PERCOBAAN IV
PENENTUAN pH LARUTAN
KELOMPOK 10
BANJARMASIN
2019
PERCOBAAN IV
PENENTUAN pH LARUTAN
I. Dasar Teori
Reaksi asam basa bukan satu-satunya reaksi penting dalam reaksi larutan.
Reaksi ini menyajikan sebuah titik awal yang penting dalam memahami konsep-
konsep dasar kesetimbangan kimia. Karbon dioksida contohnya, zat penting
untuk berbagai proses ingkungan, termasuk pertumbuhan dan dekomposisi
sistem biologi, pengaturan iklim, dan pelapukan mineral. Sifat asam basa
memang sangat penting dalam pemahaman tentang perilaku kimia dalam
lingkungan. Fenomena hujan asam merupakan salah satu contoh dalam
kesetimbangan asam basa (Keith,1998).
Pelarut dapat diklasifikasikan sebagai protofilik, protegenik, amfiprotik dan
aprotik. Protofilik atau pelarut basa adalah suatu pelarut yang dapat menerima
proton dari zat terlarut, pelarut seperti aseton eter dan cairan amoniak masuk
dalam kelompok ini. Pelarut protogenik adalah senyawa pembeeri proton yang
ditunjukkan oleh asam seperti asam format, asam asetat, asam sulfat, cairan HCl,
dan cairan HF. Pelarut amfiprotik bekerja sebagai penerima proton dan pemberi
proton dan termasuk dalam kelompok ini adalah alkohol. Pelarut aprotik, seperti
hidrokarbon, tidak menerima juga tidak memberi proton dan termasuk dalam
keadaan ini mejadi netral, sehingga berguna untuk mempelajari reaksi asam dan
basa yang bebas dari pengaruh pelarut (Martin,1990).
Konsep asam yang dikemukakan oleh Svante Arrhenius (1887) mengatakan
asam adalah suatu zat yang bila dilarutkan kedalam air akan menghasilkan ion
Hidronium (H+) . Adapun sifat asam yaitu:
1. Mempunyai rasa asam dan dapat bersifat korosif.
2. Larutan asam akan mengubah warna kertas lakmus biu menjadi merah.
3. Larutan asam merupakan larutan elektrolit karena dapat terurai mejadi
ion-ion dalam pelarut air.
Konsep basa yang dikemukakan oleh Svante Arrhenius (1887) mengatakan
bahwa basa adalah suatu zat bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion
hidroksida (OH). Adapun sifat basa yaitu:
1. Terasa pahit, terasa licin seperti sabun dan dapat merusak kulit.
2. Larutan basa akan mengubah warna kertas lakmus merah menjadi biru.
3. Larutan basa merupakan larutan elektrolit karena dapat terurai manjadi
ion-ionnya dalam pelarut air (Diana, 2012).
Menurut Bronsted dan Lowry, asam adalah ion atau molekul yang dapat
memberikan proton (H+) kepada basa dan disebut donor proton sedangkan basa
adalah ion atau molekul yang dapat menerima proton disebut akseptor proton
(Tim dosenUnhas, 2007)
- Alat :
1. Beker glass 100ml
2. Pipet tetes
3. pH meter
- Bahan :
1. Aquadest
2. Larutan asam asetat 0,1 N; 0,2 N dan 0,3 N
3. Larutan NaOH 0,1 N; 0,2 N dan 0,3 N
III. CARA KERJA
1. siapkan
alat pH
meter
2. masukkan
25 ml
larutan ke
dalam
bekerglass
3. ukur pH
larutan
4. catat pH
dengan
menggunaka larutan
n pH meter
VI. KESIMPULAN
1. Nilai pH berkaitan dengan tingkat keasaman dan kebasaan suatu larutan,
dimana semakin kecil nilai pH maka semakin besar tingkat keasaman
suatu larutan dan ditandai dengan semakin banyaknya H+ dalam larutan
tersebut.
2. Pengukuran pH suatu larutan dapat menggunakan cara berturut-turut ke
tingkat yang lebih teliti dari kertas lakmus dan pH meter.
3. Penggunaan kertas lakmus untuk menguji pH larutan dapat dilihat dari
perubahan warna kertas lakmusnya yaitu pada larutan asam maka kertas
lakmus merah maupun biru akan berubah menjadi warna merah,
sedangkan pada larutan basa pada kertas lakmus biru maupun merah
akan berubah menjadi warna biru, sedangkan pada larutan yang netral
akan tetap mempertahankan warna pada kertas lakmus tersebut.
Daftar Pustaka
I Gade Gita Sastrawan, 2015, Laporan Praktikum Kimia SMA Negeri 1 Kuta Selatan
Kabupaten Bandung.
Ivan tjahja Pranata,2016, Makalah Praktikum Kimia Fakultas Pertanian Dan Bisnis
Universitas Kristen Stya Wanca Salatiga.
LAMPIRAN