Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI DASAR

INDIKATOR & NILAI pH

Dosen Pembina Praktikum :


Apt. Athina Mardatillah, S.Farm., M.Farm

Disusun oleh:

1. Amelya Triana 2350191002

2. Widya Fatimatuzzahra 2350191019

3. Diana Bunga Natasya 2350191031

4. Mega Shandy Aulia 2350191032

5. Nazwa Naila Salsabila 2350191037

Jurusan : Farmasi

Kelompok : 7

Kelas : A

Tanggal Praktikum : 5 Desember 2023

Jam Praktikum : 07.00-09.50

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
2023/2024
BAB I
PRINSIP DAN TUJUAN PERCOBAAN

A. PRINSIP PERCOBAAN
1. Penentuan sifat asam atau basa serta pH suatu sampel (HCl, CH3COOH, NaOH,
NH4OH, NaCl) dengan menggunakan metode kertas lakmus, indikator universal,
dan pH meter.
2. Penentuan masing-masing pH larutan buffer setelah dibagi 2. 0,2 M larutan asam
asetat (11,55 mL dalam 1000 mL) pada sampel pertama dan 0,2 M larutan Natrium
asetat (16,4 gram dalam 1000- mL) pada sampel kedua, lalu untuk membuat buffer
asetat pH 5,6 ditambahkan 4,8 mL pada larutan X dan ditambahkan 45,2 mL pada
larutan Y yang kemudian diencerkan sampai 100 mL. Kemudian pH diukur dengan
menggunakan pH meter.

B. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui sifat asam dan basa dari berbagai jenis larutan
2. Mahasiswa dapat mengetahui pH dari berbagai jenis larutan asam dan basa
3. Mahasiswa dapat mengetahui cara menentukan sifat dan pH dari berbagai jenis
larutan asam dan basa dengan bantuan universal test paper
4. Mahasiswa dapat menentukan Trayek pH Indikator Asam Basa
5. Mahasiswa dapat mengetahui cara pembuatan larutan buffer
6. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja larutan penyangga
7. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh penambahan asam atau basa terhadap
kinerja larutan buffer
8. Mahasiswa dapat mengamati perubahan - perubahan warna indikator pada
larutan asam dan basa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Asam dan Basa


Menurut teori Arrhenius, asam adalah senyawa yang dalam air akan melepaskan
ion H+, sedangkan basa adalah senyawa yang dalam air akan melepaskan ion OH: Sifat
keasaman atau kebasaan suatu zat ditentukan salah satunya dengan nilai pHHukum
Lavoisier, dicetuskan oleh ilmuwan asal Prancis yaitu Antonie Laurent Lavoisier.
Hukum Lavoisier dikenal sebagai hukum kekekalan massa. Pernyataan Hukum
Lavoisier adalah Massa total zat sebelum reaksi sama dengan massa total zat setelah
reaksi.
B. pH Secara Umum
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. la didefinisikan sebagai
kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut dimana :
pH = -log [H+]
C. Indikator
Indikator adalah senyawa yang digunakan dalam proses titrasi, berperan sebagai
penunjuk bahwa reaksi telah selesai. Indikator tidak bereaksi dengan senyawa yang
akan di analisis atau pereaksi kimianya. Umumnya indikator akan berubah struktur
kimia saat semua senyawa yang di analisis sudah bereaksi dengan pereaksi kimia yang
digunakan. Perubahan struktur kimia tersebut biasanya ditunjukkan dengan perubahan
warna. Oleh karena itu, indikator harus memiliki warna yang berbeda pada saat sebelum
dan setelah reaksi terjadi.
1. Indikator Asam-Basa
Indikator asam basa adalah zat yang dapat menunjukan sifat asam basa suatu
larutan dengan perubahan warna atau besaran lainnya. Macam-macam indicator
asam basa adalah :
• Kertas lakmus, yaitu kertas yang berwarna merah atau biru yang akan
berubah warna jika dicelupkan ke dalam larutan asam atau basa.
• Indikator alami, yaitu bahan alam yang memiliki zat warna yang dapat
berubah warna sesuai dengan pH larutan, seperti kubis merah, kembang
sepatu, kunyit, dan lain-lain.
• Larutan indikator, yaitu larutan yang mengandung zat warna sintetis yang
dapat berubah warna pada rentang pH tertentu, seperti fenolftalein, metil
jingga, dan bromtimol biru.
• pH meter, yaitu alat yang dapat mengukur nilai pH larutan dengan cepat dan
akurat dengan menggunakan elektroda.
• Indikator universal, yaitu larutan yang mengandung campuran zat warna
yang
2. Indikator Redoks
Indikasi redoks adalah reaksi kimia yang melibatkan perubahan biloks
(bilangan oksidasi). Ciri-ciri reaksi redoks meliputi :
• Terdapat unsur bebas, seperti Oksigen (O2), Klorin (Cl2), Cuprum (Cu),
dan lain sebagainya.
• Adanya reduktor (pereduksi) dan oksidator (pengoksidasi).
• Reduktor adalah suatu zat yang mengalami oksidasi.

D. Larutan dapar (buffer) / larutan penyangga


BUFFER ialah suatu larutan encer yang mengandung asam lemah dan basa
konjugatnya atau basa lemah dan asam konjugatnya. Perubahan pH-nya sangat kecil
ketika sedikit asam atau basa kuat ditambahkan kepadanya dan dengan demikian
digunakan untuk mencegah perubahan pH dalam larutan. Larutan buffer digunakan
untuk mempertahankan pH pada nilai yang hampir konstan dalam berbagai reaksi
kimia. Larutan yang mengandung:
• Asam lemah dengan garamnya (basa konjugatnya)
• Basa lemah dengan garamnya (asam konjugatnya)
BAB III

MONOGRAFI SAMPEL DI FARMAKOPE DAN REAKSI KIMIA

A. Monografi Sampel
1. Natrium Clorida
Rumis kimia: NaCl
Struktur molekul :

BM: 58,44
Pemerian : Hablur bentuk kubus, tidak berwarna tau serbuk hablur putih; rasa asin.
Kelarutan Mudah larut dalam air; larut dalam gliserin; sukar larut dalam etanol.
Penetapan Kadar : Natrium klorida Timbang saksama lebih kurang 5 g,
Penetapan Kadar : Larutkan dalam 50 mL air. Netralkan larutan dengan asam nitrat
0,8 N menggunakan kertas lakmus sebagai indikator, tambahkan 2 inL kalium
kromat LP, dan titrasi dengan perak nitrat 0, 1 N LV.
Tiap mL perak nitrat 0, I N setara dengan 5,844 ng NaCI.

2. Natrium Hidroksida
Rumus Kimia : NaOH
Struktur Molekul :

BM: 40, 00
Pemerian: Putih atau praktis putih, massa melebur, berbentuk pelet kecil, serpihan
atau batang atau bentuk lain. Keras, rapuh dan menunjukan pecahan hablur. Jika
terpapar di udara, akan cepat menyerap karbon dioksida dan lembab.
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam etanol
Identifikasi : Menujukan reaksi Natrium cara A dan B seperti tertera pada Uji
Identifikasi Umum <291>: lakukan penetapan menggunakan larutan (I dalam 25).
Persyaratan Kadar : Timbang saksama lebih kurang 1,5 g, larutkan dalam lebih
kurang 40 mL air bebaskarbon dioksida P. Dinginkan larutan sampai suhu ruang,
tambahkan fenolftalein LP dan titrasi dengan asam sulfat I N LV. Pada saat terjadi
warna merah muda catat volume asam yang dibutuhkan, tambahkan jingga metil
LP dan lanjutkan titrasi hingga terjadi warna merah muda yang tetap.
Tiap mL asam sulfat I N setara dengan 40,00 mg alkali jumlah, dihitung sebagai
NaOH.
Tiap mL asam dalam titrasi dengan metil jingga setara dengan 106,0 mg Na2CO3.

3. Amonium Hidroksida
Nama Resmi: AMONIA
Nama Lain: Amonia
Rumus Molekul: NH4OH
Struktur Molekul :

Berat Molekul: 35,05


Pemeriaan: Cairan jernih, tidak berbau, bau khas, menusuk khas
Kelarutan: Mudah larut dalam air
Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat , ditempat sejuk
Kegunaan: Sebagai zat tambahan.

4. Asam AsetIat
Nama Resmi : Acetic Acid
Rumus Molekul : CH3COOH
Struktur Molekul :

BM 60,05
Asam Asetat Glasial mengandung tidak kurang dari 99,5% dan tidak lebih dari
100,5% b/b C2H402.
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna; bau khas. menusuk; rasa asam jika
diencerkan dengan air Mendidih pada suhu ebih kurang 118°. Bobot jenis lebih
kurang 1,05.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan etanol dan dengan gliserol.
Penetapan kadar : Timbang saksama lebih kurang 2 mL. zat dalam labu bersumbat
kaca yang berisi lebih kurang 20 mL air yang telah ditara. Tambahkan 20 mL air
dan titrasi dengan natrium hidroksida 1 N LV menggunakan indikator Fenolftalein
LP.
Tap mL natrium hidroksida I N setara dengan 60,05 mg C2H402

5. Hidrogen Clorida
Nama Resmi : Asam Klorida
Nama latin : Asam Klorida
Struktur Kimia : HCL
Struktur Molekul :

BM: 36,46
Pemerian:tidak berwarna, berasap, bau merangsang, Jika diencerkan dengan 2
bagian air, asap dan bau hilang.
Kelarutan :
Penetapan kadar: Lakukan penetapan dengan cara, kromatografi cair kinerja tinggi
seperti tertera padaM Kromatografi <931>
BAB IV
DIAGRAM ALIR PERCOBAAN PROSEDUR

A. Penetapan Warna Asam dan Basa Indikator

2. Masukkan sebanyak 5 3. Tambahkan 2 tetes


tetes beberapa jenis larutan indikator atau
larutan ke dalam lubang sepotong kecil kertas
pada polat tetes. Catat indikator ke dalam tiap
1. Siapkanlah warna tiap jenis larutan. jenis larutan di atas.
alat dan bahan Larutan yang Jenis indikator yang
ditambahkan:
berikut : pelat dipakai:
a. Asam klorida
tetes porselen, a. Fenolftalein
d. Amonium hidroksida
larutan indikator. b. Timol biru
b. Asam asetat c. Lakmus merah d.
e. Natrium klorida Lakmus biru
c. Natrium hidroksida e. ekstrak bunga

4. Catat warna larutan atau


warna kertas indikator pada
5. Berikan kesimpulan
setiap jenis larutan yang di
terhadap hasil percobaan.
uji pada lembar kerja
percobaan.
B. Penentuan nilai PH suatu larutan

2. Siapkan sampel 3. Ke dalam tap sampel


berikut dalam pelat dimasukkan satu
1. Nilai pH larutan tetes, yaitu : potong kertas
akan di ukur dengan indikator, kemudian
a. Asamklorida
menggunakan diamati warma kertas
kertas indikator b. Asam asetat dan di baca nilai pH
universal dan pH c. Natrium hidroksida dengan bantuan skala
meter. warna yang ada pada
d. Amonium hidroksida kemasan kertas
e. Natrium klorida indikator tersebut.

4. Siapkan kembali
sampel di atas di 5. Bersihkan ujung
6. Nyalakan pH
dalam gelas kimia elektroda pH meter
meter.
sebanyak masing- dengan aquades.
masing S-10 mL.

7. Celupkan ujung elektroda pH


meter ke dalam sampel sampai 8. Perhatikan layar pada pH
tanda batas (elektroda tercelup meter, dan catat nilai pHI sampel
pada lembar kerja percobaan 6.
sempurna)
C. Pembuatan Larutan Dapar

3. Masukkan kedua
2. Siapkan larutan larutan tersebut ke dalam
1. Alat dan bahan asam asetat ( asam )
disiapkan. Sebelumnya labu ukur 100 ml,
sebanyak 4,8 ml serta kemudian tambahkan
alat dicuci dan dibilas aquades hingga 100 ml di
dengan aquades larutan natrium
asetat ( basa ) dalam labu ukur.
terlebih dahulu. Homogen kan larutan
ssbanyak 45,2 ml tersebut sekitar 3-5 menit

4. Tuangkan secukupnya larutan 5. Periksa pH dengan pH


asam dan basa yang sudah di meter, dan lakukan
homogen kan tersebut ke dalam penyesuaian seperlunya jika
beaker glass pH belum sesuai ( pH 5,6 )
BAB V
HASIL PENGAMATAN
1. Penetapan warna asam dan basa indicator

Nama zat Fenolftalein Metil Lakmus Lakmus Ekstrak


Merah Merah Biru Daun
Asam Bening Merah Merah Merah Kuning
Klorida Kehijauan
(HCI)
Asam Asetat Bening Pink Merah Merah Kuning
(CH3COOH) (Merah Kehijauan
Muda)
Natrium Ungu (Buah Kuning Biru Biru Kuning
Hidroksida Naga) Kehijauan
(NaOH)
Amonium Ungu (Buah Jingga Biru Biru Kuning
Hidroksida Naga) Kehijauan
(NH4OH)
Natrium Bening Orange Merah Biru Kuning
Klorida Kehijauan
(NaCI)

2. Penentuan pH senyawa
Nama Zat pH kertas indikator pH Berdasarkan pH
meter
Asam Klorida (HCI) 2 -
Asam Asetat 3 -
(CH3COOH)
Natrium Hidroksida 11 -
(NaOH)
Amonium Hidroksida 7 -
(NH4OH)
Natrium Klorida (NaCI) 7 -
3. Pembuatan Larutan Dapar (Buffer) Asam Asetat (CH3COOH) pH 5,6
No Prosedur Percobaan Warna Aroma Keterangan
1. Ambil larutan X (Asam Tidak Tidak Didapatkan pH
Asetat) sebanyak 4,8 mL berwarna Beraroma akhir 5,8
dan larutan Y (Natrium (ketentuan di
Asetat) sebanyak 45,2 ubah)
mL ke dalam Gelas Ukur
2 Campurkan larutan X dan
Y ke dalam Labu Ukur
lalu encerkan dengan
Aquadest 100 mL
3 Ukur pH menggunakan
pH meter
BAB VI
PEMBAHASAN

Percobaan kali ini melakukan percobaan indikator, nilai pH dan pembuatan


larutan dapar (buffer). Asam adalah senyawa yang dalam air akan melepaskan ion
H+,sedangkan basa adalah senyawa yang dalam air akan melepas ion H-. Indikator
adalah senyawa yang digunakan dalam proses titrasi, berperan sebagai penunjuk bahwa
reaksi telah selesai. Buffer adalah suatu larutan encer yang mengandung asam lemah
dan basa atau asam.
Percobaan yang dilakukanya itu terhadap:
1. HCI bersifat asam, karena pada saat di masukan kertas lakmus biru warna berubah
menjadi merah, dan lakmus merah tetap berwarna merah, penggunaan indikator
fenolftalein berwarna bening, metil merah menjadi merah, Ekstrak daun berwarna
kuning kehijauan.
2. С3COOH bersifat asam, karena pada saat di masukan kertas lakmus biru warna
berubah menjadi merah, dan lakmus merah tetap berwarna merah, penggunaan
indikator fenolftalein berwarna bening, metil merah menjadi merah muda, Ekstrak
daun berwarna kuning kehijauan.
3. NaOH bersifat basa lemah, karena pada sat di masukan kertas lakmus biru warna
tetap berwarna biru, dan lakmus merah berubah menjadi biru, penggunaan indikator
fenolftalein berwarna pink, metil merah menjadi kuning, Ekstrak daun berwarna
kuning kehijauan.
4. NH4OH bersifat basa, karena pada sat di masukan kertas lakmus biru warna tetap
berwarna biru, dan lakmus merah berubah menjadi biru, penggunaan indikator
fenolftalein berwarna ungu (buah naga), metil merah menjadi kuning, Ekstrak daun
berwarna kuning kehijauan.
5. NaCI bersifat asam lemah, karena pada saat di masukan kertas lakmus biru warna
tetap biru, dan lakmus merah tetap berwarna sempurna merah, penggunaan
indikator fenolftalein berwarna Bening, metil merah menjadi orange, Ekstrak daun
berwarna kuning kehijauan.

Pembuatan larutan buffer asetat pH yang ditargetkan 5,6. Yang digunakan untuk
bisa mencapai pH yang telah ditentukan,menggunakan larutan asam 4,8 mL dan
Natrium asetat 45,2 mL dilakukan dengan hati-hati, kondisi yang aman dijaga
kebersihannya, menggunakan alat timbang yang lebih akurat untuk menimbang
konsentrasi asam asetat dan natrium asetat, menggunakan pH meter yang akurat,
pastikan larutan dapar terlindungi dari kontaminasi asam atau basa untuk mendapat
hasil yang sempurna.
Penentuan pH larutan menggunakan kertas pH indikator universal angka pH
yang di dapat 3 (CH3COOH), 7 (NH4OH) dan 2 (NaCl). Dimana menujukan larutan
bersifat asam, kenapa bisa terjadi asam karena larutan yang mengalami ionisasi
menghasilkan banyk ion+ karena larutan <7. Sedangkan pH tertinggi pada larutan kali
ini yaitu 12 (NaOH) menunjukan larutan basa.
BAB VII
KESIMPULAN

Dalam praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa kita dapat mempelajari mengenai:
1. Dalam mengukur pH suatu larutan dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu
dengan menggunakan kertas lakmus, indikator universal dan pH meter.
2. Cara kerja dari larutan buffer dapat mempertahankan pH nya dari larutan jika
di tambahkan asam atau basa konjungsinya.
3. Penentuan kapasitas buffer dilkukan untuk menunjukkan kekuatan larutan
dalam mempertahankan pH.
4. Dan berdasarkan percobaan yang telah dilakukan di peroleh hasil yang sesuai
dengan literature bahwa penambahan sedikit asam dan basa hanya menggeser
sdikit harga pH dan hal itu dapat diabaikan.
DAFTAR PUSTAKA

Depertemen Kesehatan Republik Indonesia. 1961. Farmakope Indonesia (edisi III).


Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Farmakope Indonesia (Edisi
VI), Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia :Jakarta.E. G. Jereme.L. Rossenberg, 2001.
PERMENKES No.492/Menkes/Per/IV/2010.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2023. Tablet Feksofenadin Hidroklorida.
Scribd Inc. Nur Hayani, 2021. 2 Uraian Bahan.
LAMPIRAN

A. Penetapan Warna Asam dan Basa Indikator

B. Penentuan pH Senyawa
C. Pembuatan Larutan Dapar Asetat pH 5,6

Anda mungkin juga menyukai