Disusun Oleh :
NIM : 191810301018
Kelompok/kelas : 6/A
1.3 Tujuan
Teori Lewis yang mengatakan bahwa asam adalah senyawa yang dapat
jenis teori asambasa menerima pasangan elektron bebas dari senyawa lain. Asam merupakan salah isinya ini
nya langsung dibuat satu penyusun dari berbagai bahan makanan dan minuman, misalnya cuka, kan sma aja
subsubbab saja keju, dan buah-buahan. Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air kayak d
pakek 2.1.1 dst poin@ jadi
akan melepaskan ion H+. Definisi modern menyatakan, asam adalah suatu zat mending d
yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau jadikan
dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi subsubab
dn
dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Basa
djelaskan d
adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan dalam air (larutan) dapat melepaskan situ, tdak
ion hidroksida (OH-). Kesimpulan yang dapat ditarik yaitu semua rumus kimia boros
basa umumnya mengandung gugus OH. Basa dalam keadaan murni, pada mengulang
kata2
umumnya berupa kristal padat dan bersifat kaustik. Beberapa produk rumah
tangga seperti deodoran, obat maag (antacid) dan sabun serta deterjen
mengandung basa. Berikut penjelasan asam basa menurut teori pakar kimia
(Chang, 2005).
Contoh :
Reaksi ionisasi asam :
(Kaenan, 2001).
Contoh :
Keterangan :
(Oxtoby, 2001).
Teori asam basa yang lebih umum dikemukakan oleh GN. Lewis pada tahun
1923. Teori ini timbul dari kenyataan bahwa teori Bronsted dan Lowry masih
kurang luas jangkauannya, sebab kenyataannya ada beberapa reaksi asam basa
yang tidak melibatkan proton. Menurut konsep yang diajukan oleh Lewis, asam
didefinisikan sebagai spesi apa saja yang dapat menerima pasangan elektron,
sedangkan basa merupakan spesi yang dapat memberikan pasang elektron.
Contoh :
Dari contoh diatas H+ bertindak sebagai asam Lewis sedangkan NH3 bertindak
sebagai basa Lewis. Dimana NH3 adalah suatu basa karena memberi pasangan
elektron, sedangkan ion H+ adalah suatu asam karena menerima pasangan
elektron. Semua asam-basa Arrhenius maupun asam-basa Bronsted-Lowry
memenuhi pengertian asam-basa Lewis (Purnamami, 2011).
Senyawa asam dapat dibedakan dari senyawa basa, salah satunya dengan
mencicipi rasanya. Senyawa-senyawa asam-basa dapat diidentifikasi secara
aman dengan menggunakan indikator. Indikator merupakan zat warna yang
warnanya berbeda jika berada dalam kondisi asam dan basa. Indikator yang
dapat digunakan adalah kertas lakmus, indikator asam-basa dan indikator alami.
Indikator asam basa merupakan suatu senyawa organik yang dapat berubah
warna dengan berubahnya pH, biasa digunakan untuk membedakan suatu
larutan bersifat asam atau basa dengan cara memberikan perubahan warna yang
berbeda pada larutan asam dan basa. Indikator alami dapat dibuat dari berbagai
tumbuhan yang berwarna, tetapi tidak semua tumbuhan berwarna dapat
memberikan perubahan warna yang jelas pada kondisi asam maupun basa, oleh
karena itu hanya beberapa saja yang dapat dipakai. Tumbuhan yang dapat
dipakai sebagai indicator asam basa misalnya bunga sepatu yang memberikan
perubahan warna merah pada suasana asam dan hijau pada suasana basa
(Lailatis, 2016).
a. Indikator Buatan
Indikator buatan merupakan indicator yang sudah dibuat di laboratorium
atau di pabrik yang menggunakan alat - alat kimia, sehingga dalam praktikum
tinggal menggunakannya saja. Mengidentifikasi sifat asam, basa, dan garam
biasanya menggunakan kertas lakmus. Kertas lakmus terdiri dari lakmus merah
dan lakmus biru. Indicator buatan lainnya adalah indicator universal, indicator
universal asam basa seperti fenolptalin dan metal jingga. Indikator ini selain
untuk menentukan sifat asam basa juga dapat digunakan untuk menentikan
derajat keasaman atau pH larutan.
b. Indikator Alam
Indikator alam merupakan bahan alam yang dapat berubah warnannya
dalam larutan yang sifatnya berbeda, asam, basa atau netral. Indicator alam
yang biasa digunakan untuk pengujian asam basa adalah bunga – bungaan,
umbi, kulit buah dan daun yang berwarna. Perubahan warna indicator
bergantung pada warna jenis tanamannya, misalnya kembang sepatu merah di
dalam asam berwarna merah dan di dalam basa berwarna hijau. Identifikasi
larutan asam dan basa menggunakan 7ndicator alami cara lain untuk
mengidentifikasi sifat asam atau basa pada suatu zat. Berbagai bunga yang
berwarna atau tumbuhan, seperti daun, mahkota bunga, kunyit, kulit manggis,
dan kubis ungu dapat digunakan sebagai 8ndicator asam basa. Ekstrak atau sari
dari bahan-bahan ini dapat menunjukkan warna yang berbeda dalam larutan
asam basa (Tim penyusun, 2020).
Titik tengah dari garis signifikan tersebut merupakan titik ekuivalen, dimana
titrat bereaksi sempurna dengan titran. Pada aplikasinya digunakan 9ndicator
untuk mempermudah penentuan titik ekuivalen yaitu ditandai dengan
berubahnya warna 9ndicator. Titrasi dirumuskan sebagai berikut.
Ma . Va = Mb . Vb (2.5)
2Ma . Va = Mb . Vb (2.6)
Ma . Va = 2Mb . Vb (2.7)
(Chang, 2005).
BAB 3 METODOLOGI PERCOBAAN
3.1.1 Alat
- Labu ukur
- Buret
- Pipet tetes
- Pipet volume
- Erlenmeyer
- Tabung reaksi
3.1.2 Bahan
- Asam Cuka
- Larutan HCl
- H2SO4 0,1 M
- Indikator phenolfalein
- NH4OH 0,1 M
- CH3COONa 0,1 M
- NH4Cl 0,1 M
- H2CO3 0,1 M
- CH3COOH 0,1 M
- Tanaman
- Asam oksalat
lakmus
asam basanya
Hasil
b. Menentukan Range kerja Indikator pH dari berbagai Indikatorr Alam
HCl 0,01 M
Akuades
Larutan pH 3, 4 5, dan 6
2). Membuat larutan pH 8-11 dari larutan NaCl 0,01M yang mempunyai pH 12
NaOH 0,01M
-diambil 2,5 mL
-dimasukkan dalam labu ukur 25 mL
-diencerkan sampai tanda batas
Akuades
-diulangi prosedur untuk membuat pH 8, pH 9, pH 10, pH 11
Alkohol
-diaduk rata dan disaring
Hasil
c. Titrasi Asam Basa
1). Standarisasi larutan NaOH dengan Asam Oksalat
NaOH 0,1 M
NaOH
Hasil
2). Penentuan Konsentrasi cuka dapur
CH3COOH
NaOH
Hasil
3.3 Skema Kerja
Hasil
Hasil
2). Membuat larutan pH 8-11 dari larutan NaOH 0,01 M yang mempunyai pH
12
NaOH 0,01 M , Akuades
Hasil
2). Penentuan Konsentrasi Cuka Dapur
CH3COOH, NaOH
Hasil
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep – Konsep Inti Edisi Jilid 2.
Jakarta : Erlangga
Lailatis. 2016. Penentuan Trayek Asam Basa Melalui Metode Titrasi. Journal of
Universitas Jeember