Anda di halaman 1dari 124

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR II

Oleh:
Indrawan Nurhadi
(A1M012054)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
PURWOKERTO
2013

LAPORAN KIMIA DASAR II


Acara I
UJI SIFAT ASAM DAN BASA SENYAWA ORGANIK

Oleh:
Indrawan Nurhadi (A1M012054)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
PURWOKERTO
2013
I.

PENDAHULUAN

A.

LatarBelakang
Asam (yang sering diwakili dengan rumus umum HA) secara umum

merupakan senyawa kimia yang biladilarutkandalam air akan menghasilkan


larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam adalah suatu
zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebutbasa), atau
dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi
dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam
adalah asam asetat (ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat (digunakan dalam
baterai atau aki mobil).
Secara sederhana asam dapat didefinisikan sebagai zat yang bila dilarutkan
dalam air akan mengalami disosiasi (penguraian) dengan pembentukan ion
hydrogen sebagai satu-satunya ion positif. Sedangkan basa merupakan zat yang
apabila dilarutkan dalam air akan mengalami disosiasi dengan pembentukan ionion hidroksil sebagai satu-satunya ion negatif.
Menurut J.N Bronsted dan T.M Lowry pada tahun 1923 mendefinisikan
asam sebagai setiap zat sembarang (baik dalam bentuk molekul ataupun ion) yang
menyumbang proton H+ (donor proton) danbasasebagaisetiapzatsembarang
(molekulatau ion) yang menerima proton (akseptor proton)

(vogel,1982)

Pengujian sifat asam dan basa senyawa anorganik dapat menggunakan


kertas lakmus. Jika lakmus biru oleh zat berubah merah maka zat bersifat asam
sebaliknya jika lakmus merah oleh zat berubah biru maka zat bersifat basa.
Sedangkan untuk mengukur tingkat keasaman dengan menggunakan pH paper
universal dan pH meter.
Suatu senyawa organik yang bersifat asam memiliki pH < 7 sedangkan
yang bersifat basa memiliki pH > 7 dan yang bersifat netral memiliki pH. = 7.
Semakin kecil pH kosentrasi ion H+ makin besar dan asam semakin kuat
sedangkan basa semakin kuat apa bila kosentrasi ion OH- makin banyak dan pH
makin besar.

Praktikum ini bertujuan untuk menguji sifat asam dan basa beberapa
senyawa anorganik dengan menggunakan kertas lakmus serta mengukur pH
dengan pH paper universal atau pH meter.

B.

Tujuan
Menguji sifat asam dan basa beberapa senyawa anorganik dengan

menggunakan kertas lakmus serta mengukur pH dengan pH paper universal atau


pH meter.

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Penggunaan pH meter adalah untuk mengukur ketelitian nilai pH terkecil.


Sedangkan pH paper universal. penggunaannya hanya dengan menyamakan warna
pada kertas lakmus dengan warna pada pH paper universal sehingga diketahui pH
bahan sesuai standar yang telah ada.(Sykes, Peter. 1989)

Terdapat tiga definisi asam yang umum diterima dalam kimia, yaitu
definisi Arrhenius, Bronsted-lowry, dan Lewis.
Arhenius : Menurut definisiini, asam adalah suatu zat yang meningkatkan
konsentrasi ion hidronium (H3O+) ketika dilarutkan dalam air. Deinisi yang
pertama dikemukakan oleh Svante Arrhenius ini membatasi asam dan basa
untuk zat-zat yang dapat larut dalam air.
Bronsted-lowry :Menurut definisi ini, asam adalah pemberi proton kepada
basa, Asam dan basa bersangkutan disebut sebagai pasangan asam-basa
konjugat. Bronsted dan lowr y secara terpisah mengemukakan definisi ini,
yang mencakup zat-zat yang tidak larut dalam air (tidak seperti pada
definisi Arhenius).
Lewis :Menurut definisi ini, asam adalah penerima pasangan elektron dari
basa. Definisi yang dikemukakan oleh Gilbert N. Lewis ini dapat
mencakup asam yang tidak mengandung hydrogen atau proton yang dapat
dipindahkan, seperti besi (III) klorida. Definisi Lewis dapat pula dijelaskan
dengan teori orbital molekul. Secara umum, suatu asam dapat menerima
pasangan electron pada orbital kosongnya yang paling rendah (LUMO)
dari orbital terisi yang tertinggi (HOMO) dari suatu basa. Jadi, HOMO
dari basa dan LUMO dari asam bergabung orbital molekul ikatan.
(Anonim,Diakses 24 Juni 2010)
Asam berkaitan dengan salah satu tanggapan indra pengecap kita terhadap
suatu rasa masam. Kata asam berasal dari bahasa Latin, yaitu acidus yang berarti
masam. Secara kimia, kita dapat mendefinisikan asam sebagai senyawa yang
menghasilkan ion hidrogen ketika larut dalam pelarut (biasanya air). Senyawa
asam banyak kita temukan dalam kehidupan sehari hari, seperti pada makanan
dan minuman. Selain itu, senyawa asam dapat pula kita temukan di dalam
lambung. Di dalam lambung terdapat asam klorida yang berfungsi membunuh
kuman.
1. Sifat Asam

Untuk mengetahui suatu zat bersifat asam atau tidak, dapat dilihat dari
sifat yang dimiliki oleh asam tersebut. Berikut ini akan beberapa hal mengenai
sifat asam, antara lain :
Rasa Asam
Cuka merupakan salah satu asam yang kita kenal dalam kehidupan seharihari. Nama cuka dalam ilmu kimia adalah asam asetat (asam etanoat).
Mengubah Warna Indikator
Selain rasa asam yang kecut, sifat asam yang lain dapat mengubah warna
beberapa zat alami ataupun buatan. Sifat inilah yang selanjutnya akan digunakan
untuk mengidentifikasikan sifat asam dari beberapa senyawa asam. Dengan
menggunakan indikator. Indikator yang sering digunakan adalah kertas lakmus
biru menjadi merah, sedangkan kertas lakmus merah akan tetap berwarna merah.
Menghantarkan Arus Listrik
Asam dapat menghantarkan arus listrik. Hal itu dikarenakan asam dapat
melepaskan ionion dalam larutannya yang mampu menghantarkan arus listrik.
Asam kuat merupakan elektrolit yang baik. Semakin kuat suatu asam, akan
semakin baik pula daya hantar listriknya. (memiliki sifat elektrolit yang baik).
Contohnya adalah asam sulfat yang terdapat pada aki mobil.
Bereaksi dengan Logam Menghasilkan Gas Hidrogen
Asam bereaksi dengan beberapa jenis logam menghasilkan gas hidrogen.
Logam magnesium, besi, tembaga dan seng merupakan contoh logam yang dapat
bereaksi dengan asam sehingga menghasilkan gas hydrogen dan senyawa garam.
Reaksi :
Asam + Logam tertentu Garam + Gas Hidrogen

Bila kita mereaksikan dua asam yang berbeda pada logam yang sama,
maka kita akan memperoleh hasil yang berbeda. Hal itu disebabkan perbedaan
kekuatan asam yang kita gunakan.
2. Kekuatan Asam
Berdasarkan sifat kuat lemahnya asam, kita mengenal adanya asam kuat
dan asam lemah. Kuat lemahnya suatu asam ditentukan oleh jumlah ion hidrogen
yang terionisasi dalam larutan. Asam kuat adalah asam yang banyak menghasilkan
air dalam larutannya (asam yang terionisasi sempurna dalam larutannya),
sedangkan asam lemah adalah asam yang sedikit menghasilkan ion dalam
larutannya (terionisasi sebagian dalam larutan). Konsentrasi larutan berkaitan
dengan banyaknya zat yang terlarut dalam suatu volume pelarut tertentu. Semakin
banyak zat yang terlarut, konsentrasi larutan tersebut semakin tinggi (semakin
pekat). Pada larutan encer terdapat sejumlah kecil zat terlarut dalam pelarutnya.
Untuk menyatakan konsentrasi larutan lazim digunakan istilah molar (M).
3. Peranan Asam dalam Kehidupan
Asam merupakan salah satu senyawa yang mempunyai peranan penting
dalam kehidupan. Dalam bidang industri, asam banyak digunakan, antara lain
dalam proses pembuatan pupuk, obat-obatan, bahan peledak, plastik, dan
pembersihan permukaan logam-logam tertentu. Selain itu, terdapat beberapa asam
organic yang digunakan sebagai pengawet makanan, seperti asam asetat, asam
askorbat, asam propanoat, dan asam benzoat. Kebanyakan asam organik
merupakan asam lemah. Meskipun asam adalah senyawa yang sangat berguna,
tetapi asam juga dapat menyebabkan berbagai kerusakan karena sifatnya yang
korosif. Salah satunya adalah peristiwa hujan asam yang akhir-akhir ini
menimbulkan masalah lingkungan yang serius. Asam merupakan senyawa kimia
yang mempunyai rumus senyawa kimia tertentu. Asam dapat ditemukan sebagai
senyawa murni atau terlarut dalam pelarut tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari,
kita sering menjumpai asam sebagai suatu zat yang terlarut dalam suatu pelarut
tertentu (biasanya air) sehingga disebut larutan asam. Bila suatu asam terlarut

dalam sejumlah besar volume air, maka kita katakana bahwa konsentrasi asam
tersebut rendah atau disebut juga sebagai asam encer. Konsentrasi suatu asam
meningkat seiring dengan semakin berkurangnya jumlah air yang melarutkannya.
Secara kimia, kita dapat mengidentifikasikan basa sebagai senyawa yang
menghasilkan ion hidroksida (OH-) ketika larut dalam pelarut air. Perhatikanlah
bahwa rumus senyawa basa selalu memiliki gugus OH (kecuali untuk ammonium
hidroksida). Adanya gugus OH inilah yang menyebabkan senyawa basa memiliki
sifat sifat khas sebagai suatu basa.
1. Sifat Basa
Basa memiliki beberapa sifat yang dapat kita gunakan untuk
pengidentifikasian. Beberapa sifat basa akan dipelajari berikut ini.
Pahit dan Terasa Licin di Kulit
Rasa licin pada sabun disebabkan oleh basa yang terdapat pada sabun
tersebut. Basa pembuat sabun adalah natrium hidroksida. Selain terasa licin, basa
pun memiliki rasa yang pahit. Akan tetapi, kamu tidak dianjurkan untuk
memeriksa apakah suatu zat itu suatu basa atau tidak dengan cara menyentuh atau
mencicipinya. Hal itu karena basa kuat bersifat korosif yang dapat menyebabkan
tanganmu teriritasi dan terbakar.
Mengubah Warna Indikator
Seperti halnya asam, larutan basa pun akan bereaksi dengan indikator
sehingga dapat mengubah warna indikator tersebut. Basa akan mengubah warna
kertas lakmus merah menjadi biru, sedangkan lakmus biru akan tetap berwarna
biru.
Menghantarkan Arus Listrik
Basa merupakan penghantar listrik yang baik, khususnya basa kuat. Basa
kuat mudah terionisasi dlam air.

Menetralkan Sifat Asam


Salah satu sifat basa adalah meniadakan atau menghilangkan sifat suatu
asam yang direaksikan dengan basa tersebut. Asam yang kita miliki akan
berkurang sifat keasamannya, bahkan dapat berubah menjadi tidak asam. Apabila
basa direaksikan dengan asam, maka akan membentuk garam dan air. Reaksi itu
disebut dengan reaksi penetralan (netralisasi). Sebagai contohnya adalah kalsium
hidroksida direaksikan dengan asam sulfat akan membentuk kalsium sulfat dan
air.
Reaksi :
Kalsium Hidroksida + Asam Sulfat Kalsium Sulfat + Air
Ca(OH)2 (aq) + H2SO4 (aq) CaSO4 (aq) + 2H2O (l)
Kapur merupakan salah satu contoh dari basa yang dapat mengurangi
tingkat keasaman tanah. Tablet obat sakit mag terbuat dari basa magnesium
hidroksida, karena konsentrasi asam lambung yang terlalu tinggi dapat dikurangi
dengan memakan obat sakit mag. Jadi, pada dasarnya konsentrasi asam pada suatu
zat dapat kita kurangi dengan cara menambahkan suatu basa ke dalamnya.
Basa merupakan istilah kimia yang digunakan untuk semua zat yangdapat
menetralkan asam. Selain karena kemampuan basa yang dapat menetralkan asam,
basa pun memiliki kemampuan untuk melarutkan minyak dan debu, sehingga basa
digunakan untuk berbagai keperluan. Sebagai contoh, pembersih alat dapur yang
ada di pasaran mengandung natrium hidroksida yang berfungsi membersihkan
noda minyak atau mentega. Pembersih lantai mengandung ammonia yang dapat
membersihkan debu.
2. Kekuatan Basa
Basa dapat dibagi menjadi basa lemah dan basa kuat. Kekuatan basa
sangat bergantung pada kemampuan basa tersebut melepaskan ion OH- dalam
larutan dan konsentrasi larutan basa tersebut. Basa kuat bersifat korosif. Ingatlah

jangan menyentuh basa (murni ataupun larutannya) sembarangan. Contoh


senyawa yang tergolong basa kuat adalah natrium hidroksida (NaOH), kalium
hidroksida (KOH), dan kalsium hidroksida (Ca(OH) 2), sedangkan ammonia (NH3)
tergolong sebagai basa lemah.
Kaustik merupakan istilah yang digunakan untuk basa kuat. Jadi, kita
menggunakan nama kaustik soda untuk natrium hidroksida (NaOH) dankalium
hidroksida (KOH).
3. Peranan Basa dalam Kehidupan
Basa dapat dengan mudah kita temukan, baik itu di rumah maupun di
industri. Ketika kita membuat rumah, kita menggunakan semen. Semen dibuat
dari basa kalsium hidroksida. Basa pun dapat kita temukan pada aneka bahan
pembersih dan ketika membuat kue. Pada saat membuat kue, kita sering
menambahkan baking soda agar kue yang kita buat mengembang. Baking soda
merupakan suatu basa.

III.

METODE PRAKTIKUM

A. BahandanAlat
1. Alat :
a.
b.
c.
d.
e.
2. Bahan:

Tabun greaksi
pH paper universal / pH meter
Kertas Lakmus
Cawan petri
Pipet tetes

a.
b.
c.
d.
e.

Alkohol
Asam Asetat
Asam Sitrat
Glukosa
Fruktosa

B. Cara Kerja

Diambil sejumlah tabung reaksi dan cawan petri


Masing Masing diisi dengan 1 ml larutan alcohol, asam asetat, asam benzoate,
etil asetat, glukosa, fruktosa, fenol, aniline
Masing masing larutan diisi dengan kertaslakmus dan diukur pHnya dengan pH
paper universal atau pH meter
Dicatat hasilnya

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
N
o
1

Bahan

pH

Keterangan

Alkohol

11

Basa

Foto

Asam asetat

Asam

Asam sitrat

Asam

Glukosa

Asam

Fruktosa

Asam

B. Pembahasan
Alkohol

Alkohol mempunyai gugus fungsi R OH. Alkohol mudah larut dalam air
karena dapat membentuk ikatan hidrogen. Alkohol dapat bersifat asam. Semakin
panjang ikatan karbon maka akan semakin besar pHnya.
Sudah jelas sekali bahwa Alkohol adalah basa, karena perbedaan
keelektronegatifan antara Oksigen dan Hidrogen pada gugus hidroksil, yang
memampukan Hidrogen lepas dengan mudah. Bila di dekat Karbon Hidroksi
terdapat gugus penarik elektron seperti fenil atau halogen, maka keasaman
meningkat. Sebaliknya, semakin banyak gugus pendorong elektron seperti rantai
alkana, keasaman menurun. Di sebutkan di atas bahwa Alkohol merupakan asam
dengan hasil praktikum di sebutkan alkohol mempunyai Ph 11.
Asam asetat
Asam asetat adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai
pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam asetat murni (disebut asam
asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku
16.7C.
Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana,
setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam
lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam
asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan bakuindustri yang penting. Asam
asetat digunakan dalam produksipolimer seperti polietilena tereftalat, selulosa
asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain. Dalam
industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman. Di rumah
tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak air. Dalam
setahun, kebutuhan dunia akan asam asetat mencapai 6,5 juta ton per tahun. 1.5
juta ton per tahun diperoleh dari hasil daur ulang, sisanya diperoleh dari industri
petrokimia maupun dari sumber hayati. Dalam praktikum di peroleh asam asetat
memiliki pH 2

Asam Sitrat
Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada
daun dan buah tumbuhan genus Citrus (jeruk-jerukan). Senyawa ini merupakan
bahan pengawet yang baik dan alami, selain digunakan sebagai penambah rasa
masam pada makanan dan minuman ringan. Dalam biokimia, asam sitrat dikenal
sebagai senyawa antara dalam siklus asam sitrat yang terjadi di dalammitokondria,
yang penting dalam metabolisme makhluk hidup. Zat ini juga dapat digunakan
sebagai zat pembersih yang ramah lingkungan dan sebagai antioksidan.
Asam sitrat terdapat pada berbagai jenis buah dan sayuran, namun
ditemukan pada konsentrasi tinggi, yang dapat mencapai 8% bobot kering, pada
jeruk lemon dan limau (misalnya jeruk nipis danjeruk purut). Struktur asam ini
tercermin pada nama IUPAC-nya, asam 2-hidroksi-1,2,3-propanatrikarboksilat.
Praktikan mendapatkan hasil pengamatan dari percobaan menggunakan sampel
asalm sitrat memiliki pH 1
Glukosa
Glukosa

(C6H12O6,

berat

molekul

180.18) adalah

heksosa

monosakarida yang mengandung enam atom karbon. Glukosa merupakan


aldehida (mengandung gugus -CHO). Lima karbon dan satu oksigennya
membentuk cincin yang disebut "cincin piranosa", bentuk paling stabil untuk
aldosa berkabon enam. Dalam cincin ini, tiap karbon terikat pada gugus samping
hidroksil dan hidrogen kecuali atom kelimanya, yang terikat pada atom karbon
keenam di luar cincin, membentuk suatu gugus CH2OH. Struktur cincin ini berada
dalam kesetimbangan dengan bentuk yang lebih reaktif, yang proporsinya
0.0026% pada pH 7. Trayek pH antara 5-7 (Petrucci, 1987), sedangkan hasil
praktikumnya sendiri di peroleh pH 3.
Fruktosa
Fruktosa (bahasa Inggris: fructose, levulose, laevulose) adalah gula
sederhana (monosakarida) yang ditemukan di banyak jenis makanan dan

merupakan salah satu dari tiga gula darah penting bersama dengan glukosa dan
galaktosa. Dengan di peroleh hasil praktikum fruktosa asam dengan pH 4.

V.

KESIMPULAN DAN SARAN

.
A. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan oleh praktikan bersama
kelompok empat rombongan dua di dapat hasil pengamatan uji sifat asam basa
beberapa senyawa anorganik dengan menggunakan kertas lakmus serta mengukur
pH dengan pH paper universal atau pH meter adalah yang pertama alkohol
memiliki pH 11 dengan demikian alkohol bersifat basa sedangkan fruktosa,
glukosa, asam sitrat dan asam asetat berturut-turut memiliki pH 4,3,1,2 yang
otomatis memiliki sifat asam.

B. Saran
Praktikan harus memperhatikan alat-alat yang dibersihkan setelah pakai
karena jika tidak bersih sekali akan membuat ketidakakuratan hasil percobaan,
dan sebaiknya jumlah peralatan diperbanyak sehingga membuat praktikum lebih
cepat selesai

DAFTAR PUSTAKA

Darjanto

dkk.1989.Ilmu
Purwokerto.

Kimia

Organik.

UniversitasJenderalSoedirman,

Fessenden Rale dan Joan S. Fessenden. 1982. Kimia Organik dan Hayati. ITB,
Bandung.
Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar. Erlangga, Bandung.
Vogel. 1982. Analisa Anorganik Kualitatif. PT. Kalman Media Pusaka, Jakarta.
Wilbraham, Antony dan Michael S.Matta. 1992. Pengantar Kimia Organik dan
Hayati. ITB, Bandung.

LAPORAN KIMIA DASAR II


Acara II
UJI BAEYER UNTUK SENYAWA KARBON RANGKAP DUA
DAN RANGKAP TIGA

Oleh:
Indrawan Nurhadi (A1M012054)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
PURWOKERTO
2013
I.
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Hidrokarbon merupakan persenyawaan organik yang paling sederhana
yang hanya terdiri dari atom karbon dan atom hidrogen. Meskipun secara biologis
persenyawaan-persenyawaan

hidrokarbon

tidak

penting,

akan

tetapi

persenyawaan-persenyawaan biologis dapat dipandang sebagai turunan dari


hidrokarbon (hidrokarbon dipandang sebagai persenyawaan induk). Keluarga
hidrokarbon dapat dilukiskan oleh gambar berikut:

Hidrokarbon

Hidrokarbon alifatik

Hidrokarbon siklik
(lingkaran)

Alkana

Alkena Alkuna

Jenuh

Tak jenuh

(siklo alkana) (hidrokarbon


aromatik)
Semua persenyawaan hidrokarbon bersifat non-polar, sehingga ikatan
antar molekulnya sangat lemah. Karena itu hidrokarbon yang berat molekulnya
rendah berbentuk gas. Karena sifat non-polarnya maka hidrokarbon akan mudah
larut dalam pelarut-pelarut berpolaritas rendah seperti karbontetrakhlorida,
khloroform, benzena, dan eter; selain itu hidrokarbon mempunyai kerapatan yang
lebih kecil dari air.
Pentingnya praktikum
mengetahui

ini dilakukan karena agar praktikan dapat

hidrokarbon dan senyawa karbon yang menunjukkan ada atau

tidaknya ikatan rangkap pada senyawa tersebut.

B. Tujuan
Dalam praktikum uji baeyer ini, mahasiswa dapat mengetahui dan
menunjukkan adanya ikatan rangkap pada senyawa karbon.

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana.


Dari namanya, senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya tersusun
dari atom hidrogen dan atom karbon. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita
temui senyawa hidrokarbon, misalnya minyak tanah, bensin, gas alam, plastik dan
lain-lain.
Hidrokarbon yang paling sederhana adalah alkana, yaitu hidrokarbon yang
hanya mengandung ikatan kovalen tunggal. Hidrokarbon merupakan senyawa
yang struktur molekulnya terdiri dari hidrogen dan karbon. Molekul yang paling
sederhana dari alkana adalah metana. Metana berupa gas pada suhu dan tekanan
baku, merupakan komponen utama gas alam (Wilbraham, 1992).
Berdasarkan ikatan yang terdapat pada rantai karbonnya, hidrokarbon
dibedakan menjadi :
1. Hidrokarbon jenuh, yaitu hidrokarbon yang pada rantai karbonnya semua
berikatan tunggal. Hidrokarbon ini disebut juga sebaai akana.

2. Hidrokarbon tak jenuh, yaitu hidrokarbon yang pada rantai karbonnya terdapat
ikatan rangkap dua atau rangkap tiga. Hidrokarbon yang mengandung ikatan
rangkap dua disebut alkena dan yang mengandung ikatan rangkap tiga disebut
alkuna.
Hidrogen dan senyawa turunannya, umumnya terbagi menjadi tiga
kelompok besar yaitu:
1. Hidrogen alifatik terdiri atas rantai karbon yang tidak mencakup bangun siklik.
Golongan ini sering disebut sebagai hidrokarbon rantai terbuka atau
hidrokarbon siklik. Contoh hidrokarbon alifatik yaitu :
C2H6 (etana) CH3CH2CH2CH2CH3 (pentana)
2. Hidrokarbon alisiklik atau hidrokarbon siklik terdiri atas atom karbon yang
tersusun dalam satu lingkar atau lebih.
3. Hidrokarbon aromatik merupakan golongan khusus senyawa siklik yang
biasanya digambarkan sebagai lingkar enam dengan ikatan tunggal dan ikatan
rangkap bersilihganti. Kelompok ini digolongkan terpisah dari hidrokarbon
asiklik dan alifatik karena sifat fisika dan kimianya yang khas (Syukri, 1999).
Hidrokarbon alifatik ada tiga, salah satunya yaitu alkena dan alkuna.
Alkena sendiri merupakan persenyawaan hidrokarbon tidak jenuh yang
mempunyai satu atau lebih ikatan ganda dua disebut juga hidrokarbon tak jenuh.
Atom-atom C yang membuat ikatan ganda dua ini berhibridasi sp 2 . dua ikatan
yang muncul dari setiap karbon pada ikatan ganda dua karbon-karbon membentuk
sudut 120. Keempat ikatan keluar dari sepasang karbon yang berikatan ganda dua
terletak pada satu bidang. Alkena yang membawa gugus selain hidrogen pada
setiap karbon pengemban ikatan ganda dua, menunjukkan isometri geometri.
Isomer geometri cis atau trans didasarkan pada gugus substituen pada setiap
karbon pengemban ikatan ganda dua, jika keduanya pada sisi yang sama dari
ikatan ganda dua dinamakan cis, dan bila keduanya pada sisi yang berbeda disebut
trans. Seperti halnya isomer struktur, isomer geometri berbeda sifat fisis dan
kimianya. Alkena juga disebut olefin. Contoh alkena adalah etena (etilena), suatu
zat anesthetik yang campurannya dengan udara mudah meledak. Etilena juga
diketajui berperan dalam pematangan buah-buahan (Wilbraham, 1984).

Sedangkan alkuna dalam molekulnya ditandai dengan adanya ikatan ganda


tiga antara dua atom karbon. Atom-atom karbon yang membentuk ikatan ganda
tiga ini berhibridasi sp. Alkuna tergolong hidrokarbon tak jenuh. Dua ikatan yang
timbul dari sepasang karbon berikatan ganda tiga membuat sudut 180. Jadi, etuna
(C2H2) adalah alkuna paling sederhana dan berbentuk linear.
Contoh alkuna yang paling sederhana adalah asetilena (gas karbid)
CHCH, yang campurannya dengan udara meledak. Gas ini dibentuk oleh reaksi
kalsium karbida (karbid) dengan air.
Alkena dapat dioksidasi menjadi anekaragaman produk, bergabung pada
reagensia yang digunakan. Reaksi yang melibatkan oksidasi ikatan rangkap
karbon karbon dapat dikelommpokkan menjadi dua gugus umum: (a). Oksidasi
ikatan pi tanpa memutuskan ikatan sigma, dan (b). Oksidasi ikatan pi yang
memutuskan ikatan sigma.
Reagensia yang paling populer untuk mengubah alkena menjadi suatu 1,2
diol ialah larutan kalium permanganat (dalam air) basa dan dingin (meskipun
biasanya reagensia ini memberikan rendemen rendah). Osmium tetroksida (O sO4)
diikuti reduksi dengan reagensia seperti Na2SO3 atau NaHSO3 menghasilkan diol
dengan rendemen yang lebih baik, tetapi penggunaanya terbatas karena mahal dan
bersifat racun. (Tetapi osmium tetroksida perlu ada dalam kuantitas katalitik jika
digunakan bersama hidrogen peroksida). Oksida permanganat dan OsO4
berlangsung lewat ester anorganik siklik, yang mengakibatkan cis diol jika
produk itu mampu berisometri geometrik.

CH2 = CH2

MnO4

CH 2

CH2

OH

CH2 CH2 +

MnO2
etilena

Mn
O

OH

OH

(1, 2-etanadiol)
O

Rumus Umum:
OH OH

R2C=CR2

R2C

MnO4 atau OsO4 dingin

CR2

sin-adisi

suatu alkena
Reagensia

suatu 1, 2-diol
permanganat

dingin

merupakan

uji

baeyer

untuk

ketidakjenuhan dalam senyawa yang tak diketahui strukturnya. Larutan uji


(KMnO4) berwarna ungu. Ketika reaksi berjalan, warna ungu menghilang dan
nampak endapan MnO2 coklat (Fessenden, 1982).

III.

METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


Alat :

Bahan :

- Tabung reaksi

- Air

- Pipet tetes

- Aseton
- 95 % etanol
- Minyak kelapa
- Minyak sawit

B. Prosedur Kerja
Diambil 3 buah tabung reaksi, diisi masing-masing degan 2
ml air, aseton, dan 95 % etanol.

Dimasukkan 2 tetes senyawa sampe :


a. minyak kelapa
b. minyak sawit

Pada masing-masing tabung ditambahkan 4-5 tetes larutan


KMnO4, sambil dikocok.

Dibiarkan selama 1-2 menit.

Amati dan catat apa yang terjadi.

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
No

1.

Pelarut

Air

Sampel

+ minyak
sawit

+KMnO4

Setelah 2
menit

Larutan

Berwarna

berwarna

ungu bening

bening

dan dan

tidak

minyak tidak terdapat


tercampur

endapan

pelarut

cokelat

Foto

Berwarna

Berwarna

ungu bening ungu bening


2.

Air

+ minyak

dan

minyak dan

tidak

kelapa

tidak

terdapat

tercampur

endapan

pelarut

cokelat
Berwarna

Berwarna

ungu

ungu bening, kecokelatan


3.

Aseton

+ minyak

minyak

dan dan terdapat

sawit

pelarut

banyak

tercampur

endapan

rata

berwarna
cokelat

Berwarna

Berwarna
ungu bening,
4.

Aseton

+ minyak

minyak

kelapa

pelarut
tercampur
rata

dan

ungu keruh,
terdapat
sedikit
endapan
berwarna
cokelat

Berwarna
ungu

dan

pelarut
tercampur,

Berwarna
5.

Etanol

+ minyak

98 %

sawit

ungu
pelarut
tercampur

dan

serta
terdapat
sedikit
lapisan
minyak
diatas
pelarut
Berwarna
ungu

Berwarna
6.

Etanol

+ minyak

98 %

kelapa

ungu

dan

pelarut
dan tercampur,

pelarut

lapisan

tercampur

minyak
diatas
pelarut

B. Pembahasan
Pada praktikum Uji Baeyer ini akan diamati mengenai adanya ikatan
rangkap pada senyawa karbon. Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya
warna ungu dari KMnO4 yang menghilang dan nampak endapan warna coklat
dari mangan dioksida (MnO2).
Berdasarkan hasil pengamatan dari ketiga sampel yang telah diuji yaitu
air, aseton, dan etanol, ketiganya menghasilkan hasil yang berbeda-beda.
Hasil yang berbeda tersebut dapat dilihat dari hasil percobaan yaitu dengan
adanya

endapan

berwarna

cokelat.

Endapan

berwarna

cokelat

ini

menunjukkan adanya suatu ikatan rangkap pada larutan. Apabila terjadi

pergeseran warna di dalam larutan yaitu dari ungu ke cokelat menandakan


adanya reaksi.
Pada percobaan minyak sawit yang ditambah air dan KMnO4
mengahasilkan larutan berwarna ungu bening dan tidak terdapat endapan
cokelat. Pada minyak kelapa mengahsilkan warna ungu bening dan tidak
terdapat endapan. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak ada pergeseran
warna di dalam larutan.
Pada percobaan dengan pelarut aseton, ketika ditambahkan dengan
minyak sawit menghasilkan larutan berwarna ungu kecokelatan dan terdapat
banyak endapan berwarna cokelat. Sedangkan pada sampel minyak kelapa
menghasilkan larutan berwarna ungu keruh tetapi terjadi endapan berwarna
cokelat juga namun sedikit. Pada minyak sawit terdapat reaksi karena
terjadinya pergeseran warna di dalam larutan dari ungu berubah menjadi
kecokelatan dan adanya ikatan rangkap pada larutan karena terdapat endapan
cokelat.
Uji coba yang terakhir dilakukan dengan etanol atau alkohol. Sampel
minyak sawit dan KMnO4 menghasilkan larutan berwarna ungu dan pelarut
tercampur serta terdapat sedikit lapisan minyak diatas pelarut. Pada minyak
kelapa yang ditambah etanol dan KMnO4 menghasilkan larutan berwarna
ungu dan pelarut tercampur, terdapat lapisan minyak diatas pelarut. Pada
etanol yang di tambahkan minyak sawit, minyak kelapa dan KMnO 4 tidak
terjadi pergeseran warna dan tidak adanya ikatan rangkap.
Tidak adanya endapan berwarna cokelat pada uji coba yang
menggunakan air dan kedua sampel minyak yang telah diuji disebabkan
karena reaksi antara aquades dan kedua sampel minyak tidak menunjukkan
adanya ikatan rangkap. Hanya pada percobaan yang menggunakan aseton
dengan sampel minyak sawit yang menghasilkan adanya suatu ikatan rangkap
dan adanya reaksi pergeseran warna.

V.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Pada uji baeyer yang dilakukan dengan pelarut air, aseton dan etanol 98
% dengan sampel minyak kelapa dan minyak sawit yang ditambahkan
KMnO4, terbentuk ikatan rangkap yaitu alkena dan alkuna pada uji coba saat
menggunakan aseton dengan sampel minyak sawit karena terdapat banyak
endapan berwarna cokelat.
B. Saran

Praktikum ini sebaiknya dilaksanakan dengan kondusif dan kerjasama


antar kelompok harus terjaga dengan baik untuk kelancaran acara praktikum
iu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA
Dana, Adrian. 2011. Identifikasi Hidro karbon (On-line).
http://dannaadriann.blogspot.com. Diakses 08 Juni 2013
Day, R,A and Underwood, A,L. 1990. Analisa Kimia Kuantitatif. Jakarta:
Erlangga
Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasar Kimia Organik.
Jakarta: Bina Aksara
Hart, Harold. 1990. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat Edisi Keenam. Jakarta:
Erlangga
Syukri, S. 1999. KImia Dasar 3. Bandung: ITB

Wilbraham, Antony. 1992. Pengantar Kimia Organik Dan Hayati. Bandung: ITB

LAPORAN KIMIA DASAR II


Acara III
UJI REAKSI ESTERIFIKASI

Oleh:
Indrawan Nurhadi (A1M012054)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
PURWOKERTO
2013
I.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ester merupakan sebuah hidrokarbon yang diturunkan dari asam
karboksilat. Sebuah asamkarboksilat mengandung gugus -COOH, dan pada
sebuah ester, hidrogen di gugus inidigantikan oleh sebuah gugus hidrokarbon dari
beberapa jenis.Ester diturunkan dari asam dengan mengganti gugus OH oleh
gugus OR. Penamaan ester sama dengan garam asam karboksilatnya. Contoh
beberapa senyawa ester :
O

CH3C OCH3

CH3C OCH2CH3

metil asetat

etil asetat

CH3CH2CH2C OCH3
metil butanoat

Pada umumnya ester merupakan zat yang berbau enak dan menyebabkan
cita rasa dan harum dari banyak buah-buahan dan bunga. Diantaranya yang lazim
adalah pentil asetat (pisang), oktil asetat (jeruk), etil butanoat (nanas), dan pentil
butanoat (aprikot). Campuran ester digunakan pada parfum dan cita rasa buatan.
Ester dengan boboy molekul rendah juga digunakan oleh serangga dan hewan
untuk memancarkan sinyal. Gajah betina melepas (Z) 7 dodesen 1 il asetat
untuk memberi sinyal mengenai kesiapannya untuk kawin. Banyak kepik melepas
ester yang sama untuk menarik jantannya.
Esterifikasi adalah salah satu jenis reaksi yang bertujuan untuk
menghasilkan ester.Ester dapat dihasilkan dengancara mereaksikan antara sebuah
alkohol dengan asam karboksilat. Berikut ini adalah reaksi keseluruhan atau reaksi
esterifikasi secara umum:

Contoh
senyawa ester yang biasa dibahas adalah etil etanoat. Pada etil etanoat, hidrogen
pada gugus -COOH telah digantikan oleh sebuah gugus etil. Rumus struktur etil
etanoat adalah sebagai berikut:

Dalam pembuatan etil etanoat, asam karboksilat dan alkohol sering


dipanaskan bersama dengan adanya beberapa tetes asam sulfat pekat untuk
mengamati bau ester yang terbentuk.Untuk melangsungkan reaksi dalam skala
tabung uji, semua zat (asam karboksilat, alkohol dan asam sulfat pekat) yang
dalam jumlah kecil dipanaskan di sebuah tabung uji yang berada di atas sebuah
penangas air panas selama beberapa menit.
Reaksi yang terjadi berlangsung lambat dan dapat balik (reversibel),
sehingga ester yang terbentuk tidak banyak. Bau khas yang dimiliki ester
seringkali tertutupi atau terganggu oleh bau asam karboksilat. Cara yang
sederhana untuk mendeteksi bau ester adalah dengan menambahkan air
secukupnya pada tabung uji. Terkecuali pada ester-ester yang dihasilkan sangat
kecil, pada umumnya ester kurang dapatlarut dalam air dan cenderung membentuk
sebuah lapisan tipis pada permukaan. Asam dan alkohol yang berlebih akan larut
dan terpisah di bawah lapisan ester.Ester-ester kecil seperti pelarut-pelarut organik
sederhana memiliki bau yang mirip dengan pelarut-pelarut organik (etil etanoat
merupakan sebuah pelarut yang umum misalnya pada lem).Semakin besar ester,
maka aromanya cenderung lebih ke arah perasa buah buatan misalnya "buah
pir".
Aplikasi pembentukan ester sangat banyak di dijumpai pada bidang
industri. Seperti pada proses dasar saatpembuatan plastik, senyawa aroamatik dan
lain-lain. Oleh karena itu pembelajaran mengenai reaksi esterifikasi sangat
dibutuhkan, walaupun dalam skala laboratorium.

B. TUJUAN
Membuat etil asetat dari reaksi antara alcohol dan asam asetat dengan katalisator
asam sulfat.

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Proses esterifikasi adalah suatu reaksi reversible antara suatu asam


karboksilat dengan suatu alkohol. Produk esterifikasi disebut ester yang
mempunyai sifat yang khas yaitu baunya yang harum. Sehingga pada umumnya
digunakan sebagai pengharum (essence) sintetis. Reaksi esterifikasi merupakan
reaksi reversible yang sangat lambat. Tetapi bila menggunakan katalis asam sulfat
atau asam klorida, kesetimbangan reaksi akan tercapai dalam beberapa jam.
Esterifikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah; struktur molekul
dari alkohol, suhu proses dan konsentrasi katalis maupun reaktan.
Ester merupakan senyawa yang penting dalam industri dan secara biologis.
Lemak adalah ester yang mempunyai rantai panjang asam karboksilat dengan

trihidroksi alkohol(gliserol). Bau yang enak dan buah-buahan adalah campuran


yang kompleks dari ester volatil.
Bau dari isopentenil asetat adalah mirip dengan aroma buah pisang
ataupun buah pir. Butil butanoat seperti aroma nanas, sedangkan propil 2metilpropanoat memberi aroma rum (minuman). Sedangkan berton-ton senyawa
polimer p-dimetil terephtalat disintesis setiap tahunnya untuk membuat produk
dengan nama Dacron, yang merupakan polimer dari ester.
Dalam kimia, ester adalah suatu senyawa organik yang terbentuk melalui
penggantian satu (atau lebih) atom hidrogen pada gugus hidroksil dengan suatu
gugus organik (biasa dilambangkan dengan R). Asam oksigen adalah suatu asam
yang molekulnya memiliki gugus -OH yang hidrogennya (H) dapat terdisosiasi
menjadi ion H+.
Ester dapat dibuat dari reaksi antara lain klorida asam dengan suatu
alkohol dalam media basa seperti piridin, dari reaksi asam anhidrida dengan suatu
alkohol, dan juga reaksi antara asam karboksilat dengan alkohol menggunakan
katalis karboksilat dan alkohol direfluks secara bersama-sama dengan adanya
asam sebagai katalis.
Reaksi ini merupakan reaksi kesetimbangan, sehingga tidak mungkin
mendapatkan ester secara kuantitatif dalam setiap mol reaktannya. Kesetimbangan
dapat diarahkan ke produk dengan mengambil produk airnya, atau dengan
membuat lebih kuantitas salah satu reaktan, biasanya reaktan yang harganya
relatif murah.
Ada dua metode yang digunakan dalam esterifikasi yaitu proses batch dan
proses kontinyu. Proses esterifikasi berlangsung dibawah tekanan pada suhu 200250C. Pada reaksi kesetimbangan, air dipindahkan secara kontinyu untuk
menghasilkan ester. Henkel telah mengembangkan esterifikasi countercurrent
kontinyu menggunakan kolom reaksi dodel plate. Teknologi ini didasarkan pada
prinsip reaksi esterifikasi dengan absorpsi simultan superheated metanol vapor
dan desorpsi metanolwater mixture.

Reaksi ini menggunakan tekanan sekitar 1000 Kpa dan suhu 240 C.
Keuntungan dari proses ini adalah kelebihan metanol dapat dijaga secara nyata
pada rasio yang rendah yaitu 1,5 : 1 molar metanol : asam lemak dibandingkan
proses batch dimana rasionya 3-4 : 1 molar. Metil ester yang melalui proses
distilasi tidak memerlukan proses pemurnian. Kelebihan metanol di rectified dan
digunakan kembali. Esterifikasi proses kontinyu lebih baik daripada proses batch.
Dengan hasil yang sama, proses kontinyu membutuhkan waktu yang lebih singkat
dengan kelebihan metanol yang lebih rendah.
Proses esterifikasi merupakan proses yang cenderung digunakan dalam
produksi ester dari asam lemak spesifik Laju reaksi esterifikasi sangat dipengaruhi
oleh struktur molekul reaktan dan radikal yang terbentuk dalam senyawa antara.
Data tentang laju reaksi serta mekanismenya disusun berdasarkan karakter
kinetiknya, sedangkan data tentang perkembangan reaksi dinyatakan sebagai
konstanta kesetimbangan. Secara umum laju reaksi esterifikasi mempunyai sifat
sebagai berikut :
1. Alkohol primer bereaksi paling cepat, disusul alkohol sekunder, dan paling
lambat alkohol tersier.
2. Ikatan rangkap memperlambat reaksi.
3. Asam aromatik (benzoat dan p-toluat) bereaksi lambat, tetapi mempunyai batas
konversi yang tinggi.
4. Makin panjang rantai alkohol, cenderung mempercepat reaksi atau tidak terlalu
berpengaruh terhadap laju reaksi.
Sistem pemroses yang dirancang untuk menyelesaikan reaksi esterifikasi
dikehendaki untuk sedapat mungkin mencapai 100%. Oleh karena itu reaksi
esterifikasi merupakan kesetimbangan, maka konversi sempurna tidak mungkin
tercapai, dan sesuai informasi yang ada konversi yang dapat dicapai hanya sampai
98%. Nilai konversi yang tinggi dapat dicapai dengan ekses reaktan yang besar.
Proses esterifikasi secara umum harus diketahui untuk dapat mendorong konversi

sebesar mungkin. Secara umum ada tiga golongan proses, dan penggolongan ini
bergantung kepada volatilitas ester.
Golongan 1
Dengan ester yang sangat mudah menguap, seperti metil format, metil
asetat, dan etil format, titik didih ester lebih rendah daripada alkohol, oleh karena
itu ester segera dapat dihilangkan dari campuran reaksi. Produksi metil asetat
dengan metode distilasi Bachaus merupakan sebuah contoh dari golongan ini.
Metanol dan asam asetat diumpankan ke dalam kolom distilasi dan ester segera
dipisahkan sebagai campuran uap dengan metanol dari bagian atas kolom. Air
terakumulasi di dasar tangki dan selanjutnya dibuang. Ester dan alkohol
dipisahkan lebih lanjut dalam kolom distilasi yang kedua.
Golongan 2
Ester dengan kemampuan menguap sebaiknya dipisahkan dengan cara
menghilangkan air yang terbentuk secara distilasi. Dalam beberapa hal, campuran
terner dari alkohol, air dan ester dapat terbentuk. Kelompok ini layak untuk
dipisahkan lebih lanjut: dengan etil asetat, semua bagian ester dipindahkan
sebagai campuran uap dengan alkohol dan sebagian air, sedangkan sisa air akan
terakumulasi dalam sistem. Dengan butil asetat, semua bagian air dipindahkan ke
bagian atas dengan sedikit bagian dari ester dan alkohol, sedangkan sisa ester
terakumulasi dalam system.
Golongan 3
Dengan ester yang mempunyai volatilitas rendah, beberapa kemungkinan
timbul. Dalam hal butil dan amil alkohol, air dipisahkan sebagai campuran biner
dengan alkohol. Contoh proses untuk tipe seperti ini adalah pembuatan dibutil
ftalat. Untuk menghasilkan ester dari alkohol yang lebih pendek (metil, etil,
propil) dibutuhkan penambahan hidrokarbon seperti benzena dan toluena untuk
memperbesar air yang terdistilasi.dengan alkohol bertitik didih tinggi (benzil,
furfuril, b-feniletil) suatu cairan tambahan selalu diperlukan untuk menghilangkan
kandungan air dari campuran.

Beberapa Reaksi Ester :


.

Reduksi

Hidrolisis

Ammonolisis
Reaksi antara ester dengan ammonia menghasilkan suatu amida disebut

Amonolisis. Reaksi ammonolisis tidak memerlukan katalis.


.

Transesterifikasi

Reaksi antara ester dengan alkohol menghasilkan ester baru dengan gugus alkil
(pada oksigen karbonil) dari alkohol yang baru. Pada reaksi ini terjadi substitusi
gugus alkil pada oksigen karbonil ester.
.

Reaksi dengan Grignard

Reaksi bereaksi dengan 2 molekul reagen Grignard menghasilkan alkohol.

Variabel yang berpengaruh pada reaksi esterifikasi yaitu:


.

Suhu

Hal ini di karenakan sifat dari reaksi eksotermis, dan suhu dapat mempengaruhi
harga konstanta kecepatan reaksi
.

Perbandingan zat pereaksi

Dikarenakan sifatnya yang reversible,maka salah satu perekatan harus di buat


berlebih agar optimal saat pembentukan ester
.

Pencampuran

Dengan adanya pengadukan pada saat pencampuran,molekul-molekul pereaktan


dapat mengalami tumbukan yang lebih sering sehingga reaksi dapat berjalan
secara optimal
.

Katalis

Adanya katalisator dalam reaksi dapat mempercepat jalannya suatu reaksi.


Kereakifan dari katalis bergantung dari jenis dan konsentrasi yang digunakan.

Waktu reaksi

Jika waktu bereaksi lama maka kesempatan molekul-molekul pertumbukan


semakin sering

III.

METODE PRAKTIKUM

A. ALAT
a. Tabung reaksi
b. Gabus
B. BAHAN
a. Larutan alcohol
b. Asam cuka pekat
c. Asam sulfat pekat
d. Air
C. PROSEDUR PRAKTIKUM

5 tetes asam cuka pekat

Ditambahkan pada campuran 1 ml alkohol dan 5 tetes asam


sulfat

Dipanaskan dengan hati-hati

Diamati apa yang terjadi

Diamati
yang terjadi
tabung ditutup dengan gabus
IV. apa HASIL
DANjika
PEMBAHASAN
dan didinginkan, kemudian encerkan dengan air
A. HASIL
Ditambah
No

Sampel

asam cuka 5

Hasil

Gambar

tetes
1 ml alcohol
+ 5 tetes
asam sulfat

Warna cairan

Beraroma

keruh

wangi

Data pengamatan proses:

Campuran 1 ml
alkohol dengan 5
tetes asam sulfat
pekat

Ditambahkan

Saat

dengan asam cuka dipanaskan


pekat

Setelah
dipanaskan

B. PEMBAHASAN
Secara garis besar, hasil pengamatan pada masing-masing
kelompok menunjukkan data yang sama. Larutan akhir yang dihasilkan
berwarna bening dan menimbulakan bau seperti balon yang dapat
memudar semakin lama larutan dibiarkan. Namun, ada beberapa poin yang
kurang begitu diamati oleh praktikan.
Ditinjau dari tujuan diadakannya praktikum ini, setiap kelompok
sudah mampu mengahsilkan larutan etil asetat. Namun, ada beberapa
kelompok yang kurang memperhatikan hasil dari reaksi tersebut.
Ada beberapa faktor yang mengakibatkan perubahan tersebut
kurang diperhatikan. Diantaranya yaitu warna larutan yang bening kurang
mampu menunjukkan adanya perubahan yang terjadi. Faktor yang lain
seperti volume air yang ditambahkan tidak disesuaikan, ataupun karena
penggunaan pipet tetes yang tidak sesuai dengan aturan.
Seharusnya dari reaksi antara asam cuka bersama alkohol dan asam
sulfat pekat yang telah mengalami pendinginan setelah dipanaskan serta
ditambahkan air secukupnya akan memberikan hasil larutan etil asetat
bersama hasil sampingnya yaitu air. Dalam kasus ini, larutan yang
terbentuk (etil asetat) akan menuju permukaan, sedangakan larutan
dibawahnya merupakan sisa asam dari asam karboksilat dan alkohol yang
membentuk air.

V.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Ester dibuat dengan cara mereaksikan asam karboksilat dan
alkohol dengan bantuan katalis
Ester memiliki aroma yang khas
B. SARAN
Saran mengenai acara praktikum tidah jauh dari ketersediaan alat
dan bahan yang diperlukan, sehingga praktikum dapat berjalan dengan
baik dan sesuai dengan waktu yang sudah di jadwalkan. Selain itu,
adanya koordinasi yang jelas antara dosen, asisten, dan pegawai
laboratorium

sangat

diperlukan.

Hal

ini

dikarenakan

dapat

mempengaruhi tidak hanya pada praktikum saja, tetapi juga pada saat
pembuatan laporan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2011. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/sifat_senyawa
organik /alkohol1/ reaksi_pengesteran esterifikasi/ ( Diakses
tanggal

13 April, pada 18:26)

Anonim.2011.http://matekim.blogspot.com/2010/05/esterifikasi.html (
ril , pada 18:14)

Darjanto, Trisnowati, Santosa S. S. 1989. Himpunan Bahan Kuliah Ilmu


Kimia Organik. Purwokerto : Fakultas Pertanian.
Fessenden, Ralp J., Fessenden, Joan S. 1982. Kimia Organik Edisi Ketiga.
Jakarta: Erlangga.
Geissman, T. A., 1962. Principles of Organik Chemistry. W. H Freeman
and Company.
Hart, H., Craine, L. E., Hart, D. J. 2003. Kimia Organik Edisi Kesebelas.
Jakarta:Erlangga.

LAPORAN KIMIA DASAR II


Acara IV
UJI TOLLENS UNTUK ALDEHID DAN KETON

Oleh:
Indrawan Nurhadi (A1M012054)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
PURWOKERTO
2013
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Aldehid dan keton merupakan dua dari sekian banyak contoh kelompok
senyawa organik yang mengandung gugus karbonil. Aldehid itu sendiri

merupakan salah satu senyawa karbon yang mengandung gugus karbonil (-CO-),
dimana satu tangan mengikat gugus alkil dan tangan yang lain mengikat atom
hidrogen. Sedangkan keton hampir sama dengan aldehid, hanya saja pada keton
kedua tangan atom karbon mengikat gugus alkil.
Struktur umum aldehid yaitu R-CHO.Struktur umum keton yaitu R-COR.
Aldehid dan keton banyak terdapat dalam sistem makhluk hidup.Seperti
gula ribosa dan hormon progesteron merupakan contoh dari aldehid dan keton.
Aldehid dan keton mempunyai bau yang khas, yang pada umumnya aldehid
berbau merangsang sedangkan keton berbau harum.
Aldehid dan keton menyumbangkan manfaat yang cukup besar dalam kehidupan.
Salah stu contohnya yaitu metanal yang merupakan contoh dari senyawa aldehid.
Metanal ini lebih dikenal dengan nama formaldehida. Larutan formaldehida 40%
digunakan sebagai antiseptik atau yang dikenal dengan sebutan formalin.
Sedangkan pada keton yang pailing banyak dikenal yaitu aseton yang digunakan
sebagai pelarut dan pembersih kaca. Oleh karena banyak manfaatnya maka kita
harus mampu membedakan mana senyawa keton dan senyawa aldehid agar tidak
terjadi kekeliruan dalam pemanfaatannya.
B. TUJUAN
Membedakan senyawa aldehid dan keton dengan menggunakan Uji Tollen

II. TINJAUAN PUSTAKA

Aldehid adalah suatu senyawa yang mengandung sebuah gugus karbonil


yang terikat pada sebuah atau dua buah atom hidrogen. Nama IUPEC dari
aldehida diturunkan dari alkana dengan mengganti akhiran ana dengan al.
Nama umumnya didasarkan nama asam karboksilat ditambahkan dengan akhiran
dehida (Petrucci, 1987).
Aldehid dan keton bereaksi dengan berbagai senyawa, tetapi pada
umumnya aldehid lebih reaktif dibanding keton. Kimiawan memanfaatkan
kemudahan oksidasi aldehid dengan mengembangkan beberapa uji untuk
mendeteksi gugus fungsi ini (Willbraham, 1992).
Uji Tollen merupakan salah satu uji yang digunakan untuk membedakan
mana yang termasuk senyawa aldehid dan mana yang termasuk senyawa keton.
Selain dengan menggunakan Uji Tollen untuk membedakan senyawa aldehid dan
keton dapat juga menggunakan Uji Fehling dan Uji Benedict.
Aldehid lebih mudah dioksidasi dibanding keton. Oksidasi aldehid
menghasilkan asam dengan jumlah atom karbon yang sama ( Hart, 1990). Hampir
setiap reagensia yang mengoksidasi alkohol juga dapat mengoksidasi suatu
aldehid.
Pereaksi tollens, pengoksidasi ringan yang digunakan dalam uji ini, adalah
larutan basa dari perak nitrat. Larutannya jernih dan tidak berwarna. Untuk
mencegah pengendapan ion perak sebagi oksida pada suhu tinggi, maka
ditambahkan beberapa tetes larutan amonia. Amonia membentuk kompleks larut
air dengan ion perak (Willbraham,1992).
Pereaksi Tollens sering disebut sebagai perak amoniakal, merupakan
campuran dari AgNO3 dan amonia berlebihan. Gugus aktif pada pereaksi tollens
adalh Ag2O yang bila tereduksi akan menghasilakan endapan perak. Endapan
perak ini akan menempel pada tabung reaksi yang akn menjadi cermin perak.
Oleh karena itu Pereaksi Tollens sering juga disebut pereaksi cermin perak
(Sudarmo, 2006).
Aldehid dioksidasi menjadi anion karboksilat, ion Ag+ dalam reagensia
Tollens direduksi menjadi logam Ag. Uji positf ditandai dengan terbentuknya

cermin perak pada dinding dalam tabung reaksi.Reaksi dengan pereaksi Tollens
mampu mengubah ikatan C-H pada aldehid menjadi ikatan C-O. Alkohol
sekunder dapat dioksidasi menjadi keton selanjutnya keton tidak dapat dioksidasi
lagi dengan menggunakan pereaksi Tollens. Hal ini disebabkan karena keton tidak
mempunyai atom hidrogen yang menempel pada atom karbon karbonil. Keton
hanya dapat dioksidasi dengan keadaan reaksi yang lebih keras dibandingkan
dengan aldehid. Ikatan antara karbon karbonil dan salah satu karbonnya putus,
memberikan hasil-hasil oksidasidengan jumlah atom karbon yang lebih sedikit
daripada bahan keton asalnya. Kekecualian adalah dalam oksidasi keton siklik,
karena jumlah atom karbonnya tetap sama. Misalnya, sikloheksanon dioksidasi
secar besar-besaran menjadi asam dipat, bahan kimia pentinh dalam pembuatan
Nylon.
Pereaksi tollens dibuat dengan mereaksikan AgNO3 + NH3 berelebih,
sehingga endapan menjadi larut.
AgNO3 + NH4OH
Ag2O + H2O + NH4NO3
Ag2O + NH4OH
Ag(NH3)2OH + H2O
(Sumardjo, 1995)
Bila senyawa aldehid ditambahkan pada pereaksi tollens dan dipanaskan
maka aldehid akan teroksidasi menjadi asam karboksilat yang segera
membentuk garam amonia.
Sedangkan pereaksi tollens akan tereduksi sehingga dibebaskan logam
perak yang segera melekat pada dinding tabing reaksi.
(Ridwan, 1989)
Untuk melakukan uji dengan pereaksi Tollens, beberapa tetes aldehid
atau keton dimasukkan ke dalam pereaksi Tollens yang baru dibuat, dan
dipanaskan secara perlahan dalam sebuah penangas air panas selama beberapa
menit. Pada keton, tidak ada perubahan pada larutan yang tidak berwarna.
Sedangkan aldehid, larutan tidak berwarna menghasilkan sebuah endapan
perak berwarna abu-abu, atau sebuah cermin perak pada tabung uji.

III. METODE PRAKTIKUM


A. Alat dan Bahan:
a) Alat:
1. Pipet tetes
2. Tabung reaksi
3. Alat pemanas
b) Bahan:
a. NaOh 10%
e. Cinnamaldehid
b. AgNO3 10% f. Aseton
c. NH4OH
g. Glukosa
d. Asetaldehid
h. Sruktosa
i. air

c) prosedur kerja

20 tetes larutan 10%NaOH ditambahkan kedalam 20 tetes larutan 10% AgNO3.


Kemudian ditambahkan NH4OH tetes demi tetes hingga endapannya hilang. (ini
merupakan pereaksi tollen)

Satu tetes sample atau satu spatula sample padat dilarutkan dengan etanol 95%

Sample ditambahkan tetes demi tetes kedalam pereaksi tollen sambil


dikocok,diamati terbentuknya endapan

Tabung reaksi dipanaskan ke dalam air mndidih, diamati perubaha yang terjadi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. HASIL PENGAMATAN
N
O
1

Pereaksi
Tollens

Ditambah glukosa

Warna

hitam
Ada

Ditambah

Ditambah

fruktosa
Warna

formaldehid
Warna

silver
Terbentuk

abu

Ditambah aseton

abu

keruh
Sedikit

Warna
abu

abu

jernih
Tidak

endapan

cermin

dibawahny

perak

terbentuk

pada

cermin

berwarna

seluruh

kekuninga

bagian

perak
Terdapat

n
Sedikit

dinding

endapan

cermin

tabung

kehitama

perak

terbentuk

reaksi

yang

cermin

terbentuk

endapan
Tidak
terbentuk

perak
Cermin

Setelah
dipanaskan

Warna

perak
bertambah
Warna

Warna

menjadi
coklat
Terdapat

Terbentuk

menjadi

cermin

abu

perak

abu

jernih
Terdapat

pada

larutan

endapan

menjadi

berwarna

sedikit

bagian

perak

endapan

tabung

perak

reaksi

kecoklatan
Terdapat
endapan
Gambar hasil pengamatan : Terlampir.

B. PEMBAHASAN
Hal yang membedakan Aldehid dengan keton yaitu kemampuan kedua
senyawa ini apabila dioksidasi. Aldehid hdala larutan yang mudah sekali
dioksidasi dengan menggunakan Uji Tollens, sedangkan Keton tidak. Sifat inilah
yang dimanfaatkan untuk dapat membedakan Aldehid dengan Keton. Apabila
statu sampel direaksikan dengan pereaksi tollens kemudian dipanaskan dan
muncul endapan cermin perak pada dinding tabung reaksi maka dapat dikatakan
bahwa sampel itu merupakan salah satu dari senyawa aldehid.
Pada praktikum kali ini menggunakan empat jenis sampel yang diuji
apakah dia termasuk ke dalam senyawa aldehid atau senyawa keton. Sampelsampel tersebut antara lain asetaldehid, aseton, glucosa, dan fructosa.
Pada percobaan terhadap asetaldehid mula-mula ditambah dengan air,
warnanya tetap bening dan tidak ada endapan sama sekali pada dasar tabung
reaksinya. Kemudian ditambahkan dengan pereaksi tollens, maka terjadi
perubahan. Warna larutan menjadi keruh dan munculnya endapan. Lalu larutan ini
dipanaskan, dan terjadi perubahan yaitu warna larutan agak keruh abu-abu dan
timbal cermin perak pada dinding tabung. Warna larutan berubah menjadi gelap.
Dengan munculnya cermin perak pada dinding tabung reaksi pada percobaan kali

seluruh

ini maka dapat dinyatakan bahwa asetaldehid merupakan salah satu contoh dari
senyawa aldehid.
Selanjutnya menggunakan sampel kedua yaitu aseton. Aseton ditambahkan
dengan air, warna bening dan tidak terbentuk endapan. Kemudian ditambahkan
pereaksi tollens, tidak terjadi perubahan. Warna tetap bening dan tidak terbentuk
endapan. Kemudian larutan ini dipanaskan, warna larutan menjadi keruh coklat
kehitaman dan tidak terbentuk cermin perak melainkan terbentuk endapan warna
kehitaman. Dari pengamatan ini dapat dinyatakan bahwa aseton bukan merupakan
salah satu senyawa aldehid, tetapi aseton merupakan senyawa keton,
Sampel berikutnya yaitu glukosa. Telah diketahui bahwa glukosa
merupakan salah satu karbohidrat monosakarida yang merupakan sumber energi
bagi makhluk hidup. Glukosa pada praktikum kali ini ditambahkan dengan air,
warna bening dan tidak terbentuk endapan. Kemudian glukosa ditambahkan
dengan pereaksi tollens, terjadi perubahan yaitu pada warna menjadi agak keruh
dan ada endapannya. Kemudian larutan ini dipanaskan dan warna berubah
menjadi keruh abu-abu, dan terbentuknya endapan cermin perak pada dinidng
tabung reaksi. Terdapatnya cermin perak ini membuktikan bahwa glukosa
merupakan salah satu dari senyawa aldehid.
Sampel yang terakhir yaitu fruktosa. Sama dengan glukosa, fruktosa juga
merupakan salah satu jenis karbohidrat monosakarida. Apabila fruktosa
ditambahkan dengan air warna yang terjadi tetap bening dan tidak ada endapan.
Kemudian ditambahkan dengan pereaksi tollens maka warna berubah menjadi
keruh coklat kehitaman dan terdapat endapan. Kemudian larutan ini dipanaskan
maka warna menjadi keruh coklat dan terbentuklah endapan cermin perak pada
dinding tabung reaksi. Jadi sama seperti glukosa, fruktosa juga merupakan salah
satu senyawa aldehid.
Dari keempat sampel yang digunakan, yang bukan senyawa aldehid
melainkan keton adalah Aseton. Ketiga larutan yaitu asetaldehid, glukosa, dan
fruktosa termasuk ke dalam senyawa aldehid. Aseton tidak dapat membentuk
cerminperak karena aseton tidak mempunyai atom hidrogen yang terikat pada
gugus karbon. Kedua tangan gugus karbonnya sudah mengikat dua gugus alkil

sehingga aseton tidak mengalami oksidasi ketika ditambah pereaksi tollens dan
dipanaskan. Pada asetaldehid, glukosa dan fruktosa oksidasi terjadi denagn mudah
karena ketiganya lebih reaktif.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN


A. KESIMPULAN
Dengan menggunakan uji tollens ternyata mudah untuk membedakan mana
senyawa aldehid dan keton. Suatu sampel dapat dikatakan sebagai aldehid apabila
direaksikan dengan pereaksi tollens kemudian dipanaskan akan terbentuk cermin
perak pada dinding tabung reaksinya. Sedangkan sampel dapat dikatakan bahwa ia
merupakn senyawa keton apabila terjadi reaksi negatif pada saat ditambah
pereaksi tollens dan dipanaskan. Sampel ini tidak akan menunjukkan adanya
cermin perak pada dinding tabung.
B. SARAN
Dalam percobaan-percobaan berikutnya sebaiknya menggunakan sampel lain
yang lebih berbeda. Praktikan sebaiknya dapat mendeskripsikan hasil perubahan
ynag terjadi dari percobaan secara lebih jales lagi.

DAFTAR PUSTAKA
Hart, Harold.1990.Kimia Organik.Jakarta : Erlangga.
Pine, Stanley H. 1988. Kimia Organik. Bandung: Penerbit ITB
Staley, Dennis.1992.Penuntun

Belajar

Untuk

Kimia

Organik

dan

Hayati.Bandung : ITB.
Sudarmo, Unggul.2006.Kimia 3.Jakarta : Erlangga.
Wilbraham, Antony C. 1992. Pengantar Kimia Organik 1. Bandung: Penerbit
ITB
Willbraham, and Michael S. Matta.1992.Kimia Organik dan Hayati.Bandung :
ITB
http://diaharrazy.files.wordpress.com/2010/12/lap-kimor-5-6-3rd-fa09.pdf diakses
tanggal 11 juni 2013 pukul 12.00 WIB

http://diaharrazy.files.wordpress.com/2010/12/lap-kimor-6.pdf diakses tanggal


13

juni 2013 pukul 19.15 WIB

LAMPIRAN
( NaOH campur AgNO3)
dicampur amoniak 1,5)

(NaOH AgNO3

(Tollen + Aseton)
Aseton dipanaskan)

(Tollen + Formaldehid)
Fruktosa)

(Tollen +

(Tollen +

(Tollen + Glukosa)

LAPORAN KIMIA DASAR II


Acara V
UJI KARBOHIDRAT

Oleh:
Indrawan Nurhadi (A1M012054)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
PURWOKERTO
2013
I.

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Karbohidrat adalah hasil alam yang melakukan banyak fungsi
penting

dalam

tanaman

dan

hewan.

Melalui

fotosintesis,

tanaman mengubah karbon dioksida menjadi karbohidrat, yaitu


dalam bentuk selulosa, pati dan gula-gula lain. Selulosa adalah
komponen

struktur

pada

tanaman

yang

digunakan

untuk

membangun dinding sel yang kaku, serat, dan jaringan kayu. Pati
adalah bentuk umum penyimpan karbohidrat yang digunakan
sebagai sumber makanan atau energi.
Karbohidrat adalah zat gizi yang fungsi utamanya sebagai
penghasil energi yang setiap gramnya menghasilkan empat
kalori.Walaupun lemak menghasilkan energi lebih besar, namun
karbohidrat

lebih

banyak

dikonsumsi.Karbohidrat

banyak

ditemukan pada serelia (beras, gandum, jagung, kentang, dan


sebagainya).
Karbohidrat tersusun dari tiga jenis unsur, yakni karbon,
hidrogen, dan oksigen.Rumus umum karbohidrat adalah (CH 2O)n.
Satuan unit terkecil penyusun karbohidrat adalah monosakarida
atau disebut dengan gula sederhana yang hanya mengandung 3
sampai 7 atom hidrogen.Karbohidrat terbentuk pada saat proses
fotosintesis, sehingga merupakan senyawa perantara awal dalam
pengaturan CO2, hidrogen, oksigen serta cahaya matahari
kedalam bentuk hayati. Karbohirat dapat digolongkan ke dalam
monosakarida,

oligosakarida,

dan

polisakarida.

Karbohidrat

merupakan hidrat suatu karbon Cx(H2O)y berupa polihidroksi


aldehid dan keton. Macam-macam karbohidrat bervariasi pada
struktur

isomer

dan

kemurniannya,

sedangkan

solubilitas

karbohidratlengket satu sama lain.


Karbohidrat disebut juga sebagai hidrat arang, didasarkan
pada penelitian-penelitian awal yang menunjukkan bahwa pada
pemanasan senyawa tersebut akan membebaskan air (hidrat)
dan menyisakan karbon (arang). Berdasarkan hal tersebut
karbohidrat dianggap sebagai senyawa organic yang mempunyai
rumus umum CnH2nOn. Karbohidrat merupakan senyawa aldehid
atau keton beserta turunannya yang mengikat banyak gugus
hidroksil, dengan kata lain karbohidrat merupakan senyawa
polihidroksil dari keton atau aldehid.
Karbohidrat atau sakarida adalah segolongan besar senyawa
organik yang tersusun hanya dari atom karbon, hidrogen, dan
oksigen. Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari
satu

molekul

gula

sederhana.

Banyak

karbohidrat

yang

merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang


terangkai menjadi rantai yang panjang serta bercabang-cabang.

Karbohidrat merupakan bahan makanan penting dan sumber


tenaga yang terdapat dalam tumbuhan dan daging hewan. Selain
itu, karbohidrat juga menjadi komponen struktur penting pada
makhluk hidup dalam bentuk serat (fiber), seperti selulosa,
pektin, serta lignin.
Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan
tubuh. Tubuh menggunakan karbohidrat seperti layaknya mesin
mobil menggunakan bensin. Glukosa, karbohidrat yang paling
sederhana mengalir dalam aliran darah sehingga tersedia bagi
seluruh sel tubuh. Sel-sel tubuh tersebut menyerap glukosa dan
mengubahnya menjadi tenaga untuk menjalankan sel-sel tubuh.
Selain sebagai sumber energi, karbohidrat juga berfungsi
untuk menjaga keseimbangan asam basa di dalam tubuh,
berperan penting dalam proses metabolisme dalam tubuh, dan
pembentuk struktur sel dengan mengikat protein dan lemak.
Karbohidrat

dapat

diidentifikasikan

dengan

pereaksi

benedict, seliwanoff, pembentukan osazon, uji iod, pereaksi


fehling dan molisch. Dalam praktikum ini digunakan yang
pertama pereaksi molisch untuk mengetahui terjadinya reaksi
dehidrasi yang merupakan sifat karbohidrat jika direaksikan
dengan asam mineral kuat. Kedua yaitu pereaksi fehling untuk
mengetahui kandungan gula pereduksi dengan dipanaskan.

B. TUJUAN
Praktikum kimia dasar II ini dalam acara yang ke 5 terdapat
2 sub bahasan yaitu :
a. Uji Molisch untuk mengetahui adanya kandungan karbohidrat
b. Uji Fehling untuk mengetahui adanya kandungan gula pereduksi

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hydrogen dan


oksigen yang terdapat di alam yang mempunyai rumus umum

CnH2nOn. Karbohidrat dialam umumnya merupakan suatu polimer,


tetapi ada pula karbohidrat sederhana. Hasil hidrolisis ketiga
kelas utama karbohidrat saling berkaitan. (Fessenden, 1982)
Polisakari
da
Menurut

H2O

Oligosakari

H2O

H+

da

H+

Fessenden,

ditinjau

dari

hasil

Monosakarida
hidrolisisnya

karbohidrat dikelompokkan sebagai berikut :


1.

Monosakarida (sering disebut gula sederhana)

Monosakarida adalah satuan karbohidrat yang tidak dapat


dihidrolisis menjadi molekul-molekul karbohidrat yang lebih
sederhana lagi, misalnya glukosa, fruktosa, ribose dan galaktosa.
Semua monosakarida adalah zat padat yang mudah larut dalam
air.

Larutannya

bersifat

optis

aktif.

Larutan

monosakarida

bereaksi positif dengan pereaksi fehling atau pereaksi benedict


maupun dengan Tollens. Monosakarida dapat berupa aldosa atau
ketosa. Golongan aldosa mempunyai satu gugus fungsi aldehid (CHO) dan beberapa gugus hidroksil (-OH), sedangkan golongan
ketosa mempunyai satu gugus fungsi keton (-CO-) dan beberapa
gugus hidroksil. Struktur dari beberapa monosakarida yang
penting :
O

CH2OH

CHO

CHO
C

C=O

HCOH

COH
HCOH
COH

HO CH

OHCH

OHCH

H C OH

OHCH

COH
HCOH

H C OH

HCOH

CH2OH
HCOH

CH2OH

CH2OH

CH2OH
(GLUKOSA)

(FRUKTOSA)

(GALAKTOSA)

(RIBOSA)
Glukosa adalah monosakarida yang terpenting, kadangkadang disebut gula darah (karena dijumpai dalam darah).
Fruktosa

juga

disebut

levulosa

karena

memutar

bidang

polirasisasi kekiri adalah gula termanis. Galaktosa terdapat


dalam disakarida laktosa, dalam keadaan terikat dengan glukosa.
Ribosa membentuk sebagian kerangka polimer dari asam-asam
nukleat.
2.

Disakarida

Suatu disakarida adalah suatu karbohidrat yang tersusun


dari 2 satuan monosakarida yang dipersatukan oleh suatu
hubungan glikosida dari karbon 1 dari satu-satuan ke suatu OH
satuan yag lain. Disakarida merupakan dimer monosakarida yang
sejenis atau berbeda jenis, sehingga bila dihidrolisis akan
menghasilkan 2 monosakarida.
Disakarida yang banyak dikenal adalah sukrosa atau gula
tebu (dimmer dari glukosa dan fruktosa), maltosa (dimer dari dua
glukosa), dan laktosa atau gula susu (dimer dari glukosa dan
galaktosa). (Soetopo, 2002).

Sukrosa dan laktosa tidak dapat difermentasikan sedangkan


maltosa dapat difermentasikan menghasilkan alcohol (etanol).
Sukrosa tidak dapat mereduksi larutan fehling sebab gugus
aldehidnya sudah terikat pada fruktosa. Maltosa dan laktosa
dapat mereduksi larutan fehling sebab salah satu monomernya
(glukosa dan galaktosa) masih memiliki gugus aldehid bebas
(belum terikat).
Seperti dinyatakan oleh namanya, tiap molekul gula ini
terdiri dari dua satuan monosakarida. Dapat dibayangkan bahwa
satu-satuan ini dihubungkan satu dengan yang lain oleh ikatanikatan yang dihasilkan oleh eliminasi sebuah molekul air,
misalnya sebuah molekul sukrosa tersusun dari sebuah satuan
glukosa dan sebuah satuan fruktosa yang digabungkan seperti
dibawah ini (Keenan, 1986) :
3.

Oligosakarida

Oligosakarida adalah karbohidrat yang apabila dihidroisis


akan terurai menjadi 3 sampai 10 monosakarida, misalnya
dektrin

dan

maltopentosa.

Oligosakarida

yang

saling

berhubungan misalnya disakarida, trisakaridadan sebagainya


(Soetopo, 2002).

4.

Polisakarida

Suatu polisakarida adalah senyawa dalam man molekulmolekul

mengandung

banyak

satuan

monosakarida

yang

dipersatukan dengan ikatan glukosida. Hidrolisis lengkap akan


mengubah suatu poisakarida menjadi monosakarida. Polisakarida
memenuhi 3 maksud dalm system kehidupan : sebagai bahan
bangunan (architectural), bahan makanan (nutritional), dan
sebagai zat spesifik. Polisakarida architectural misal selulosa,

komponen struktur dari kerangka luar serangga. Polisakarida


nutrisi yang lazim adalh pati dan glikogen, karbohidrat yang siap
dipakai dalam tubuh hewan. Heparin adalah salah satu contoh
zat spesifik, adalah suatu polisakarida yang mencegah koagulasi
darah (Fessenden, 1982).

Pati merupakan polisakarida yang paling melimpah kedua.


Pati

dapat

dipisahkan

menjadi

fraksi

utama

berdasarkan

kelarutan bila ditriturasi dengan air panas. Sekitar 20% pati


adalah amilosa (larut) dan 80% sisanya adalah amilopektin (tidak
larut).

Hidrolisis

lengkap

amilosa

menghasilkan

D-glukosa,

hidrolisis parsial menghasilkan maltosa sebagai satu-satunya


disakarida.

Amilopektin

adalah

suatu

polisakarida

yang

mengandung 1000 satuan glukosa atau lebih per molekul.


Hidrolisis lengkap amilopektin menghasilkan D-glukosa, namun
hidrolisis tak lengkap menghasilkan suatu campuran disakarida
maltosa dan isomaltosa (Fessenden, 1982).

Gula Pereduksi
Suatu gugus aldehid sangat mudah dioksidasi menjadi suatu

gugus karboksil. Uji kimiawi untuk aldehid tergantung mudahnya


oksidasi ini. Gula pereduksi adalah karbohidrat yang dapat
mereduksi senyawa pengoksidasi lemah seperti Cu dalam
pereaksi

fehling.

Agar

berfungsi

sebagai

gula

pereduksi,

karbohidrat harus mempunyai fungsi aldehid atau gugus fungsi


hemi asetal yang dapat membuka menjadi aldehid. Dari ketiga
bentuk glukosa, hanya bentuk asiklik yang dioksidasi oleh
pereaksi fehling. Akhiran

-osa digunakan dalam tatanama

karbohidrat sistematik untuk menyatakan suatu gula pereduksi


(Keenan, 1986).

Berdasarkan sifat-sifat sakarida dan reaksi-reaksi kimia yang


spesifik,

karbohidrat

dapat

dianalisis

secara

kualitatif

dan

kuantitatif. Secara kualitatif contohnya dengan uji Molisch dan uji


Fehling. Secara kuantitatif dengan menggunakan alat polarimeter
(Winarno, 2004). Uji molisch menggunakan pereaksi molisch
untuk mengetahui terjadinya reaksi dehidrasi yang merupakan
sifat karbohidrat jika direaksikan dengan asam mineral kuat.
Monosakarida dengan asam sulfat pekat terdehidrasi menjadi
furfural

atau

turunannya.

Furfural

atau

turunannya

ini

membentuk waran persenyawaan berwarna dengan -naphthol


atau persenyawaan aromatic lain. Uji molisch berdasarkan sifat
ini yaitu pembentukan kompleks violet / ungu dengan -naphthol
(Darjanto et all,1988). Uji fehling menggunakan pereaksi fehling
yang terdiri dari campuran kupri sulfat, Na-K-tartrat dan natrium
hidroksida

dengan

terbentuk

endapan

gula

pereduksi

yang

dan

berwarna

dipanaskan
merah

akan

kecoklatan

(Sudarmadji et all, 1986).

Analisa kualiatif karbohidrat


1. Uji Molisch

Uji umum utk karbohidrat

Prinsip reaksi ini adalah dehidrasi senyawa karbohidrat


oleh asam sulfat pekat.

Dehidrasi heksosa menghasilkan senyawa hidroksi metil


furfural,

sedangkan

dehidrasi

pentosa

menghasilkan

senyawa fulfural.

Uji positif jika timbul cincin merah ungu yang merupakan


kondensasi

antara

furfural

atau

hidroksimetil

furfural

dengan alpha-naftol dalam pereaksi Molisch.Bila larutan


karbohidrat

diberi

beberapa

tetes

larutan

alfa-naftol,

kemudian H2SO4 pekat secukupnya sehingga terbentuk 2


lapisan cairan, pada bidang batas kedua lapisan itu
terbentuk cincin ungu.
2. Uji Seliwanof

Merupakan

uji

spesifik

untuk

karbohidrat

yang

mengandung gugus keton atau disebut juga ketosa


(khusus menunjukkan adanya fruktosa).

Pereaksi Seliwanoff terdiri dari serbuk resorsinol + HCl


encer. Bila fruktosa diberi pereaksi Seliwanoff dan
dipanaskan dalam air mendidih selama 10 menit akan
terjadi perubahan warna merah pada larutannya atau
menjadi lebih tua.
3. Uji Benedict

Merupakan uji umum untuk karbohidrat yang memiliki


gugus aldehid atau keton bebas.

Uji Benedict berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+ oleh


gugus aldehid atau keton bebas dalam suasana alkalis.

Biasanya ditambahkan zat pengompleks seperti sitrat atau


tatrat untuk mencegah terjadinya pengendapan CuCO3.

Uji positif ditandai dengan terbentuknya larutan hijau,


merah, orange atau merah bata serta adanya endapan.
4. Uji Barfoed

Digunakan

untuk

menunjukkan

adanya

monosakarida

dalam sampel.

Uji positif ditunjukkan dengan terbentuknya endapan


merah orange.

2. Uji Iodin

Digunakan untuk menunjukkan adanya polisakarida.

Amilum dengan iodine dapat membentuk kompleks biru.

Amilopektin dengan iodin akan memberi warna merah


ungu sedangkan dengan glikogen dan dekstrin akan
membentuk warna merah coklat.

3. Uji Fehling

Digunakan

untuk

menunjukkan

adanya

karbohidrat

pereduksi.

Uji positif ditandai dengan warna merah bata atau merah


kecoklatan.
(Mustahib, 2011)

Uji Fehling
Uji Fehling bertujuan untuk mengetahui adanya gugus
aldehid.Reaksi yang terjadi dalam uji fehling adalah :

Pemanasan dalam reaksi ini bertujuan agar gugus aldehida


pada sampel terbongkar ikatannya dan dapat bereaksi dengan
ion OH- membentuk asam karboksilat.Cu2O (endapan merah
bata) yang terbentuk merupakan hasil sampingan dari reaksi
pembentukan asam karboksilat.Pemanasan dilakukan karena
pereaksi Fehling kurang stabil pada larutan dingin (temperatur
rendah) sehingga dibutuhkan pemanasan agar Fehling stabil
(Anonim, 2011).

III.

METODE PRAKTIKUM

A. ALAT
ALAT
Uji Molisch

Uji Fehling

1. Pipet tetes

1. Alat Pemanas

2. Gelas ukur

2. Tabung reaksi

3. Pipet ukur

3. Rak tabung reaksi

4. Tabung reaksi

4. Pipet tetes

5. Rak tabung reaksi

5. Pipet ukur
6. Gelas kimia

B. BAHAN
BAHAN
Uji Molisch

Uji Fehling

1. Asam sulfat pekat

1. Pereaksi Fehling A

2. Pereaksi Molisch

2. Pereaksi Fehling B

(-naphthol+ 95% etanol)


3. Glukosa 0,01 M
4. Glukosa 0,02 M
5. Aquades

3. Larutan Gula
4. Larutan Glukosa
(0%, 1%, 10%, 20%)
5. Sirup
6. Larutan Pati

C. PROSEDUR KERJA

UJI MOLISCH
dilarutkan larutan (-naphthol dalam 20 ml 95% etanol

Dimasukkan maasing-masing 1 ml larutan glukosa 0,01 M dan


0,02 M dan air

Segera

dalammasing-masing

tabung

ditambahkan

tetes

pelarut molish dan dikocok dengan hati-hati


Kedalammasing-masing tabung dialirkan dengan hati-hati 1 ml
asam sulfat pekat (caranya dimiringkan tabung 45 dan dialirkan
asam sulfat pekat melalui dinding dengan pipet tetes perlahanlahan
Diamati apa yang terjadi

UJI FEHLING

Dicampurkan larutan fehling A dan B dengan perbandingan 1 : 1


Diambil 2 ml campuran larutan fehling
Ditambahkan 5 tetes larutan yang diuji dan dididihkan
Diamati

perubahan

yang

terjadi

(adanya

kecoklatan, menunjukan adanya gula reduksi)

endapan

merah

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENGAMATAN
1. Uji Molisch untuk karbohidrat

No
.

Sample

1.

Glukosa (0,02)

2.

Glukosa (0,01)

Ditambah

tetes Ditambah

ml

mollisch

H2SO4

Biru pekat

Biru keunguaan

Biru pekat

Biru keunguaan muda


(ada gumpalan)

3.

Biru pekat

Biru tua

Larutan

Hasil

Keterangan Gambar

Fehling

Larutan berwarna biru

A dan B

kemudian

setelah

dipanaskan

menjadi

Air

2. Uji Fehling
Jenis Larutan

Sirup

hijau daun dan terdapat


endapan

merah

kecoklatan
Larutan Gula

Larutan berwarna biru


gelap

Larutan berwarna biru


gelap
Larutan Pati

Larutan berwarna biru


setelah

dipanaskan

Larutan

menjadi biru kecoklatan

Glukosa 1%

ada endapan

merah

kecoklatan

Larutan berwarna biru


Larutan

setelah dipanaskan ada

Glukosa 10%

endapan

berwarna

merah kecoklatan

Larutan berwarna biru


kemudian

setelah

Larutan

dipanaskan

menjadi

Glukosa 20%

coklat
terbentuk

gelap

dan

endapan

berwarna coklat
Berwarna biru terang
Kontrol

B. PEMBAHASAN
UJI MOLISH
Karbohidrat oleh asam sulfat (H2SO4) pekat akan dihidrolisis
menjadi

monosakarida

dan

selanjutnya

monosakarida

mengalami dehidrasi oleh asam sulfat pekat menjadi furfural.


Furfural tersebut apabila ditambah dengan -naphthol akan
berkondensasi membentuk senyawa kompleks yang berwarna
ungu.
Uji molisch digunakan untuk mengidentifikasi apakah suatu zat
mengandung karbohidrat. Uji ini dilakukan dengan menambahkan dua tetes
pereaksi molisch (dimana pereaksi molisch ini terbuat dengan melarutkananaphthol dalamlarutan ethanol 95%) pada larutan uji dan ditambahkan H 2SO4
pekat perlahan-lahan pada dinding tabung sampai terbentuk cincin berwarna ungu.
Apabila suatu larutan uji menunjukan adanya cincin berwarna ungu, maka larutan
uji tersebut mengandung karbohidrat.
Pereaksi molisch yang terdiri dari a-naphthol dalam alkohol akan bereaksi dengan
furfural tersebut membentuk senyawa kompleks berwarna ungu. Uji ini bukan uji
spesifik untuk karbohidrat, walaupun hasil reaksi yang negatif menunjukan bahwa
larutan yang diperiksa tidak mengandung karbohidrat.
Pada hasil uji molisch tak ada satupun larutan uji yang ditambahkan pelarut
molisch dan dialiri larutan asam sulfat pekat memberikan warna ungu. Pada air
larutan teteap bening ini menunjukan bahwa air tidak mengandung karbohidrat.
Sedangkan pada glukosa tidak terbentuk warna ungu, walaupun secara teori
seharusnya pada larutan glukosa terbentuk warna ungu karena glukosa
mengandung karbohidrat. Hal ini terjadi mungkin karena dalam pembuat larutan
molisch praktikan kurang teliti dalam perbandingan campuran bahan.

UJI FEHLING
Uji fehling menggunakan pereaksi fehling yang terdiri dari

campuran kupri sulfat, Na-K-tartrat dan natrium hidroksida


dengan gula pereduksi dan dipanaskan akan terbentuk endapan
yang berwarna merah kecoklatan (Slamet sudarmadji et all,
1986).

Uji

fehling

ini

digunakan

untuk

mengetahui

adanya

kandungan gula pereduksi dalam karbohidrat. Gula pereduksi


adalah karbohidrat yang dapat mereduksi senyawa pengoksidasi
lemah seperti Cu dalam pereaksi fehling. Agar berfungsi sebagai
gula pereduksi, karbohidrat harus mempunyai fungsi aldehid
atau gugus fungsi hemi asetal yang dapat membuka menjadi
aldehid. Dari ketiga bentuk glukosa, hanya bentuk asiklik yang
dioksidasi oleh pereaksi fehling. Akhiran-osa digunakan dalam
tatanama karbohidrat sistematik untuk menyatakan suatu gula
pereduksi (Keenan, 1986).
Dalam pembahasan ini larutan sample yang diuji adalah
larutan gula, pati, sirup glukosa (0%, 1%, 10%, 20%). Apabila
larutan sample ditambah pereaksi fehling (A+B) dan kemudian
dipanaskan

menunjukkan

terbentuknya

endapan

merah

kecoklatan maka larutan sample tersebut mengandung gula


pereduksi karena mengandung gugus fungsi aldehid yang dapat
mereduksi pereaksi fehling. Dari 7 larutan sample, 4 diantaranya
yang menunjukkan adanya endapan merah kecoklatan adalah
larutan glukosa 1%, glukosa 10%, glukosa 20%, dan sirup.
Larutan glukosa 20% adalah larutan dengan kandungan gula
pereduksi tertinggi.

V.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil pembahasan diatas adalah :


1. Suatu zat atau larutan yang mengandung karbohidrat
dapat

ditunjukkan

berwarna

ungu

bila

dengan

adanya

ditambahkan

cincin
dengan

furfural
pereaksi

molisch yang biasa disebut dengan uji molisch.


2. Suatu zat atau larutan yang mengandung gula pereduksi
dapat ditunjukkan dengan adanya endapan berwarna
merah kecoklatan bila ditambahkan dengan pereaksi
fehling yang biasa disebut dengan uji fehling.
3. Larutan glukosa 0,01M dan glukosa 0,02M termasuk
karbohidrat jenis monosakarida.
4. Larutan glukosa 1%, glukosa 10%, glukosa 20%, dan sirup
menunjukkan adanya kandungan gula pereduksi.

B. SARAN

Dalam praktikum sebaiknya praktikan lebih fokus dan teliti


dalam mengamati apa saja perubahan yang terjadi.

Apabila memberi keterangan pada data pengamatan


sebaiknya yang lengkap.

Praktikan

juga

mengantisipasi

harus

agar

tidak

mematuhi
terjadi

prosedur

kerja,

kesalahan

dalam

praktikum.

Disiplin dan hati-hati dibutuhkan karena bekerja dengan


zat-zat yang berbahaya (asam sulfat pekat)

DAFTAR PUSTAKA

Fessenden, R. J, J. S. Fessenden. 1982. Kimia Organik Jilid 2. Erlangga.


Jakarta.
Keenan, Kleinfelter. 1986. Kimia Untuk Universitas II. Erlangga. Jakarta.
Soetopo. 2002. Biokimia. Yudistira. Bandung.
Sudarmadji, Slamet, Bambang Haryono, Suhardi. 1986. Analisa Bahan
Makanan dan Pertanian. Pusat Antar Universitas Ilmu Pangan dan Gizi.
Yogyakarta
Mustahib. 2011. Karbohidrat dan Uji Karbohidrat. (On-Line):
http://biologi.blogsome.com. Diakses tanggal 14 Juni 2013
http://www.scribd.com/doc/113749511/Daster-Lap-Resmi-UJIKARBOHIDRAT. diakses tanggal 14 juni 2013

LAPORAN KIMIA DASAR II


Acara VI
UJI KUALITATIF PROTEIN

Oleh:
Indrawan Nurhadi (A1M012054)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
PURWOKERTO
2013
I.
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Protein merupakan senyawa terpenting penyusun sel hidup, yang terdapat
dalam semua jaringan hidup baik tumbuhan, hewan maupun tubuh kita. Protein
sangat penting bagi makhluk hidup, antara lain sebagai sumber energi,
mensintesis atau memperbaiki jaringan yang rusak, alat transport, melindungi kita
dari berbagai penyakit, dan sebagai enzim yang mengkatalis berbagai reaksi
metabolisme.
Protein merupakan salah satu contoh polimer alam yang mempunyai
struktur paling kompleks diantara contoh polimer alam lainnya, misalnya:
karbohidrat dan lemak. Molekul molekul pada protein mempunyai bobot
molekul yang tinggi, misalnya pada albumen pada telur yang mempunyai berat
molekul(BM) yang tinggi yaitu 40.000 45.000.
Molekul Protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, dan
kadang sulfur dan fosfor, serta juga jenis protein yang mengandung unsur logam
seperti besi dan tembaga.
Molekul protein yang besar menyebabkan protein mudah sekali
mengalami perubahan fisik ataupun aktivitas biologisnya. Banyak agensai yang
dapat menyebabkan perubahan sifat alamiah protein, misalnya panas, asam, basa,

solven organic, garam, logam berat, dan radiasi sinar matahari. Sedangkan untuk
perubahan fisik yang mudah diamati adalah penjedalan.
Protein dapat dianalisis baik secara kualitatif maupun kuantitatif, secara
kuantitatif protein dapat dianalisis dengan cara uji kjeldahl(untuk menganalisis
kadar protein kasar dalam bahan makanan secara tidak langsung) dan uji
dumas.,Sedangkan secara kualitatif protein dapat dianalisis dengan cara biologis,
PER(Protein Efficiency Ratio), NPU(Net Protein Utilization), NDpCal ,uji biuret,
dsb.
Praktikum ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengidentifikasi protein
dengan uji biuret. Prinsipnya adalah senyawa CuSO alkalia akan membentuk
senyawa kompleks dengan protein. Reaksi ini terjadi pada ikatan peptida yang
terdapat dalam molekul. Intensitas warna menunjukan jumlah ikatan peptida yang
terdapat dalam molekul protein.
B. Tujuan
Untuk mengidentifikasi adanya protein dengan uji warna biuret.

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Protein adalah makromolekul yang secara fisik dan fungsional kompleks


yang melakukan beragam peran penting. Protein mengalami perubahan fisik dan
fungsional yang mencerminkan siklus hidup organisme tempat protein berada.
Protein biasanya lahir saat translasi, mengalami pematangan melalui
pengolahan pascatranslasi dan mati setelah diuraikan menjadi asam-asam amino
komponennya (Murray dkk, 2006).
Protein adalah senyawa polipeptida yang tersusun atas satuan satuan
dasar kimia, yaitu asam amino. Dalam molekul protein, asam asam amino ini
saling berhubung hubungan dengan suatu ikatan yang disebut ikatan peptide (CO-NH-). Ikatan peptida terbentuk jika gugus amino (-NH2) dari satu asam amino
bereaksi dengan gugus karboksil (- COOH) dari asam amino berikutnya.

NH CH CO NH CH CO NH CH CO

R
Ikatan peptida

Satu molekul protein dapat terdiri dari 12 sampai 18 macam asam amino
dan dapat mencapai jumlah ratusan asam amino (Suharjo dan Clara M.Kusharto,
2003).

Protein secara kimia lebih kompleks lagi, tetapi seperti karbohidrat dan
lipid, protein juga tersusun dari senyawa gabungan yang sederhana. Semua
protein mengandung atom karbon, oksigen, hidrogen, dan nitrogen serta proteinprotein yang mengandung sulfur dan fosfor (Sloane, 2004).
Adapun struktur protein yaitu terdiri dari rantai polipeptida memilin, melipat,
dan membungkus diri ke dalam model yang membentuk protein dengan
kesesuaian bentuk (conformation) yang berbeda-beda. Protein struktural atau
fibrosa disusun dari makromolekul linear yang panjang. Contohnya meliputi
kalogen;mioin (protein otot); fibrin; dan keratin pada rambut, kuku dan kulit.
Selain itu juga dikenal protein globular adalah protein yang sangat terpilin dan
terlipat dalam bentuk yang hampir sferikal, atau mirip gulungan benang kusut.
Contohnya meliputi enzim, hormone, dan protein darah (Sloane, 2004).
Berat molekul protein bias mencapai empat puluh juta; bandingkan
dengan berat molekul glukosa yang besarnya 180. Jenis protein sangat banyak,
mungkin sampai 1010-1012. Ini dapat dibayangkan bila diketahui bahwa protein
terdiri atas sekian kombinasi berbagai jenis dan jumlah asam amino. Ada dua
puluh jenis asam amino yang diketahui sampai sekarang yang terdiri atas asam
amino esensial (asam amino yang tidak dapat dibuat tubuh dan harus di datangkan
dari makanan) dan sebelas asam amino non esensial (Almatsier, 2010).
Asam amino yang merupakan monomer (satuan pembentuk) protein
amino adalah suatu senyawa yang mempunyai dua gugus fungsi yaitu gugus
amino dan gugus karboksil. Pada asam amino, gugus amino terikat pada atom
karbon yang berdekatan dengan gugus karboksil dalam asam amino terikat pada
atom karbon yang sama.
Pada umumnya asam amino yang diisolasi dari protein hidroksilat
merupakan alfa-asam amino, yaitu gugus karboksil dan amino terikat pada atom
karbon yang sama. Yang membedakan asam amino satu sama lain adalah rantai
cabang atau gugus R-nya. R berkisar dari satu atom hidrogen (H) sebagaimana
terdapat pada asam amino paling sederhana glisin ke rantai karbon lebih panjang,
yaitu hingga tujuh atom karbon (Almatsier, 2010).

Hampir semua asam amino mempunyai fungsi khusus. Triptofan adalah


prekursor vitamin niasin dan pengatur sarf serotonin. Metionin memberikan gugus
metal guna sintesis kolin dan kreatinin. Di samping itu metionin merupakan
prekursor sistein dan ikatan mengandung ikatan sulfur lain. Fenilalanin adalah
prekursor tirosin dan bersama membentuk hormo-hormon tiroksin epinefrin.
Tirosin merupakan prekursor bahan yang membentuk pigmen kulit dan rambut.
Arginin dan sentrulin terlibat dalam sintesis ureum dalam hati (Almatsier, 2010).
Asam amino merupakan turunan (derivative) asam alkanoat, dimana satu
atom H-nya disubstitusi oleh gugus amino. Secara umum struktur asam amino
adalah satu atom C yang mengikat empat gugus: gugus karboksil (-COOH),
gugus amino (-NH2), atom hidrogen (H), dan satu gugus sisa (R, dari residue).
Ada 20 macam asam amino yang masing - masing ditentukan oleh jenis gugus R
atau rantai samping dari asam amino. Jika gugus R berbeda maka jenis asam
aminonya akan berbeda. Asam amino dalam rantai peptida akan memberikan
reaksi biuret yang sangat berguna untuk penetapan protein secara kualitatif dalam
larutan spektrofotometri. Biuret terbentuk dari dua molekul urea jika dipanaskan
pada suhu 1800 C.
O

O H O

2H2N - C - NH2

H2N - C - N - C - NH2 + NH2


1800 C

Biuret

Dalam alkali kuat, biuret dengan CuSO4 memberikan warna violet. Reaksi
biuret dapat diberikan jika peptida yang mempunyai paling sedikit dua ikatan
peptida kecuali histidine, serin, dan prolin.
Selain dengan uji biuret, protein juga dapat dianalisis dengan absorpsi
ultraviolet dengan menggunakan spektrofotometer. Spektrofotometer adalah alat
untuk mengukur transmittan atau absorbans suatu contoh sebagai fungsi panjang
gelombang (Day, 1990).

III.

METODE PRAKTIKUM

Uji biuret untuk protein

A. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Tabung reaksi
b. Pipet tetes
c. Gelas ukur
2. Bahan
a. Larutan putih telur
b. Larutan KOH 10 % dan Larutan NaOH 40 %
c. Larutan 0,1 % CuSO4
B. Prosedur kerja
2 ml larutan putih telur dimasukkan ke dalam 2 tabung reaksi (masing
masing 2ml) dan ditambahkan 2 ml larutan 10 % KOH ke tabung reaksi 1
serta ditambahkan juga 2ml larutan 40 % NaOH ke tabung reaksi 2.

Kemudian ditambahkan beberapa tetes larutan 0,1 % CuSO4, dikocok


sampai benar benar tercampur

Diamati hasilnya

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil pengamatan
No
1

Sampel
Putih telur

Putih telur

+ 2ml KOH 10 %
KOH dan putih telur
bercampur (tidak
terdapat lapisan)
+ 2ml NaOH 40 %
Terdapat lapisan antara
putih telur dan larutan
NaOH

+ Beberapa tetes CuSO4 0,1 %


Terdapat kompleks warna ungu
yang menyebar
+ Beberapa tetes CuSO4 0,1 %
Terdapat Kompleks warna ungu
yang membentuk lapisan yaitu
warna ungu, lapisan albumen
dan NaOH

Gambar hasil pengamatan :

Setelah ditambahkan beberapa

Sebelum diteteskan beberapa

Tetes CuSO4 0,1 %

Tetes CuSO4 0,1 %

B. Pembahasan
Protein terdapat pada semua sel dan merupakan komponen terpenting
dalam semua reaksi kimia, rata - rata 2/3 dari berat kering suatu sel terdiri dari
protein. Setiap protein merupakan polimer asam amino. Asam - asam amino
dalam protein disambung dengan ikatan peptida yang merupakan ikatan kovalen
amida yang terbentuk oleh gugus -karboksil dan -amino.
Pada praktikum uji kualitatif protein ini akan diamati adanya protein pada
larutan putih telur melalui uji biuret.

Pada uji biuret, pada tabung reaksi 1 awalnya larutan putih telur berwarna
kuning, kemudian ketika ditambahkan dengan 10% KOH, larutan berubah
menjadi berwarna kuning memudar yang tidak teratur, setelah itu ketika
ditambahkan dengan beberapa tetes CuSO4, larutan berubah menjadi berwarna
ungu pada bagian seluruhnya dan bersifat menyebar. Kemudian pada tabung
reaksi 2 larutan putih telur dicampur dengan 40% NaOH dan hasilnya pun
membentuk warna ungu pada larutan tersebut serta membentuk kompleks yang
berlapis dimana warna ungu nya berada di atas larutan nya.
Dalam hal tersebut terbentuknya warna ungu menunjukkan bahwa pada
larutan putih telur tersebut mengandung protein.
Dalam uji biuret, bila suatu peptida dan protein dimasukkan kedalam
larutan encer kuprisulfat dalam basa kuat, maka warna biru pucat pada larutan
akan berubah menjadi violet. Warna yang terbentuk sama dengan warna yang
dibentuk oleh biuret, bila diperlakukan sama seperti pada praktikum kali ini,
sehingga uji ini dinamakan uji biuret.
NH2 - C - NH - C - NH2
O
O
Biuret
Reaksi ini positif terhadap ikatan - ikatan peptida, dan terhadap protein
yang telah terhidrolisis sempurna memberikan hasil yang negatif ( Darjanto,
1988).

V.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Larutan putih telur yang berwarna kuning muda setelah ditambahkan
dengan 2 mL KOH 10%, warnanya berubah menjadi berwarna kuning memudar.
Kemudian ketika ditambahkan dengan beberapa tetes CuSO4 0,1%, warnanya
berubah menjadi berwarna ungu pada bagian atasnya. Begitu juga pada larutan
putih telur yang dicampur dengan 2ml NaOH 40%, setelah ditambahkan dengan

beberapa tetes CuSO4 0,1 % hasilnya pun positif membentuk kompleks warna
ungu. Hal ini menunjukkan adanya protein pada larutan putih telur.
B. Saran
1. Praktikan harus bisa membuat larutan sendiri apabila larutan pada
praktikum ini seperti KOH 10% dan NaOH 40% belum tersedia di lab.
2. Praktikan juga harus teliti dalam mencampurkan larutan larutan
tersebut kedalam tabung reaksi.
3. Praktikan harus lebih disiplin lagi dalam menggunakan alat alat lab
karena banyak praktikan yang sesudah memakai alat lab tapi tidak
dikembalikan ke tempatnya.

DAFTAR PUSTAKA
Almatsier. S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Murray, R. K. dkk. 2009. Biokimia Harper. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran
EGC.
Darjanto, SU.Ir.1988.Ilmu Kimia Organik.Purwokerto:Fakultas pertanian dan
peternakan UNSOED.

Day, Jr.R.A.dan Underwood, A.L.1990.Analisa Kimia


Kuantitatif.Jakarta:Erlangga.

Sloane, E. 2004. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Suharjo dan Clara, M. Kusharto.2003.Prinsip Prinsip Ilmu


Gizi.Yogyakarta:Kanisius.

LAPORAN KIMIA DASAR II


Acara VII
UJI KUALITATIF LIPID

Oleh:
Indrawan Nurhadi (A1M012054)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
PURWOKERTO
2013

I.

PENDAHULUAN

A Latar Belakang
Lipid (Yunani, lipos = lemak) adalah segolongan besar senyawa tak larut
air yang terdapat di alam. Lipid cenderung larut dalam pelarut organik seperti eter
dan kloroform. Sifat inilah yang membedakannya dari karbohidrat, protein, asam
nukleat, dan kebanyakan molekul hayati lainnya (Wilbraham, 1992).
Lemak dan minyak terdapat pada hampir semua bahan pangan dengan
kandungan yang berbeda-beda. Tetapi lemak dan minyak seringkali ditambahkan
dengan sengaja ke bahan makanan dengan berbagai tujuan. Dalam pengolahan
bahan pangan, minyak dan lemak berfungsi sebagai media penghantar panas,
seperti minyak goreng, shortening (mentega putih), lemak (gajih), mentega dan
margarin.
Suatu lipid didefinisikian sebagai senyawaan organik yang terdapat dalam
alam yang tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar
seperti suatu hidrokarbon atao dietil eter. Definisi ini terasa mencakup banyak
macam senyawaan dan memang demikian. Pelbagai kelas lipid berhubungan satu
sama lain berdasarkan sifat fisik sekutu ini, tetapi hubungan kimia, fungsional dan
struktural mereka, maupun fungsi-fungsi biologis, mereka beranekaragam.
(Fessenden, 1984)

B Tujuan
Mengetahui kelarutan lipida dan asam lemak dilihat dengan pengamatan
langsung terhadap bahan pelarut yang digunakan.

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Lemak (lipid) adalah sumber energi penting pada tubuh.Istilah lemak


berasal dari bahasa Yunani, yaitu lipos.Lipid adalahnama suatu golongan senyawa
organik yang meliputi sejumlah senyawa yang terdapat di alam yang semuanya
dapat larut dalam pelarut-pelarut organik tetapi sukar larut atau tidak larut dalam
air.
Suatu lipid didefinisikan sebagai senyawa organik yang terdapat dalam
alam serta tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik nonpolar seperti
suatu hidrokarbon atau dietil eter. (Fessenden, 1982)
Berdasarkan asalnya, lemak dibedakan menjadi lemak nabati dan lemak
hewani.Lemak nabati biasa disebut minyak, sedangkan lemak hewani biasa
disebut lemak.Lemak berwujud padat dan minyak berwujud cair pada suhu
kamar.Lemak berwujud padat disebabkan sebagian besar terdiri atas asam lemak
jenuh seperti asam stearat dan asam palmitat.Sedangkan lemak cair, mengandung
asam lemak tidak jenuh, contohnya asam oleat, asam linoleat, dan asam linolenat.
Lemak dan minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga
kesehatan dan berbagai sumber energy yang lebih efektif daripada karbohidrat dan
protein.Minyak atau lemak, khususnya minyak nabati mengandung asam esensial
seperti asam linoleat, asam linolenat yang dapat mencegah penyempitan
pembuluh darah akibat penumpukan kolesterol (Endang, 2009).
Lipid mempunyai beberapa fungsi diantaranya adalah sebagai komponen
struktural membran, sebagai bahan bakar, sebagai lapisan pelindung dan sebagai
vitamin dan hormon (Martoharsono, 1981).
Berbagai bahan pangan seperti daging, ikan, telur, susu, avokad, kacang
tanah, dan berbagai sayuran mnegandung lemak yang biasa ikut termakan
bersama dengan makanan. Lemak seperti itu biasa disebut lemak tersembunyi
(invisible fat).

Lemak memiliki sifat yang spesifik, yaitu memiliki gugus hidrokarbon


hidrofob yang sangat banyak dan memiliki gugus hidrokarbon hidrofil sangat
sedikit.Hai itu menunjukkan bahwa lemak tidak larut dalam air, tetap larut dalam
pelarut non-polar.Semua lemak, baik hewan maupun nabati, mengadung asam
lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh dengan komposisi beraneka ragam.Lemak
hewani mengandung asam lemak jenuh lebih banyak daripada lemak nabati.
Lipid secara umum dapat dibagi ke dalam 2 kelas besar, yaitu lipid
sederhana dan lipid kompleks. Yang termasuk lipid sederhana antara lain adalah:
1) tringliserida dari lemak atau minyak seperti ester asam lemak dan gliserol,
contohnya adalah lemak babi, minyak jagung, minyak biji kapas,dan butter, 2)
lilin yang merupakan ester asam lemak dari rantai panjang alcohol, contohnya
adalah beeswax, spermaceti, dan caumuba wax dan 3) sterol yang di dapat dari
hidrogenasi parsial atau menyeluruh fenantrena, contohnya adalah kolesterol dan
ergosterol (Scy Tech Encyclopedia, 2008)
Lemak dan minyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari, yaitu sebagai
mentega dan lemak hewan.Minyak umumnya berasal dari tumbuhan, contohnya
minyak jagung, minyak zaitun, minyak kacang, dan lain-lain. Walaupun lemak
berbentuk padat dan minyak adalah cairan, keduanya mempunyai struktur dasar
yang sama. Lemak dan minyak adalah triester dari gliserol, yang dinamakan
trigliserida. (Hart, 1987)
Lemak dan minyak terdapat hampir pada semua bahan pangan dengan
kandungan yang berbeda-beda.Lemak dan minyak sering sengaja ditambahkan ke
dalam makanan dengan berbagai tujuan, misalnya untuk menambah kalori,
memperbaiki tekstur, dan cita rasa bahan pangan.Dalam pengolahan pangan,
minyak dan lemak berfungsi sebagai penghantar panas, misalnya minyak
goreng.Lemak yang biasa kita temui dalam kehidupan sehari-hari antara lain,
minyak goring, mentega, margarin, shortening, dan gajih (Endang, 2009).
Lipid mempunyai beberapa fungsi diantaranya adalah sebagai komponen
struktural membran, sebagai bahan bakar, sebagai lapisan pelindung dan sebagai
vitamin dan hormon (Martoharsono, 1981).

Lipida dapat diklasifikasikan dengan beberapa cara. Secara tradisional


lipida diklasifikasikan menjadi 5 kelas, yaitu asilgliserol, fosfolipid, spingolipid,
glikolipid, terpenoida termasuk karotenoid dan steroid. Kelima kelas ini tersebar
luas di alam.
Lemak dan minyak adalah trigliserida atau triasilgliserol, kedua istilah ini
berarti triester (dari) gliserol. Perbedaan antara suatu lemak dan minyak adalah
pada temperatur kamar lemak berbentuk padat dan minyak bersifat cair. Faktor
yang mempengaruhi standar mutu suatu minyak yaitu:
1) kandungan air dan kotora dalam minyak
2) kandungan asam lemak bebas
3) bilangan peroksida (Ketaren S, 1986)
4) kandungan air dan kotora dalam minyak
5) kandungan asam lemak bebas
6) bilangan peroksida (Ketaren S, 1986)

Secara alami lemak banyak ditemukn dalam jaringan adalah triasilgliserol


merupakan ester dari gliserol dengan tiga asam lemak.
Lemak sama dengan minyak. Orang menyebut lemak secara khusus bagi
minyak nabati atau hewani yang berwujud padat pada suhu ruang. Lemak juga
biasanya disebutkan kepada berbagai minyak yang dihasilkan oleh hewan, lepas
dari wujudnya yang padat maupun cair.

Struktur kimia untuk trimyristin, sejenis triglyceride.

III.

METODE PRAKTIKUM

A Alat dan Bahan


Alat :
-

Tabung reaksi
Pipet tetes
Rak tabung
Gelas arloji
Mortir

- Pipet ukur
- Spatula
- Penangas air
- Kertas saring

Bahan :
1
2

Asam lemak :

Lemak dan minyak :

Pelarut :

Asam oleat
Minyak kelapa
Mentega putih/shortening
Margarine
Minyak Sawit
Air
Alkohol
Aseton

B Prosedur Kerja

dimasukan pelarut sebanyak 2 ml ke dalam tabung


reaksi yang bersih

ditambahkan 5 tetes sampel percobaan kedalam


tabung reaksi yang sudah diisi pelarut

digojog
diamati
secara
hasilnya
kuat

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A Hasil Pengamatan

No

Pelarut 2

ml
Air

1.

Bahan

Hasil

Asam Oleat

Tidak Larut

Minyak Kelapa

Tidak Larut

Margarin (padat)

Tidak Larut
(keruh)

Keterangan

2.

Mentega putih

Tidak Larut

(padat)

(bening)

Minyak sawit

Tidak Larut

Asam Oleat

Tidak Larut

Minyak Kelapa

Tidak Larut

Alkohol

Margarin (padat)

3.

Aceton

Tidak Larut
(keruh)

Mentega putih

Tidak Larut

(padat)

(keruh)

Minyak sawit

Tidak Larut

Asam Oleat

Larut (berubah
kuning)

Minyak Kelapa

Margarin (padat)

Larut (bening)

Larut (keruh, ada


endapan)

Mentega putih

Larut (keruh, ada

(padat)

endapan)

Minyak sawit

Larut (keruh, ada


endapan)

B Pembahasan
Praktikum kimia kali ini yaitu mengenai uji kualitatif lipid, yang bertujuan
untuk menguji kelarutan berbagai bahan yang mengandung lipid pada beberapa
jenis pelarut. Lipid merupakan senyawa organik atau biomolekul yang tidak larut
dalam air.Lipid berfungsi untuk penyimpanan energi, transportasi metabolisme
sumber energi, struktur dasar atau komponen utama membran semua jenis sel
serta pembentukan sel dan sumber asam lemak esensial.
Dalam praktikum ini, praktikan menggunakan lima macam lemak dan
tiga pelarut. Lima macam asam lemak tersebut yaitu asam oleat, minyak kelapa,
minyak sawit, mentega putih dan margarine.Sedangkan pelarutnya yaitu air,
alkohol, dan aseton.Sebenarnya kelarutan lipid dan asam lemak dapat ditentukan
atau dilihat dengan pengamatan secara langsung terhadap bahan pelarut yang
dipergunakan.

Hasil yang didapatkan setelah menguji kelima asam lemak tersebut, pada
saat menguji dengan menggunakan pelarut jenis air didapatkan bahwa kelima
asam lemak tidak dapat larut dalam air.Begitu juga dengan menggunakan pelarut
alkohol. Didapatkan hasil yang sama seperti menggunakan pelarut air, yaitu tidak
larut dalam air.Pada saat menggunakan pelarut aseton, terdapat perbedaan dari
percobaansebelumnya yang menggunakan pelarut air dan alkohol.Pada pelarut
aseton, asam oleat, minyak sawit dan minyak kelapa larut dalam air, sedangkan
mentega putih dan margarin tidak larut.
Alasan mengapa asam oleat, minyak sawit dan minyak kelapa dapat larut
dalam aseton karena aseton merupakan jenis pelarut nonpolar.Sehingga pelarut
tersebut dapat dengan mudah melarutkan kedua bahan yang di uji cobakan.
Lain halnya dengan air,air merupakan jenis pelarut polar karena tidak
dapat melarutkan lemak atau lipid. Sedangkan untuk alkohol terdapat beberapa
pendapat yang mengemukakan bahwa alkohol merupakan pelarut polar. Ada
kemungkinan mengapa praktikum yang dilakukan tidak tepat. Mungkin karena
terdapat kesalahan ketika praktikum dilaksanakan seperti kesalahan pada proses
menggojog, proses meneteskan bahan yang diujikan maupun kurang telitinya
praktikan.

V.

KESIMPULAN DAN SARAN

A KESIMPULAN
Lipida diartikan sebagai semua bahan organik yang dapat larut dalam
pelarut-pelarut organik yang memiliki kecenderungan non polar. Dari percobaan
ini didapatkan bahwa asam lemak yang larut dalam air yaitu hanya asam oleat,
minyak sawit dan minyak kelapa saja yaitu ketika menggunakan pelarut jenis
aseton. Sementara untuk lainnya tidak dapat larut. Oleh karena itu, lipid
merupakan senyawa yang tidak dapat larut dalam pelarut polar seperti air ataupun
alkohol.
Jadi lipid hanya dapat larut dalam pelarut yang non polar (pelarut organik)
seperti aseton yang telah diujikan sebelumnya. Namun, pada aseton juga terdapat
asam lemak atau minyak yang tidak dapat larut dalam air, seperti pada mentega
putih dan margarin. Hasil uji sampel dalam pelarut alkohol menunjukkan bahwa
sampel hanya sedikit yang larut, karena alkohol merupakan pelarut yang bersifat
semi polar.

B SARAN
Pada praktikum kali ini ada beberapa kekurangan, diantaranya adalah
kurangnya fasilitas atau perlengkapan penunjang praktikum. Jadi, praktikum
kurang maksimal. Selain itu, kebersihan alat-alat praktikum berpengaruh besar.
Data-data yang di dapat menjadi kurang falid dan tidak semestinya. Seharusnya
para praktikan harus membersihkan peralatan praktikum baik sesudah maupun

sebelum praktikum, agar praktikum berjalan lancar, maksimal, dan data yang
didapat juga akurat

DAFTAR PUSTAKA

Fessenden, RJ dan Joan F. 1986. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.


Hart, Harold. 1987. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak. Jakarta:
Universitas Indonesia.
Martoharsono,

Soeharsono.

1981.

Bokimia

Jilid

I.

Yogyakarta:

Universitas Gadjah Mada.


Page, DS dan R. Soendoro. 1989. Prinsip-prinsip Biokimia. Jakarta:
Universitas Indonesia.
Westhem and Jeskey. 1956. Introductory Organic Chemistry. Mc
Graw_Hill

Book Company Inc: New York.

Wilbraham, Antony C, dkk. 1992.Pengantar Kimia Organik dan


Hayati.Bandung: ITB.

LAPORAN KIMIA DASAR II


Acara VIII
PEMBUATAN LARUTAN

Oleh:
Indrawan Nurhadi (A1M012054)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
PURWOKERTO
2013

I. PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Hampir semua proses kimia berlangsung dalam larutan sehingga penting
untukmemahami sifat-sifatnya. Larutan adalah sesuatu yang penting bagi manusia
Dan makhluk hidup pada umumnya. Reaksi-reaksikimia biasanya berlangsung
antara dua campuran zat, bukannya antara zat murni. Banyak reaksi kimia yang
dikenal , baik di dalam laboratorium atau di industri terjadi di dalam larutan.
Larutan memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Di alam
kebanyakan reaksi berlangsung di dalam larutan air. Tubuh manusia menyerap
mineral, vitamin dan makanan dalam bentuk larutan . Obat-obatan bisanya
merupakan larutan air atau alkohol dari senyawa fisiologis aktif. Larutan biasanya
terdiri dari dua zat atau lebih yang merupakan campuran homogen. Larutan
disebut campuran homogen karena komposisi dari larutan begitu seragam atau
satu fasehingga tidak dapat diamati bagian - bagian komponen penyusunnya
meskipun dengan menggunakan mikroskop ultra sekalipun. Larutan terdiri dari
dua komponen penting. Komponen tersebut adalah solven atau pelarut dan solut
atau zat terlarut. Biasanya komponen solven mengandung jumlah zat terbanyak.
Dan komponen solut mengandung jumlah zat yang lebih sedikit.
Konsentrasi adalah kuantitas relatif suatu zat tertentu di dalam larutan.
Konsentrasi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan cepat atau
lambatnya reaksi berlangsung. Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat
terlarut yang terdapat dalam suatu pelarut atau larutan. Larutan yang mengandung
sebagian

besar

solut

relatif

terhadap

pelarut,

berarti

larutan

tersebut

konsentrasinya tinggi atau pekat. Sebaliknya bila mengandung sejumlah kecil


solut, maka konsentrasinya rendah atau encer. Pada umumnya larutan mempunyai
beberapa sifat. Diantaranya sifat larutan non elektrolit d an larutan elektrolit. Sifat
larutan tersebut mempunyai hubungan erat dengan konsentrsi dari tiap

komponennya. Sifat-sifat larutan seprti rasa, ph, warna, dan kekentalan


bergantung pada jenis dan konsentrasi zat terlarut. Larutan dapat dibuat dari dua
macam zat, yaitu zat padat dan zat cair. Larutan dibuat untuk mendapatkan
campuran larutan dari dua atau lebih zat. Larutan memiliki dua sifat, yaitu larutan
eksoterm dan larutan larutan endoterm.
B.TUJUAN
1.Mampu membuat larutan dengan berbagai konsentrasi
2.Mampu membuat larutan dengan pengenceran berbagai konsentrasi

II. TINJAUAN PUSTAKA


Larutan dapat di definisikan sebagai campuran homogen dari dua zat atau
lebih yang terdispers sebagai molekul ataupun ion yang komposisinya dapat
bervariasi. Disebut homogen karena komposisi dari larutan begitu seragam ( satu
fase) sehingga tidak dapat diamati bagian bagian komponen penyusunnya
meskipun dengan mikroskop ultra. Dalam campuran heterogen permukaan
permukaan tertentu dapat diamati antara fase fase yang terpisah.
Suatu larutan terdiri dari dua komponen yang penting. Biasanya salah satu
komponen

yang

pelarut

mengandung

jumlah

zat

terbanyak

disebut

sebagai

( solven ). Sedangkan komponen lainnya yang mengandung

jumlah tak sedikit disebut zat terlarut (solut). Kedua komponen dalam larutan
dapat sebagai pelarut atau zat terlarut tergantung komposisinya. Misalnya dalam
alkohol 70 % ( 70:30 ), maka alkohol merupakan pelarut dan air sebagai zat
terlarut. Sedangkan dalam keadaan yang sukar ditentukan seperti alkohol 50 %
( 50:50 ), karena jumlah kedua zat dalam larutan sama, maka baik alkohol maupun
air dapat dianggap pelarut atau zat terlarut. Untuk campuran zat padat dalam air
seperti sirup 60 %

( 60:40 ), kabanyakan orang memilih air sebagai pelarut

karena air tetap mempertahankan keadaan fisiknya, dan gula sebagai zat terlarut
karena berubah keadaan fisiknya.
Pada umumnya larutan yang dimaksud adalah campuran yang berbentuk
cair, meskipun ada juga yang berfase gas maupun padat. Larutan yang berbentuk
gas adalah udara yang merupakan campuran dari berbagai jenis gas seperti
nitrogen dan oksigen. Sedangkan yang berbentuk padat adalah emas 22 karat yang
merupakan campuran homogen dari emas dengan perak atau logam lain.
Dua senyawa dapat bercampur ( miscible ) lebih mudah bila gaya tarik
antara molekul solut dan pelarut semakin besar. Besarnya gaya tarik ini ditentukan
oleh jenis ikatan pada masing-masing molekul. Bila gaya tarik antara molekulnya
termasuk dalam kelompok yang sama ( misalnya : air dan etanol ), maka
keduanya akan saling melarutkan. Sedangkan bila kekuatan gaya tarik antara

molekulnya berbeda jenisnya ( misalnya : air dan heksana ), maka tidak saling
melarutkan.
Kelarutan adalah jumlah zat terlarut yang dapat larut dalam sejumlah
pelarut pada suhu tertentu sampai membentuk larutan jenuh. Kelarutan suatu zat
dapat ditentukan dengan menimbang zat yang akan ditentukan kelarutannya
kemudian dilarutkan, misalnya dalam 100 ml pelarut. Jumlah zat yang ditimbang
harus diperkirakan dapat membentuk larutan lewat jenuh yang ditandai masih
terdapat zat yang tidak larut didasar wadah setelah dilakukaan pengocokan dan
didiamkan. Setelah terjadi kesetimbangan antara zat padat yang terlarut dan yang
tidak larut lalu disaring dan ditimbang selisih berat awal dan berat padatan yang
tidak larut merupakan kelarutan zat tersebut dalam 100 ml pelarut.
Larutan jenuh adalah larutan yang telah mengandung zat terlarut dalam
jumlah maksimal, sehingga tidak dapat ditambahkan lagi zat terlarut. Pada
keadaan ini terjadi kesetimbangan antara solut yang larut dan yang tak larut atau
kecepatan pelarutan sama dengan kecepatan pengendapan.
Larutan tak jenuh ( unsaturated ) adalah suatu larutan yang mengandung
jumlah solut lebih sedikit ( encer ) daripada larutan jenuhnya. Sedangkan larutan
lewat jenuh (super saturated ), mengandung solut lebih banyak ( pekat ) daripada
yang ada dalam larutan jenuhnya pada suhu yang sama.
Suatu larutan dengan konsentrasi lebih tinggi dapat dijadikan larutan yang
konsentrasinya rendah, dengan menambahkan pelarut. Selama penambahan
pelarut jumlah zat terlarut tidak berubah, tetapi hanya mengurangi perbandingan
zat terlarut dengan pelarut. Pengenceran sering dilakukan di laboratorium untuk
mendapatkan larutan yang konsentrasinya lebih rendah. Satuan konsentrasi yang
biasanya diencerkan adalah molar, normal, dan persen.
Suatu larutan dikatakan ideal jika didasarkan pada kekutan relatif dari
gaya tarik antara molekul solut dan solvennya masing masing. Dalam suatu
larutan ideal, sifat komponen yang satu akan mempengaruhi sifat komponen
lainnya, sehingga sifat sifat fisik larutan yang dihasilkan seperti titik uap, titik
didih, dan titik beku adalah rata rata dari sifat kedua komponennya murni.
Larutan ideal sendiri sebenarnya hanya bersifat hipotesis.

Karena larutan adalah campuran molekul ( atom atau ion dalam beberapa
hal ), biasanya molekul- molekul pelarut agak berjauhan dalam larutan dibanding
dalam pelarut murni.
-

Jenis-jenis larutan
Unsur terpenting yang menentukan keadaan bahan dalam larutan adalah pelarut.
Komponen yang jumlahnya lebih sedikit dinamakan zat terlarut

( solute ).

Larutan yang menggunakan air sebagai pelarut dinamakan larutan dalam air atau
aquades. Larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah banyak dinamakan
larutan pekat. Jika jumlah zat terlarut sedikit, larutan dinamakan larutan encer.
Istilah larutan biasanya mengandung arti pelarut cair dengan cairan, padatan atau
gas sebagai zat yang terlarut. Tiga contoh larutan dalam keadaan cair ialah :
o Bensin

: Campuran sejumlah hidrokarbon cair

o Air laut

: Larutan berair dari natrium klorida dan padatan ion lainnya.

o Air Karbonat

: Larutan berair dari CO2

Larutan dapat pula berbentuk padat atau gas. Karena molekul-molekul gas
terpisah jauh, molekul-molekul dalam campuran gas berbaur secara acak, semua
campuran gas adalah larutan. Contoh terbaik untuk larutan gas ialah udara, yang
terdiri dari N2, O2, Ar dan gas lain dalam jumlah kecil.
-

Kesetimbangan Kelarutan
Jika sejumlah besar zat terlarut dibiarkan berhubungan dengan sejumlah
terbatas pelarut. Pelarutan terjadi secara terus-menerus. Hal ini berlaku karena
adanya proses pengendapan, yaitu kembalinya spesies ( atom, ion atau molekul )
ke keadaan tak larut. Pada waktu pelarutan dan pengendapan terjadi dengan laju
atau kecepatan yang sama, kuantitas terlarut yang larut dalam sejumlah pelarut
tetap sama pada setiap waktu. Proses ini adalah salah satu kesetimbangan dinamis
dan larutnya dinamakan larutan jenuh. Pembentukan larutan jenuh di jelaskan
pada sebuah gambar. Konsentrasi larutan jenuh dikenal sebagai kelarutan zat
terlarut dalam pelarut tertentu.
Apabila larutan penuh dibuat pada suhu tertentu kemudian suhu
diturunkan maka akibatnya adalah pengendapan kelebihan zat terlarut dalam
larutan. Tetapi dalam beberapa kejadian semua zat terlarut tetap dalam keadaan

larutan. Karena kuantitas zat terlarut dalam hal ini lebih besar dari pada larutan
jenuh normal pada suhu tertentu, larutan demikian dinamakan larutan lewat jenuh
( Supersaturated ), jika sedikit kristal terlarut ditambahkan dalam larutan lewat
jenuh, kelebihan zat terlarut biasanya mengendap.
-

Sifat Sifat Koligatif


Terdapat empat sifat yang berhubungan dengan larutan encer, atau kira - kira
pada larutan yang lebih pekat, yang tergantung pada jumlah partikel terlarut yang
ada. Jadi, sifat sifat tersebut tidak tergantung pada jenis terlarut. Keempat sifat
tersebut adalah penurunan titik uap, peningkatan titik didih, penurunan titik beku
dan tekanan osmotik, yang semuanya dinamakan sifat sifat koligatif. Kegunaan
praktis sifat sifat koligatif banyak dan beragam.
Pada tahun 1880-an kimiawan Prancis F.M. Raoult mendapati bahwa
melarutkan suatu zat terlarut mempunyai efek penurunan tekanan uap dari pelarut.
Hokum Raoult menyatakan bahwa :
Tekanan uap pelarut diatas suatu pelarut ( PA )sama dengan hasil kali
tekanan uap pelarut murni ( PA ) dengan fraksi mol dalam larutan ( XA ).
Tekanan osmotik termasuk dalam sifat sifat koligatif karena besarnya
hanya tergantung pada jumlah partikel zat terlarut. Tekanan yang diperlukan untuk
menghentikan aliran air dari air menuju larutan sukrosa dikenal sebagai tekanan
osmotik larutan.

Larutan
Bila dua atau lebih zat murni dicampur satu dengan yang lain sedemikian
rupa sehingga zat zat penyusun tersebut masih dapat dipisah pisahkan lagi
dengan cara fisik maka diperoleh campuran. Sebenarnya kata campuran
mempunyan arti luas dan mencangkup pula campuran campuran yang zat zat
penyusunnya dapat bereaksi satu dengan yang lain. Campuran yang demikian
disebut sebagai campuran yang bereaksi.
Contoh contoh campuran terdapat cukup banyak di alam sekitar kita. Udara
adalah campuran antara gas gas oksigen, nitrogen, uap air, karbon dioksida,
argon, dan lain sebagainya. Tanah adalah campuran dari berbagai zat padat.
Secara fisik dapat dibedakan dua macam campuran, yaitu campuran serba sama

( homogen ) dan campuran serba neka ( heterogen ). Suatu campuran disebut


serba sama bila campuran hanya terdiri atas satu fase, artinya tidak ada bidang
pemisah yang memisahkan penyusuan campuran, contoh campuran semacam itu
adalah udara, sirup, minyak pelumas, dan sebagainya. Bila campuran terdiri atas
lebih dari satu fase, maka campuran semacam itu disebut campuran heterogen.
Pada campuran heterogan ada bidang yang memisahkan penyusun campuran.
Contoh :

- air dengan minyak


- gula pasir dengan garam dapur
- udara ynag berdebu
- air yang keruh

Sifat campuran akan berupa simpangan simpangan kecil dari sifat murni
komponen yang berlebihan. Komponen yang berlebihan disebut sebagai pelarut
dan yang lain disebut sebagai larutan. Jika 1 gr gula atau 1 gr garam dapur
dicampur 100 gr air yang diperoleh ialah larutan gula atau larutan garam.
Demikian pula bila 10 ml air di campur dengan 90 ml etanol diperoleh larutan air
dengan etanol, sulit untuk menyatakan salah satu komponen sebagai pelarut
sehingga yang diperoleh hanyalah campuran etanol dan air. Sifat dari larutan
sangat bergantung pada susunan atau komposisi zat penyusunnya. Bagi larutan
komposisi umumnya dinyatakan sebagai konsentrasi.
-

Air Sebagai Pelarut Universal Dalam Kehidupan


Air mempunyai sifat fisika dan kimia yang unik, karena fungsinya sangat penting
dalam kehidupan makhluk di dunia ini. Air merupakan pelarut yang sangat baik.
Air yang terdapat di danau, sungai, parit, dan laut mengandung zat yang larut di
dalamnya. Zat yang larut kebanyakan terdiri atas garam dapur, ion kalsium, ion
magnesium, ion sulfat, ion karbonat, dan sejumlah ion logam lainnya. Adapun
beberapa garam tadi sangat penting artinya bagi pertumbuhan hidup tumbuhan
dan hewan yang memilih air sebagai tempat hidupnya. Tumbuhan tidak dapat
menyerap minera yang diperlukannya dalan tanah tanpa air. Misalnnya
phytoplankton tidak dapat menyerap mineral jika mineral itu tidak larut dalam air.
Makanan harus dilarutkan lebih dulu sebelum diserap oleh tubuh.

Oksigen dan karbondioksida yang dibutuhkn oleh hewan air tawar atau
hewan laut diambilnya dari larutan air. Hasil metanbolisme dalam jaringan tubuh
organisme selalu diangkat kebagian lain oleh air yang bertindak sebagai pelarut
dan pembawa. Kemampuan air melarutkan dan membawa zat berwujud padat ini
merupakan sifat air yang paling penting dalam penerapannya sebagai pelarut yang
mudah sekali melarutkan gula dan garam serta banyak lagi zat lain.

III. METODE PRAKTIKUM


A.Bahan dan Alat
1. Bahan :
a.NaCl(garam dapur)
b.C11H22O11(sukrosa)
c.C6H12O6(glukosa)
2.Alat :
a.Gelas kimia
b.Labu volumetric
c.Pipet volume
d.Gelas ukur
e.Kaca arloji
f.Batang pengaduk
g.Neraca analitik
h.Corong kaca
B.Prosedur kerja
A.Pembuatan larutan

masssa ketiga kristal tersebut


dihitung terlebih dahulu melalui data
yang ada

massa kristal ditimbang


menggunakan neraca analitik secara
tepat
kristal hasil penimbangan kemudian
di masukkan ke dalam gelas kimia
100ml dan ditambah dengan air
50ml kemudian diaduk dengan
pelarut hingga larut
larutan tersebut dimsukkan ke dalam
labu volumetric 100ml dan ditambah
dengan air hingga batas akir 100ml

lakukan langkah tersebut pada tiga


bahan di atas

B.Pengceran larutan

larutan dari percobaan diatas diambil


10ml menggunakan pipet volume
10ml dan dimasukkan ke dalam labu
volumetric 100ml

kemudian di tambah air hingga tepat


garis batas 100ml

setelah itu dihitung konsentrasi


setelah pengenceran

lakukan semua langkah tersebut pada


tiga bahan di ats

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A.Hasil pengamatan
Massa ketiga kristal tersebut di hitung dan ditimbang dengan neraca
analitik

Glukosa

Sukrosa

NaCl
Larutan dimasukkan ke dalam labu volumetric 100ml
Dan ditambah dengan air

Glukosa 5ml

Larutan NaCl

Larutan fruktosa
Pengenceran larutan

Pengenceran glukosa

Pengenceran fruktosa

Perhitungan
Pembuatan larutan
NaCl = M= n/v
0,1= n/0,025
N= 0,025
gr = n . mr
0,025.40 = 1gr
Sukrosa = M= n/v
0,02= n/0,025
N= 0,0005

gr = n . mr
0,0005.330 = 0,105gr
Glukosa = M= n/v
0,2 = n/0,025
N= 0,005
gr = n . mr
0,005 . 180 = 0,9
Pengenceran
NaCl : V1.M1=V2.M2
0,1.0,025=M2.0,1
M2=2,510-5
Sukrosa : V1.M1=V2.M2
0,02.0,025=M2.0,1
M2= 510-2
Glukosa : V1.M1=V2.M2
0,2.0,0025=M2.0,1
M2= 510-2

B.Pembahasan
Larutan merupakan merupakan campuran homogen dari dua zat
atau lebih yang terdispersi sebagai molekul ataupun ion yang
komposisinya dapat berfariasi.pada larutan biasanya terdapat beberapa
reaksi diantaranya adalah reaksi endoterm dan reaksi eksoterm
Secara fisik larutan dibagi menjadi dua macam yaitu larutan
homogen dan larutan heterogen.larutan homogen adalah larutan yang
komposisinya begitu seragam sehingga tidak dapat lagi diamati bagian
komponen penyusunnya meskipun dengan mikroskop ultra. Sedangkan
larutan heterogen adalah larutan yang jika di dalam larutan itu terjadi
penggabungan yang tidak merata antara dua zat atau lebih sehingga
perbandingan komponen yang satu dengan yang lain tidak merata di
berbagai bagian dan terdapat permukaan-permukaan tertentu yang masih
diamati fase yang terpisah.
Sifat - sifat fisik larutan ditentukan oleh konsentrasi dari beberapa
komponennya. Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut

dalam suatu pelarut atau larutan. Terdapat beberapa cara yang umum
dipakai dalam menyatakan konsentrasi larutan, yaitu :
Persen berat (%)adalah jumlah gram zat terlarut dalam 100 gr
larutan. Persen berat biasanya digunakan untuk menyatakan kadar
komponen yang berupa zat padat.
Persen volume ( %) adalah jumlah volume ( ml ) zat terlarut dalam
100 ml larutan. Persen volume biasanya digunakan untuk menyatakan
kadar komponen berupa zat cair atau gas.
Persen (%v/v) menyatakan benyaknyan gr zat terlarut daalma 100
ml larutan. Cara ini biasanya digunakan untuk menyatakan kadar zat padat
dalam suatu cairan atau gas.
Persen berat per volume (%b/v) Bagian per sejuta larutan (Bpj)
atau partsper million (ppm) adalah satu bagian zat terlarut dalah satu juta
bagian larutan. Satuan ppm sering dipakai untuk menyatakan konsentrasi
zat yang sangat kecil dalam larutan gas, cair atau padat.
Molaritas adalah banyaknya mol zat terlarut dalam satu liter
larutan. Jika gr solute dilarutkan dalam V ml larutan, maka :
Molalitas adalah jumlah zat terlarut dalam 1000 gr ( 1kg ) pelarut. Satuan
molal tidak bergantung pada suhu dan biasanya digunakan untuk menyatakan
banyaknya partikel zat terlarut dalam sejumlah tertentu pelarut.
Fraksi mol adalah jumlah mol zat terlarut terhadap jumlah mol seluruh zat
dalam larutan.
Larutan standart adalah larutan yang mengandung regensia dengan bobot
yang diketahui dalam suatu volume tertentu dalam suatu larutan. Larutan standart
sekunder adalah suatu zat yang dapat digunakan untuk standarisasi yang
kandungan zat aktifnya telah ditentukan dengan perbandingan terhadap suatu
standart primer. Contoh larutan standart sekunder adalah HCl.
Sedangkan larutan standart primer adalah larutan yang digunakan untuk
menstandartkan larutan larutan yang dibuat dalam laboratorium dengan
menggunakan perhitungan. Contohnya : NaOH
Prinsip percobaannya adalah terdapat sat pelarut dan zat terlarut yang bercampur
sehingga menjadi larutan. Pembuatan larutan berdasarkan konsentrasi tertentu.

larutan harus diaduk sampai larut agar larutan dapat terlarut sempurna. Sehingga
membentuk suatu larutan homogen. Dan sebelumnya, ditimbang terlebih dahulu,
agar massanya sesuai dengan yang ada.

V. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Campuran homogen dapat juga dikatakan sebagai larutan yang
bercampur secara sempurna, sedangkan heterogen yaitu campuran yang
terdapat bidang batas antara zat terlarut dan zat pelarutnya.
Pengenceran larutan tujuannya adalah agar konsentrasi suatu
larutan menjadi lebih kecil daripada konsentrasi larutan yang sebelumnya.
B. Saran
1. Praktikan harus lebih teliti lagi dalam penghitungannya
2. Praktikan harus berhati hati dalam menggunakan alat dan
bahan kimia
3. Praktikan tidak boleh sembarangan menaruh barang peralatan
praktikum

DAFTAR PUSTAKA

Bakri,mustafal.2008.kimia SMA dan MA,Esis; Jakarta


Chang,Raymond.2004.Kimia Dasar jilid 1, edisi ketiga.Erlangga;Jakarta
Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar. Erlangga, Bandung
Ralph J. Fessenden dan Joan S. Fessenden. 1984. Kimia Organik Jilid 2.
Erlangga Jakarta.

www.wikipedia

Anda mungkin juga menyukai