Disusun Oleh :
( Keenan, 1992 )
Basa adalah zat-zat yang dapat menetralkan asam. Secara kimia, asam dan
basa saling berlawanan. Basa yang larut dalam air disebut alkali. Jika zat asam
menghasilkan ion hidrogen (H+) yang bermuatan positif, maka dalam hal ini basa
mempunyai arti bahwa ketika suatu senyawa basa di larutkan ke dalam air, maka
akan terbentuk ion hidroksida (OH-) dan ion positif menurut reaksi sebagai berikut.
Ion hidroksida (OH-) terbentuk karena senyawa hidroksida (OH) mengikat satu
elektron saat dimasukkan ke dalam air. Secara umum, basa memiliki sifat sebagai
berikut: Kaustik, Rasanya pahit, Licin seperti sabun, Nilai pH lebih dari air suling,
Mengubah warna lakmus merah menjadi biru, Dapat menghantarkan arus listrik
(Keenan, 1992)
2.2 Indikator
Indikator asam-basa adalah senyawa organik yang berubah warnanya
dalam larutan sesuai dengan pH larutan. Indikator adalah suatu senyawa yang dapat
memberikan warna berbeda dalam jenis larutanyang berbeda misalnya lakmus
merah dan lakmus biru ketika diletakkan pada larutan yang sifatnya asam akan
berubah warna menjadi merah. Indikator universal sendiri adalah campuran dari
beberapa macam indikator yang telah distandarisasi warnanya pada pH 0-14
(Risna, 2017).
Warna Indikator berubah secara gradual. Indikator lakmus berwarna merah
dalam larutan yang memiliki pH sampai dengan 5,5 dan berwarna biru dalam
larutan yang memiliki pH lebih dari 8, sedangkan dalam larutan yang pH-nya antara
5,5-8 warnanya kombinasi dari kedua warna tersebut. Batas – batas pH ketika
indikator mengalami perubahan warna disebut dengan trayek perubahan warna
indikator (Risna, 2017).
Gambar 2.1 Tabel trayek pH Indikator
Indikator buatan adalah indikator siap pakai yang sudah dibuat di laboratorium
atau pabrik alat-alat kimia. Contoh indikator buatan adalah kertas lakmus yang
terdiri dari lakmus merah dan lakmus biru, kertas lakmus kertas yang diberi
senyawa kimia sehingga akan menunjukkan warna yang berbeda setelah
dimasukkan pada larutan asan maupun basa. Warna kertas lakmus akan berubah
sesuai dengan larutannya. Perubahan warna yang mampu dihasilkan oleh kertas
lakmus sebenarnya disebabkan karena adanya orchein (ekstrak lichenes) yang
berwarna biru di dalam kertas lakmus.Lakmus biru dibuat dengan menambahkan
ektrak lamus yang berwarna biru ke dalam kertas putih. Kertas akan menyerap
ekstrak lakmus yang selanjutnya dikeringkandalam udara terbuka, sehingga
dihasilkan kertas nlakmus biru (Chang, 2004).
Kertas lakmus biru pada larutan yang bersifat basa akan tetap biru , karena
orchein merupakan anion, sehingga tidak akan bereaksi dengan anion (OH-). Kertas
lakmus merah dibuat dengan proses yang sama dengan pembuatan kertas lakmus
biru, tetapi ditambahkan sedikit asam sulfat atau asam klorida agar warnanya
menjadi merah. Mekanisme reaksi orchein pada suasana asam akan kembali terjadi.
Kertas lakmus merah apabila dimasukkan kedalam larutan yang bersifat asam,
warnanya akan tetap merah karena lakmus merah memang merupakan orchein
dalam suasana asam. Kertas lakmus merah apabila ditambahkan larutan yang
bersifat basa, maka orchein yang berwarna biru akan kembali terbentuk
(Chang, 2004).
Indikator alam merupakan bahan-bahan alam yang dapat berubah warnanya
dalam larutan asam, basa, dan netral. Indikator alam yang biasanya dilakukan dalam
pengujian asam basa adalah tumbuhan yang berwarna mencolok, berupa bunga-
bungaan, umbi-umbian, kulit buah, dan dedaunan. Perubahan warna indikator
bergantung pada warna jenis tanamannya, misalnya kembang sepatu merah di
dalam larutan asam akan berwarna merah dan di dalam larutan basa akan berwarna
hijau, kol ungu di dalam larutan asam akan berwarna merah keunguan dan di dalam
larutan basa akan berwarna hijau (Chang, 2004).
3.1.2 Bahan
- HCl 0.01 M
- HCl 0,1 M
- H2SO4 0,1 M
- HCH3COO 0,1 M
- NaOH 0,1 M
- NaOH 0,01 M
- NH4OH 0,1 M
- NH4Cl 0,1 M
- CH3COONa 0,1 M
- H2CO3 0,1 M
- Asam Oksalat
- H3PO3 0,1 M
- Daun Andong Merah
- Indikator PP
- Indikator Metil Orange
- Indikator Metil Merah
3.2 Diagram Alir
3.2.1 Identifikasi sifat asam basa larutan
hg
CH3COONa 0,1 M NH4Cl 0,1 M
Kertas
Lakmus
dimasukkan kedalam pelat tetes
Asam atau Basa
Warna
Indikator PP
ditambahkan beberapa tetes
dititrasi
Na2C2O4 + H2O
dihitung
diulangi dengan indikator lain
Konsentrasi NaOH
Indikator PP dititrasi
dihitung
Konsentrasi cuka dapur mula - mula
Hasil
3.3.2 Penentuan Range Kerja Indikator pH Dari Berbagai Indikator Alam
3.3.2.1 Membuat Larutan pH 2-6
NaOH 0,01 M
ddimasukkan 2,5 mL pH 2 kedalam labu ukur 25 mL
diencerkan dengan akuades hingga batas ukur pada labu ukur, diperoleh
larutan pH 3
diulangi untuk pH 4, 5, dan 6
Hasil
Hasil
Tumbuhan
ditimbang 1-2 gram, kemudia dihaluskan
dilarutkan dalam 5 mL alkohol, diaduk dan disaring
diisi pelat tetes dengan larutan pH 2-12
ditetesi masing – pasing lubang pelat tetes dengan Indikator Ekstrak
tumbuhan
diamati perubahan warnanya
diulangi prosedur tersebut untuk ekstrak tumbuhan lainnya
ditentukan pkInd dan trayek perubahan indikator
Hasil
3.3.3 Titrasi Asam Basa
3.3.3.1 Standarisasi Larutan NaOH Dengan Asam Oksalat
NaOH 0,1 M
dimasukkan kedalam buret
disiapkan larutan standar primer asam oksalat
dimasukkan 10 mL asam oksalat 0,05 M ke dalam erlenmeyer 100 mL
ditambahkan Indikator PP kedalam erlenmeyer
dititrasi NaOH dengan asam oksalat, hingga muncul perubahan warna
dihitung konsentrasi NaOH
diulangi dengan indikator lain dan dilakukan duplo
Hasil
Cuka Dapur
dipipet 5 mL lalu dimasukkan ke dalam labu ukur
diencerkan dengan akuades sampai tanda batas
dipipet 10 mL cuka dapur hasil pengenceran, masukkan dalam akuades
ditambahkan beberapa tetes indikator PP
dititrasi dengan NaOH yang telah distandarisasi sampai terjadi perubahan
warna
dihitung konsentrasi cuka dapur mula-mula
Hasil
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil yang diperoleh dari praktikum mengenai laju reaksi adalah sebagai
berikut.
4.1.1 Tabel Hasil
4.1.1.1 Identifikasi Sifat Asam Basa Larutan
No. Perlakuan Hasil Pengamatan
Sebelum Sesudah
1. HCl 0,1 M Lakmus Biru Lakmus Merah
2. H2SO4 0,1 M Lakmus Biru Lakmus Merah
3. NH4OH 0,1 M Lakmus Biru Lakmus Biru
4. NaOH 0,1 M Lakmus Biru Lakmus Biru
5. NaCH3COO 0,1 M Lakmus Biru Lakmus Biru
6. NH4Cl 0,1 M Lakmus Biru Lakmus Merah
7. H3PO3 Lakmus Biru Lakmus Merah
8. HCH3COO Lakmus Biru Lakmus Merah
4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini yaitu mengenai reaksi asam basa, dimana praktikum ini
memiliki tujuan untuk membuat mahasiswa atau praktikan lebih memahami reaksi
yang berkaitan dengan asam basa. Praktikum ini memiliki 3 jenis percobaan yaitu
identifikasi sifat asam basa larutan, penentuan range kerja indikator pH dari
berbagai indikator alam, dan titrasi asam basa. Percobaan – percobaan tersebut
dilakukan dengan menguji sifat asam basa menggunakan kertas lakmus, melakukan
pengenceran suatu senyawa, dan melakukan standarisasi larutan untuk mengetahui
konsentrasinya. Asam didefinisikan sebagai suatu zat yang bila dilarutkan ke dalam
air akan mengalami ionisasi dengan membentuk ion hidrogen (H+) sebagai satu-
satunya ion positif. Basa didefinisikan zat yang bila dilarutkan dalam air akan
mengalami ionisasi dengan membentuk ion-ion hidroksil (OH-) sebagai satu-
satunya ion negatif ( Sutrisno, 2004 ).
Larutan pertama yaitu HCl 0,1 M, asam klorida merupakan senyawa asam
kuat sehingga kertas lakmus yang sebelumnya berwarna biru berubaha menjadi
merah. Larutan kedua yaitu H2SO4, asam sulfat merupakan senyawa asam yang
kuat sehingga dapat merubah lakmus biru menjadi merah. Larutan ketiga yaitu
NH4OH, amonium hidroksida merupakan senyawa basa lemah sehingga kertas
lakmus menunjukkan warna biru. Larutan keempat yaitu NaOH, natrium hidroksida
merupakan senyawa basa kuat, sehingga kertas lakmus menunjukkan warna biru.
Larutan kelima yaitu NaCH3COO 0,1 M, natrium asetat merupakan senyawa basa
kuat sehingga kertas lakmus menunjukkan warna biru. Larutan keenam yaitu
NH4Cl, amonium klorida merupakan senyawa asam lemah, sehingga kertas lakmus
menunjukkan warna merah. Larutan ketujuh yaitu H3PO4, asam fosfat merupakan
senyawa asam lemah, sehingga kertas lakmus menunjukkan warna merah. Laruran
kedelapan yaitu CH3COOH, asam asetat merupakan senyawa asam lemah, sehingga
kertas lakmus menunjukkan warna merah.
Percobaan selanjutnya yaitu membuat larutan pH 8-11 dari larutan NaOH 0,01 M
yang mempunyai pH 12. Percobaan ini diawali dengan pengenceran larutan NaOH
pH 12, dengan mengambil 2,5 mL larutan tersebut dan mengencerkannya ke dalam
labu ukur 25 mL dengan akuades hingga diperoleh pH 11. Percobaan ini dilakukan
berabtai hingga diperoleh pH 8. Percobaan ini dilakukan dari konsentrasi tinggi
karena NaOH merupakan senyawa basa dan penjelasannya seperti diatas.
Gambar 4.3 Proses pengenceran NaOH
Percobaan ketiga yaitu titrasi asam basa, praktikum ini dilakukan dengan
2 percobaan yang berantai yaitu melakukan standarisasi NaOH lalu NaOH yang
telah di standarisasi digunakan untuk menentukan konsentrasi cuka dapur.
Percobaan pertama yaitu standarisasi NaOH dengan asam oksalat, NaOH
dimasukkan ke dalam buret dan 10 mL asam oksalat 0,05 M di masukkan ke dalam
erlenmeyer lalu ditetesi indikator PP. Titrasi yang dilakukan dengan
menggoyangkan erlenmeyer bertujuan agar reaksi dapat berjalan dengan baik dan
proses tumbukan lebih cepat sehingga laju reaksinya besar. Titrasi ini memiliki titik
akhir titrasi pada volume 5 mL NaOH, sehingga diperoleh konsentrasi NaOH
sebesar 0,1 M. Titik akhir titrasi ditandai dengan berubahnya warna larutan dalam
erlenmeyer menjadi pink pucat.
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum reaksi asam basa berikut ini yaitu sebagai
berikut :
5.1.1 Identifikasi asam basa dapat dilakukan dengan menggunakan suatu
indikator baik alami maupun buatan. Asam merupakan senyawa ang apabila
dilarutkan dalam air akan melepaskan ion H+. Basa merupakan senyawa yang akan
melepaskan ion OH- apabila dilarutkan dalam air.
5.1.2 pH merupakan nama lain dari derajat keasaman. Skala pH menunjukkan
angka antara 1-14. Angka 1-6 menunjukkan sifat asam, sedangkan 8-14
menunjukkan sifat basa, pH 7 merupakan sifat netral. Indikator ada yang alami dan
buatan dan masing – masing indikator memiliki trayek pH yang berbeda.
5.1.3 Indikator ekstrak tumbuhan merupakan indikator alami. Indikator dari
ekstraksi daun andong merah merupakan salah satu indikator alami karena memiliki
kandungan antosianin yang tinggi. Indikator alami dapat dengan mudah kita
temukan disekitar kita, salah satunya seperti bunga sepatu dan sebagainya, warna
dan trayek pH nya sesuai dengan kandungan dari masing – masing tumbuhan
tersebut.
5.1.4 Konsentrasi senyawa dalam suatu larutan dapat diketahui dengan
melakukan titrasi dan perhitungan. Titrasi dilakukan dengan 2 macam larutan yaitu
titer dan titran yang ditambahkan dengan indikator untuk mengetahui titik akhir
titrasi. Penentuan dengan perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus
pengenceran.
5.2 Saran
Saran untuk praktikum kali ini yaitu agar mahasiswa lebih teliti dalam
pengidentifikasian warna larutan setelah pemberian indikator. Mahasiwa perlu
lebih memahami trayek pH yang umum digunakan juga teknik – teknik di dalam
titrasi. Perhitungan harus dilakukan dengan lebih cermat dan dengan perhitungan
yang teliti.
DAFTAR PUSTAKA
Wang. K., Jia., Yang, X, Wang, L., Gu, Y. and Tan, B. 2017. Acid and base
coexisted heterogeneous catalysts supporrted on hypercrosslinked
polymers for one-pot cassade reaction. Journal of catalysis, 348, PP.
168-176.
LEMBAR HASIL PENGAMATAN
Hasil Pengamatan
No Perlakuan Sebelum Sesudah
1. Identifikasi Sifat Asam Basa Larutan
HCl 0,1 M Lakmus Biru Lakmus Merah
H2SO4 0,1 M Lakmus Biru Lakmus Merah
NH4OH 0,1 M Lakmus Biru Lakmus Biru
NaOH 0,1 M Lakmus Biru Lakmus Biru
NaCH3COO 0,1 M Lakmus Biru Lakmus Biru
NH4Cl 0,1 M Lakmus Biru Lakmus Merah
H3PO3 Lakmus Biru Lakmus Merah
HCH3COO Lakmus Biru Lakmus Merah
2. Penetuan Range Kerja Indikator pH dari berbagai Indikator Alam
a. Membuat Larutan pH 2-6
Larutan HCl pH 2 + Akuades Larutan pH 2 Larutan pH 3
Larutan HCl pH 3 + Akuades Larutan pH 3 Larutan pH 4
Larutan HCl pH 4 + Akuades Larutan pH 4 Larutan pH 5