Anda di halaman 1dari 10

Pertemuan ke 4

Asam, Basa, Garam


serta Indikatornya
Dua golongan senyawa kimia yang paling banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari
ialah asam dan basa. Oleh karena penggunaanya yang banyak dalam kehidupan sehari-hari,
materi pengertian larutan asam basa merupakan topik yang penting dalam belajar ilmu
kimia. Simak pembahasannya di bawah ini:

Pengertian Larutan Asam Basa

Pernahkah kalian menjilat/minum air jeruk? jus mangga dan ataupun cuka? Apa yang kamu
rasakan? Bagaimana kalau obat, sabun dan daun pepaya? Ya, pada air jeruk, mangga dan
cuka kamu akan merasakan kecut/masam. Sedangkan pada sabun, obat dan pepaya kamu
akan merasakan pahit. Orang jaman dulu membedakan antara asam dan basa hanya dengan
menggunakan lidah mereka. Namun seiring berkembangnya zaman cara ini ditinggalkan,
karena berbahaya dan tidak efektif.

Di era modern ini membedakan antara asam dan basa berdasarkan kadar keasaman zat itu
sendiri. Kadar keasaman dan kebasaan suatu zat ialah tergantung pada jumlah ion H+
(asam) dan OH- (basa) yang terdapat dalam zat tersebut dan derajat ionisasi dari zat
tersebut.

Tingkat keasaman dan kebasaan suatu zat dinyatakan dengan pH. Pada pembahasan kali
ini, kita akan mempelajari tentang pengertian asam basa. Materi Pengertian Asam Basa ini
sangat diperlukan sebagai landasan pengetahuan untuk memahami materi ilmu kimia
berikutnya yaitu menghitung tingkat keasaman atau kebasaan suatu zat.

Asam dan basa (alkali) telah dikenal sejak dahulu dan telah sering Kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Contohnya Asam Tartrat dalam Buah Anggur, Asam Sitrat dalam
jeruk, Asam Asetat pada Cuka, Asam Sulfat pada Air Aki dan berbagai zat lainnya.
Sementara zat basa kita jumpai pada air kapur, sabun, obat mag, dan beragam zat lainnya.

Bagaimana membedakan asam dan basa?

Asam Basa Arrhenius

Stevante Arrhenius mengemukakan sebuah teori Asam Basa. Teori ini menyatakan bahwa
asam adalah suatu zat yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H+ di mana ion
H+ ini akan menjadi satu-satunya ion positif dalam larutan.
Sedangkan basa adalah zat yang jika dilarutkan dalam air akan terionisasi menghasilkan ion
OH-, dan ion OH- ini akan menjadi satu-satunya ion negatif di dalam larutan.

Contoh Asam Arrahenius


Asam Rumus Molekul Valensi
Asam Klorida HCl 1
Asam Sianida HCN 1
Asam Sulfida H2S 2
Asam Nitrat HNO3 1
Asam Sulfat H2SO4 2
Asam Fosfat H3PO4 3
Asam Asetat CH3COOH 1

Contoh Basa Arrahenius


Asam Rumus Molekul Valensi
Natrium Hidroksida NaOH 1
Kalium Hidroksida KOH 1
Magnesium Hidroksida Mg(OH)2 2
Kalsium Hidroksida Ca(OH)2 2
Barium Hidroksida Ba(OH)2 2
Alumunium Hidroksida Al(OH)3 3
Besi (III) Hidroksida CH3COOH 3

 Asam Basa Bronstead-Lowry

Beberapa reaksi dalam ilmu kimia dilakukan dengan menggunakan pelarut selain air.
Misalnya pelarut alkohol, amoniak, toluena, dan benzena. Saat melarutkan senyawa-
senyawa kimia pada pelarut bukan air tentunya konsep teori Asam Basa Arrhenius tidak
dapat digunakan untuk menentukan zat Asam dan Basa.

J.N Bronstead dan T.N. Lowry mengemukakan teori lain tentang Asam Basa yang disebut
dengan Teori Asam Basa Bronstead Lowry. Menurut teori ini, asam adalah zat pemberi
proton (donor proton) dan basa adalah zat penerima proton (akseptor proton). Dari
definisi ini maka suatu asam akan membentuk konjugat setelah melepaskan proton, dan
basa juga akan membentuk konjugat setelah menerima proton.

Maka dalam teori asam basa konjugasi, dikenal istilah “pasangan asam basa” atau “asam-
basa konjugat”
Pada contoh diatas, H2O melepaskan satu proton sehingga H2O merupakan Asam. NH3
mengikat proton sehingga menjadi NH4+. Maka NH3 merupakan basa. NH4+ merupakan
asam karena melepaskan proton. Sedangnkan OH- merupakan basa karena menerima
proton membentuk H2O. Hal ini juga terjadi pada pelarut selain air. Contohnya:

Asam Basa Lewis

Setelah mengetahui Teori Asam Basa Bronstead Lowry, maka Kita dapat menentukan suatu
zat yang mengandung hidrogen termasuk dalam kelompok zat asam atau basa. Bagaimana
dengan senyawa/zat yang aprotik (tidak mengandung H), bagaimana menentukan sifat
asam ataupun basanya?
Seorang ahli kimia G.N Lewis mengemukakan teori tentang asam basa yang disebut dengan
Teori Asam Basa Lewis. Menurut teori ini basa adalah zat yang memiliki satu atau lebih
pasangan elektron bebas yang dapat diberikan pada zat lain sehingga terbentuk ikatan
kovalen koordinasi, sedangkan asam adalah zat yang dapat menerima pasangan elektron
bebas tersebut.

Zat yang termasuk basa menurut teori asam basa Lewis ternyata juga tergolong sebagai
basa menurut teori Bronstead Lowry.

Indikator Asam Basa

Seperti pengantar yang telah diuraikan pada awal pembahasan, pada zaman dahulu
sebelum dikenalnya teori asam-basa, orang-orang membedakan asam dan basa dengan cara
mencicipinya.

Namun pada saat sekarang, telah dikenal berbagai indikator untuk membedakan asam dan
basa. Selain metodenya yang aman dan praktis indikator juga mampu memberikan hasil
yang lebih relevan.

Kertas Lakmus

Salah satu indikator yang sering


digunakan adalah kertas lakmus.
Terdapat dua jenis kertas lakmus
yakni kertas lakmus biru dan kertas
lakmus merah.

Kertas lakmus merah akan


berubah warna menjadi biru
apabila terkena basa, tetapi jika terkena asam atau zat netral maka tidak akan berubah
warna.

Kertas lakmus biru akan berubah warna menjadi merah apabila terkena asam, tetapi jika
terkena basa atau zat netral maka tidak akana berubah warna.

Indikator Universal

Kertas Lakmus hanya dapat membandingkan suatu zat itu termasuk asam atau basa,
kemudian dikembangkan lagi kertas indikator.

Kertas indikator universal mampu meunjukkan tingkat keasaman dan kebasaan dari suatu
zat. Dengan membandingkan warna yang diperoleh untuk setiap zat yang diuji dengan
kertas standard yang ada pada indikator universal, Kita dapat menentukan tingkat
keasaman dari suatu zat

Indikator Larutan
Contoh Indikator larutan ini adalah metil merah, metil jingga, bromotimol biru, dan
beberapa larutan lainnya. Indikator ini bekerja sama persis dengan kertas lakmus, larutan
ini akan memberikan perubahan warna jika terkena asam maupun basa.

Selain kertas lakmus, dan indikator universal, terdapat pula beberapa indikator larutan
yang sering digunakan dalam eksperimen di laboratorium.

Larutan Asam Basa Netral


Metil Merah merah kuning kuning
Metil Jingga orange kuning kuning
Bromotimol Biru kuning biru kuning
Fenoftalein (pp) tak berwarna pink tak berwarna

Indikator Alami

Selain indikator yang umum ditemukan di Laboraturium, terdapat beberapa tumbuhan


disekitar kita yang mampu menjadi indikator ketika pH berubah.

Larutan Asam Basa Netral


Bunga Terompet merah hijau ungu
Bunga Kana jingga hijau muda kuning
Bunga Sepatu merah hijau merah

Demikian Artikel mengenai Larutan Asam Basa.

 Reff:: 
 Sudiono Sri, Santosa Juari Sri, Pranowo Deni,2006, Kimia Untuk kelas XI, Intan
Pariwara, Jakarta
 Ryerson, High School Chemistry 11, Mc Graw-Hill
 Keenan W Charles, Kleinfelter C Donald, Wood H Jesse, 1984, Ilmu Kimia Untuk
Universistas, Erlangga
Materi Belajar Kimia Tentang Asam Basa
dan Garam
Berikut kita bahas asam basa garam mudah mudahan bermanfaat, diharapkan peserta didik
dapat mengelompokkan larutan asam, larutan basa dan larutan garam melalui alat dan
indikator yang tepat.
Kata asam (acid) berasal dari bahasa Latin acidus yang berarti mempunyai rasa asam. Salah
satu definisi asam adalah zat yang jika dilarutkan di dalam air akan menghasilkan ion
hidrogen (H+). Secara umum asam memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Rasa masam jika dicicipi (jangan menguji asam kuat dengan mencicipinya)
2. Derajat keasaman lebih kecil dari 7 (pH < 7)
3. Terasa menyengat jika disentuh, terutama asam kuat
4. Reaksi dengan logam bersifat korosif (menyebabkan karat, dapat pula merusak
jaringan kulit/iritasi dan melubangi benda yang terbuat dari kayu atau kertas jika
konsentrasinya tinggi)
5. Merupakan larutan elektrolit sehingga dapat menghantarkan arus listrik.

Ciri-ciri Basa

Basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Salah satu definisi basa adalah zat
yang jika dilarutkan di dalam air akan menghasilkan ion hidroksida (OH –). Secara umum
basa memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Rasa pahit jika dicicipi


2. Dalam keadaan murni umumnya berupa kristal padat
3. Tingkat keasaman lebih besar dari 7 (pH > 7)
4. Terasa licin di kulit (jangan menguji basa kuat dengan menyentuhnya)
5. Memiliki sifat kaustik yaitu merusak kulit jika kadar basanya tinggi
6. Dapat mengemulsi minyak
7. Merupakan elektrolit, larutannya dapat menghantarkan arus listrik

Ciri-ciri Garam

Apabila larutan asam dengan larutan basa direaksikan, maka ion H+ (dari asam) akan
bereaksi dengan ion OH– (dari basa) membentuk air. Reaksi antara asam dan basa ini
disebut reaksi penetralan (netralisasi) jika jumlah zat asam sama dengan jumlah zat basa.
Disebut demikian karena selain air, dihasilkan pula suatu zat yang bersifat netral yaitu
garam, jika jumlah asam dan jumlah basanya mempunyai perbandingan yang sama. Reaksi
ini juga di kenal dengan reaksi penggaraman karena menghasilkan garam.
Garam terdapat dalam bentuk garam netral, garam basa dan garam asam. Umumnya garam
mudah larut dalam air, merupakan padatan pada suhu kamar (25 oC), merupakan elektrolit
sehingga dapat menghantarkan arus listrik, memiliki titik didih dan titik leleh yang tinggi.

Contoh-contoh Asam

Asam dapat dengan mudah kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Dalam makanan,
minuman, buah-buahan, air hujan bahkan di dalam tubuh kita. Berdasarkan asalnya, asam
dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu asam organik dan asam mineral.

Asam organik berasal dari sumber alami (tumbuhan dan hewan), umumnya bersifat asam
lemah. Contoh asam organik adalah asam sitrat terdapat dalam buah jeruk, asam format
terdapat dalam gigitan/sengatan semut dan sengatan lebah dan asam asetat yang terdapat
dalam cuka makan. Asam mineral adalah senyawa asam seperti asam klorida (asam
lambung) terdapat dalam sistem pencernaan manusia dan hewan. Asam mineral banyak
juga dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan umumnya
bersifat asam kuat. Contoh asam mineral adalah asam klorida yang digunakan secara luas
dalam industri, asam sulfat untuk aki mobil dan asam fluorida yang biasanya digunakan
pada pabrik kaca.

Berdasarkan kekuatannya asam dibagi menjadi dua jenis, yaitu asam kuat dan asam lemah.
Kekuatan suatu asam dapat ditentukan dari kemampuannya melepaskan ion hidrogen yang
bermuatan positif (ion H+) ketika dilarutkan dalam air. Semakin banyak ion H+ yang
dilepaskan, semakin kuat sifat asamnya.

Berikut ini adalah tabel beberapa contoh asam kuat dan asam lemah.

Contoh-contoh Basa

Sama halnya dengan zat asam, zat basa juga dapat dengan mudah kita temui dalam
kehidupan sehari-hari. Sifat licin dan rasanya yang pahit merupakan cara mudah untuk
mengenali zat basa. Beberapa contoh zat basa yang sering digunakan adalah:

1. Natrium hidroksida / soda api / soda ash dan kalium hidroksida, sebagai bahan baku
pembersih dalam rumah tangga, misalnya sabun mandi, sabun cuci, detergen, pemutih dan
pembersih lantai

2. Magnesium hidroksida dan aluminium hidroksida, terkandung dalam obat nyeri


lambung (antasid)

3. Amoniak, untuk pelarut desinfektan (pencegah terjadinya infeksi) dan bahan baku
pupuk rea

Sama seperti asam, basa juga dibedakan menjadi basa kuat dan basa lemah. Kekuatan suatu
basa dapat ditentukan dari kemampuannya melepaskan ion hidroksida yang bermuatan
negatif (ion OH–) ketika dilarutkan dalam air. Semakin banyak ion OH– yang dilepaskan,
semakin kuat sifat basanya. Semua rumus kimia basa umumnya mengandung gugus OH–.
Jika diketahui rumus kimia suatu basa, maka untuk memberi nama basa, cukup dengan
menyebut nama logam dan diikuti kata hidroksida. Berikut ini tabel beberapa contoh basa
kuat dan basa lemah:

Contoh-contoh Garam

Salah satu cara memperoleh senyawa garam adalah dengan cara mereaksikan zat asam
dengan zat basa. Reaksi ini dikenal dengan reaksi penggaraman atau disebut juga reaksi
netralisasi. Dalam kehidupan sehari-hari garam yang sering digunakan antara lain: garam
dapur (NaCl), garam inggris (MgSO4) sebagai obat pencahar, soda kue (NaHCO3) sebagai
pengembang roti, monosodium glutamat (MSG) sebagai penyedap rasa.

Sifat garam tergantung pada asam dan basa pembentuknya. Garam yang berasal dari reaksi
antara asam dan basa dapat bersifat asam, basa atau netral.

Garam yang bersifat asam, memiliki pH < 7, berasal dari reaksi antara asam kuat dan basa
lemah. Contoh: NH4Cl (amonium klorida / salmoniak), dan NH4NO3 (amonium nitrat).

Garam yang bersifat basa, memiliki pH > 7, berasal dari reaksi antara asam lemah dan basa
kuat. Contoh: KNO2 (kalium nitrit), NaHCO3 (natrium bikarbonat / soda kue), NaCH3COO
(natrium asetat), KCN (kalium sianida / potas), dan KF (kalium fosfat).

Garam yang bersifat netral, memiliki pH = 7, berasal dari asam kuat dan basa kuat.

Contoh: NaCl (natrium klorida), KI (kalium iodida), dan KNO3 (kalium nitrat).

Reaksi penggaraman (netralisasi) sangat berguna bagi kehidupan manusia. Dalam


kehidupan sehari-hari banyak dijumpai pemanfaatan reaksi netralisasi, misalnya:

1. Untuk mengurangi rasa sakit dan iritasi akibat sengatan lebah yang mengandung
asam digunakan soda kue (natrium bikarbonat)

2. Nyeri lambung akibat kadar asam klorida dalam lambung yang berlebihan
dinetralisir dengan obat yang mengandung basa magnesium hidroksida atau aluminium
hidroksida

3. Limbah cair hasil industri yang dibuang ke sungai mengandung zat asam yang dapat
menyebabkan kematian ikan oleh karenanya ditambahkan aluminium hidroksida untuk
menetralkannya

4. Mulut kita mengandung zat asam sisa makanan dan minuman yang dapat merusak
gigi dan menimbulkan bau mulut, untuk menetralisirnya kita menggunakan pasta gigi yang
mengandung zat basa

5. Tanah yang terlalu asam akibat hujan asam dan tanah gambut, dapat menyebabkan
tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik. Untuk mengatasinya tanah diberi senyawa yang
bersifat basa, misalnya kalsium oksida, kalsium hidroksida atau kalsium karbonat sebelum
ditanami.

Uji Asam dan Basa

Menguji suatu zat bersifat asam atau basa, proses yang dilakukan tidak dianjurkan dengan
cara mencicipinya, karena banyak zat asam atau basa yang dapat merusak kulit (korosif)
atau bahkan bersifat racun. Asam dan basa dapat diidentifikasi dengan menggunakan zat
yang disebut indikator.

Indikator adalah zat yang dapat memberi warna berbeda dalam lingkungan asam dan
lingkungan basa. Indikator dapat dibedakan menjadi indikator alami dan indikator buatan.
Prinsip indikator adalah bahan yang memberikan warna berbeda pada lingkungan asam
dan basa. Pada umumnya bahan yang memiliki warna menyolok memiliki sifat memberikan
warna yang berbeda pada kedua suasana tersebut.

Contoh indikator alami adalah: ekstrak bunga sepatu, ekstrak kulit manggis, ekstrak kol
merah (kubis merah) dan ekstrak kunyit. Contoh indikator buatan adalah kertas lakmus
(litmus) berwarna merah dan biru, indikator universal, phenolphthalein (PP), bromtimol
biru (BTB), metil merah (MM), metil kuning, metil jingga (MO), fenol merah dan indigo
carmine.

Anda mungkin juga menyukai