Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Seperti yang dijelaskan bahwa asam mempunyai rasa asam, sedangkan basa
mempunyai rasa pahit. Namun begitu, tidak dianjurkan untuk mengenaliasam dan
basa dengan cara mencicipinya, sebab banyak diantaranya yang dapatmerusak
kulit (korosif) atau bahkan bersifat racun. Asam dan basa dapat dikenalidengan
menggunakan zat indikator, yaitu zat yang memberi warna berbeda dilingkungan
asam dan lingkungan basa (zat yang warnanya dapat berubah saat berinteraksi
atau bereaksi dengan senyawa asam maupun senyawa basa). Untuk mengetahui
apakah suatu larutan bersifat asam atau basa secara umum, biasanyadigunakan
indikator asam-basa. Contoh indikator asam-basa paling sederhanaadalah kertas
lakmus merah dan biru, kertas lakmus biru akan berubah warna menjadi merah
jika kondisinya asam. Begitu pula kertas lakmus merah akan berubah warna
menjadi biru dalam kondisi basa.Untuk lebih mudah mengingat, ingat saja warna
merah artinya asam dan warna biru artinya basa (yulita dkk 2013)

Asam (yang sering diwakili dengan rumus umum HA) secara umum
merupakan senyawa kimia yang biladilarutkandalam air akan menghasilkan
larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam adalah suatu
zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebutbasa), atau
dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi
dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam
adalah asam asetat (ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat (digunakan dalam
baterai atau aki mobil).(yulita dkk, 2013)

Suatu senyawa organik yang bersifat asam memiliki pH < 7 sedangkan yang
bersifat basa memiliki pH > 7 dan yang bersifat netral memiliki pH. = 7. Semakin
kecil pH kosentrasi ion H+ makin besar dan asam semakin kuat sedangkan basa
semakin kuat apa bila kosentrasi ion OH- makin banyak dan pH makin besar.
(yulita dkk, 2013).
Secara sederhana asam dapat didefinisikan sebagai zat yang bila dilarutkan
dalam air akan mengalami disosiasi (penguraian) dengan pembentukan ion
hydrogen sebagai satu-satunya ion positif. Sedangkan basa merupakan zat yang
apabila dilarutkan dalam air akan mengalami disosiasi dengan pembentukan ion-
ion hidroksil sebagai satu-satunya ion negatif. ( amanda dkk, 2013).

Menurut J.N Bronsted dan T.M Lowry pada tahun 1923 mendefinisikan asam
sebagai setiap zat sembarang (baik dalam bentuk molekul ataupun ion) yang
menyumbang proton H+ (donor proton) danbasasebagaisetiapzatsembarang
(molekulatau ion) yang menerima proton (akseptor proton) (vogel,1982).

1.2 Rumusan masalah


Adapun rumusan masalah pada praktikum ini adalah:
 Bagaimana cara mengenal dan memahami sifat asam dan basa senyawa
organik?
 Bagaimana cara mengetahui tingkat keasaman senyawa alifatis dan
aromatis?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini ialah sebagai berikut :

 Mampu mengenal dan memahami sifat asam dan basah senyawa organik
 Mampu mengenal perbedaan tingkat keasaman antara senyawa alifatis dan
senyawa aromatis.
1.4 Manfaat

Dapat mengetahui cara membedakan tingkat keasaman suatu senyawa


organik yang bersifat asam dan basa dan dapat mengetahui atau mengenal
perbedaan tingkat keasaman antara senyawa alifatis dan senyawa aromatis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kertas lakmus dan pH paper


Kertas lakmus adalah campuran zat pewarna berbeda yang larut dalam air
yang diekstrak dari lumut. Campuran ini sering diserap ke dalam kertas saring
untuk menghasilkan salah satu bentuk tertua dari idndikator pH, yaitu kertas
lakmus, yang digunakan untuk menguji keasaman bahan. pH paper universal.
penggunaannya hanya dengan menyamakan warna pada kertas lakmus dengan
warna pada pH paper universal sehingga diketahui pH bahan sesuai standar yang
telah ada.(Sykes, Peter. 1989)

Terdapat tiga definisi asam yang umum diterima dalam kimia, yaitu definisi
Arrhenius, Bronsted-lowry, dan Lewis.

 Arhenius : Menurut definisiini, asam adalah suatu zat yang meningkatkan


konsentrasi ion hidronium (H3O+) ketika dilarutkan dalam air. Deinisi yang
pertama dikemukakan oleh Svante Arrhenius ini membatasi asam dan basa
untuk zat-zat yang dapat larut dalam air.
 Bronsted-lowry :Menurut definisi ini, asam adalah pemberi proton kepada
basa, Asam dan basa bersangkutan disebut sebagai pasangan asam-basa
konjugat. Bronsted dan lowr y secara terpisah mengemukakan definisi ini, yang
mencakup zat-zat yang tidak larut dalam air (tidak seperti pada definisi
Arhenius).
 Lewis :Menurut definisi ini, asam adalah penerima pasangan elektron dari
basa. Definisi yang dikemukakan oleh Gilbert N. Lewis ini dapat mencakup
asam yang tidak mengandung hydrogen atau proton yang dapat dipindahkan,
seperti besi (III) klorida. Definisi Lewis dapat pula dijelaskan dengan teori
orbital molekul. Secara umum, suatu asam dapat menerima pasangan electron
pada orbital kosongnya yang paling rendah (LUMO) dari orbital terisi yang
tertinggi (HOMO) dari suatu basa. Jadi, HOMO dari basa dan LUMO dari
asam bergabung orbital molekul ikatan.(Anonim,Diakses 24 Juni 2010)
Asam berkaitan dengan salah satu tanggapan indra pengecap kita terhadap
suatu rasa masam. Kata asam berasal dari bahasa Latin, yaitu acidus yang berarti
masam. Secara kimia, kita dapat mendefinisikan asam sebagai senyawa yang
menghasilkan ion hidrogen ketika larut dalam pelarut (biasanya air). Senyawa
asam banyak kita temukan dalam kehidupan sehari – hari, seperti pada makanan
dan minuman. Selain itu, senyawa asam dapat pula kita temukan di dalam
lambung. Di dalam lambung terdapat asam klorida yang berfungsi membunuh
kuman. ( Amanda dkk, 2013)

2.2 Sifat Asam

Untuk mengetahui suatu zat bersifat asam atau tidak, dapat dilihat dari sifat
yang dimiliki oleh asam tersebut. Berikut ini akan beberapa hal mengenai sifat
asam, antara lain :

 Rasa Asam

Cuka merupakan salah satu asam yang kita kenal dalam kehidupan sehari-
hari. Nama cuka dalam ilmu kimia adalah asam asetat (asam etanoat).

 Mengubah Warna Indikator

Selain rasa asam yang kecut, sifat asam yang lain dapat mengubah warna
beberapa zat alami ataupun buatan. Sifat inilah yang selanjutnya akan digunakan
untuk mengidentifikasikan sifat asam dari beberapa senyawa asam. Dengan
menggunakan indikator. Indikator yang sering digunakan adalah kertas lakmus
biru menjadi merah, sedangkan kertas lakmus merah akan tetap berwarna merah.

 Menghantarkan Arus Listrik

Asam dapat menghantarkan arus listrik. Hal itu dikarenakan asam dapat
melepaskan ion–ion dalam larutannya yang mampu menghantarkan arus listrik.
Asam kuat merupakan elektrolit yang baik. Semakin kuat suatu asam, akan
semakin baik pula daya hantar listriknya. (memiliki sifat elektrolit yang baik).
Contohnya adalah asam sulfat yang terdapat pada aki mobil.
 Bereaksi dengan Logam Menghasilkan Gas Hidrogen

Asam bereaksi dengan beberapa jenis logam menghasilkan gas hidrogen.


Logam magnesium, besi, tembaga dan seng merupakan contoh logam yang dapat
bereaksi dengan asam sehingga menghasilkan gas hydrogen dan senyawa garam.

Reaksi :

Asam + Logam tertentu Garam + Gas Hidrogen

Bila kita mereaksikan dua asam yang berbeda pada logam yang sama, maka
kita akan memperoleh hasil yang berbeda. Hal itu disebabkan perbedaan kekuatan
asam yang kita gunakan.

2.3 Kekuatan Asam

Berdasarkan sifat kuat lemahnya asam, kita mengenal adanya asam kuat dan
asam lemah. Kuat lemahnya suatu asam ditentukan oleh jumlah ion hidrogen yang
terionisasi dalam larutan. Asam kuat adalah asam yang banyak menghasilkan air
dalam larutannya (asam yang terionisasi sempurna dalam larutannya), sedangkan
asam lemah adalah asam yang sedikit menghasilkan ion dalam larutannya
(terionisasi sebagian dalam larutan). Konsentrasi larutan berkaitan dengan
banyaknya zat yang terlarut dalam suatu volume pelarut tertentu. Semakin banyak
zat yang terlarut, konsentrasi larutan tersebut semakin tinggi (semakin pekat).
Pada larutan encer terdapat sejumlah kecil zat terlarut dalam pelarutnya. Untuk
menyatakan konsentrasi larutan lazim digunakan istilah molar (M). (yulita dkk,
2013)

2.4 Peranan Asam dalam Kehidupan

Asam merupakan salah satu senyawa yang mempunyai peranan penting


dalam kehidupan. Dalam bidang industri, asam banyak digunakan, antara lain
dalam proses pembuatan pupuk, obat-obatan, bahan peledak, plastik, dan
pembersihan permukaan logam-logam tertentu. Selain itu, terdapat beberapa asam
organic yang digunakan sebagai pengawet makanan, seperti asam asetat, asam
askorbat, asam propanoat, dan asam benzoat. Kebanyakan asam organik
merupakan asam lemah. Meskipun asam adalah senyawa yang sangat berguna,
tetapi asam juga dapat menyebabkan berbagai kerusakan karena sifatnya yang
korosif. Salah satunya adalah peristiwa hujan asam yang akhir-akhir ini
menimbulkan masalah lingkungan yang serius. Asam merupakan senyawa kimia
yang mempunyai rumus senyawa kimia tertentu. Asam dapat ditemukan sebagai
senyawa murni atau terlarut dalam pelarut tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari,
kita sering menjumpai asam sebagai suatu zat yang terlarut dalam suatu pelarut
tertentu (biasanya air) sehingga disebut larutan asam. Bila suatu asam terlarut
dalam sejumlah besar volume air, maka kita katakana bahwa konsentrasi asam
tersebut rendah atau disebut juga sebagai asam encer. Konsentrasi suatu asam
meningkat seiring dengan semakin berkurangnya jumlah air yang melarutkannya.
(indrawan, 2013)

Secara kimia, kita dapat mengidentifikasikan basa sebagai senyawa yang


menghasilkan ion hidroksida (OH-) ketika larut dalam pelarut air. Perhatikanlah
bahwa rumus senyawa basa selalu memiliki gugus OH (kecuali untuk ammonium
hidroksida). Adanya gugus OH inilah yang menyebabkan senyawa basa memiliki
sifat – sifat khas sebagai suatu basa. (indrawan , 2013)

1. Sifat Basa

Basa memiliki beberapa sifat yang dapat kita gunakan untuk


pengidentifikasian. Beberapa sifat basa akan dipelajari berikut ini.

 Pahit dan Terasa Licin di Kulit

Rasa licin pada sabun disebabkan oleh basa yang terdapat pada sabun
tersebut. Basa pembuat sabun adalah natrium hidroksida. Selain terasa licin, basa
pun memiliki rasa yang pahit. Akan tetapi, kamu tidak dianjurkan untuk
memeriksa apakah suatu zat itu suatu basa atau tidak dengan cara menyentuh atau
mencicipinya. Hal itu karena basa kuat bersifat korosif yang dapat menyebabkan
tanganmu teriritasi dan terbakar.
 Mengubah Warna Indikator

Seperti halnya asam, larutan basa pun akan bereaksi dengan indikator
sehingga dapat mengubah warna indikator tersebut. Basa akan mengubah warna
kertas lakmus merah menjadi biru, sedangkan lakmus biru akan tetap berwarna
biru.

 Menghantarkan Arus Listrik

Basa merupakan penghantar listrik yang baik, khususnya basa kuat. Basa kuat
mudah terionisasi dlam air.

 Menetralkan Sifat Asam

Salah satu sifat basa adalah meniadakan atau menghilangkan sifat suatu asam
yang direaksikan dengan basa tersebut. Asam yang kita miliki akan berkurang
sifat keasamannya, bahkan dapat berubah menjadi tidak asam. Apabila basa
direaksikan dengan asam, maka akan membentuk garam dan air. Reaksi itu
disebut dengan reaksi penetralan (netralisasi). Sebagai contohnya adalah kalsium
hidroksida direaksikan dengan asam sulfat akan membentuk kalsium sulfat dan
air.

Reaksi :

Kalsium Hidroksida + Asam Sulfat Kalsium Sulfat + Air

Ca(OH)2 (aq) + H2SO4 (aq) CaSO4 (aq) + 2H2O (l)

Kapur merupakan salah satu contoh dari basa yang dapat mengurangi tingkat
keasaman tanah. Tablet obat sakit mag terbuat dari basa magnesium hidroksida,
karena konsentrasi asam lambung yang terlalu tinggi dapat dikurangi dengan
memakan obat sakit mag. Jadi, pada dasarnya konsentrasi asam pada suatu zat
dapat kita kurangi dengan cara menambahkan suatu basa ke dalamnya.

Basa merupakan istilah kimia yang digunakan untuk semua zat yangdapat
menetralkan asam. Selain karena kemampuan basa yang dapat menetralkan asam,
basa pun memiliki kemampuan untuk melarutkan minyak dan debu, sehingga basa
digunakan untuk berbagai keperluan. Sebagai contoh, pembersih alat dapur yang
ada di pasaran mengandung natrium hidroksida yang berfungsi membersihkan
noda minyak atau mentega. Pembersih lantai mengandung ammonia yang dapat
membersihkan debu.

2. Kekuatan Basa

Basa dapat dibagi menjadi basa lemah dan basa kuat. Kekuatan basa sangat
bergantung pada kemampuan basa tersebut melepaskan ion OH- dalam larutan dan
konsentrasi larutan basa tersebut. Basa kuat bersifat korosif. Ingatlah jangan
menyentuh basa (murni ataupun larutannya) sembarangan. Contoh senyawa yang
tergolong basa kuat adalah natrium hidroksida (NaOH), kalium hidroksida
(KOH), dan kalsium hidroksida (Ca(OH)2), sedangkan ammonia (NH3) tergolong
sebagai basa lemah.

Kaustik merupakan istilah yang digunakan untuk basa kuat. Jadi, kita
menggunakan nama kaustik soda untuk natrium hidroksida (NaOH) dankalium
hidroksida (KOH).

3. Peranan Basa dalam Kehidupan

Basa dapat dengan mudah kita temukan, baik itu di rumah maupun di
industri. Ketika kita membuat rumah, kita menggunakan semen. Semen dibuat
dari basa kalsium hidroksida. Basa pun dapat kita temukan pada aneka bahan
pembersih dan ketika membuat kue. Pada saat membuat kue, kita sering
menambahkan baking soda agar kue yang kita buat mengembang. Baking soda
merupakan suatu basa. ( Indrawan, 2013).

`
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1. Alat dan bahan


3.1.1. Alat
a. pH paper universal
b. gelas kimia
c. kertas lakmus
d. pipet tetes
3.2.2 Bahan
a. Asam Asetat
b. NaOH
3.2. Prosedur kerja
 Ambil sejumlah PH paper dan sesuai dengan jumlah bahan yang di
butuhkan
 Tetesi masing-masing lakmus dan lakukan perlakuan juga dengan
sejumlah pH paper
 Periksa dan catat hasilny
 Ulangi sekali lagi.
3.3. Diagram alir

Ambil sejumlah ketrtas lakmus dan pH paper

Tetesi masing-masing kertas lakmus dan diukur pHnya dengan PH


paper universal

ambil sejumlah bahan dengan menggunakan pipet tetes

Di catat hasilnya
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.1.1 Pada kertas lakmus biru

Foto
No Bahan Keterangan
Before After
1

Asam asetat Asam

NaOH Basah

4.1.2Pada PH paper
Foto
No Bahan Keterangan
Before After
1

Asam asetat Asam

NaOH Basah

4.2 Pembahasan
4.2.1 Asam asetat

Asam asetat adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai
pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam asetat murni (disebut asam
asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku
16.7°C.

Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah
asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah,
artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam asetat
merupakan pereaksi kimia dan bahan bakuindustri yang penting. Asam asetat
digunakan dalam produksipolimer seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat,
dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain. Dalam industri
makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman.(Indrawan, 2013)

Pada percobaan kali ini terdapat dua metode yang digunakan seagai penentu.
Metode pertama yang digunakan yaitu dengan menggunkana kertas lakmus biru,
ketika asam asetat di teteskan pada kertas lakmus biru larutan asam asetat
mengubah warna kertas lakmus biru menjadi berwarna merah muda. pada metode
kedua yaitu percobaan menggunakan PH paper, ketika larutan asam asetat
diteteskan pada ph paper terjadi perubahan warna dan ketika di amati memiliki
PH sebesar 3 ini juga di sebabkan karena sifat asam asetat itu merupakan asam
lemah. Dengan nilai PH yang menunjukann angka kurang dari 7, maka asam
asetat termaksud ke dalam larutan yang bersifat asam.selain itu jika suatu larutan
mengubah warna kertas lakmus biru menjadi merah atau merah muda maka dapat
di katakan juga bahwa larutan tersebut termaksud dalam kategori asam. Hal ini di
perkuat oleh pernyataan yang di kemukakan oleh (achmad, 2017).

4.2.2 NaOH

Natrium Hidroksida ( NaOH ) merupakan salah satu senyawa ion yang


bersifat basa kuat, kaustik dan memiliki sifat korosif dan higroskopik ( suka
menyerap air ). Dalam kehidupan kita sehari-hari,senyawa ini biasa kita sebut
dengan nama "soda api" atau "kaustik soda",namun untuk nama resmi atau nama
perdagangnganya senyawa ini biasa disebut dengan nama "Sodium Hidroksida".
Tingkat kelarutan senyawa natrium hidroksida di dalam air cukup tinggi. Pada
suhu 0 C, kelarutan natrium hidroksida berada pada kisaran 418 g/L. Pada suhu 
20 C, kelarutan natrium hidroksida berada pada kisaran 1150 g/L.Jika dilihat dari
data diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa senyawa ini memiliki tingkat
kelarutan yang sangat tinggi.

Natrium Hidroksida memiliki wujud padat pada suhu kamar, bentuknya bisa
seperti kristal atau bubuk tergantung pada tujuan atau kegunaan analisisnya.
Senyawa ini bewarna putih metalik dan tidak berbau. Tingkat kelarutanya di
dalam air juga cukup tinggi. Ketika senyawa ini dilarutkan ke dalam air, maka
suhu air akan naik dan suhu disekitarnya akan terasa panas, hal ini terjadi karena
pelarutan senyawa ini bersifat eksotermik sehingga sejumlah kalor akan
dilepaskan. Hal ini terjadi sama persis dengan pelarutan Asam Sulfat ke dalam air.
Ketika dilarutkan,asam sulfat juga dapat melepaskan sejumlah kalor ke
lingkungan bebas.

Senyawa Natrium Hidroksida diproduksi dalam skala industri dengan cara


elektrolisis larutan garamnya atau biasa kita sebut dengan proses khloroalkali.
Proses ini dilakukan dengan cara melarutkan garam murni ke dalam air sampai
dihasilkan larutan NaCl jenuh, kemudian dilakukanlah suatu elektrolisis yang
sangat kompleks yang mana pada proses ini akan dihasilkan 3 senyawa penting
yaitu Gas Klorin, Gas Hidrogen Dan Senyawa Natrium Hidroksida. Ketiga
senyawa penting ini dipisahkan secara sistematis dan kompleks sehingga kualitas
senyawa natrium hidroksida yang dihasilkan bisa bernilai jual tinggi.

Senyawa Natrium Hidroksida memiliki peranan yang sangat penting dalam


dunia industri terutama dalam industri kertas. Dalam proses kraft, senyawa ini
digunakan untuk memisahkan lignin dari serat selusosa sehingga dapat
memudahkan dalam proses pengolahan selanjutnya. Selain dalam proses industri
kertas, senyawa ini juga digunakan dalam pembuatan deterjen, sabun, Pembersih
posrselen, PH buffer serta digunakan juga dalam skala analisis laboratorium
seperti untuk mensintesis senyawa-senyawa organik.(Indrawan, 2013)

Pada percobaan kali ini menggunakan dua metode yang diguakan yaitu
menggunakan ph paper dan kertas lakmus. Pada percobaan pertama menggunakan
metode kertas lakmus, larutan NaOH diteteskann pada kertas lakmus biru dan
larutan NaOH tidak mengubah warna asli dari kertas lakmus biru. Dengan kata
lain, kertas lakmus biru tetap berwarn biru.Pada percobaan kedua menggunakan
metode PH paper, ketika ph paper di celupkan pada larutan NaOH ph paper
mengalami perubahan warna dan ketika diidentifikasi larutan NaOH memiliki
nilai PH sebesar 14. Dengan nilai PH yang menunjukan angka lebih dari 7, maka
larutan NaOH dapat dikatakan termaksud ke dalam larutan yang bersifat basa.
Sedangkan dengan menggunakan kertas lakmus jika kertas lakmus biru tidak
mengalami perubahan atau bersifat tetap maka dapat dikatakan bahwa larutan
tersebut berssifat basa.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Denngan ini dapaat disimpulkan bahwa senyawa atau larutan asam asetat
bersifat asam karena memiliki PH kurang dari 7. Dan pada percobaan larutan
asam asetat menggunakan kertas lakmus biru larutan asam asetat tersebut
berubah warnanya menjadi merah muda.
2. Pada larutan NaOH bersifat basa karena pada percobaan menggunakan ph
paper memiliki nilai ph sbesar 14 atau lebih dari 7. Dan pada percobaan
menggunakan metode kertas lakmus biru larutan NaOH tidak berubah warna
atau dengan kata lain warna kertas lakmus biru tetap.

5.2 Saran
Praktikan harus memperhatikan alat-alat yang dibersihkan setelah pakai
karena jika tidak bersih sekali akan membuat ketidakakuratan hasil percobaan,
dan sebaiknya jumlah peralatan diperbanyak sehingga membuat praktikum lebih
cepat selesai.

DAFTAR PUSTAKA
Amanda dkk 2013. Identifikasi sifat asam basa dengan menggunakan indikator
alamic. undiksha

Darjanto dkk.1989.Ilmu Kimia Organik. UniversitasJenderalSoedirman,


Purwokerto.

Fessenden Rale dan Joan S. Fessenden. 1982. Kimia Organik dan Hayati. ITB,
Bandung.

Nurhadi, indrawan 2013. Uji sifat asam dan basa senyaw organik. UJS,
Purwokerto.

Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar. Erlangga, Bandung.

Vogel. 1982. Analisa Anorganik Kualitatif. PT. Kalman Media Pusaka, Jakarta.

Wilbraham, Antony dan Michael S.Matta. 1992. Pengantar Kimia Organik dan
Hayati. ITB, Bandung.

Yulita dkk 2013. Identifikasi sifat asam basa dengan menggunakan indikator
alamic. Undiksha

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai