangkan alkalimetri mencari konsentrasi basa, selain itu larutan standar yang digunakan berbeda alkalimetri menggunakan larutan baku asam sedangkan asidimetri menggunakan larutan baku basa. Pada alkalimetri indikator yang digunakan adalah metil merah (MM) sedangkan pada asidimetri adalah fenolptalein (PP). TAT (Titik Akhir Titrasi) adalah titik dimana pada saat larutan berubah warna, titik dimana mol asam = mol basa dan sebaliknya yang ditandai dngan perubahan pH dapat dilihat dari berubahnya warna indikator dan harus segera dihentikan penitrasiannya. Sedangkan TET (Titik Eqivalen Titrasi) adalah jumlah titran yang terpakai saat titrasi, jumlah titran (yang diburet) yang equivalen (tepat) bereaksi dengan sampel. Larutan baku adalah larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat dan teliti yang dapat dipakai untuk menentukan konsentrasi dari larutan lain. Larutan baku dibedakan menjadi dua, yaitu larutan baku primer dan larutan baku sekunder. Larutan baku primer adalah bahan dengan kemurnian tinggi yang digunakan untuk membakukan larutan standar dan untuk membuat larutan baku dimana kadarnya atau konsentrasinya dapat diketahui secara langsung dari hasil penimbangan senyawanya dan volume larutan yang dibuat. Adapun syarat-syarat larutan standar primer ialah : 1. Mempunyai kemurnian yang tinggi ( 100 % ) 2. Mempunyai rumus molekul yang pasti 3. Tidak mengalami perubahan selama penimbangan

Praktikum Kimia Dasar 2012

4. Mempunyai berat ekivalen tinggi sehingga kesalahan penimbangan dapat diabaikan 5. Zat tersebut harus stabil baik pada suhu kamar ataupun pada waktu dilakukan pemanasan, standar primer biasanya dikeringkan terlebih dahulu sebelum ditimbang 6. Mudah diperoleh Biasanya zat standar primer memiliki massa molar ( Mr ) yang besar, hal ini untuk memperkecil kesalahan pada waktu proses penimbangan. Menimbang zat dalam jumlah besar memiliki kesalahan relatif yang lebih kecil dibanding dengan menimbang zat dalam jumlah yang kecil. Larutan baku sekunder adalah bahan yang telah dibakukan sebelumnya oleh baku primer kareana sifatnya yang tidak stabil, larutan yang konsentrasinya ditentukan dengan cara pembakuan . Adapun syarat syarat larutan standar sekunder : 1. Derajat kemurniannya lebih rendah dari larutan primer 2. Berat ekivalennya tinggi 3. Larutan relatif stabil didalam penyimpanan Larutan penyangga atau buffer adalah larutan yang bertahan terhadap perubahan pH bila suatu asam atau basa ditambahkan, aau bila larutan diencerkan. (Underwood,1983). Sifat yang khas dari larutan penyangga ini adalah pH-nya hanya berubah sedikit dengan pemberian sedikit asam kuat atau basa kuat.Larutan penyangga tersusun dari asam lemah dengan basa konjugatnya atau oleh basa lemah dengan asam konjugatnya. Reaksi di antara kedua komponen penyusun ini disebut sebagai reaksi asam-basa konjugasi. Larutan penyangga dibagi dua, yaitu : Larutan penyangga yang bersifat asam yaitu larutan yang mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Untuk mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari asam lemah dan garamnya yang merupakan basa konjugasi dari asamnya. Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran akan

Praktikum Kimia Dasar 2012

menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan. Pada umumnya basa kuat yang digunakan seperti natrium(Na), kalium, barium, kalsium. Sedangkan larutan penyangga yang bersifat basa adalah larutan yang mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Untuk mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari basa lemah dan garam, yang garamnya berasal dari asam kuat. Adapun cara lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan berlebih. (wikipedia,2012) DUPLO adalah melakukan percobaan secara dua kali. Sebelum dilakukan DUPLO pada percobaan kita kurang yakin dengan hasil percobaan titrasi yang kita dapatkan. Percobaan dilakukan secara DUPLO atau percobaan dilakukan secara dua kali, karena untuk memperoleh hasil yang akurat dari analisis kuantitatif asam dan basa ini, akan diperoleh Vrata-rata. Pada percobaan ada beberapa faktor-faktor kesalahan yang dilakukan praktikan yang menyebabkan tidak akuratnya hasil titrasi yang didapat antara lain adalah kurang telitinya dalam melakukan proses titrasi, kurang tepat pada saat pembuatan larutan N2B4O7 dan H2C2O4 seperti pada saat penimbangan, terjadi perubahan skala buret yang tidak konstan, kurangnya ketelitian dalam memperhatikan perubahan warna indikator, terlalu banyak meneteskan indikator PP atau MM. Aplikasi dalam bidang pangan mengenai analisis kuantitatif dan pengukuran pH adalah dapat menentukan persen boraks yang ada dalam bakso atau dalam bahan pangan lain yang biasa dikonsumsi sehari-hari, menentukan persen cuka yang digunakan untuk kebutuhan rumah tangga, membuat garam dapur (NaCl) dari pencampuran antara NaOH dan HCl, mengetahui zat-zat yang dapat dijadikan bahan aditif makanan, membuat soda kue (Natrium Bikarbonat) untuk pengembang kue, pembuatan yogurt dan pembuatan nata de coco. Juga untuk mengawatkan makanan dengan cara diasamkan.

Praktikum Kimia Dasar 2012

Kesimpulan : Dari percobaan yang dilakukan, praktikan dapat menentukan pH larutan dan dapat mengetahui konsentrasi larutan yang di uji, mengetahui alat pengukur pH, dan dapat mengetahui cara melakukan titrasi. Pada pengukuran pH, sampel A dapat memerahkan lakmus biru, pada indikator universal menunjukkan 0, dan pada pH meter menunjukkan 0,03 berarti sampel A memiliki sifat asam. Pada sampel B, lakmus biru tidak berubah, menunjukkan angka 12 pada indikator universal, dan pada pH meter menunjukkan 13,05 berarti sampel B memiliki sifat basa. Pada sampel C, lakmus biru tidak berubah, menunjukkan angka 7 pada indikator universal, dan pada pH meter menunjukkan 8,41 berarti sampel C memiliki sifat basa. Pada percobaan alkalimetri didapatkan konsentrasi HCl 0,12 N, konsentrasi NaOH 0,123 N, konsentrasi CH3COOH 0,06 N, dan didapatkan persen cuka sebesar 14,5%. Pada percobaan asidimeter didapatkan konsentrasi NaOH 0,116 N, konsentrasi HCl 0,1173 N, konsentrasi CH3COOH 0,037 N, dan didapatkan persen cuka sebesar 8,79%.

Praktikum Kimia Dasar 2012

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2012. Wikipedia.com. Larutan Penyangga. Diakses : 5 Desember 2012 Bishop, B. Carl. 2000. Standard and Microscale Experiment in General Chemistry, United State of America, Harcourt Brady, James E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur, Binarupa Aksara, Jakarta. Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti, Jilid 1, Erlangga, Jakarta E. T. Sutrisno dan I. S. Nurminabari.2012. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Universitas Pasundan, Bandung. Fatih, Ahmad. 2011. Kamus Lengkap Kimia. Panji Pustaka, Yogyakarta. Ratna, dkk. 2009. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-

smk/kelas_x/konsentrasi-larutan-2/ratna. Diakses: 5 Desember 2012 S, Syukri. 1999. Kimia Dasar 1. ITB, Bandung.

Praktikum Kimia Dasar 2012

LAMPIRAN Pengukuran pH No 1 2 3 Larutan A B C Lakmus Biru Merah Biru Biru Biru Biru IndikatorUniversal pH Meter 0 12 7 0,03 13,05 8,41 Keterangan Asam Basa Basa

(Sumber : Yusra Saskia Nabila, Kel. E, Meja 6, 2012) Analisis Kuantitatif Asam-Basa No 1 Percobaan Alkalimetri d. VHCl = 10,25 ml NHCl = 0,12 N e. VHCl = 26,85 ml NNaOH = 0,123 N f. VNaOH = 12,25 ml NCH3COOH = 0,06 N % CH3COOH = 14,5 % 2 Asidimetri d. VNaOH = 21,55 ml NNaOH = 0,116 N e. VHCl = 25,3 ml NHCl = 0,1173 N f. VNaOH = 7,9 ml NCH3COOH = 0,037 N % CH3COOH = 8,79 % (Sumber : Yusra Saskia Nabila, Kel. E, Meja 6, 2012) 1. Alkalimetri Diketahui: a. HCl : V1 = 9,7 ml V2 = 10,8 ml V N2B4O7 = 25 ml N N2B4O7 = 0,05 N Hasil

Praktikum Kimia Dasar 2012

Ditanyakan: N HCl? Jawab:

V HCl = 10,25 ml

HCl = Na2B4O7 V1N1 = V2N2 10,25 x N1 = 25 x 0,05 N1 = N1 = 0,12 N b. Diketahui: HCl : V1 = 26,1 ml V2 = 27,6 ml Ditanyakan: N NaOH? Jawab: V NaOH = 25 ml N HCl = 0,11 N

V HCL = 26,85 ml

HCL = NaOH V1N1 = V2N2 26,85 ml x 0,12 = 25 ml x N2 N2 = N2 = 0,123 N

Praktikum Kimia Dasar 2012

c. Diketahui: NaOH : V1 = 12,5 V2 = 12 ii. % CH3COOH ? Jawab: N NaOH = 0,107 N Mr CH3COOH = 60

Ditanyakan : i. Konsentrasi CH3COOH (N) ?

V NaOH = 12,25 ml

i.

NaOH = CH3COOH V1N1 = V2N2 12,25ml x 0,123 = 25 x N2 N2 = N2 = 0,06 N


( )

ii.

2. Asidimetri a. Diketahui: NaOH : V1 = 22 ml V2 = 21,1 ml V H2C2O4 = 25 ml N H2C2O4 = 0,1 N

Praktikum Kimia Dasar 2012

Ditanyakan: N NaOH? Jawab:

V NaOH = 21,55 ml

NaOH = H2C2O4 V1N1 = V2N2 21,55 x N1 = 25 x 0,1 N1 = N1 = 0,116 N b. Diketahui: HCl : V1 = 25 V2 = 25,6 Ditanyakan: N HCl? Jawab: V NaOH = 25 ml N NaOH = 0,19 N

V HCl = 25,3 ml

NaOH = HCl V1N1= V2N2 25,3 x 0,116 = 25 x N2 N2 = N2 = 0,1173 N

Praktikum Kimia Dasar 2012

c. Diketahui: CH3COOH: V1 = 8,8 ml V2 = 7 ml V CH3COOH = 25 ml Ditanyakan: i. Konsentrasi CH3COOH (N) ? ii. % CH3COOH ? Jawab: N NaOH = 0,21 N Mr CH3COOH = 60

V NaOH = 7,9 ml

i. CH3COOH = NaOH V1N1 = V2N2 25 x N1 = 7,9 x 0,116 N1 = N1 = 0,04 N iii.


( )

Anda mungkin juga menyukai