Anda di halaman 1dari 14

PERCOBAAN ASAM BASA DENGAN INDIKATOR

ALAMI
KIMIA

SMAN 22 Bandung
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT. Kepanya-Nya kita memuji dan
bersyukur, memohon pertolongan dan ampunan. Kepada-Nya pula kita memohon
perlindungan dari keburukan diri dan syaitan yang selalu menghembuskan
kebatilan pada diri kita.

Dengan rahmat dan pertolongan-Nya, Alhamdulillah makalah yang berjudul


“PERCOBAAN ASAM BASA DENGAN INDIKATOR ALAMI” ini dapat di
selesaikan dengan baik. Kami menyadari sepenuh hati bahwa masih banyak
kekurangan yang terdaapat di dalam makalah ini.

Kami mengharapkan kritik dan saran para pembaca sebagai bahan evaluasi kami
dalam pembuatan makalah berikutnya. Mudah-mudahan itu semua menjadikan
cambuk bagi kami agar lebih meningkatkan kualitas makalah ini di masa yang
akan datang.

Bandung, Januari 2021

Penyusun, Faiz Athallah Machmud


Dava Mahardika
Christophorus Yoga W
Ryo Pradipa Putra
Reabil Juan
Refina Aulia
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………… i

DAFTAR ISI………………………………………………………….. ii
BAB I : PENDAHULUAN …………….…………………………….. 1
1.1. Latar Belakang ……………….……………………………………………. 1
1.2. Rumusan Masalah ….……………………………………………………… 1
1.3. Tujuan ………..…………………………………………………………….. 1

BAB II : PERCOBAAN ASAM DAN BASA ….…………………… 2


2.1. Landasan Teori …………………………..………………………………… 2
2.2. Alat dan Bahan ..…………………………………………………………… 3
2.3. Langkah Kerja ………………….………………………………………….. 5
2.4. Hasil Pengamatan ….………………………………………………………. 6

BAB III : PENUTUP ……....…………………...…………………….. 7


3.1. Saran dan Kesimpulan ………...…………………………………………… 7

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………….. iii


BAB I : PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Asam dan basa merupakan senyawa kimia yang sangat penting dalam kehidupan sehari-
hari. Asam dan basa sendiri tentunya sering kita temukan di setiap kegiatan kita seperti
didalam minuman, makanan, obat-obatan, dan lain-lain. Tentunya, asam dan basa
memiliki banyak manfaat untuk kehidupan kita.
Pada makalah ini saya akan menjelaskan mengenai pengertian asam basa beserta
contohnya, sifat-sifatnya, macam-macam indikator, dan laporan praktikum indikator
alami saya.
Kita perlu memahami sifat-sifat asam dan basa karena asam dan basa sering kita temui di
kehidupan sehari-hari sehingga kita perlu memahami apa manfaat dan bahayanya dari
penggunaan asam dan basa tersebut.
Selain itu, kita juga dapat meminimalisir penyakit lambung karena pada lambung kita
terdapat asam klorida. Apabila asam klorida tersebut naik/tinggi akan menimbulkan
penyakit-penyakit lambung, seperti maag, luka pada dinding lambung, dan masih banyak
lagi.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan indikator asam dan basa?


2. Bagaimana reaksi indikator alami setelah diberi tetesan asam dan basa?
3. Berapa banyak macam indikator asam dan basa?

1.3. Tujuan

1. Mengetahui cara membuat indikator asam dan basa dari bahan alami.
2. Mengetahui sifat asam basa suatu zat dengan menggunakan indikator alami.

BAB II : PERCOBAAN ASAM DAN BASA


2.1. Landasan Teori

Secara umum, zat-zat yang berasa masam mengandung senyawa asam, seperti : jeruk,
cuka dapur, dan asam lambung. Pada jeruk terdapat asam sitrat, sedangkan pada cuka
dapur terdapat asam cuka. Sedangkan pada asam lambung terdapat asam klorida.

Sedangkan basa memiliki sifat yang licin dan rasanya pahit. Kita dapat menemukan
senyawa basa pada soda api, detergen, dan sabun cuci. Ketiganya memiliki natrium
hidroksida.

Sifat-sifat diatas berdasarkan tiga teori yang dikemukakan oleh Arrhenius, Bronsted-
Lowry, dan G.N. Lewis. Ketiga teori ini mempunyai dasar pemikiran yang berbeda
namun saling melengkapi.

a. Teori Arrhenius
Svante Arrhenius mengatakan bahwa asam basa adalah suatu zat yang bila dilarutkan
ke dalam air, akan menghasilkan ion (H+). Asam pada umumnya merupakan senyawa
kovalen dan akan bersifat asam bila sudah dilarutkan ke dalam air dan menghasilkan
ion H+.
Sedangkan basa merupakan suatu senyawa yang di dalam air menghasilkan ion
(OH-). Namun tak semua senyawa yang mengandung gugus -OH merupakan suatu
basa, seperti CH3COOH dan C6H5OH. Kedua senyawa ini merupakan asam karena
saat dilarutkan ke dalam air, mereka menghasilkan ion H+.

b. Teori Bronsted-Lowry
Penjelasan asam basa yang dikemukakan oleh Arrhenius sepertinya tidak memuaskan
untuk menjelaskan sifat asam dan basa pada larutan yang bebas air atau pelarut bukan
air. Seperti asam asetat akan bersifat asam saat dilarutkan di dalam air, kenyataan
tersebut, Johannes Bronsted dan Thomas Lowry secara terpisah mengusulkan bahwa
yang berperan dalam memberikan sifat asam dan basa suatu larutan adalah ion H+
atau proton.
Menurut Bronsted-Lowry, asam adalah spesi (ion atau molekul) yang berperan
sebagai donor proton (pemberi proton atau H+) kepasa suatu spesi yang lain.
Sedangkan, basa adalah spesi (molekul atau ion) yang bertindak menjadi akseptor
proton (penerima proton atau H+).

c. Teori G.N. Lewis


Teori asam basa Bronsted-Lowry mempunyai keterbatasan terutama dalam
menjelaskan reaksi-reaksi yang melibatkan senyawa tanpa proton atau H+. pada
tahun 1932, seorang ahli kimia bernama G.N. Lewis mengajukan sebuah konsep baru
menganai asam basa sehingga dikenal sebagai asam Lewis dan basa Lewis.
Asam Lewis adalah suatu senyawa yang mampu menerima pasangan electron dari
senyawa lain atau ekseptor pasangan electron, sedangkan basa Lewis adalah senyawa
yang dapat memberikan pasangan electron kepada senyawa lain atau donor pasangan
electron.
Jadi, setelah membaca teori diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa asam adalah suatu
zat yang larutannya berasa masam, dan dapat menetralkan basa. Sedangkan basa
merupakan suatu zat yang berasa pahit, licin, dan dapat menetralkan asam. Sitrat asam
dan basa ini bersebrangan sehingga bila kedua zat ini Bersatu, maka zat tersebut bersifat
netral.
Asam memiliki ciri-ciri seperti berasa masam, memiliki tingkat pH < 7, dapat merubah
warna kertas lakmus biru menjadi merah, dan lakmus merah tetap merah. Semakin kecil
tingkat pH suatu zat, maka semakin kuat tingkat keasamannya. Contoh zat yang bersifat
asam adalah cuka dapur (asam asetat), baterai mobil (asam sulfat), asam lambung (asam
klorida), dan masih banyak lagi.
Basa memiliki ciri-ciri seperti rasa yang pahit, terasa licin, korosif, tingkat pH > 7, dapat
merubah kertas lakmus merah menjadi biru, dan kertas lakmus biru tetap biru. Semakin
tinggi tingkat pH suatu zat, maka semakin kuat tingkat kebasaannya. Contoh zat yang
mengandung basa adalah soda api (natrium hidroksida), sabun mandi bayi (kalium
hidroksida), deodorant (alumunium hidroksida), dan lain-lain.
Agar kita lebih mudah membedakan zat-zat yang mengandung asam basa, kita dapat
menggunakan indikator. Apa itu indikator? Indikator adalah suatu senyawa kompleks
yang dapat bereaksi dengan senyawa asam basa. Melalui indikator inilah, kita dapat
mengetahui suati zat apakah bersifat asam atau basa. Selain itu, kita dapat mengetahui
tingkat kekuatan asam dan basa suatu zat.
Indikator dibagi menjadi dua, yaitu indikator alami dan indikator buatan. Sesuai
Namanya, indikator alami terbuat dari bahan-bahan alami (tumbuhan), seperti kol ungu,
kulit manggis, bunga sepatu, kunyit, dan masih banyak lagi.
Ada juga indikator buatan yang dibuat secara sintetis di laboratorium, seperti kertas
lakmus, larutan fenoftalein, metil merah, metil jingga, dan bromtimol biru. Ada juga alat
pengukur tingkat keasaman/kebasaan suatu zat yaitu pH meter, dan indikator universal.
Untuk sekarang, saya akan lebih memperdalam mengenai indikator alami.

Asam didefinisikan sebagai senyawa yang menghasilkan ion hydrogen (H+) Ketika larut
dalam pelarut. Asam memiliki sifat sebagai berikut :

1. Senyawa asam memiliki rasa asam


2. Senyawa asam bersifat korosif
3. Dapat menghantarkan arus listrik
4. Menghasilkan ion H+ dalam air
Asam dibagi lagi menjadi dua, yaitu Asam Kuat dan Asam Lemah.
- Asam Kuat, contohnya ; Asam Klorida (HCl), Asam Nitrat (HNO3), Asam Sulfat
(H2SO4).
- Asam Lemah, contohnya : Asam Fluorida (HF), Asam Karbonat ( H2CO3), Asam
Sitrat (C6H8O7)
Basa didefinisikan sebagai senyawa yang menghasilkan ion hidroksida (OH-) Ketika
larut dalam pelarut air. Basa memiliki sifat sebagai berikut :
1. Senyawa basa bersifat licin
2. Menetralkan sifat asam
3. Senyawa basa terasa pahit
4. Senyawa OH- dalam air
Basa dibagi menjadi Basa Kuat dan Basa Lemah.
- Basa Kuat : Litium Hidroksida (LiOH), Natrium Hidroksida (NaOH), Kalium
Hidroksida (KOH)
- Basa Lemah : Hydroksilamine (NH2OH), Alumunium Hidroksida (Al(OH)3),
Ammonia Hydroksida (NH4OH)
Indikator alami itu adalah indicator yang dibuat menggunakan ekstrak tumbuhan-
tumbuhan seperti bunga, umbi, kulit buah, dan juga daun-daun bewarna. Contoh : kunyit,
kubis merah, kubis ungu, bunga sepatu, bunga mawar, bayam merah, geranium.
Dengan menggunakan indikator ini, kita bisa menentukan suatu larutan bersifat asam,
basa, atau netral. Cara mengetahuinya itu dengan meneteskan ekstrak tumbuhan tadi ke
dalam sebuah larutan, kemudian lihat perubahan warnanya. Dari perubahan warna itulah
kita bisa tahu mana larutan yang mengandung asam atau basa. Ekstrak atau sari dari
bahan-bahan ini dapat menunjukkan warna yang berbeda dalam larutan asam basa.

2.2. Alat dan Bahan


Alat :
 Sendok

 Wadah/Mangkuk/Piring

 Parutan

 Saringan

 Kertas Teh
Bahan :
 Kunyit

 Air mineral

 Air kapur/Apu
 Jeruk nipis/Lemon

 Cuka dapur
 Bunga Azalea

2.3. Langkah Kerja

Kunyit :
1. Parut kunyit secukupnya dengan parutan
2. Peras parutan kunyit di atas saringan yang sudah dialasi dengan wadah
3. Celupkan/masukkan kertas teh ke dalam air kunyit
4. Masukkan kertas teh yang sudah dicelupkan air kunyit ke dalam air cuka, air kapur,
dan air mineral (masing-masing satu)

5. Tunggu hingga kertas teh berubah warna

Azalea :
1. Pisahkan kelopak azalea dengan tangkainya
2. Masukkan kelopak azalea ke dalam wadah
3. Haluskan kelopak azalea dengan sendok hingga air dari bunga keluar, lalu sisihkan
kelopak yang sudah tidak terpakai
4. Celupkan kertas teh ke dalam air bunga
5. Masukkan kertas teh ke dalam air cuka, air kapur, dan air mineral (masing-masing
satu)

2.4. Hasil Pengamatan

Berdasarkan hasil percobaan, disini dapat dilihat beberapa perubahan warna pada ekstrak
kunyit dan ekstrak bunga azalea yang kelompok saya buat. Perubahan itu terjadi setelah
ekstrak kunyit dan ekstrak bunga azalea dimasukkan ke dalam air cuka, air kapur, dan air
mineral dengan media kertas teh.
Pertama, pada ekstrak kunyit. Terjadi beberapa perbedaan. Ekstrak kunyit memiliki
warna jingga tua. Setelah dimasukkan ke dalam air cuka, ekstrak kunyit tersebut berubah
warna menjadi kuning cerah. Sangat berkebalikan, saat ekstrak kunyit dimasukkan ke
dalam air kapur, ekstrak kunyit tersebut berubah warna menjadi merah bata/coklat.
Pada ekstrak bunga azalea, tidak ada perubahan yang cukup signifikan, hasil yang kami
dapatkan Ketika ekstrak bunga azalea dimasukkan ke dalam air cuka, ekstrak tersebut
tidak menunjukkan perubahan yang signifikan, begitu pula dengan air kapur, dan air
mineral.
Hal-hal tersebut terjadi karena air cuka bersifat asam karena memiliki kandungan asam
asetat (CH3COOH) sehingga saat indicator alami dimasukkan ke dalam air cuka (kunyit)
menimbulkan reaksi dengan berubah warna menjadi kuning cerah.
Begitu juga pada air kapur. Air kapur bersifat basa karena air kapur merupakan kalsium
hidroksida (Ca(OH)2). Sehingga saat indicator alami dimasukkan ke dalam air kapur
(kunyit) terjadi perubahan warna menjadi hijau lumut dan merah bata/coklat
BAB III : PENUTUP

3.1. Saran dan Kesimpulan

Tidak semua orang ingin mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan kimia. Padahal
seharusnya kita mempelajarinya karena tanpa zat-zat ini, kita tidak bisa menjalaskan
kehidupan sehari-hari karena banyak barang-barang disekitar kita yang sebenarnya
tersusun dari zat-zat tersebut.
Kita seharusnya berterimakasih kepada para ilmuwan yang sudah mau meneliti menganai
asam dan basa karena dari penelitian merekalah kita bisa lebih mempelajari tentang asam
dan basa. Kita juga bisa membedakan yang mana zat yang mengandung asam atau basa
dengan menggunakan indikator yang dapat kita temui di rumah.
Semoga kita semua semakin memahami lagi mengenai asam dan basa dan juga indikator-
indikator alami yang bisa kita manfaatkan sebagai pengganti indicator buatan yang
terkadang harganya relatif lebih mahal dan sulit dicari.
Sekian dari saya dan teman-teman saya yang ikut membantu saya menyelesaikan laporan
ini, mohon maaf apabila ada kesalahan kata dan penafsiran.
Wassalamuallaikum wr.wb
DAFTAR PUSTAKA

https://www.alodokter.com/3-penyakit-yang-mengganggu-fungsi-lambung
https://brainly.co.id/tugas/8920856?
utm_source=android&utm_medium=share&utm_campaign=question
https://www.amongguru.com/pengertian-dan-jenis-jenis-indikator-asam-basa-beserta-
contohnya/

https://www.gurupendidikan.co.id/asam-basa-dan-garam/

https://www.zenius.net/prologmateri/kimia/a/1427/sifat-asam-basa

https://brainly.co.id/tugas/26747964?
utm_source=android&utm_medium=share&utm_campaign=question
Sudarmo, Unggul dan Nanik Mitayani. 2016. Kimia untuk SMA/MA Kelas XI. PT. Gelora Aksara
Pratama: Jakarta.

AM, Sardiman dan Amurwani Dwi Lestariningsih. 2014. Sejarah Indonesia kelas XI. PT. Mulia
Kencana Semesta: Bandung.

Anda mungkin juga menyukai