Anda di halaman 1dari 7

Laporan Akhir Praktikum Kimia Farmasi Dasar

Indikator dan nilai pH dan pembuatan larutan dapar

20 Desember 2022

Dosen Pembina Praktikum :

Aulia Septiani Koswara S.Farm

Disusun Oleh :

Kelas F Kelompok 2

Najla Aqila Musyafa 3311221206

Wilia 3311221208

Ashfahani Shabrina 3311221209

Fikri Prayoga 3311221210

Josephine Ruth Natalia Sangkay 3311221243


BAB I

I. Tujuan Percobaan
a. Menentukan hasil asam basa dari campuran ekstraksi dari bunga telang dan
larutan.
b. Menentukan hasil asam basa dan pH larutan buffer atau dapar.
c. Menentukan larutan pH dari suatu larutan.

II. Prinsip Percobaan

Perubahan warna dan pH larutan yang disebabkan oleh penambahan senyawa. Asam
dan basa dapat dikenali dengan menggunakan zat indikator, yaitu zat yang memberi warna
berbeda dalam lingkungan asam dan lingkungan basa (zat yang warnanya dapat berubah saat
berinteraksi atau bereaksi dengan senyawa asam maupun senyawa basa). Analisa indikator
asam basa bertujuan untuk mengetahui reaksi asam basa yang pada umumnya harus
digunakan zat atau alat penunjuk seperti kertas lakmus, kertas pH indikator dan elektroda
bagi asam dan basa. Zat indikator yang diekstraksi dari bunga telang dengan menggunakan
etanol 96%.

Buffer ialah suatu larutan encer yang mengandung asam lemah dan basa konjugatnya
atau basa lemah dan asam konjugatnya. Perubahan pH nya sangat kecil Ketika sedikit asam
atau basa kuat ditambahkan kepadanya dan demikian digunakan untuk mencegah perubahan
pH dalam larutan. Larutan buffer digunakan untuk mempertahankan pH pada nilai yang
hampir konstan dalam berbagai reaksi kimia.
BAB II

1. Teori asam - basa Arrhenius

Pada tahun 1807, seorang ilmuan dari Swiss yang Bernama Svante Arrhenius
mengemukakan teori asam dan basa sebagai berikut.

A. Asam

adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air terionisasi menghasilkan ion H+.

B. Basa
adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air menghasilkan ion OH-

.a.AsamMenurut Arrhenius, asam adalah senyawa yang bila dilarutkandalam air dapat
menghasilkan ion H+. Contoh asam dan reaksi ionisasinya dalam air :

Berdasarkan banyaknya ion H+ yang dihasilkan senyawa asamdapat dibedakan


menjadi tiga, yaitu:

1) asam monoprotik , yaitu senyawa asam yang bila dilarutkan dalamair hanya
menghasilkan satu ion H+

Contoh: HCl. HBr, HCN, HNO3, CH3COOH.

2) asam diprotik , yaitu senyawa asam yang bila dilarutkan dalam airmenghasilkan
dua ion H+.
Contoh: H2SO4, H2CO3, H2S.
3) asam triprotik , yaitu senyawa asam yang bila dilarutkan dalamair menghasilkan
tiga ion H+.
Contoh: H3PO3, H3PO4
Secara umum senyawa asam yang menghasilkan dua, tiga ion H+ atau lebih disebut
asam poliprotik .

b. Basa

Basa adalah senyawa yang bila dilarutkan dalam air dapatmenghasilkan ion OH-.
Perhatikan contoh reaksi berikut dalam air.

Sebagaimana pengelompokan asam, maka basa dapatdikelompokkan berdasarkan


gugus OH- yang diikatnya, yaitu:

1. basa monohidroksi,

2. basa dihidroksi, dan

3. basa trihidroksi.

2. INDIKATOR ASAM - BASA

Bagaimanakah cara mengetahui (mendeteksi) adanya ion H+ dan OH- dalam suatu
larutan? Kalau bahan-bahan tersebut di atas terdapat pada bahan makanan tentu
adanya ion H+ atau ion OH-dapat kita deteksi berdasarkan rasanya. Dengan cara
dicicipi kita dapat meramal-kan/menetapkan bahwa bahan makanan yang rasanya
masam (kecut) pasti men-gandung ion H+ (asam) dan bahan makanan yang rasanya
pahit kemungki-nan mengandung ion OH- (basa)

Namun, dengan cara mencicipi tentu banyak kelemahan data yang kitaperoleh
karena selain ditentukan oleh kepekaan seseorang juga bersifatrelatif untuk
menetapkan rasa masam, pahit, manis dan seterusnya, tiap orang memiliki kepekaan
yang berbeda. Cara ini hanya boleh dilakukan khusus pada bahan makanan.
Sedangkan bahan-bahan di laboratorium dilarang keras untuk dicicipi karena dapat
membahayakan dan bersifat racun yang bisa mematikan.Agar kita aman dari bahaya
keracunan maka para ahli kimia berusaha untuk membuat alat bantu untuk mendeteksi
adanya ion H+ pada asam dan ion OH- pada basa. Alat bantu tersebut adalah indicator

1. Indikator lakmus

Salah satu indikator asam – basa yang sering digunakan di labo-ratorium adalah
kertas lakmusAda 2 macam kertas lakmus, yaitu kertas lakmus merah dan
kertaslakmus biru.

2. Indikator Alam

Selain yang ada di laboratorium, kita kenal juga indikator yang berasal dari alam
dan setiap siswa pasti bisa membuatnya dan dikenaldengan indikator alam.Prinsip
kerja indikator alam adalah pada suasana yang berbeda iadapat berubah warna. Jadi
setiap bahan apa saja di alam ini (seperti ekstrak kunyit, ekstrak bunga, dan lain-lain)
yang bila dilarutkan dalam larutan asam berbedawarna dengan yang bila dilarutkan
dalam larutan basa maka bahantersebut dapat digunakan sebagai indikator.

3. Indikator Universal

Indikator yang disebutkan di atas adalah indikator yang hanyadapat digunakan


untuk menentukan sifat asam dan basa dengan hanyamenunjukan 2 macam warna
saja.

Kertas Lakmus hanya menunjukkan dua macam perubahan warnayaitu merah pada
larutan asam dan biru pada larutan basa. Namun tak bisa menunjukkan derajat
keasaman atau derajat kebasaan suatu larutan.

Dalam mengetahui derajat keasaman suatu larutan diperlukansuatu indikator yang


bisa membedakan perbedaan derajat ke asamantersebut. Indikator tersebut dikenal
dengan nama indikator universal,yaitu suatu indikator yang dapat berubah warna bila
berada pada laru-tan yang memiliki derajat keasaman berbeda. Indikator ini terbuat
dari berbagai macam indikator asam – basa yang memiliki warna trayek pHyang
berbeda-beda dengan perbandingan tertentu.

Namun juga ada indikator universal dalam bentuk pita (kertas)yang bila dimasukkan
dalam larutan asam yang memiliki derajat keasaman berbeda, akan berubah warna
sesuai derajat keasaman larutantersebut.
Cara menggunakannya adalah dengan memasukkan potongan pitaindikator tersebut
kedalam larutan yang memiliki derajat keasamantertentu, kemudian cocokkan
warnanya dengan tabel warna indikator.Warna yang ditunjukkan, menunjukkan harga
derajat keasaman (pH)larutan yang bersangkutan.

3. Larutan Buffer (Penyangga)


Apabila sejumlah asam atau basa ditambahkan pada air murni, meskipun dalam jumlah
yang sangat kecil, pH air murni akan berubah secara drastis. Pada Gambar 13-1 dapat dilihat
bahwa air murni tidak memiliki ketahanan terhadap perubahan pH, disebut bahwa air murni
tidak memiliki kapasitas (kemampuan) buffer.
Larutan buffer adalah larutan dimana pH nya hanya berubah sedikit sekali dengan
penambahan sedikit asam atau basa. Larutan asam asetat – natrium asetat, seperti pada
Contoh 13-2, memiliki kemampuan bertahan terhadap perubahan pH, maka larutan ini
disebut larutan buffer. Supaya larutan dapat bertindak sebagai buffer, larutan tersebut harus
mempunyai dua komponen, dimana yang satu mampu menetralkan asam dan yang satu lagi
mampu menetralkan basa. Sebagai contoh, larutan buffer yang umum adalah campuran yang
mengandung:
• asam lemah dan basa konjugatnya (dari garamnya) atau
• basa lemah dan asam konjugatnya (dari garamnya).

Anda mungkin juga menyukai