Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA

JUDUL PERCOBAAN: SIFAT LARUTAN ASAM & BASA

Disusun oleh: Kelompok 5


Anggota:
Indrawati Ilham (13)
Muhammad Fatih (17)
Naila Sulfa (21)
Phinta Putri Winedar (27)
Suryadi (34)
Tiara Balqis Asdar (35)

SMA NEGERI 1 PANGKEP


XI MIPA 2
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin, puji syukur atas kehadirat Allah


SWT yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan serta rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas, yaitu
“Laporan Lengkap Praktikum Kimia” ini.

Dalam penyusunan Laporan lengkap Kimia ini, penulis


mengucapkan terima kasih kepada Guru pembimbing praktikum
Kimia ( Bapak Aries Amal, S.pd) yang telah memberikan arahan,
masukkan serta dukungan selama proses pembuatan laporan lengkap
Kimia ini.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan laporan


lengkap Kimia ini terdapat banyak kesalahan dan kekeliruan sehingga
saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
kedepannya Laporan Praktikum selanjutnya dapat lebih baik lagi.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga Laporan


Praktikum Kimia ini bisa bermanfaat bagi pembaca.
Pangkep, Februari 2023

Penulis

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Asam dan basa sudah dikenal sejak lama dan disebut
dengan istilah pH (pangkat Hidrogen). Larutan asam
mempunyai rasa asam dan bersifat korosif (merusak logam,
marmer, dan berbagai bahan lain). Sedangkan larutan basa
terasa lebih pahit dan bersifat kaustik (licin seperti bersabun).
Indikator pH sangat penting keberadaannya untuk menunjukkan
sifat asam dan basa pada suatu larutan.
Hingga saat ini sudah banyak ditemui berbagai bentuk
indikator pH dari bahan sintetis. Beberapa jenis indikator pH
diantaranya dalam bentuk larutan dan kertas indikator asam
basa. Namun salah satu bentuk yang praktis dan banyak
digunakan karena relatif lebih awet adalah kertas indikator asam
basa yang sangat dibutuhkan di tingkat sekolah lanjutan sampai
dengan perguruan tinggi.
Selain itu, terdapat banyak sekali ekstra alami yang dapat
dijadikan sebagai indikator untuk membuktikan suatu zat itu
adalah Asam ataukah Basa. Meskipun tidak semua dapat
dijadikan indikator.
Berdasarkan dugaan tersebut penulis memutuskan untuk
melakukan praktikum untuk menguji dan membuktikan bahan
apa saja yang dapat dijadikan indikator serta bagaimana reaksi
yang terjadi pada zat yang telah diidentifikasi sebagai indikator
Asam dan Basa jika diujikan dengan bahan sehari yang
mengandung zat Asam atau Basa.
B. Tujuan dan kegunaan

Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk :

1. Mengidentifikasi larutan Asan Basa dengan kertas


lakmus merah-biru.
2. Mengidentifikasi larutan Asan Basa dengan larutan
Indikator MM, BTB, MJ dan PP.
3. Mengidentifikasi larutan Asan Basa dengan kertas
indikator universal.
4. Mengidentifikasi larutan Asan Basa dengan larutan
Indikator alam daun mahkota bunga.

Adapun kegunaan dari praktikum yang penulis lakukan


ialah sebagai bahan pembelajaran terkait materi semester genap
di kelas XI mata pelajaran Kimia. Serta memberikan
pengalaman berkesan pada pembelajaran kimia supaya materi
pengajaran lebih bisa dipahami dan diserap dengan baik. Agar
dikemudian hari tidak mudah terlupakan.
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Asma Basa


Pada tahun 1884, Svante Arrhenius (1859-1897)
seorang ilmuwan Swedia yang memenangkan hadiah
nobel atas karyanya di bidang ionisasi, memperkenalkan
pemikiran tentang senyawa yang terpisah atau terurai
menjadi bagian ion-ion dalam larutan. Dia menjelaskan
bagaimana kekuatan asam dalam larutan Aqua (air)
tergantung pada konsentrasi ion-ion hidrogen di dalamnya.
Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air
melepakan ion H+, sedangkan basa adalah zat yang dalam
air melepaskan ion OH–. Jadi pembawa sifat asam adalah
ion H+, sedangkan pembawa sifat basa adalah ion OH–.
Asam Arrhenius dirumuskan sebagai HxZ, yang dalam air
mengalami ionisasi sebagai berikut.
HxZ ⎯⎯→ x H+ + Zx–
Jumlah ion H+ yang dapat dihasilkan oleh 1 molekul
asam disebut valensi asam, sedangkan ion negatif yang
terbentuk dari asam setelah melepaskan ion H+ disebut ion
sisa asam.
Basa Arrhenius adalah hidroksida logam, M(OH)x, yang
dalam air terurai sebagai berikut.
M(OH)x ⎯⎯→ Mx+ + x OH–
Jumlah ion OH– yang dapat dilepaskan oleh satu molekul
basa disebut valensi basa.

B. Menunjukkan Asam dan Basa

Berkaitan dengan sifat asam dan basa, larutan


dikelompokkan ke dalam tiga golongan, yaitu bersifat
asam, bersifat basa, atau bersifat netral. Masih ingatkah
Anda cara membedakannya?
Meskipun asam dan basa memiliki rasa yang
berbeda. Tidaklah bijaksana untuk menunjukkan keasaman
atau kebasaan dengan cara mencicipinya, karena banyak di
antaranya yang dapat merusak kulit atau bersifat racun
Asam sulfat, sebagai contoh, dapat menyebabkan luka
bakar yang serius Berkat pengalaman dan penelitian para
ahli kimia, kini telah tersedia cara praktis untuk
menunjukkan keasaman dan kebasaan, yaitu dengan
menggunakan indikator asam-basa.
Indikator asam basa adalah zat-zat warna yang
mampu menunjukkan warna berbeda dalam larutan asam
dan basa. Misalnya, lakmus. Lakmus akan berwarna merah
dalam larutan yang bersifat asam dan berwarna biru dalam
larutan yang bersifat basa.
Sifat asam-basa dari suatu larutan juga dapat
ditunjukkan dengan mengukur pH-nya pH adalah suatu
parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman larutan. Larutan asam memiliki pH lebih kecil
dari 7, larutan basa memiliki pH lebih besar dari 7
sedangkan larutan netral memiliki pH = 7. pH larutan
dapat ditentukan dengan menggunakan indikator pH
(indikator universal) atau dengan pH meter.
METODE PENELITIAN

1. Alat dan bahan

2. Cara Kerja
DATA HASIL PENELITIAN

Tabel 1
Tabel 2

Tabel 3

Tabel 4
PEMBAHASAN

1. Tulisan apa saja yang bersifat Asam, Basa dan Netral?


Jelaskan!
2. Bahan alam apa saja ynag dapat dijadikan sebagai
indikator Asam-Basa? Jelaskan!
3. Apakah semua ekstrak bahan alam dapat dijadikan sebagai
indikator alami? Jelaskan!
4. Dapatkah larutan indikator MM, BTB, dan PP dapat
dijadikan sebagai indikator Asam-Basa? Jelaskan!
5. Bagaimana hubungan antara nilai pH dari zat yang bersifat
Asam, Basa dan Netral berdasarkan pengalaman anda
tentang trayek pH indikator universal? Jelaskan!
Berdasarkan hasil penelitian/ percobaan penulis dapat menjawab
pertanyaan berikut dengan jawaban:
KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis dapat


menyimpulkan bahwa:
 Larutan Asam-Basa dapat diuji menggunakan kertas
lakmus merah-biru. Larutan asam akan mengubah
warna kertas lakmus biru menjadi merah dan
membuat kertas lakmus merah tetap berwarna merah.
Sementara larutan Basa sebaliknya, mengubah warna
kertas lakmus merah menjadi biru dan membuat
kertas lakmus biru tetap berwarna biru.
 Larutan indikator MM, BTB dan PP dapat dijadikan
indikator Asam-Basa. Hal ini dikarenakan larutan
tersebut akan mengalami perubahan warna yang
signifikan dan konstan ketika ditetesi larutan dengan
sifat Asam dan atau Basa. Sehingga kita dapat
meramalkan suatu zat tersebut adalah Asam atau
mungkin Basa hanya dengan melihat perubahan
warnanya ketika diberi larutan indikator MM, BTB
dan PP.
 Indikator universal selain dapat menguji sifat Asam-
Basa suatu zat, tetapi juga dapat melacak trayek pH.
Warna pada kertas indikator universal akan
menunjukkan nilai pH suatu zat. Apabila pH dari zat
tersebut kurang dari 7 (pH<7) maka larutan itu
adalah Asam. Jika nilai pH berada pas pada angka 7
artinya adalah larutan netral. Dan jika nilai dari
trayek pH menunjukkan angka yang lebih dari 7
(pH>7) maka zat itu adalah Basa.
 Beberapa daun mahkota bunga berubah warna dalam
keadaan Asam dan berubah menjadi warna yang
berbeda pula saat diberi larutan Basa. Artinya,
ekstrak alami tersebut dapat dijadikan indikator
Asam-Basa. Namun, tidak semua ekstrak alami dapat
dijadikan indikator Asam-Basa karena tidak
mengalami perubahan warna yang signifikan ketika
diberi larutan yang notabenenya adalah Asam-Basa.

Anda mungkin juga menyukai