KIMIA DASAR II
Oleh:
Indrawan Nurhadi
(A1M012054)
Oleh:
Indrawan Nurhadi (A1M012054)
PENDAHULUAN
A.
LatarBelakang
Asam (yang sering diwakili dengan rumus umum HA) secara umum
(vogel,1982)
Praktikum ini bertujuan untuk menguji sifat asam dan basa beberapa
senyawa anorganik dengan menggunakan kertas lakmus serta mengukur pH
dengan pH paper universal atau pH meter.
B.
Tujuan
Menguji sifat asam dan basa beberapa senyawa anorganik dengan
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Terdapat tiga definisi asam yang umum diterima dalam kimia, yaitu
definisi Arrhenius, Bronsted-lowry, dan Lewis.
Arhenius : Menurut definisiini, asam adalah suatu zat yang meningkatkan
konsentrasi ion hidronium (H3O+) ketika dilarutkan dalam air. Deinisi yang
pertama dikemukakan oleh Svante Arrhenius ini membatasi asam dan basa
untuk zat-zat yang dapat larut dalam air.
Bronsted-lowry :Menurut definisi ini, asam adalah pemberi proton kepada
basa, Asam dan basa bersangkutan disebut sebagai pasangan asam-basa
konjugat. Bronsted dan lowr y secara terpisah mengemukakan definisi ini,
yang mencakup zat-zat yang tidak larut dalam air (tidak seperti pada
definisi Arhenius).
Lewis :Menurut definisi ini, asam adalah penerima pasangan elektron dari
basa. Definisi yang dikemukakan oleh Gilbert N. Lewis ini dapat
mencakup asam yang tidak mengandung hydrogen atau proton yang dapat
dipindahkan, seperti besi (III) klorida. Definisi Lewis dapat pula dijelaskan
dengan teori orbital molekul. Secara umum, suatu asam dapat menerima
pasangan electron pada orbital kosongnya yang paling rendah (LUMO)
dari orbital terisi yang tertinggi (HOMO) dari suatu basa. Jadi, HOMO
dari basa dan LUMO dari asam bergabung orbital molekul ikatan.
(Anonim,Diakses 24 Juni 2010)
Asam berkaitan dengan salah satu tanggapan indra pengecap kita terhadap
suatu rasa masam. Kata asam berasal dari bahasa Latin, yaitu acidus yang berarti
masam. Secara kimia, kita dapat mendefinisikan asam sebagai senyawa yang
menghasilkan ion hidrogen ketika larut dalam pelarut (biasanya air). Senyawa
asam banyak kita temukan dalam kehidupan sehari hari, seperti pada makanan
dan minuman. Selain itu, senyawa asam dapat pula kita temukan di dalam
lambung. Di dalam lambung terdapat asam klorida yang berfungsi membunuh
kuman.
1. Sifat Asam
Untuk mengetahui suatu zat bersifat asam atau tidak, dapat dilihat dari
sifat yang dimiliki oleh asam tersebut. Berikut ini akan beberapa hal mengenai
sifat asam, antara lain :
Rasa Asam
Cuka merupakan salah satu asam yang kita kenal dalam kehidupan seharihari. Nama cuka dalam ilmu kimia adalah asam asetat (asam etanoat).
Mengubah Warna Indikator
Selain rasa asam yang kecut, sifat asam yang lain dapat mengubah warna
beberapa zat alami ataupun buatan. Sifat inilah yang selanjutnya akan digunakan
untuk mengidentifikasikan sifat asam dari beberapa senyawa asam. Dengan
menggunakan indikator. Indikator yang sering digunakan adalah kertas lakmus
biru menjadi merah, sedangkan kertas lakmus merah akan tetap berwarna merah.
Menghantarkan Arus Listrik
Asam dapat menghantarkan arus listrik. Hal itu dikarenakan asam dapat
melepaskan ionion dalam larutannya yang mampu menghantarkan arus listrik.
Asam kuat merupakan elektrolit yang baik. Semakin kuat suatu asam, akan
semakin baik pula daya hantar listriknya. (memiliki sifat elektrolit yang baik).
Contohnya adalah asam sulfat yang terdapat pada aki mobil.
Bereaksi dengan Logam Menghasilkan Gas Hidrogen
Asam bereaksi dengan beberapa jenis logam menghasilkan gas hidrogen.
Logam magnesium, besi, tembaga dan seng merupakan contoh logam yang dapat
bereaksi dengan asam sehingga menghasilkan gas hydrogen dan senyawa garam.
Reaksi :
Asam + Logam tertentu Garam + Gas Hidrogen
Bila kita mereaksikan dua asam yang berbeda pada logam yang sama,
maka kita akan memperoleh hasil yang berbeda. Hal itu disebabkan perbedaan
kekuatan asam yang kita gunakan.
2. Kekuatan Asam
Berdasarkan sifat kuat lemahnya asam, kita mengenal adanya asam kuat
dan asam lemah. Kuat lemahnya suatu asam ditentukan oleh jumlah ion hidrogen
yang terionisasi dalam larutan. Asam kuat adalah asam yang banyak menghasilkan
air dalam larutannya (asam yang terionisasi sempurna dalam larutannya),
sedangkan asam lemah adalah asam yang sedikit menghasilkan ion dalam
larutannya (terionisasi sebagian dalam larutan). Konsentrasi larutan berkaitan
dengan banyaknya zat yang terlarut dalam suatu volume pelarut tertentu. Semakin
banyak zat yang terlarut, konsentrasi larutan tersebut semakin tinggi (semakin
pekat). Pada larutan encer terdapat sejumlah kecil zat terlarut dalam pelarutnya.
Untuk menyatakan konsentrasi larutan lazim digunakan istilah molar (M).
3. Peranan Asam dalam Kehidupan
Asam merupakan salah satu senyawa yang mempunyai peranan penting
dalam kehidupan. Dalam bidang industri, asam banyak digunakan, antara lain
dalam proses pembuatan pupuk, obat-obatan, bahan peledak, plastik, dan
pembersihan permukaan logam-logam tertentu. Selain itu, terdapat beberapa asam
organic yang digunakan sebagai pengawet makanan, seperti asam asetat, asam
askorbat, asam propanoat, dan asam benzoat. Kebanyakan asam organik
merupakan asam lemah. Meskipun asam adalah senyawa yang sangat berguna,
tetapi asam juga dapat menyebabkan berbagai kerusakan karena sifatnya yang
korosif. Salah satunya adalah peristiwa hujan asam yang akhir-akhir ini
menimbulkan masalah lingkungan yang serius. Asam merupakan senyawa kimia
yang mempunyai rumus senyawa kimia tertentu. Asam dapat ditemukan sebagai
senyawa murni atau terlarut dalam pelarut tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari,
kita sering menjumpai asam sebagai suatu zat yang terlarut dalam suatu pelarut
tertentu (biasanya air) sehingga disebut larutan asam. Bila suatu asam terlarut
dalam sejumlah besar volume air, maka kita katakana bahwa konsentrasi asam
tersebut rendah atau disebut juga sebagai asam encer. Konsentrasi suatu asam
meningkat seiring dengan semakin berkurangnya jumlah air yang melarutkannya.
Secara kimia, kita dapat mengidentifikasikan basa sebagai senyawa yang
menghasilkan ion hidroksida (OH-) ketika larut dalam pelarut air. Perhatikanlah
bahwa rumus senyawa basa selalu memiliki gugus OH (kecuali untuk ammonium
hidroksida). Adanya gugus OH inilah yang menyebabkan senyawa basa memiliki
sifat sifat khas sebagai suatu basa.
1. Sifat Basa
Basa memiliki beberapa sifat yang dapat kita gunakan untuk
pengidentifikasian. Beberapa sifat basa akan dipelajari berikut ini.
Pahit dan Terasa Licin di Kulit
Rasa licin pada sabun disebabkan oleh basa yang terdapat pada sabun
tersebut. Basa pembuat sabun adalah natrium hidroksida. Selain terasa licin, basa
pun memiliki rasa yang pahit. Akan tetapi, kamu tidak dianjurkan untuk
memeriksa apakah suatu zat itu suatu basa atau tidak dengan cara menyentuh atau
mencicipinya. Hal itu karena basa kuat bersifat korosif yang dapat menyebabkan
tanganmu teriritasi dan terbakar.
Mengubah Warna Indikator
Seperti halnya asam, larutan basa pun akan bereaksi dengan indikator
sehingga dapat mengubah warna indikator tersebut. Basa akan mengubah warna
kertas lakmus merah menjadi biru, sedangkan lakmus biru akan tetap berwarna
biru.
Menghantarkan Arus Listrik
Basa merupakan penghantar listrik yang baik, khususnya basa kuat. Basa
kuat mudah terionisasi dlam air.
III.
METODE PRAKTIKUM
A. BahandanAlat
1. Alat :
a.
b.
c.
d.
e.
2. Bahan:
Tabun greaksi
pH paper universal / pH meter
Kertas Lakmus
Cawan petri
Pipet tetes
a.
b.
c.
d.
e.
Alkohol
Asam Asetat
Asam Sitrat
Glukosa
Fruktosa
B. Cara Kerja
IV.
A. Hasil Pengamatan
N
o
1
Bahan
pH
Keterangan
Alkohol
11
Basa
Foto
Asam asetat
Asam
Asam sitrat
Asam
Glukosa
Asam
Fruktosa
Asam
B. Pembahasan
Alkohol
Alkohol mempunyai gugus fungsi R OH. Alkohol mudah larut dalam air
karena dapat membentuk ikatan hidrogen. Alkohol dapat bersifat asam. Semakin
panjang ikatan karbon maka akan semakin besar pHnya.
Sudah jelas sekali bahwa Alkohol adalah basa, karena perbedaan
keelektronegatifan antara Oksigen dan Hidrogen pada gugus hidroksil, yang
memampukan Hidrogen lepas dengan mudah. Bila di dekat Karbon Hidroksi
terdapat gugus penarik elektron seperti fenil atau halogen, maka keasaman
meningkat. Sebaliknya, semakin banyak gugus pendorong elektron seperti rantai
alkana, keasaman menurun. Di sebutkan di atas bahwa Alkohol merupakan asam
dengan hasil praktikum di sebutkan alkohol mempunyai Ph 11.
Asam asetat
Asam asetat adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai
pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam asetat murni (disebut asam
asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku
16.7C.
Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana,
setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam
lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam
asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan bakuindustri yang penting. Asam
asetat digunakan dalam produksipolimer seperti polietilena tereftalat, selulosa
asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain. Dalam
industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman. Di rumah
tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak air. Dalam
setahun, kebutuhan dunia akan asam asetat mencapai 6,5 juta ton per tahun. 1.5
juta ton per tahun diperoleh dari hasil daur ulang, sisanya diperoleh dari industri
petrokimia maupun dari sumber hayati. Dalam praktikum di peroleh asam asetat
memiliki pH 2
Asam Sitrat
Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada
daun dan buah tumbuhan genus Citrus (jeruk-jerukan). Senyawa ini merupakan
bahan pengawet yang baik dan alami, selain digunakan sebagai penambah rasa
masam pada makanan dan minuman ringan. Dalam biokimia, asam sitrat dikenal
sebagai senyawa antara dalam siklus asam sitrat yang terjadi di dalammitokondria,
yang penting dalam metabolisme makhluk hidup. Zat ini juga dapat digunakan
sebagai zat pembersih yang ramah lingkungan dan sebagai antioksidan.
Asam sitrat terdapat pada berbagai jenis buah dan sayuran, namun
ditemukan pada konsentrasi tinggi, yang dapat mencapai 8% bobot kering, pada
jeruk lemon dan limau (misalnya jeruk nipis danjeruk purut). Struktur asam ini
tercermin pada nama IUPAC-nya, asam 2-hidroksi-1,2,3-propanatrikarboksilat.
Praktikan mendapatkan hasil pengamatan dari percobaan menggunakan sampel
asalm sitrat memiliki pH 1
Glukosa
Glukosa
(C6H12O6,
berat
molekul
180.18) adalah
heksosa
merupakan salah satu dari tiga gula darah penting bersama dengan glukosa dan
galaktosa. Dengan di peroleh hasil praktikum fruktosa asam dengan pH 4.
V.
.
A. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan oleh praktikan bersama
kelompok empat rombongan dua di dapat hasil pengamatan uji sifat asam basa
beberapa senyawa anorganik dengan menggunakan kertas lakmus serta mengukur
pH dengan pH paper universal atau pH meter adalah yang pertama alkohol
memiliki pH 11 dengan demikian alkohol bersifat basa sedangkan fruktosa,
glukosa, asam sitrat dan asam asetat berturut-turut memiliki pH 4,3,1,2 yang
otomatis memiliki sifat asam.
B. Saran
Praktikan harus memperhatikan alat-alat yang dibersihkan setelah pakai
karena jika tidak bersih sekali akan membuat ketidakakuratan hasil percobaan,
dan sebaiknya jumlah peralatan diperbanyak sehingga membuat praktikum lebih
cepat selesai
DAFTAR PUSTAKA
Darjanto
dkk.1989.Ilmu
Purwokerto.
Kimia
Organik.
UniversitasJenderalSoedirman,
Fessenden Rale dan Joan S. Fessenden. 1982. Kimia Organik dan Hayati. ITB,
Bandung.
Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar. Erlangga, Bandung.
Vogel. 1982. Analisa Anorganik Kualitatif. PT. Kalman Media Pusaka, Jakarta.
Wilbraham, Antony dan Michael S.Matta. 1992. Pengantar Kimia Organik dan
Hayati. ITB, Bandung.
Oleh:
Indrawan Nurhadi (A1M012054)
hidrokarbon
tidak
penting,
akan
tetapi
Hidrokarbon
Hidrokarbon alifatik
Hidrokarbon siklik
(lingkaran)
Alkana
Alkena Alkuna
Jenuh
Tak jenuh
B. Tujuan
Dalam praktikum uji baeyer ini, mahasiswa dapat mengetahui dan
menunjukkan adanya ikatan rangkap pada senyawa karbon.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2. Hidrokarbon tak jenuh, yaitu hidrokarbon yang pada rantai karbonnya terdapat
ikatan rangkap dua atau rangkap tiga. Hidrokarbon yang mengandung ikatan
rangkap dua disebut alkena dan yang mengandung ikatan rangkap tiga disebut
alkuna.
Hidrogen dan senyawa turunannya, umumnya terbagi menjadi tiga
kelompok besar yaitu:
1. Hidrogen alifatik terdiri atas rantai karbon yang tidak mencakup bangun siklik.
Golongan ini sering disebut sebagai hidrokarbon rantai terbuka atau
hidrokarbon siklik. Contoh hidrokarbon alifatik yaitu :
C2H6 (etana) CH3CH2CH2CH2CH3 (pentana)
2. Hidrokarbon alisiklik atau hidrokarbon siklik terdiri atas atom karbon yang
tersusun dalam satu lingkar atau lebih.
3. Hidrokarbon aromatik merupakan golongan khusus senyawa siklik yang
biasanya digambarkan sebagai lingkar enam dengan ikatan tunggal dan ikatan
rangkap bersilihganti. Kelompok ini digolongkan terpisah dari hidrokarbon
asiklik dan alifatik karena sifat fisika dan kimianya yang khas (Syukri, 1999).
Hidrokarbon alifatik ada tiga, salah satunya yaitu alkena dan alkuna.
Alkena sendiri merupakan persenyawaan hidrokarbon tidak jenuh yang
mempunyai satu atau lebih ikatan ganda dua disebut juga hidrokarbon tak jenuh.
Atom-atom C yang membuat ikatan ganda dua ini berhibridasi sp 2 . dua ikatan
yang muncul dari setiap karbon pada ikatan ganda dua karbon-karbon membentuk
sudut 120. Keempat ikatan keluar dari sepasang karbon yang berikatan ganda dua
terletak pada satu bidang. Alkena yang membawa gugus selain hidrogen pada
setiap karbon pengemban ikatan ganda dua, menunjukkan isometri geometri.
Isomer geometri cis atau trans didasarkan pada gugus substituen pada setiap
karbon pengemban ikatan ganda dua, jika keduanya pada sisi yang sama dari
ikatan ganda dua dinamakan cis, dan bila keduanya pada sisi yang berbeda disebut
trans. Seperti halnya isomer struktur, isomer geometri berbeda sifat fisis dan
kimianya. Alkena juga disebut olefin. Contoh alkena adalah etena (etilena), suatu
zat anesthetik yang campurannya dengan udara mudah meledak. Etilena juga
diketajui berperan dalam pematangan buah-buahan (Wilbraham, 1984).
CH2 = CH2
MnO4
CH 2
CH2
OH
CH2 CH2 +
MnO2
etilena
Mn
O
OH
OH
(1, 2-etanadiol)
O
Rumus Umum:
OH OH
R2C=CR2
R2C
CR2
sin-adisi
suatu alkena
Reagensia
suatu 1, 2-diol
permanganat
dingin
merupakan
uji
baeyer
untuk
III.
METODE PRAKTIKUM
Bahan :
- Tabung reaksi
- Air
- Pipet tetes
- Aseton
- 95 % etanol
- Minyak kelapa
- Minyak sawit
B. Prosedur Kerja
Diambil 3 buah tabung reaksi, diisi masing-masing degan 2
ml air, aseton, dan 95 % etanol.
IV.
A. Hasil
No
1.
Pelarut
Air
Sampel
+ minyak
sawit
+KMnO4
Setelah 2
menit
Larutan
Berwarna
berwarna
ungu bening
bening
dan dan
tidak
endapan
pelarut
cokelat
Foto
Berwarna
Berwarna
Air
+ minyak
dan
minyak dan
tidak
kelapa
tidak
terdapat
tercampur
endapan
pelarut
cokelat
Berwarna
Berwarna
ungu
Aseton
+ minyak
minyak
sawit
pelarut
banyak
tercampur
endapan
rata
berwarna
cokelat
Berwarna
Berwarna
ungu bening,
4.
Aseton
+ minyak
minyak
kelapa
pelarut
tercampur
rata
dan
ungu keruh,
terdapat
sedikit
endapan
berwarna
cokelat
Berwarna
ungu
dan
pelarut
tercampur,
Berwarna
5.
Etanol
+ minyak
98 %
sawit
ungu
pelarut
tercampur
dan
serta
terdapat
sedikit
lapisan
minyak
diatas
pelarut
Berwarna
ungu
Berwarna
6.
Etanol
+ minyak
98 %
kelapa
ungu
dan
pelarut
dan tercampur,
pelarut
lapisan
tercampur
minyak
diatas
pelarut
B. Pembahasan
Pada praktikum Uji Baeyer ini akan diamati mengenai adanya ikatan
rangkap pada senyawa karbon. Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya
warna ungu dari KMnO4 yang menghilang dan nampak endapan warna coklat
dari mangan dioksida (MnO2).
Berdasarkan hasil pengamatan dari ketiga sampel yang telah diuji yaitu
air, aseton, dan etanol, ketiganya menghasilkan hasil yang berbeda-beda.
Hasil yang berbeda tersebut dapat dilihat dari hasil percobaan yaitu dengan
adanya
endapan
berwarna
cokelat.
Endapan
berwarna
cokelat
ini
V.
A. Kesimpulan
Pada uji baeyer yang dilakukan dengan pelarut air, aseton dan etanol 98
% dengan sampel minyak kelapa dan minyak sawit yang ditambahkan
KMnO4, terbentuk ikatan rangkap yaitu alkena dan alkuna pada uji coba saat
menggunakan aseton dengan sampel minyak sawit karena terdapat banyak
endapan berwarna cokelat.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Dana, Adrian. 2011. Identifikasi Hidro karbon (On-line).
http://dannaadriann.blogspot.com. Diakses 08 Juni 2013
Day, R,A and Underwood, A,L. 1990. Analisa Kimia Kuantitatif. Jakarta:
Erlangga
Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasar Kimia Organik.
Jakarta: Bina Aksara
Hart, Harold. 1990. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat Edisi Keenam. Jakarta:
Erlangga
Syukri, S. 1999. KImia Dasar 3. Bandung: ITB
Wilbraham, Antony. 1992. Pengantar Kimia Organik Dan Hayati. Bandung: ITB
Oleh:
Indrawan Nurhadi (A1M012054)
CH3C OCH3
CH3C OCH2CH3
metil asetat
etil asetat
CH3CH2CH2C OCH3
metil butanoat
Pada umumnya ester merupakan zat yang berbau enak dan menyebabkan
cita rasa dan harum dari banyak buah-buahan dan bunga. Diantaranya yang lazim
adalah pentil asetat (pisang), oktil asetat (jeruk), etil butanoat (nanas), dan pentil
butanoat (aprikot). Campuran ester digunakan pada parfum dan cita rasa buatan.
Ester dengan boboy molekul rendah juga digunakan oleh serangga dan hewan
untuk memancarkan sinyal. Gajah betina melepas (Z) 7 dodesen 1 il asetat
untuk memberi sinyal mengenai kesiapannya untuk kawin. Banyak kepik melepas
ester yang sama untuk menarik jantannya.
Esterifikasi adalah salah satu jenis reaksi yang bertujuan untuk
menghasilkan ester.Ester dapat dihasilkan dengancara mereaksikan antara sebuah
alkohol dengan asam karboksilat. Berikut ini adalah reaksi keseluruhan atau reaksi
esterifikasi secara umum:
Contoh
senyawa ester yang biasa dibahas adalah etil etanoat. Pada etil etanoat, hidrogen
pada gugus -COOH telah digantikan oleh sebuah gugus etil. Rumus struktur etil
etanoat adalah sebagai berikut:
B. TUJUAN
Membuat etil asetat dari reaksi antara alcohol dan asam asetat dengan katalisator
asam sulfat.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Reaksi ini menggunakan tekanan sekitar 1000 Kpa dan suhu 240 C.
Keuntungan dari proses ini adalah kelebihan metanol dapat dijaga secara nyata
pada rasio yang rendah yaitu 1,5 : 1 molar metanol : asam lemak dibandingkan
proses batch dimana rasionya 3-4 : 1 molar. Metil ester yang melalui proses
distilasi tidak memerlukan proses pemurnian. Kelebihan metanol di rectified dan
digunakan kembali. Esterifikasi proses kontinyu lebih baik daripada proses batch.
Dengan hasil yang sama, proses kontinyu membutuhkan waktu yang lebih singkat
dengan kelebihan metanol yang lebih rendah.
Proses esterifikasi merupakan proses yang cenderung digunakan dalam
produksi ester dari asam lemak spesifik Laju reaksi esterifikasi sangat dipengaruhi
oleh struktur molekul reaktan dan radikal yang terbentuk dalam senyawa antara.
Data tentang laju reaksi serta mekanismenya disusun berdasarkan karakter
kinetiknya, sedangkan data tentang perkembangan reaksi dinyatakan sebagai
konstanta kesetimbangan. Secara umum laju reaksi esterifikasi mempunyai sifat
sebagai berikut :
1. Alkohol primer bereaksi paling cepat, disusul alkohol sekunder, dan paling
lambat alkohol tersier.
2. Ikatan rangkap memperlambat reaksi.
3. Asam aromatik (benzoat dan p-toluat) bereaksi lambat, tetapi mempunyai batas
konversi yang tinggi.
4. Makin panjang rantai alkohol, cenderung mempercepat reaksi atau tidak terlalu
berpengaruh terhadap laju reaksi.
Sistem pemroses yang dirancang untuk menyelesaikan reaksi esterifikasi
dikehendaki untuk sedapat mungkin mencapai 100%. Oleh karena itu reaksi
esterifikasi merupakan kesetimbangan, maka konversi sempurna tidak mungkin
tercapai, dan sesuai informasi yang ada konversi yang dapat dicapai hanya sampai
98%. Nilai konversi yang tinggi dapat dicapai dengan ekses reaktan yang besar.
Proses esterifikasi secara umum harus diketahui untuk dapat mendorong konversi
sebesar mungkin. Secara umum ada tiga golongan proses, dan penggolongan ini
bergantung kepada volatilitas ester.
Golongan 1
Dengan ester yang sangat mudah menguap, seperti metil format, metil
asetat, dan etil format, titik didih ester lebih rendah daripada alkohol, oleh karena
itu ester segera dapat dihilangkan dari campuran reaksi. Produksi metil asetat
dengan metode distilasi Bachaus merupakan sebuah contoh dari golongan ini.
Metanol dan asam asetat diumpankan ke dalam kolom distilasi dan ester segera
dipisahkan sebagai campuran uap dengan metanol dari bagian atas kolom. Air
terakumulasi di dasar tangki dan selanjutnya dibuang. Ester dan alkohol
dipisahkan lebih lanjut dalam kolom distilasi yang kedua.
Golongan 2
Ester dengan kemampuan menguap sebaiknya dipisahkan dengan cara
menghilangkan air yang terbentuk secara distilasi. Dalam beberapa hal, campuran
terner dari alkohol, air dan ester dapat terbentuk. Kelompok ini layak untuk
dipisahkan lebih lanjut: dengan etil asetat, semua bagian ester dipindahkan
sebagai campuran uap dengan alkohol dan sebagian air, sedangkan sisa air akan
terakumulasi dalam sistem. Dengan butil asetat, semua bagian air dipindahkan ke
bagian atas dengan sedikit bagian dari ester dan alkohol, sedangkan sisa ester
terakumulasi dalam system.
Golongan 3
Dengan ester yang mempunyai volatilitas rendah, beberapa kemungkinan
timbul. Dalam hal butil dan amil alkohol, air dipisahkan sebagai campuran biner
dengan alkohol. Contoh proses untuk tipe seperti ini adalah pembuatan dibutil
ftalat. Untuk menghasilkan ester dari alkohol yang lebih pendek (metil, etil,
propil) dibutuhkan penambahan hidrokarbon seperti benzena dan toluena untuk
memperbesar air yang terdistilasi.dengan alkohol bertitik didih tinggi (benzil,
furfuril, b-feniletil) suatu cairan tambahan selalu diperlukan untuk menghilangkan
kandungan air dari campuran.
Reduksi
Hidrolisis
Ammonolisis
Reaksi antara ester dengan ammonia menghasilkan suatu amida disebut
Transesterifikasi
Reaksi antara ester dengan alkohol menghasilkan ester baru dengan gugus alkil
(pada oksigen karbonil) dari alkohol yang baru. Pada reaksi ini terjadi substitusi
gugus alkil pada oksigen karbonil ester.
.
Suhu
Hal ini di karenakan sifat dari reaksi eksotermis, dan suhu dapat mempengaruhi
harga konstanta kecepatan reaksi
.
Pencampuran
Katalis
Waktu reaksi
III.
METODE PRAKTIKUM
A. ALAT
a. Tabung reaksi
b. Gabus
B. BAHAN
a. Larutan alcohol
b. Asam cuka pekat
c. Asam sulfat pekat
d. Air
C. PROSEDUR PRAKTIKUM
Diamati
yang terjadi
tabung ditutup dengan gabus
IV. apa HASIL
DANjika
PEMBAHASAN
dan didinginkan, kemudian encerkan dengan air
A. HASIL
Ditambah
No
Sampel
asam cuka 5
Hasil
Gambar
tetes
1 ml alcohol
+ 5 tetes
asam sulfat
Warna cairan
Beraroma
keruh
wangi
Campuran 1 ml
alkohol dengan 5
tetes asam sulfat
pekat
Ditambahkan
Saat
Setelah
dipanaskan
B. PEMBAHASAN
Secara garis besar, hasil pengamatan pada masing-masing
kelompok menunjukkan data yang sama. Larutan akhir yang dihasilkan
berwarna bening dan menimbulakan bau seperti balon yang dapat
memudar semakin lama larutan dibiarkan. Namun, ada beberapa poin yang
kurang begitu diamati oleh praktikan.
Ditinjau dari tujuan diadakannya praktikum ini, setiap kelompok
sudah mampu mengahsilkan larutan etil asetat. Namun, ada beberapa
kelompok yang kurang memperhatikan hasil dari reaksi tersebut.
Ada beberapa faktor yang mengakibatkan perubahan tersebut
kurang diperhatikan. Diantaranya yaitu warna larutan yang bening kurang
mampu menunjukkan adanya perubahan yang terjadi. Faktor yang lain
seperti volume air yang ditambahkan tidak disesuaikan, ataupun karena
penggunaan pipet tetes yang tidak sesuai dengan aturan.
Seharusnya dari reaksi antara asam cuka bersama alkohol dan asam
sulfat pekat yang telah mengalami pendinginan setelah dipanaskan serta
ditambahkan air secukupnya akan memberikan hasil larutan etil asetat
bersama hasil sampingnya yaitu air. Dalam kasus ini, larutan yang
terbentuk (etil asetat) akan menuju permukaan, sedangakan larutan
dibawahnya merupakan sisa asam dari asam karboksilat dan alkohol yang
membentuk air.
V.
A. KESIMPULAN
Ester dibuat dengan cara mereaksikan asam karboksilat dan
alkohol dengan bantuan katalis
Ester memiliki aroma yang khas
B. SARAN
Saran mengenai acara praktikum tidah jauh dari ketersediaan alat
dan bahan yang diperlukan, sehingga praktikum dapat berjalan dengan
baik dan sesuai dengan waktu yang sudah di jadwalkan. Selain itu,
adanya koordinasi yang jelas antara dosen, asisten, dan pegawai
laboratorium
sangat
diperlukan.
Hal
ini
dikarenakan
dapat
mempengaruhi tidak hanya pada praktikum saja, tetapi juga pada saat
pembuatan laporan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2011. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/sifat_senyawa
organik /alkohol1/ reaksi_pengesteran esterifikasi/ ( Diakses
tanggal
Anonim.2011.http://matekim.blogspot.com/2010/05/esterifikasi.html (
ril , pada 18:14)
Oleh:
Indrawan Nurhadi (A1M012054)
merupakan salah satu senyawa karbon yang mengandung gugus karbonil (-CO-),
dimana satu tangan mengikat gugus alkil dan tangan yang lain mengikat atom
hidrogen. Sedangkan keton hampir sama dengan aldehid, hanya saja pada keton
kedua tangan atom karbon mengikat gugus alkil.
Struktur umum aldehid yaitu R-CHO.Struktur umum keton yaitu R-COR.
Aldehid dan keton banyak terdapat dalam sistem makhluk hidup.Seperti
gula ribosa dan hormon progesteron merupakan contoh dari aldehid dan keton.
Aldehid dan keton mempunyai bau yang khas, yang pada umumnya aldehid
berbau merangsang sedangkan keton berbau harum.
Aldehid dan keton menyumbangkan manfaat yang cukup besar dalam kehidupan.
Salah stu contohnya yaitu metanal yang merupakan contoh dari senyawa aldehid.
Metanal ini lebih dikenal dengan nama formaldehida. Larutan formaldehida 40%
digunakan sebagai antiseptik atau yang dikenal dengan sebutan formalin.
Sedangkan pada keton yang pailing banyak dikenal yaitu aseton yang digunakan
sebagai pelarut dan pembersih kaca. Oleh karena banyak manfaatnya maka kita
harus mampu membedakan mana senyawa keton dan senyawa aldehid agar tidak
terjadi kekeliruan dalam pemanfaatannya.
B. TUJUAN
Membedakan senyawa aldehid dan keton dengan menggunakan Uji Tollen
cermin perak pada dinding dalam tabung reaksi.Reaksi dengan pereaksi Tollens
mampu mengubah ikatan C-H pada aldehid menjadi ikatan C-O. Alkohol
sekunder dapat dioksidasi menjadi keton selanjutnya keton tidak dapat dioksidasi
lagi dengan menggunakan pereaksi Tollens. Hal ini disebabkan karena keton tidak
mempunyai atom hidrogen yang menempel pada atom karbon karbonil. Keton
hanya dapat dioksidasi dengan keadaan reaksi yang lebih keras dibandingkan
dengan aldehid. Ikatan antara karbon karbonil dan salah satu karbonnya putus,
memberikan hasil-hasil oksidasidengan jumlah atom karbon yang lebih sedikit
daripada bahan keton asalnya. Kekecualian adalah dalam oksidasi keton siklik,
karena jumlah atom karbonnya tetap sama. Misalnya, sikloheksanon dioksidasi
secar besar-besaran menjadi asam dipat, bahan kimia pentinh dalam pembuatan
Nylon.
Pereaksi tollens dibuat dengan mereaksikan AgNO3 + NH3 berelebih,
sehingga endapan menjadi larut.
AgNO3 + NH4OH
Ag2O + H2O + NH4NO3
Ag2O + NH4OH
Ag(NH3)2OH + H2O
(Sumardjo, 1995)
Bila senyawa aldehid ditambahkan pada pereaksi tollens dan dipanaskan
maka aldehid akan teroksidasi menjadi asam karboksilat yang segera
membentuk garam amonia.
Sedangkan pereaksi tollens akan tereduksi sehingga dibebaskan logam
perak yang segera melekat pada dinding tabing reaksi.
(Ridwan, 1989)
Untuk melakukan uji dengan pereaksi Tollens, beberapa tetes aldehid
atau keton dimasukkan ke dalam pereaksi Tollens yang baru dibuat, dan
dipanaskan secara perlahan dalam sebuah penangas air panas selama beberapa
menit. Pada keton, tidak ada perubahan pada larutan yang tidak berwarna.
Sedangkan aldehid, larutan tidak berwarna menghasilkan sebuah endapan
perak berwarna abu-abu, atau sebuah cermin perak pada tabung uji.
c) prosedur kerja
Satu tetes sample atau satu spatula sample padat dilarutkan dengan etanol 95%
Tabung reaksi dipanaskan ke dalam air mndidih, diamati perubaha yang terjadi
Pereaksi
Tollens
Ditambah glukosa
Warna
hitam
Ada
Ditambah
Ditambah
fruktosa
Warna
formaldehid
Warna
silver
Terbentuk
abu
Ditambah aseton
abu
keruh
Sedikit
Warna
abu
abu
jernih
Tidak
endapan
cermin
dibawahny
perak
terbentuk
pada
cermin
berwarna
seluruh
kekuninga
bagian
perak
Terdapat
n
Sedikit
dinding
endapan
cermin
tabung
kehitama
perak
terbentuk
reaksi
yang
cermin
terbentuk
endapan
Tidak
terbentuk
perak
Cermin
Setelah
dipanaskan
Warna
perak
bertambah
Warna
Warna
menjadi
coklat
Terdapat
Terbentuk
menjadi
cermin
abu
perak
abu
jernih
Terdapat
pada
larutan
endapan
menjadi
berwarna
sedikit
bagian
perak
endapan
tabung
perak
reaksi
kecoklatan
Terdapat
endapan
Gambar hasil pengamatan : Terlampir.
B. PEMBAHASAN
Hal yang membedakan Aldehid dengan keton yaitu kemampuan kedua
senyawa ini apabila dioksidasi. Aldehid hdala larutan yang mudah sekali
dioksidasi dengan menggunakan Uji Tollens, sedangkan Keton tidak. Sifat inilah
yang dimanfaatkan untuk dapat membedakan Aldehid dengan Keton. Apabila
statu sampel direaksikan dengan pereaksi tollens kemudian dipanaskan dan
muncul endapan cermin perak pada dinding tabung reaksi maka dapat dikatakan
bahwa sampel itu merupakan salah satu dari senyawa aldehid.
Pada praktikum kali ini menggunakan empat jenis sampel yang diuji
apakah dia termasuk ke dalam senyawa aldehid atau senyawa keton. Sampelsampel tersebut antara lain asetaldehid, aseton, glucosa, dan fructosa.
Pada percobaan terhadap asetaldehid mula-mula ditambah dengan air,
warnanya tetap bening dan tidak ada endapan sama sekali pada dasar tabung
reaksinya. Kemudian ditambahkan dengan pereaksi tollens, maka terjadi
perubahan. Warna larutan menjadi keruh dan munculnya endapan. Lalu larutan ini
dipanaskan, dan terjadi perubahan yaitu warna larutan agak keruh abu-abu dan
timbal cermin perak pada dinding tabung. Warna larutan berubah menjadi gelap.
Dengan munculnya cermin perak pada dinding tabung reaksi pada percobaan kali
seluruh
ini maka dapat dinyatakan bahwa asetaldehid merupakan salah satu contoh dari
senyawa aldehid.
Selanjutnya menggunakan sampel kedua yaitu aseton. Aseton ditambahkan
dengan air, warna bening dan tidak terbentuk endapan. Kemudian ditambahkan
pereaksi tollens, tidak terjadi perubahan. Warna tetap bening dan tidak terbentuk
endapan. Kemudian larutan ini dipanaskan, warna larutan menjadi keruh coklat
kehitaman dan tidak terbentuk cermin perak melainkan terbentuk endapan warna
kehitaman. Dari pengamatan ini dapat dinyatakan bahwa aseton bukan merupakan
salah satu senyawa aldehid, tetapi aseton merupakan senyawa keton,
Sampel berikutnya yaitu glukosa. Telah diketahui bahwa glukosa
merupakan salah satu karbohidrat monosakarida yang merupakan sumber energi
bagi makhluk hidup. Glukosa pada praktikum kali ini ditambahkan dengan air,
warna bening dan tidak terbentuk endapan. Kemudian glukosa ditambahkan
dengan pereaksi tollens, terjadi perubahan yaitu pada warna menjadi agak keruh
dan ada endapannya. Kemudian larutan ini dipanaskan dan warna berubah
menjadi keruh abu-abu, dan terbentuknya endapan cermin perak pada dinidng
tabung reaksi. Terdapatnya cermin perak ini membuktikan bahwa glukosa
merupakan salah satu dari senyawa aldehid.
Sampel yang terakhir yaitu fruktosa. Sama dengan glukosa, fruktosa juga
merupakan salah satu jenis karbohidrat monosakarida. Apabila fruktosa
ditambahkan dengan air warna yang terjadi tetap bening dan tidak ada endapan.
Kemudian ditambahkan dengan pereaksi tollens maka warna berubah menjadi
keruh coklat kehitaman dan terdapat endapan. Kemudian larutan ini dipanaskan
maka warna menjadi keruh coklat dan terbentuklah endapan cermin perak pada
dinding tabung reaksi. Jadi sama seperti glukosa, fruktosa juga merupakan salah
satu senyawa aldehid.
Dari keempat sampel yang digunakan, yang bukan senyawa aldehid
melainkan keton adalah Aseton. Ketiga larutan yaitu asetaldehid, glukosa, dan
fruktosa termasuk ke dalam senyawa aldehid. Aseton tidak dapat membentuk
cerminperak karena aseton tidak mempunyai atom hidrogen yang terikat pada
gugus karbon. Kedua tangan gugus karbonnya sudah mengikat dua gugus alkil
sehingga aseton tidak mengalami oksidasi ketika ditambah pereaksi tollens dan
dipanaskan. Pada asetaldehid, glukosa dan fruktosa oksidasi terjadi denagn mudah
karena ketiganya lebih reaktif.
DAFTAR PUSTAKA
Hart, Harold.1990.Kimia Organik.Jakarta : Erlangga.
Pine, Stanley H. 1988. Kimia Organik. Bandung: Penerbit ITB
Staley, Dennis.1992.Penuntun
Belajar
Untuk
Kimia
Organik
dan
Hayati.Bandung : ITB.
Sudarmo, Unggul.2006.Kimia 3.Jakarta : Erlangga.
Wilbraham, Antony C. 1992. Pengantar Kimia Organik 1. Bandung: Penerbit
ITB
Willbraham, and Michael S. Matta.1992.Kimia Organik dan Hayati.Bandung :
ITB
http://diaharrazy.files.wordpress.com/2010/12/lap-kimor-5-6-3rd-fa09.pdf diakses
tanggal 11 juni 2013 pukul 12.00 WIB
LAMPIRAN
( NaOH campur AgNO3)
dicampur amoniak 1,5)
(NaOH AgNO3
(Tollen + Aseton)
Aseton dipanaskan)
(Tollen + Formaldehid)
Fruktosa)
(Tollen +
(Tollen +
(Tollen + Glukosa)
Oleh:
Indrawan Nurhadi (A1M012054)
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Karbohidrat adalah hasil alam yang melakukan banyak fungsi
penting
dalam
tanaman
dan
hewan.
Melalui
fotosintesis,
struktur
pada
tanaman
yang
digunakan
untuk
membangun dinding sel yang kaku, serat, dan jaringan kayu. Pati
adalah bentuk umum penyimpan karbohidrat yang digunakan
sebagai sumber makanan atau energi.
Karbohidrat adalah zat gizi yang fungsi utamanya sebagai
penghasil energi yang setiap gramnya menghasilkan empat
kalori.Walaupun lemak menghasilkan energi lebih besar, namun
karbohidrat
lebih
banyak
dikonsumsi.Karbohidrat
banyak
oligosakarida,
dan
polisakarida.
Karbohidrat
isomer
dan
kemurniannya,
sedangkan
solubilitas
molekul
gula
sederhana.
Banyak
karbohidrat
yang
dapat
diidentifikasikan
dengan
pereaksi
B. TUJUAN
Praktikum kimia dasar II ini dalam acara yang ke 5 terdapat
2 sub bahasan yaitu :
a. Uji Molisch untuk mengetahui adanya kandungan karbohidrat
b. Uji Fehling untuk mengetahui adanya kandungan gula pereduksi
II.
TINJAUAN PUSTAKA
H2O
Oligosakari
H2O
H+
da
H+
Fessenden,
ditinjau
dari
hasil
Monosakarida
hidrolisisnya
Larutannya
bersifat
optis
aktif.
Larutan
monosakarida
CH2OH
CHO
CHO
C
C=O
HCOH
COH
HCOH
COH
HO CH
OHCH
OHCH
H C OH
OHCH
COH
HCOH
H C OH
HCOH
CH2OH
HCOH
CH2OH
CH2OH
CH2OH
(GLUKOSA)
(FRUKTOSA)
(GALAKTOSA)
(RIBOSA)
Glukosa adalah monosakarida yang terpenting, kadangkadang disebut gula darah (karena dijumpai dalam darah).
Fruktosa
juga
disebut
levulosa
karena
memutar
bidang
Disakarida
Oligosakarida
dan
maltopentosa.
Oligosakarida
yang
saling
4.
Polisakarida
mengandung
banyak
satuan
monosakarida
yang
dapat
dipisahkan
menjadi
fraksi
utama
berdasarkan
Hidrolisis
lengkap
amilosa
menghasilkan
D-glukosa,
Amilopektin
adalah
suatu
polisakarida
yang
Gula Pereduksi
Suatu gugus aldehid sangat mudah dioksidasi menjadi suatu
fehling.
Agar
berfungsi
sebagai
gula
pereduksi,
karbohidrat
dapat
dianalisis
secara
kualitatif
dan
atau
turunannya.
Furfural
atau
turunannya
ini
dengan
terbentuk
endapan
gula
pereduksi
yang
dan
berwarna
dipanaskan
merah
akan
kecoklatan
sedangkan
dehidrasi
pentosa
menghasilkan
senyawa fulfural.
antara
furfural
atau
hidroksimetil
furfural
diberi
beberapa
tetes
larutan
alfa-naftol,
Merupakan
uji
spesifik
untuk
karbohidrat
yang
Digunakan
untuk
menunjukkan
adanya
monosakarida
dalam sampel.
2. Uji Iodin
3. Uji Fehling
Digunakan
untuk
menunjukkan
adanya
karbohidrat
pereduksi.
Uji Fehling
Uji Fehling bertujuan untuk mengetahui adanya gugus
aldehid.Reaksi yang terjadi dalam uji fehling adalah :
III.
METODE PRAKTIKUM
A. ALAT
ALAT
Uji Molisch
Uji Fehling
1. Pipet tetes
1. Alat Pemanas
2. Gelas ukur
2. Tabung reaksi
3. Pipet ukur
4. Tabung reaksi
4. Pipet tetes
5. Pipet ukur
6. Gelas kimia
B. BAHAN
BAHAN
Uji Molisch
Uji Fehling
1. Pereaksi Fehling A
2. Pereaksi Molisch
2. Pereaksi Fehling B
3. Larutan Gula
4. Larutan Glukosa
(0%, 1%, 10%, 20%)
5. Sirup
6. Larutan Pati
C. PROSEDUR KERJA
UJI MOLISCH
dilarutkan larutan (-naphthol dalam 20 ml 95% etanol
Segera
dalammasing-masing
tabung
ditambahkan
tetes
UJI FEHLING
perubahan
yang
terjadi
(adanya
endapan
merah
IV.
A. HASIL PENGAMATAN
1. Uji Molisch untuk karbohidrat
No
.
Sample
1.
Glukosa (0,02)
2.
Glukosa (0,01)
Ditambah
tetes Ditambah
ml
mollisch
H2SO4
Biru pekat
Biru keunguaan
Biru pekat
3.
Biru pekat
Biru tua
Larutan
Hasil
Keterangan Gambar
Fehling
A dan B
kemudian
setelah
dipanaskan
menjadi
Air
2. Uji Fehling
Jenis Larutan
Sirup
merah
kecoklatan
Larutan Gula
dipanaskan
Larutan
Glukosa 1%
ada endapan
merah
kecoklatan
Glukosa 10%
endapan
berwarna
merah kecoklatan
setelah
Larutan
dipanaskan
menjadi
Glukosa 20%
coklat
terbentuk
gelap
dan
endapan
berwarna coklat
Berwarna biru terang
Kontrol
B. PEMBAHASAN
UJI MOLISH
Karbohidrat oleh asam sulfat (H2SO4) pekat akan dihidrolisis
menjadi
monosakarida
dan
selanjutnya
monosakarida
UJI FEHLING
Uji fehling menggunakan pereaksi fehling yang terdiri dari
Uji
fehling
ini
digunakan
untuk
mengetahui
adanya
menunjukkan
terbentuknya
endapan
merah
V.
A. KESIMPULAN
ditunjukkan
berwarna
ungu
bila
dengan
adanya
ditambahkan
cincin
dengan
furfural
pereaksi
B. SARAN
Praktikan
juga
mengantisipasi
harus
agar
tidak
mematuhi
terjadi
prosedur
kerja,
kesalahan
dalam
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Oleh:
Indrawan Nurhadi (A1M012054)
solven organic, garam, logam berat, dan radiasi sinar matahari. Sedangkan untuk
perubahan fisik yang mudah diamati adalah penjedalan.
Protein dapat dianalisis baik secara kualitatif maupun kuantitatif, secara
kuantitatif protein dapat dianalisis dengan cara uji kjeldahl(untuk menganalisis
kadar protein kasar dalam bahan makanan secara tidak langsung) dan uji
dumas.,Sedangkan secara kualitatif protein dapat dianalisis dengan cara biologis,
PER(Protein Efficiency Ratio), NPU(Net Protein Utilization), NDpCal ,uji biuret,
dsb.
Praktikum ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengidentifikasi protein
dengan uji biuret. Prinsipnya adalah senyawa CuSO alkalia akan membentuk
senyawa kompleks dengan protein. Reaksi ini terjadi pada ikatan peptida yang
terdapat dalam molekul. Intensitas warna menunjukan jumlah ikatan peptida yang
terdapat dalam molekul protein.
B. Tujuan
Untuk mengidentifikasi adanya protein dengan uji warna biuret.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
NH CH CO NH CH CO NH CH CO
R
Ikatan peptida
Satu molekul protein dapat terdiri dari 12 sampai 18 macam asam amino
dan dapat mencapai jumlah ratusan asam amino (Suharjo dan Clara M.Kusharto,
2003).
Protein secara kimia lebih kompleks lagi, tetapi seperti karbohidrat dan
lipid, protein juga tersusun dari senyawa gabungan yang sederhana. Semua
protein mengandung atom karbon, oksigen, hidrogen, dan nitrogen serta proteinprotein yang mengandung sulfur dan fosfor (Sloane, 2004).
Adapun struktur protein yaitu terdiri dari rantai polipeptida memilin, melipat,
dan membungkus diri ke dalam model yang membentuk protein dengan
kesesuaian bentuk (conformation) yang berbeda-beda. Protein struktural atau
fibrosa disusun dari makromolekul linear yang panjang. Contohnya meliputi
kalogen;mioin (protein otot); fibrin; dan keratin pada rambut, kuku dan kulit.
Selain itu juga dikenal protein globular adalah protein yang sangat terpilin dan
terlipat dalam bentuk yang hampir sferikal, atau mirip gulungan benang kusut.
Contohnya meliputi enzim, hormone, dan protein darah (Sloane, 2004).
Berat molekul protein bias mencapai empat puluh juta; bandingkan
dengan berat molekul glukosa yang besarnya 180. Jenis protein sangat banyak,
mungkin sampai 1010-1012. Ini dapat dibayangkan bila diketahui bahwa protein
terdiri atas sekian kombinasi berbagai jenis dan jumlah asam amino. Ada dua
puluh jenis asam amino yang diketahui sampai sekarang yang terdiri atas asam
amino esensial (asam amino yang tidak dapat dibuat tubuh dan harus di datangkan
dari makanan) dan sebelas asam amino non esensial (Almatsier, 2010).
Asam amino yang merupakan monomer (satuan pembentuk) protein
amino adalah suatu senyawa yang mempunyai dua gugus fungsi yaitu gugus
amino dan gugus karboksil. Pada asam amino, gugus amino terikat pada atom
karbon yang berdekatan dengan gugus karboksil dalam asam amino terikat pada
atom karbon yang sama.
Pada umumnya asam amino yang diisolasi dari protein hidroksilat
merupakan alfa-asam amino, yaitu gugus karboksil dan amino terikat pada atom
karbon yang sama. Yang membedakan asam amino satu sama lain adalah rantai
cabang atau gugus R-nya. R berkisar dari satu atom hidrogen (H) sebagaimana
terdapat pada asam amino paling sederhana glisin ke rantai karbon lebih panjang,
yaitu hingga tujuh atom karbon (Almatsier, 2010).
O H O
2H2N - C - NH2
Biuret
Dalam alkali kuat, biuret dengan CuSO4 memberikan warna violet. Reaksi
biuret dapat diberikan jika peptida yang mempunyai paling sedikit dua ikatan
peptida kecuali histidine, serin, dan prolin.
Selain dengan uji biuret, protein juga dapat dianalisis dengan absorpsi
ultraviolet dengan menggunakan spektrofotometer. Spektrofotometer adalah alat
untuk mengukur transmittan atau absorbans suatu contoh sebagai fungsi panjang
gelombang (Day, 1990).
III.
METODE PRAKTIKUM
Diamati hasilnya
IV.
A. Hasil pengamatan
No
1
Sampel
Putih telur
Putih telur
+ 2ml KOH 10 %
KOH dan putih telur
bercampur (tidak
terdapat lapisan)
+ 2ml NaOH 40 %
Terdapat lapisan antara
putih telur dan larutan
NaOH
B. Pembahasan
Protein terdapat pada semua sel dan merupakan komponen terpenting
dalam semua reaksi kimia, rata - rata 2/3 dari berat kering suatu sel terdiri dari
protein. Setiap protein merupakan polimer asam amino. Asam - asam amino
dalam protein disambung dengan ikatan peptida yang merupakan ikatan kovalen
amida yang terbentuk oleh gugus -karboksil dan -amino.
Pada praktikum uji kualitatif protein ini akan diamati adanya protein pada
larutan putih telur melalui uji biuret.
Pada uji biuret, pada tabung reaksi 1 awalnya larutan putih telur berwarna
kuning, kemudian ketika ditambahkan dengan 10% KOH, larutan berubah
menjadi berwarna kuning memudar yang tidak teratur, setelah itu ketika
ditambahkan dengan beberapa tetes CuSO4, larutan berubah menjadi berwarna
ungu pada bagian seluruhnya dan bersifat menyebar. Kemudian pada tabung
reaksi 2 larutan putih telur dicampur dengan 40% NaOH dan hasilnya pun
membentuk warna ungu pada larutan tersebut serta membentuk kompleks yang
berlapis dimana warna ungu nya berada di atas larutan nya.
Dalam hal tersebut terbentuknya warna ungu menunjukkan bahwa pada
larutan putih telur tersebut mengandung protein.
Dalam uji biuret, bila suatu peptida dan protein dimasukkan kedalam
larutan encer kuprisulfat dalam basa kuat, maka warna biru pucat pada larutan
akan berubah menjadi violet. Warna yang terbentuk sama dengan warna yang
dibentuk oleh biuret, bila diperlakukan sama seperti pada praktikum kali ini,
sehingga uji ini dinamakan uji biuret.
NH2 - C - NH - C - NH2
O
O
Biuret
Reaksi ini positif terhadap ikatan - ikatan peptida, dan terhadap protein
yang telah terhidrolisis sempurna memberikan hasil yang negatif ( Darjanto,
1988).
V.
A. Kesimpulan
Larutan putih telur yang berwarna kuning muda setelah ditambahkan
dengan 2 mL KOH 10%, warnanya berubah menjadi berwarna kuning memudar.
Kemudian ketika ditambahkan dengan beberapa tetes CuSO4 0,1%, warnanya
berubah menjadi berwarna ungu pada bagian atasnya. Begitu juga pada larutan
putih telur yang dicampur dengan 2ml NaOH 40%, setelah ditambahkan dengan
beberapa tetes CuSO4 0,1 % hasilnya pun positif membentuk kompleks warna
ungu. Hal ini menunjukkan adanya protein pada larutan putih telur.
B. Saran
1. Praktikan harus bisa membuat larutan sendiri apabila larutan pada
praktikum ini seperti KOH 10% dan NaOH 40% belum tersedia di lab.
2. Praktikan juga harus teliti dalam mencampurkan larutan larutan
tersebut kedalam tabung reaksi.
3. Praktikan harus lebih disiplin lagi dalam menggunakan alat alat lab
karena banyak praktikan yang sesudah memakai alat lab tapi tidak
dikembalikan ke tempatnya.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier. S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Murray, R. K. dkk. 2009. Biokimia Harper. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran
EGC.
Darjanto, SU.Ir.1988.Ilmu Kimia Organik.Purwokerto:Fakultas pertanian dan
peternakan UNSOED.
Sloane, E. 2004. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Oleh:
Indrawan Nurhadi (A1M012054)
I.
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Lipid (Yunani, lipos = lemak) adalah segolongan besar senyawa tak larut
air yang terdapat di alam. Lipid cenderung larut dalam pelarut organik seperti eter
dan kloroform. Sifat inilah yang membedakannya dari karbohidrat, protein, asam
nukleat, dan kebanyakan molekul hayati lainnya (Wilbraham, 1992).
Lemak dan minyak terdapat pada hampir semua bahan pangan dengan
kandungan yang berbeda-beda. Tetapi lemak dan minyak seringkali ditambahkan
dengan sengaja ke bahan makanan dengan berbagai tujuan. Dalam pengolahan
bahan pangan, minyak dan lemak berfungsi sebagai media penghantar panas,
seperti minyak goreng, shortening (mentega putih), lemak (gajih), mentega dan
margarin.
Suatu lipid didefinisikian sebagai senyawaan organik yang terdapat dalam
alam yang tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar
seperti suatu hidrokarbon atao dietil eter. Definisi ini terasa mencakup banyak
macam senyawaan dan memang demikian. Pelbagai kelas lipid berhubungan satu
sama lain berdasarkan sifat fisik sekutu ini, tetapi hubungan kimia, fungsional dan
struktural mereka, maupun fungsi-fungsi biologis, mereka beranekaragam.
(Fessenden, 1984)
B Tujuan
Mengetahui kelarutan lipida dan asam lemak dilihat dengan pengamatan
langsung terhadap bahan pelarut yang digunakan.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
III.
METODE PRAKTIKUM
Tabung reaksi
Pipet tetes
Rak tabung
Gelas arloji
Mortir
- Pipet ukur
- Spatula
- Penangas air
- Kertas saring
Bahan :
1
2
Asam lemak :
Pelarut :
Asam oleat
Minyak kelapa
Mentega putih/shortening
Margarine
Minyak Sawit
Air
Alkohol
Aseton
B Prosedur Kerja
digojog
diamati
secara
hasilnya
kuat
IV.
A Hasil Pengamatan
No
Pelarut 2
ml
Air
1.
Bahan
Hasil
Asam Oleat
Tidak Larut
Minyak Kelapa
Tidak Larut
Margarin (padat)
Tidak Larut
(keruh)
Keterangan
2.
Mentega putih
Tidak Larut
(padat)
(bening)
Minyak sawit
Tidak Larut
Asam Oleat
Tidak Larut
Minyak Kelapa
Tidak Larut
Alkohol
Margarin (padat)
3.
Aceton
Tidak Larut
(keruh)
Mentega putih
Tidak Larut
(padat)
(keruh)
Minyak sawit
Tidak Larut
Asam Oleat
Larut (berubah
kuning)
Minyak Kelapa
Margarin (padat)
Larut (bening)
Mentega putih
(padat)
endapan)
Minyak sawit
B Pembahasan
Praktikum kimia kali ini yaitu mengenai uji kualitatif lipid, yang bertujuan
untuk menguji kelarutan berbagai bahan yang mengandung lipid pada beberapa
jenis pelarut. Lipid merupakan senyawa organik atau biomolekul yang tidak larut
dalam air.Lipid berfungsi untuk penyimpanan energi, transportasi metabolisme
sumber energi, struktur dasar atau komponen utama membran semua jenis sel
serta pembentukan sel dan sumber asam lemak esensial.
Dalam praktikum ini, praktikan menggunakan lima macam lemak dan
tiga pelarut. Lima macam asam lemak tersebut yaitu asam oleat, minyak kelapa,
minyak sawit, mentega putih dan margarine.Sedangkan pelarutnya yaitu air,
alkohol, dan aseton.Sebenarnya kelarutan lipid dan asam lemak dapat ditentukan
atau dilihat dengan pengamatan secara langsung terhadap bahan pelarut yang
dipergunakan.
Hasil yang didapatkan setelah menguji kelima asam lemak tersebut, pada
saat menguji dengan menggunakan pelarut jenis air didapatkan bahwa kelima
asam lemak tidak dapat larut dalam air.Begitu juga dengan menggunakan pelarut
alkohol. Didapatkan hasil yang sama seperti menggunakan pelarut air, yaitu tidak
larut dalam air.Pada saat menggunakan pelarut aseton, terdapat perbedaan dari
percobaansebelumnya yang menggunakan pelarut air dan alkohol.Pada pelarut
aseton, asam oleat, minyak sawit dan minyak kelapa larut dalam air, sedangkan
mentega putih dan margarin tidak larut.
Alasan mengapa asam oleat, minyak sawit dan minyak kelapa dapat larut
dalam aseton karena aseton merupakan jenis pelarut nonpolar.Sehingga pelarut
tersebut dapat dengan mudah melarutkan kedua bahan yang di uji cobakan.
Lain halnya dengan air,air merupakan jenis pelarut polar karena tidak
dapat melarutkan lemak atau lipid. Sedangkan untuk alkohol terdapat beberapa
pendapat yang mengemukakan bahwa alkohol merupakan pelarut polar. Ada
kemungkinan mengapa praktikum yang dilakukan tidak tepat. Mungkin karena
terdapat kesalahan ketika praktikum dilaksanakan seperti kesalahan pada proses
menggojog, proses meneteskan bahan yang diujikan maupun kurang telitinya
praktikan.
V.
A KESIMPULAN
Lipida diartikan sebagai semua bahan organik yang dapat larut dalam
pelarut-pelarut organik yang memiliki kecenderungan non polar. Dari percobaan
ini didapatkan bahwa asam lemak yang larut dalam air yaitu hanya asam oleat,
minyak sawit dan minyak kelapa saja yaitu ketika menggunakan pelarut jenis
aseton. Sementara untuk lainnya tidak dapat larut. Oleh karena itu, lipid
merupakan senyawa yang tidak dapat larut dalam pelarut polar seperti air ataupun
alkohol.
Jadi lipid hanya dapat larut dalam pelarut yang non polar (pelarut organik)
seperti aseton yang telah diujikan sebelumnya. Namun, pada aseton juga terdapat
asam lemak atau minyak yang tidak dapat larut dalam air, seperti pada mentega
putih dan margarin. Hasil uji sampel dalam pelarut alkohol menunjukkan bahwa
sampel hanya sedikit yang larut, karena alkohol merupakan pelarut yang bersifat
semi polar.
B SARAN
Pada praktikum kali ini ada beberapa kekurangan, diantaranya adalah
kurangnya fasilitas atau perlengkapan penunjang praktikum. Jadi, praktikum
kurang maksimal. Selain itu, kebersihan alat-alat praktikum berpengaruh besar.
Data-data yang di dapat menjadi kurang falid dan tidak semestinya. Seharusnya
para praktikan harus membersihkan peralatan praktikum baik sesudah maupun
sebelum praktikum, agar praktikum berjalan lancar, maksimal, dan data yang
didapat juga akurat
DAFTAR PUSTAKA
Soeharsono.
1981.
Bokimia
Jilid
I.
Yogyakarta:
Oleh:
Indrawan Nurhadi (A1M012054)
I. PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Hampir semua proses kimia berlangsung dalam larutan sehingga penting
untukmemahami sifat-sifatnya. Larutan adalah sesuatu yang penting bagi manusia
Dan makhluk hidup pada umumnya. Reaksi-reaksikimia biasanya berlangsung
antara dua campuran zat, bukannya antara zat murni. Banyak reaksi kimia yang
dikenal , baik di dalam laboratorium atau di industri terjadi di dalam larutan.
Larutan memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Di alam
kebanyakan reaksi berlangsung di dalam larutan air. Tubuh manusia menyerap
mineral, vitamin dan makanan dalam bentuk larutan . Obat-obatan bisanya
merupakan larutan air atau alkohol dari senyawa fisiologis aktif. Larutan biasanya
terdiri dari dua zat atau lebih yang merupakan campuran homogen. Larutan
disebut campuran homogen karena komposisi dari larutan begitu seragam atau
satu fasehingga tidak dapat diamati bagian - bagian komponen penyusunnya
meskipun dengan menggunakan mikroskop ultra sekalipun. Larutan terdiri dari
dua komponen penting. Komponen tersebut adalah solven atau pelarut dan solut
atau zat terlarut. Biasanya komponen solven mengandung jumlah zat terbanyak.
Dan komponen solut mengandung jumlah zat yang lebih sedikit.
Konsentrasi adalah kuantitas relatif suatu zat tertentu di dalam larutan.
Konsentrasi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan cepat atau
lambatnya reaksi berlangsung. Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat
terlarut yang terdapat dalam suatu pelarut atau larutan. Larutan yang mengandung
sebagian
besar
solut
relatif
terhadap
pelarut,
berarti
larutan
tersebut
yang
pelarut
mengandung
jumlah
zat
terbanyak
disebut
sebagai
jumlah tak sedikit disebut zat terlarut (solut). Kedua komponen dalam larutan
dapat sebagai pelarut atau zat terlarut tergantung komposisinya. Misalnya dalam
alkohol 70 % ( 70:30 ), maka alkohol merupakan pelarut dan air sebagai zat
terlarut. Sedangkan dalam keadaan yang sukar ditentukan seperti alkohol 50 %
( 50:50 ), karena jumlah kedua zat dalam larutan sama, maka baik alkohol maupun
air dapat dianggap pelarut atau zat terlarut. Untuk campuran zat padat dalam air
seperti sirup 60 %
karena air tetap mempertahankan keadaan fisiknya, dan gula sebagai zat terlarut
karena berubah keadaan fisiknya.
Pada umumnya larutan yang dimaksud adalah campuran yang berbentuk
cair, meskipun ada juga yang berfase gas maupun padat. Larutan yang berbentuk
gas adalah udara yang merupakan campuran dari berbagai jenis gas seperti
nitrogen dan oksigen. Sedangkan yang berbentuk padat adalah emas 22 karat yang
merupakan campuran homogen dari emas dengan perak atau logam lain.
Dua senyawa dapat bercampur ( miscible ) lebih mudah bila gaya tarik
antara molekul solut dan pelarut semakin besar. Besarnya gaya tarik ini ditentukan
oleh jenis ikatan pada masing-masing molekul. Bila gaya tarik antara molekulnya
termasuk dalam kelompok yang sama ( misalnya : air dan etanol ), maka
keduanya akan saling melarutkan. Sedangkan bila kekuatan gaya tarik antara
molekulnya berbeda jenisnya ( misalnya : air dan heksana ), maka tidak saling
melarutkan.
Kelarutan adalah jumlah zat terlarut yang dapat larut dalam sejumlah
pelarut pada suhu tertentu sampai membentuk larutan jenuh. Kelarutan suatu zat
dapat ditentukan dengan menimbang zat yang akan ditentukan kelarutannya
kemudian dilarutkan, misalnya dalam 100 ml pelarut. Jumlah zat yang ditimbang
harus diperkirakan dapat membentuk larutan lewat jenuh yang ditandai masih
terdapat zat yang tidak larut didasar wadah setelah dilakukaan pengocokan dan
didiamkan. Setelah terjadi kesetimbangan antara zat padat yang terlarut dan yang
tidak larut lalu disaring dan ditimbang selisih berat awal dan berat padatan yang
tidak larut merupakan kelarutan zat tersebut dalam 100 ml pelarut.
Larutan jenuh adalah larutan yang telah mengandung zat terlarut dalam
jumlah maksimal, sehingga tidak dapat ditambahkan lagi zat terlarut. Pada
keadaan ini terjadi kesetimbangan antara solut yang larut dan yang tak larut atau
kecepatan pelarutan sama dengan kecepatan pengendapan.
Larutan tak jenuh ( unsaturated ) adalah suatu larutan yang mengandung
jumlah solut lebih sedikit ( encer ) daripada larutan jenuhnya. Sedangkan larutan
lewat jenuh (super saturated ), mengandung solut lebih banyak ( pekat ) daripada
yang ada dalam larutan jenuhnya pada suhu yang sama.
Suatu larutan dengan konsentrasi lebih tinggi dapat dijadikan larutan yang
konsentrasinya rendah, dengan menambahkan pelarut. Selama penambahan
pelarut jumlah zat terlarut tidak berubah, tetapi hanya mengurangi perbandingan
zat terlarut dengan pelarut. Pengenceran sering dilakukan di laboratorium untuk
mendapatkan larutan yang konsentrasinya lebih rendah. Satuan konsentrasi yang
biasanya diencerkan adalah molar, normal, dan persen.
Suatu larutan dikatakan ideal jika didasarkan pada kekutan relatif dari
gaya tarik antara molekul solut dan solvennya masing masing. Dalam suatu
larutan ideal, sifat komponen yang satu akan mempengaruhi sifat komponen
lainnya, sehingga sifat sifat fisik larutan yang dihasilkan seperti titik uap, titik
didih, dan titik beku adalah rata rata dari sifat kedua komponennya murni.
Larutan ideal sendiri sebenarnya hanya bersifat hipotesis.
Karena larutan adalah campuran molekul ( atom atau ion dalam beberapa
hal ), biasanya molekul- molekul pelarut agak berjauhan dalam larutan dibanding
dalam pelarut murni.
-
Jenis-jenis larutan
Unsur terpenting yang menentukan keadaan bahan dalam larutan adalah pelarut.
Komponen yang jumlahnya lebih sedikit dinamakan zat terlarut
( solute ).
Larutan yang menggunakan air sebagai pelarut dinamakan larutan dalam air atau
aquades. Larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah banyak dinamakan
larutan pekat. Jika jumlah zat terlarut sedikit, larutan dinamakan larutan encer.
Istilah larutan biasanya mengandung arti pelarut cair dengan cairan, padatan atau
gas sebagai zat yang terlarut. Tiga contoh larutan dalam keadaan cair ialah :
o Bensin
o Air laut
o Air Karbonat
Larutan dapat pula berbentuk padat atau gas. Karena molekul-molekul gas
terpisah jauh, molekul-molekul dalam campuran gas berbaur secara acak, semua
campuran gas adalah larutan. Contoh terbaik untuk larutan gas ialah udara, yang
terdiri dari N2, O2, Ar dan gas lain dalam jumlah kecil.
-
Kesetimbangan Kelarutan
Jika sejumlah besar zat terlarut dibiarkan berhubungan dengan sejumlah
terbatas pelarut. Pelarutan terjadi secara terus-menerus. Hal ini berlaku karena
adanya proses pengendapan, yaitu kembalinya spesies ( atom, ion atau molekul )
ke keadaan tak larut. Pada waktu pelarutan dan pengendapan terjadi dengan laju
atau kecepatan yang sama, kuantitas terlarut yang larut dalam sejumlah pelarut
tetap sama pada setiap waktu. Proses ini adalah salah satu kesetimbangan dinamis
dan larutnya dinamakan larutan jenuh. Pembentukan larutan jenuh di jelaskan
pada sebuah gambar. Konsentrasi larutan jenuh dikenal sebagai kelarutan zat
terlarut dalam pelarut tertentu.
Apabila larutan penuh dibuat pada suhu tertentu kemudian suhu
diturunkan maka akibatnya adalah pengendapan kelebihan zat terlarut dalam
larutan. Tetapi dalam beberapa kejadian semua zat terlarut tetap dalam keadaan
larutan. Karena kuantitas zat terlarut dalam hal ini lebih besar dari pada larutan
jenuh normal pada suhu tertentu, larutan demikian dinamakan larutan lewat jenuh
( Supersaturated ), jika sedikit kristal terlarut ditambahkan dalam larutan lewat
jenuh, kelebihan zat terlarut biasanya mengendap.
-
Larutan
Bila dua atau lebih zat murni dicampur satu dengan yang lain sedemikian
rupa sehingga zat zat penyusun tersebut masih dapat dipisah pisahkan lagi
dengan cara fisik maka diperoleh campuran. Sebenarnya kata campuran
mempunyan arti luas dan mencangkup pula campuran campuran yang zat zat
penyusunnya dapat bereaksi satu dengan yang lain. Campuran yang demikian
disebut sebagai campuran yang bereaksi.
Contoh contoh campuran terdapat cukup banyak di alam sekitar kita. Udara
adalah campuran antara gas gas oksigen, nitrogen, uap air, karbon dioksida,
argon, dan lain sebagainya. Tanah adalah campuran dari berbagai zat padat.
Secara fisik dapat dibedakan dua macam campuran, yaitu campuran serba sama
Sifat campuran akan berupa simpangan simpangan kecil dari sifat murni
komponen yang berlebihan. Komponen yang berlebihan disebut sebagai pelarut
dan yang lain disebut sebagai larutan. Jika 1 gr gula atau 1 gr garam dapur
dicampur 100 gr air yang diperoleh ialah larutan gula atau larutan garam.
Demikian pula bila 10 ml air di campur dengan 90 ml etanol diperoleh larutan air
dengan etanol, sulit untuk menyatakan salah satu komponen sebagai pelarut
sehingga yang diperoleh hanyalah campuran etanol dan air. Sifat dari larutan
sangat bergantung pada susunan atau komposisi zat penyusunnya. Bagi larutan
komposisi umumnya dinyatakan sebagai konsentrasi.
-
Oksigen dan karbondioksida yang dibutuhkn oleh hewan air tawar atau
hewan laut diambilnya dari larutan air. Hasil metanbolisme dalam jaringan tubuh
organisme selalu diangkat kebagian lain oleh air yang bertindak sebagai pelarut
dan pembawa. Kemampuan air melarutkan dan membawa zat berwujud padat ini
merupakan sifat air yang paling penting dalam penerapannya sebagai pelarut yang
mudah sekali melarutkan gula dan garam serta banyak lagi zat lain.
B.Pengceran larutan
Glukosa
Sukrosa
NaCl
Larutan dimasukkan ke dalam labu volumetric 100ml
Dan ditambah dengan air
Glukosa 5ml
Larutan NaCl
Larutan fruktosa
Pengenceran larutan
Pengenceran glukosa
Pengenceran fruktosa
Perhitungan
Pembuatan larutan
NaCl = M= n/v
0,1= n/0,025
N= 0,025
gr = n . mr
0,025.40 = 1gr
Sukrosa = M= n/v
0,02= n/0,025
N= 0,0005
gr = n . mr
0,0005.330 = 0,105gr
Glukosa = M= n/v
0,2 = n/0,025
N= 0,005
gr = n . mr
0,005 . 180 = 0,9
Pengenceran
NaCl : V1.M1=V2.M2
0,1.0,025=M2.0,1
M2=2,510-5
Sukrosa : V1.M1=V2.M2
0,02.0,025=M2.0,1
M2= 510-2
Glukosa : V1.M1=V2.M2
0,2.0,0025=M2.0,1
M2= 510-2
B.Pembahasan
Larutan merupakan merupakan campuran homogen dari dua zat
atau lebih yang terdispersi sebagai molekul ataupun ion yang
komposisinya dapat berfariasi.pada larutan biasanya terdapat beberapa
reaksi diantaranya adalah reaksi endoterm dan reaksi eksoterm
Secara fisik larutan dibagi menjadi dua macam yaitu larutan
homogen dan larutan heterogen.larutan homogen adalah larutan yang
komposisinya begitu seragam sehingga tidak dapat lagi diamati bagian
komponen penyusunnya meskipun dengan mikroskop ultra. Sedangkan
larutan heterogen adalah larutan yang jika di dalam larutan itu terjadi
penggabungan yang tidak merata antara dua zat atau lebih sehingga
perbandingan komponen yang satu dengan yang lain tidak merata di
berbagai bagian dan terdapat permukaan-permukaan tertentu yang masih
diamati fase yang terpisah.
Sifat - sifat fisik larutan ditentukan oleh konsentrasi dari beberapa
komponennya. Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut
dalam suatu pelarut atau larutan. Terdapat beberapa cara yang umum
dipakai dalam menyatakan konsentrasi larutan, yaitu :
Persen berat (%)adalah jumlah gram zat terlarut dalam 100 gr
larutan. Persen berat biasanya digunakan untuk menyatakan kadar
komponen yang berupa zat padat.
Persen volume ( %) adalah jumlah volume ( ml ) zat terlarut dalam
100 ml larutan. Persen volume biasanya digunakan untuk menyatakan
kadar komponen berupa zat cair atau gas.
Persen (%v/v) menyatakan benyaknyan gr zat terlarut daalma 100
ml larutan. Cara ini biasanya digunakan untuk menyatakan kadar zat padat
dalam suatu cairan atau gas.
Persen berat per volume (%b/v) Bagian per sejuta larutan (Bpj)
atau partsper million (ppm) adalah satu bagian zat terlarut dalah satu juta
bagian larutan. Satuan ppm sering dipakai untuk menyatakan konsentrasi
zat yang sangat kecil dalam larutan gas, cair atau padat.
Molaritas adalah banyaknya mol zat terlarut dalam satu liter
larutan. Jika gr solute dilarutkan dalam V ml larutan, maka :
Molalitas adalah jumlah zat terlarut dalam 1000 gr ( 1kg ) pelarut. Satuan
molal tidak bergantung pada suhu dan biasanya digunakan untuk menyatakan
banyaknya partikel zat terlarut dalam sejumlah tertentu pelarut.
Fraksi mol adalah jumlah mol zat terlarut terhadap jumlah mol seluruh zat
dalam larutan.
Larutan standart adalah larutan yang mengandung regensia dengan bobot
yang diketahui dalam suatu volume tertentu dalam suatu larutan. Larutan standart
sekunder adalah suatu zat yang dapat digunakan untuk standarisasi yang
kandungan zat aktifnya telah ditentukan dengan perbandingan terhadap suatu
standart primer. Contoh larutan standart sekunder adalah HCl.
Sedangkan larutan standart primer adalah larutan yang digunakan untuk
menstandartkan larutan larutan yang dibuat dalam laboratorium dengan
menggunakan perhitungan. Contohnya : NaOH
Prinsip percobaannya adalah terdapat sat pelarut dan zat terlarut yang bercampur
sehingga menjadi larutan. Pembuatan larutan berdasarkan konsentrasi tertentu.
larutan harus diaduk sampai larut agar larutan dapat terlarut sempurna. Sehingga
membentuk suatu larutan homogen. Dan sebelumnya, ditimbang terlebih dahulu,
agar massanya sesuai dengan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
www.wikipedia