Anda di halaman 1dari 21

Pernahkah kalian menjilat/minum air jeruk? jus mangga dan ataupun cuka?

Apa yang
kamu rasakan? Bagaimana kalau obat, sabun dan daun pepaya? Ya, pada air jeruk,
mangga dan cuka kamu akan merasakan kecut/masam. Sedangkan pada sabun, obat dan
pepaya kamu akan merasakan pahit. Orang jaman dulu membedakan antara asam dan
basa hanya dengan menggunakan lidah mereka. Namun seiring berkembangnya zaman
cara ini ditinggalkan, karena berbahaya dan tidak efektif.

Pengertian Larutan Asam Basa

Kadar keasaman dan kebasaan suatu zat tergantung pada jumlah ion H+(asam) dan OH-
(basa) yang terdapat dalam zat tersebut dan derajat ionisasi dari zat tersebut. Tingkat
keasaman dan kebasaan suatu zat dinyatakan dengan pH. Pada pembahasan kali ini, kita
akan mempelajari tentang pengertian asam basa. Materi Pengertian Asam Basa ini sangat
diperlukan sebagai landasan pengetahuan untuk memahami materi ilmu kimia berikutnya
yaitu menghitung tingkat keasaman atau kebasaan suatu zat.

Teori Asam Basa

dan telah sering Kita jumpai dalam


Asam dan basa (alkali) telah dikenal sejak dahulu
kehidupan sehari-hari. Contohnya Asam Tartrat dalam Buah Anggur, Asam Sitrat dalam
jeruk, Asam Asetat pada Cuka, Asam Sulfat pada Air Aki dan berbagai zat lainnya.
Sementara zat basa kita jumpai pada air kapur, sabun, obat mag, dan beragam zat lainnya.

Bagaimana membedakan asam dan basa?

Asam Basa Arrhenius

Stevante Arrhenius mengemukakan sebuah teori Asam Basa. Teori ini menyatakan bahwa asam
adalah suatu zat yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H+ di mana ion H+ ini
akan menjadi satu-satunya ion positif dalam larutan.

Sedangkan basa adalah zat yang jika dilarutkan dalam air akan terionisasi menghasilkan ion
OH-, dan ion OH- ini akan menjadi satu-satunya ion negatif di dalam larutan.

Contoh Asam Arrahenius


Asam Rumus Molekul Valensi
Asam Klorida HCl 1
Asam Sianida HCN 1
Asam Sulfida H2S 2
Asam Nitrat HNO3 1
Asam Sulfat H2SO4 2
Asam Fosfat H3PO4 3
Asam Asetat CH3COOH 1
Contoh Basa Arrahenius
Asam Rumus Molekul Valensi
Natrium Hidroksida NaOH 1
Kalium Hidroksida KOH 1
Magnesium
Mg(OH)2 2
Hidroksida
Kalsium Hidroksida Ca(OH)2 2
Barium Hidroksida Ba(OH)2 2
Alumunium
Al(OH)3 3
Hidroksida
Besi (III) Hidroksida CH3COOH 3

Asam Basa Bronstead-Lowry

Beberapa reaksi dalam ilmu kimia dilakukan dengan menggunakan pelarut selain air. Misalnya
pelarut alkohol, amoniak, toluena, dan benzena. Saat melarutkan senyawa-senyawa kimia pada
pelarut bukan air tentunya konsep teori Asam Basa Arrhenius tidak dapat digunakan untuk
menentukan zat Asam dan Basa.

J.N Bronstead dan T.N. Lowry mengemukakan teori lain tentang Asam Basa yang disebut dengan
Teori Asam Basa Bronstead Lowry. Menurut teori ini, asam adalah zat pemberi proton (donor
proton) dan basa adalah zat penerima proton (akseptor proton). Dari definisi ini maka suatu
asam akan membentuk konjugat setelah melepaskan proton, dan basa juga akan membentuk
konjugat setelah menerima proton.

Maka dalam teori asam basa konjugasi, dikenal istilah pasangan asam basa atau asam-basa
konjugat

Contoh Asam Basa Bronstead Lowry


Pada contoh diatas, H2O melepaskan satu proton sehingga H2O merupakan Asam. NH3
mengikat proton sehingga menjadi NH4+. Maka NH3 merupakan basa. NH4+ merupakan asam
karena melepaskan proton. Sedangnkan OH- merupakan basa karena menerima proton
membentuk H2O. Hal ini juga terjadi pada pelarut selain air. Contohnya:

asam basa konjugasi

Asam Basa Lewis

Setelah mengetahui Teori Asam Basa Bronstead Lowry, maka Kita dapat menentukan suatu zat
yang mengandung hidrogen termasuk dalam kelompok zat asam atau basa. Bagaimana dengan
senyawa/zat yang aprotik (tidak mengandung H), bagaimana menentukan sifat asam ataupun
basanya?
Seorang ahli kimia G.N Lewis mengemukakan teori tentang asam basa yang disebut dengan
Teori Asam Basa Lewis. Menurut teori ini basa adalah zat yang memiliki satu atau lebih
pasangan elektron bebas yang dapat diberikan pada zat lain sehingga terbentuk ikatan kovalen
koordinasi, sedangkan asam adalah zat yang dapat menerima pasangan elektron bebas
tersebut.

Asam basa Lewis

Zat yang termasuk basa menurut teori asam basa Lewis ternyata juga tergolong sebagai
basa menurut teori Bronstead Lowry.

Indikator Asam Basa

Seperti pengantar yang telah diuraikan pada awal pembahasan, pada zaman dahulu
sebelum dikenalnya teori asam-basa, orang-orang membedakan asam dan basa dengan
cara mencicipinya.

Namun pada saat sekarang, telah dikenal berbagai indikator untuk membedakan asam dan
basa. Selain metodenya yang aman dan praktis indikator juga mampu memberikan hasil
yang lebih relevan.

Kertas Lakmus
Kertas Lakmus

Salah satu indikator yang sering digunakan adalah kertas lakmus. Terdapat dua jenis
kertas lakmus yakni kertas lakmus biru dan kertas lakmus merah.

Kertas lakmus merah akan berubah warna menjadi biru apabila terkena basa, tetapi jika
terkena asam atau zat netral maka tidak akan berubah warna.

Kertas lakmus biru akan berubah warna menjadi merah apabila terkena asam, tetapi jika
terkena basa atau zat netral maka tidak akana berubah warna.

Indikator Universal

Indikator universal

Kertas Lakmus hanya dapat membandingkan suatu zat itu termasuk asam atau basa,
kemudian dikembangkan lagi kertas indikator.

Kertas indikator universal mampu meunjukkan tingkat keasaman dan kebasaan dari suatu
zat.

Dengan membandingkan warna yang diperoleh untuk setiap zat yang diuji dengan kertas
standard yang ada pada indikator universal, Kita dapat menentukan tingkat keasaman dari
suatu zat

Indikator Larutan
Larutan Indikator
Selain kertas lakmus, dan indikator universal, terdapat pula beberapa indikator larutan yang
sering digunakan dalam eksperimen di laboratorium.

Contoh Indikator larutan ini adalah metil merah, metil jingga, bromotimol biru, dan beberapa
larutan lainnya. Indikator ini bekerja sama persis dengan kertas lakmus, larutan ini akan
memberikan perubahan warna jika terkena asam maupun basa.
Larutan Asam Basa Netral
Metil Merah merah kuning kuning
Metil Jingga orange kuning kuning
Bromotimol Biru kuning biru kuning
Fenoftalein (pp) tak berwarna pink tak berwarna

Indikator Alami
Selain indikator yang umum ditemukan di Laboraturium, terdapat beberapa tumbuhan disekitar
kita yang mampu menjadi indikator ketika pH berubah.

Larutan Asam Basa Netral


Bunga Terompet merah hijau ungu
Bunga Kana jingga hijau muda kuning
Bunga Sepatu merah hijau merah

Demikian Artikel mengenai Larutan Asam Basa.


Reff::
+Sudiono Sri, Santosa Juari Sri, Pranowo Deni,2006, Kimia Untuk kelas XI, Intan Pariwara,
Jakarta
+Ryerson, High School Chemistry 11, Mc Graw-Hill
+Keenan W Charles, Kleinfelter C Donald, Wood H Jesse, 1984, Ilmu Kimia Untuk Universistas,
Erlangga

A. Sifat-Sifat Asam, Basa, dan Garam

Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Seperti diketahui, zat
utama dalam cuka adalah asam asetat. Basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu.

Seperti halnya dengan sabun, basa bersifat kaustik (licin), selain itu basa juga bersifat alkali
(bereaksi dengan protein di dalam kulit sehingga sel-sel kulit akan mengalami pergantian). Rasa
pahit merupakan salah satu sifat zat yang bersifat basa.

Kita dapat mengenali asam dan basa dari rasanya. Namun, kita dilarang mengenali asam dan
basa dengan cara mencicipi karena cara tersebut bukan merupakan cara yang aman. Untuk
mengidentifikasi asam dan basa yang baik dan aman dapat dengan menggunakan indikator.
Indikator yaitu suatu bahan yang dapat bereaksi dengan asam, basa, atau garam sehingga akan
menimbulkan perubahan warna.

1. Asam

Asam merupakan salah satu penyusun dari berbagai bahan makanan dan minuman, misalnya
cuka, keju, dan buah-buahan. Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air akan
melepaskan ion H+. Jadi, pembawa sifat asam adalah ion H+ (ion hidrogen), sehingga rumus
kimia asam selalu mengandung atom hidrogen. Ion adalah atom atau sekelompok atom yang
bermuatan listrik. Kation adalah ion yang bermuatan listrik positif. Adapun anion adalah ion yang
bermuatan listrik negatif.

Sifat khas lain dari asam adalah dapat bereaksi dengan berbagai bahan seperti logam, marmer,
dan keramik. Reaksi antara asam dengan logam bersifat korosif. Contohnya, logam besi dapat
bereaksi cepat dengan asam klorida (HCl) membentuk Besi (II) klorida (FeCl2).

Tabel beberapa contoh asam


Tabel Asam Kehidupan Sehari-hari

Berdasarkan asalnya, asam dikelompokkan dalam 2 golongan, yaitu asam organik dan asam
anorganik. Asam organik umumnya bersifat asam lemah, korosif, dan banyak terdapat di alam.
Asam anorganik umumnya bersifat asam kuat dan korosif. Karena sifat-sifatnya itulah, maka
asam-asam anorganik banyak digunakan di berbagai kebutuhan manusia.

Buah yang bersifat Asam

2.Basa

Dalam keadaan murni, basa


umumnya berupa kristal padat dan
bersifat kaustik. Beberapa produk
rumah tangga seperti deodoran,
obat maag (antacid) dan sabun serta deterjen mengandung basa.

Basa adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan dalam air (larutan) dapat melepaskan ion
hidroksida (OH-). Oleh karena itu, semua rumus kimia basa umumnya mengandung gugus OH.

Jika diketahui rumus kimia suatu basa, maka untuk memberi nama basa, cukup dengan
menyebut nama logam dan diikuti kata hidroksida.

Tabel beberapa contoh Basa

Tabel Basa Kehidupan Sehari-hari

Perbedaan Sifat Asam dan Basa

Perbedaan Sifat Asam Basa

3. Garam

Orang mengalami sakit perut


disebabkan asam lambung yang
meningkat. Untuk menetralkan
asam lambung (HCl) digunakan
antacid. Antacid mengandung basa yang dapat menetralkan kelebihan asam lambung (HCl).

Umumnya zat-zat dengan sifat yang berlawanan, seperti asam dan basa cenderung bereaksi
membentuk zat baru. Bila larutan asam direaksikan dengan larutan basa, maka ion H+ dari asam
akan bereaksi dengan ion OH- dari basa membentuk molekul air.

H+ (aq) + OH- (aq) > H2O ()

Asam Basa Air


Karena air bersifat netral, maka reaksi asam dengan basa disebut reaksi penetralan.

Ion-ion ini akan bergabung membentuk senyawa ion yang disebut garam. Bila garam yang
terbentuk ini mudah larut dalam air, maka ion-ionnya akan tetap ada di dalam larutan. Tetapi jika
garam itu sukar larut dalam air, maka ion-ionnya akan bergabung membentuk suatu endapan.
Jadi, reaksi asam dengan basa disebut juga reaksi penggaraman karena membentuk senyawa
garam.
Mari kita simak contoh reaksi pembentukan garam berikut!

Asam + Basa > Garam + Air

Asam klorida + Natrium hidroksida > Natrium klorida + air

HCl (aq) + Na OH (aq) > Na Cl (aq) + H2O ()

Asam Basa Garam Air

Walaupun reaksi asam dengan basa disebut reaksi penetralan, tetapi hasil reaksi (garam) tidak
selalu bersifat netral. Sifat asam basa dari larutan garam bergantung pada kekuatan asam dan
basa penyusunnya.

Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat bersifat netral, disebut garam normal,
contohnya NaCl dan KNO3. Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah bersifat asam
dan disebut garam asam, contohnya adalah NH4 Cl. Garam yang berasal dari asam lemah dan
basa kuat bersifat basa dan disebut garam basa, contohnya adalah CH3COONa.
Contoh asam kuat adalah HCl, HNO3, H2SO4. Adapun KOH, NaOH,
Ca(OH)2 termasuk basa kuat.

Tabel beberapa contoh garam

Tabel Garam Kehidupan Sehari-


hari

4. Larutan Asam, Basa, dan Garam


Bersifat Elektrolit

Ketika seseorang mencari ikan


dengan menggunakan setrum
atau aliran listrik yang berasal dari aki, apa yang terjadi setelah beberapa saat ujung alat yang
telah dialiri arus listrik itu dicelupkan ke dalam air sungai? Ternyata ikan yang berada di sekitar
ujung alat itu terkena aliran listrik dan pingsan atau mati.

Apakah air dapat menghantarkan listrik?

Sebenarnya air murni adalah penghantar listrik yang buruk. Akan tetapi bila dilarutkan asam,
basa, atau garam ke dalam air maka larutan ini dapat menghantarkan arus listrik. Zat-zat yang
larut dalam air dan dapat membentuk suatu larutan yang menghantarkan arus listrik dinamakan
larutan elektrolit. Contohnya adalah larutan garam dapur dan larutan asam klorida. Zat yang tidak
menghantarkan arus listrik dinamakan larutan nonelektrolit. Contohnya adalah larutan gula dan
larutan urea.
Untuk mengetahui suatu larutan dapat menghantarkan arus listrik atau tidak, dapat diuji dengan
alat penguji elektrolit. Alat penguji elektrolit sederhana terdiri dari dua elektroda yang
dihubungkan dengan sumber arus listrik searah dan dilengkapi dengan lampu, serta bejana yang
berisi larutan yang akan diuji. Mari kita lakukan kegiatan berikut untuk mengetahui apakah asam,
basa, dan garam dapat menghantarkan arus listrik.

B. Identifikasi Asam, Basa, dan Garam

Banyak sekali larutan di sekitar kita, baik yang bersifat asam, basa, maupun netral. Cara
menentukan sifat asam dan basa larutan secara tepat yaitu menggunakan indikator. Indikator
yang dapat digunakan adalah indikator asam basa. Indikator adalah zat-zat yang menunjukkan
indikasi berbeda dalam larutan asam, basa, dan garam. Cara menentukan senyawa bersifat
asam, basa, atau netral dapat menggunakan kertas lakmus dan larutan indikator atau indikator
alami.

Berikut adalah beberapa cara menguji sifat larutan.

1. Identifikasi dengan Kertas Lakmus

Warna kertas lakmus dalam larutan asam, larutan basa dan larutan bersifat netral berbeda. Ada
dua macam kertas lakmus, yaitu lakmus merah dan lakmus biru. Sifat dari masing-masing kertas
lakmus tersebut adalah sebagai berikut.

a. Lakmus merah dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna biru.
b. Lakmus biru dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna biru.
c. Lakmus merah maupun biru dalam larutan netral tidak berubah warna.

Identifikasi Kertas Lakmus

2. Identifikasi Larutan Asam dan


Basa Menggunakan Indikator Alami

Cara lain untuk mengidentifikasi


sifat asam atau basa suatu zat
dapat menggunakan indikator
alami. Berbagai bunga yang berwarna atau tumbuhan, seperti daun, mahkota bunga, kunyit, kulit
manggis, dan kubis ungu dapat digunakan sebagai indikator asam basa. Ekstrak atau sari dari
bahan-bahan ini dapat menunjukkan warna yang berbeda dalam larutan asam basa.

Indikator Alami

Sebagai contoh, ambillah kulit


manggis, tumbuklah sampai halus
dan campur dengan sedikit air.
Warna kulit manggis adalah ungu
(dalam keadaan netral). Jika
ekstrak kulit manggis dibagi
dua dan masing-masing diteteskan larutan asam dan basa, maka dalam larutan asam terjadi
perubahan warna dari ungu menjadi cokelat kemerahan. Larutan basa yang diteteskan akan
mengubah warna dari ungu menjadi biru kehitaman.

C. Penentuan Skala Keasaman dan Kebasaan

1. Kekuatan Asam dan Basa

Kekuatan suatu asam atau basa tergantung bagaimana senyawa tersebut dapat diuraikan
menjadi ion-ion dalam air. Peristiwa terurainya suatu zat menjadi ion-ionnya dalam air disebut
ionisasi. Asam atau basa yang terionisasi secara sempurna dalam larutan merupakan asam kuat
atau basa kuat. Sebaliknya asam atau basa yang hanya terionisasi sebagian merupakan asam
lemah atau basa lemah.

Jika ingin mengetahui kekuatan asam dan basa maka dapat dilakukan percobaan sederhana.
Perhatikan nyala lampu saat mengadakan percobaan uji larutan elektrolit. Bila nyala lampu
redup berarti larutan tergolong asam atau basa lemah, sebaliknya apabila nyala lampu terang
berarti larutan tersebut tergolong asam atau basa kuat.

Uji Kekuatan Asam Basa

Asam kuat atau asam lemah pada


konsentrasi yang
sama menghantarkan listrik yang
berbeda. Nyala lampu pada
Gambar (a) tampak redup. Ini
berarti larutan yang diuji
berupa asam lemah atau basa lemah. Adapun pada Gambar (b) lampu menyala terang,
menandakan bahwa larutan yang diuji berupa asam kuat atau basa kuat.

2. Derajat Keasaman dan Kebasaan (pH dan pOH)

Pada dasarnya derajat/tingkat keasaman suatu larutan (pH = potenz Hydrogen)) bergantung
pada konsentrasi ion H+ dalam larutan. Semakin besar konsentrasi ion H+ semakin asam larutan
tersebut.

Umumnya konsentrasi ion H+ pada larutan sangat kecil, maka untuk menyederhanakan
penulisan digunakan konsep pH untuk menyatakan konsentrasi ion H+. Nilai pH sama dengan
negatif logaritma konsentrasi ion H+ dan secara matematika dinyatakan dengan persamaan

pH = log (H+)

Analog dengan pH, konsentrasi ion OH juga dapat dinyatakan dengan cara yang sama, yaitu
pOH (Potenz Hydroxide) dinyatakan dengan persamaan berikut.

pOH = log (OH-)

Derajat keasaman suatu zat (pH) ditunjukkan dengan skala 014.

a. Larutan dengan pH < 7 bersifat asam.


b. Larutan dengan pH = 7 bersifat netral.

c. Larutan dengan pH > 7 bersifat basa.

Jumlah harga pH dan pOH = 14. Misalnya, suatu larutan memiliki pOH = 5, maka harga pH = 14
5 = 9. Harga pH untuk beberapa jenis zat yang dapat kita temukan di lingkungan sehari-hari
dinyatakan dalam Tabel.

Tabel Harga pH untuk Beberapa Jenis Zat

Tabel pH

3. Menentukan pH Suatu Larutan

Derajat keasaman (pH) suatu


larutan dapat ditentukan
menggunakan indikator universal,
indikator stick, larutan indiaktor, dan
pH meter.

a. Indikator Universal.

Indikator universal merupakan campuran dari bermacam-macam indikator yang dapat


menunjukkan pH suatu larutan dari perubahan warnanya. Indikator universal ada dua
macam yaitu indikator yang berupa kertas dan larutan.

b. Indikator Kertas (Indikator Stick)

Indikator kertas berupa kertas serap dan tiap kotak kemasan indikator jenis ini dilengkapi dengan
peta warna. Penggunaannya sangat sederhana, sehelai indikator dicelupkan ke dalam larutan
yang akan diukur pH-nya. Kemudian dibandingkan dengan peta warna yang tersedia.

Indikator Universal

c. Larutan Indikator

Salah satu contoh indikator


universal jenis larutan adalah
larutan metil jingga (Metil Orange =
MO). Pada pH kurang dari 6
larutan ini berwarna jingga, sedangkan pada pH lebih dari 7 warnanya menjadi kuning.

Larutan Asam Basa


Larutan Indikator

Contoh indikator cair lainnya adalah indikator fenolftalin (Phenolphtalein = pp). pH di bawah 8,
fenolftalin tidak berwarna, dan akan berwarna merah anggur apabila pH larutan di atas 10.

d. pH Meter

Pengujian sifat larutan asam basa dapat juga menggunakan pH meter. Penggunaan alat ini
dengan cara dicelupkan pada larutan yang akan diuji, pada pH meter akan muncul angka skala
yang menunjukkan pH larutan.

pH meter digital

PH meter elektronik

REFERENSI:

Any Winarsih, dkk. 2008. IPA


Terpadu untuk SMP/ MTS Kelas
VII. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional

Teguh Sugiyarto. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 1 untuk SMP/ MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

A. Pengertian Asam Basa

Asam dan basa sudah dikenal


sejak zaman dulu. Istilah asam
(acid) berasal dari bahasa Latin
acetum yang berarti cuka. Istilah
basa (alkali) berasal dari bahasa
Arab yang berarti abu. Basa
digunakan dalam pembuatan
sabun. Juga sudah lama diketahui bahwa asam dan basa saling menetralkan. Di alam,
asam ditemukan dalam buah-buahan, misalnya asam sitrat dalam buah jeruk berfungsi
untuk memberi rasa limun yang tajam. Cuka mengandung asam asetat, dan asam tanak
dari kulit pohon digunakan untuk menyamak kulit. Asam mineral yang lebih kuat telah
dibuat sejak abad pertengahan, salah satunya adalah aqua forti (asam nitrat) yang
digunakan oleh para peneliti untuk memisahkan emas dan perak.
Pada tahun 1884, Svante
Arrhenius (1859-1897) seorang
ilmuwan Swedia yang
memenangkan hadiah nobel atas
karyanya di bidang ionisasi,
memperkenalkan pemikiran
tentang senyawa yang terpisah
atau terurai menjadi bagian ion-ion dalam larutan. Dia menjelaskan bagaimana kekuatan
asam dalam larutan aqua (air) tergantung pada konsentrai ion-ion hidrogen di dalamnya.

Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air melepakan ion H+, sedangkan basa
adalah zat yang dalam air melepaskan ion OH. Jadi pembawa sifat asam adalah ion H+,
sedangkan pembawa sifat basa adalah ion OH. Asam Arrhenius dirumuskan sebagai
HxZ, yang dalam air mengalami ionisasi sebagai berikut.
HxZ x H+ + Zx
Jumlah ion H+ yang dapat dihasilkan oleh 1 molekul asam disebut valensi asam,
sedangkan ion negatif yang terbentuk dari asam setelah melepaskan ion H+ disebut ion
sisa asam. Beberapa contoh asam dapat dilihat pada tabel 5.1.

Basa Arrhenius adalah


hidroksida logam, M(OH)x,
yang dalam air terurai sebagai
berikut.
M(OH)x Mx+ + x OH
Jumlah ion OH yang dapat
dilepaskan oleh satu molekul
basa disebut valensi basa.
Beberapa contoh basa diberikan
pada tabel 5.2.

Asam sulfat dan magnesium


hidroksida dalam air mengion
sebagai berikut.

H2SO4 2 H+ + SO42
Mg(OH)2 Mg+ + 2 OH

Persamaan ionisasi air


dapat ditulis sebagai:

H2O(l) H+(aq) +
OH(aq)
Harga tetapan air adalah:

Konsentrasi H2O yang


terionisasi menjadi H+
dan OH sangat kecil
dibandingkan dengan
konsentrasi H2O mula-
mula, sehingga
konsentrasi H2O dapat
dianggap tetap, maka harga K[H2O] juga tetap, yang disebut tetapan
kesetimbangan air atau ditulis Kw.

Jadi,

Pada suhu 25 C, Kw
yang didapat dari
percobaan adalah 1,0
1014.
Harga Kw ini tergantung
pada suhu, tetapi untuk
percobaan yang suhunya
tidak terlalu menyimpang jauh dari 25 C, harga Kw itu dapat dianggap tetap.
Harga Kw pada berbagai suhu dapat dilihat pada tabel berikut.

Kekuatan asam dipengaruhi oleh


banyaknya ion ion H+ yang
dihasilkan
oleh senyawa asam dalam
larutannya. Berdasarkan banyak
sedikitnya ion H+
yang dihasilkan, larutan asam
dibedakan menjadi dua macam sebagai berikut.

1. Asam Kuat
Asam kuat yaitu senyawa asam yang dalam larutannya terion seluruhnya
menjadi ion-ionnya. Reaksi ionisasi asam kuat merupakan reaksi
berkesudahan. Secara umum, ionisasi asam kuat dirumuskan sebagai berikut.
HA(aq) H+(aq) + A(aq)

2. Asam Lemah
Asam lemah yaitu senyawa asam
yang dalam larutannya hanya
sedikit
terionisasi menjadi ion-ionnya.
Reaksi ionisasi asam lemah
merupakan reaksi
kesetimbangan.
Secara umum, ionisasi asam lemah valensi satu dapat dirumuskan
sebagai berikut.
HA(aq) H+(aq) + A(aq)

Makin kuat asam maka reaksi kesetimbangan asam makin condong ke


kanan, akibatnya Ka bertambah besar. Oleh karena itu, harga Ka merupakan
ukuran kekuatan asam, makin besar Ka makin kuat asam.
Berdasarkan persamaan di atas, karena pada asam lemah [H+] = [A],
maka persamaan di atas dapat diubah menjadi:

Kekuatan basa
dipengaruhi oleh
banyaknya ion ion
OH yang dihasilkan
oleh senyawa basa dalam
larutannya.
Berdasarkan banyak sedikitnya ion OH yang dihasilkan, larutan basa juga
dibedakan menjadi dua macam sebagai berikut.

1. Basa Kuat

Basa kuat yaitu senyawa basa yang dalam larutannya terion seluruhnya menjadi
ion-ionnya. Reaksi ionisasi basa kuat merupakan reaksi berkesudahan.
Secara umum, ionisasi basa kuat dirumuskan sebagai berikut.

M(OH)x(aq) Mx+(aq) +
x OH(aq)
dengan: x = valensi basa
M = konsentrasi basa

2. Basa Lemah

Basa lemah yaitu senyawa basa yang dalam larutannya hanya sedikit terionisasi
menjadi ion-ionnya.
Reaksi ionisasi basa lemah juga merupakan reaksi kesetimbangan.
Secara umum, ionisasi basa lemah valensi satu dapat dirumuskan sebagai berikut.

M(OH)(aq) M+(aq) + OH(aq)

Makin kuat basa maka


reaksi kesetimbangan
basa makin condong ke
kanan, akibatnya Kb bertambah besar.
Oleh karena itu, harga Kb merupakan ukuran kekuatan basa, makin besar Kb
makin kuat basa.
Berdasarkan persamaan di atas, karena pada basa lemah [M+] = [OH], maka
persamaan di atas dapat diubah menjadi:

Untuk menyatakan
tingkat atau derajat
keasaman suatu larutan,
pada tahun 1910, seorang
ahli dari Denmark, Soren Lautiz Sorensen memperkenalkan suatu bilangan yang
sederhana.
Bilangan ini diperoleh dari hasil logaritma konsentrasi H+.
Bilangan ini kita kenal dengan skala pH. Harga pH berkisar antara 1 14 dan
ditulis:

Dari uraian di atas dapat


kita simpulkan bahwa:

a. Larutan bersifat netral jika


[H+] = [OH] atau pH = pOH =
7.
b. Larutan bersifat asam jika
[H+] > [OH] atau pH < 7.
c. Larutan bersifat basa jika [H+] < [OH] atau pH > 7.

Karena pH dan konsentrasi ion H+ dihubungkan dengan tanda negatif, maka


makin besar konsentrasi ion H+ makin kecil pH, dan karena bilangan dasar
logaritma adalah 10, maka larutan yang nilai pH-nya berbeda sebesar n
mempunyai perbedaan ion H+ sebesar 10n.

Perhatikan contoh di bawah ini.


Jika konsentrasi ion H+ = 0,01 M, maka pH = log 0,01 = 2
Jika konsentrasi ion H+ = 0,001 M (10 kali lebih kecil) maka pH = log 0,001 =
3 (naik 1 satuan)
Jadi dapat disimpulkan:

Makin besar konsentrasi ion H+ makin kecil pH


Larutan dengan pH = 1 adalah 10 kali lebih asam daripada larutan dengan pH = 2.

Untuk menentukan pH
suatu larutan dapat
dilakukan dengan
beberapa cara, antara lain
sebagai berikut.

1. Menggunakan Beberapa
Indikator

Indikator adalah asam organik lemah atau basa organik lemah yang dapat berubah
warna pada rentang harga pH tertentu (James E. Brady, 1990).
Harga pH suatu larutan dapat diperkirakan dengan menggunakan trayek pH
indikator.
Indikator memiliki trayek perubahan warna yang berbeda-beda.
Dengan demikian dari uji larutan dengan beberapa indikator akan diperoleh
daerah irisan pH larutan.
Contoh, suatu larutan dengan brom timol biru (6,0 7,6) berwarna biru dan
dengan fenolftalein (8,310,0) tidak berwarna, maka pH larutan itu adalah 7,6
8,3.
Hal ini disebabkan jika brom timol biru berwarna biru, berarti pH larutan lebih
besar dari 7,6 dan jika dengan fenolftalein tidak berwarna, berarti pH larutan
kurang dari 8,3.

Konsep Asam-Basa Bronsted


dan Lowry

Menurut Bronsted dan Lowry, asam adalah spesi yang memberi proton,
sedangkan basa adalah spesi yang menerima proton pada suatu reaksi pemindahan
proton.

Perhatikan contoh
berikut.

NH4 + (aq) + H2O(l) NH3(aq)


+ H3O+(aq)

asam basa

H2O(l) + NH3(aq) NH4+(aq) + OH(aq)

asam basa

Pada contoh di atas terlihat bahwa air dapat bersifat sebagai asam (donor proton)
dan sebagai basa (akseptor proton).
Zat seperti itu bersifat amfiprotik (amfoter).

Konsep asam-basa dari Bronsted-Lowry ini lebih luas daripada konsep asam-basa
Arrhenius karena hal-hal berikut :
1. Konsep asam-basa Bronsted-Lowry tidak terbatas dalam pelarut air, tetapi juga
menjelaskan reaksi asam-basa dalam pelarut lain atau bahkan reaksi tanpa pelarut.
2. Asam-basa Bronsted-Lowry tidak hanya berupa molekul, tetapi juga dapat berupa
kation atau anion. Konsep asam-basa ronsted-Lowry dapat menjelaskan sifat asam
dari NH4Cl. Dalam NH4Cl, yang bersifat asam adalah ion NH4+ karena dalam
air dapat melepas proton.

Asam dan Basa Konjugasi

Suatu asam setelah melepas satu proton akan membentuk spesi yang disebut basa
konjugasi dari asam tersebut.
Sedangkan basa yang telah menerima proton menjadi asam konjugasi.
Perhatikan tabel berikut.

Pasangan asam-basa
setelah terjadi serah-
terima proton dinamakan
asam-basa konjugasi.

Konsep Asam-Basa LEWIS

Teori asam basa Lewis

Asam menurut Lewis adalah zat


yang dapat menerima pasangan electron (akseptor pasangan electron)

Basa menurut Lewis adalah zat yang dapat memberikan pasangan electron (donor
pasangan electron).

Lewis mengamati bahwa molekul BF3 juga dapat berperilaku seperti halnya asam (H+)
sewaktu bereaksi dengan NH3. Molekul BF3 dapat menerima sepasang elektron dari
molekul NH3 untuk membentuk ikatan kovalen antara B dan H.

Teori asam basa Lewis lebih luas dibandingkan Arhenius dan Bronsted Lowry , karena :

Teori Lewis dapat menjelaskan reaksi asam basa yang berlangsung dalam pelarut
air, pelarut bukan air, dan tanpa pelarut sama sekali.
Teori Lewis dapat menjelaskan reaksi asam basa yang tidak melibatkan transfer
proton (H+), seperti reaksi antara BF3 dan NH3.

Contoh :

Tunjukkan bagaimana reaksi asam basa antara larutan HCl dan NaOH menurut teori
Arhenius dapat dijelaskan dengan menggunakan teori Lewis

Reaksi antara larutan HCl dan NaOH ;

HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(l)

Untuk menjelaskan reaksi ini menggunakan teori Lewis, nyatakan reaksi sebagai reaksi
ion:

HCl H+ + Cl NaOH Na+ + OH

NaCl Na+ + Cl H2O

Reaksi ion bersihnya adalah :

H+ + OH H2O(l)

Ikatan kovalen koordinasi antara H dan O yang terbentuk akibat transfer sepasang
elektron dari OH ke H+

Anda mungkin juga menyukai