Anda di halaman 1dari 9

Menguji Larutan Asam dan Basa

D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
Nama

: 1. Andarini Hanif Adlianti


2. M. Rinaldi
3. Purnama Raya
4. Siti Rahma Br.Karo
5. Tri Afrida Yanti
6. Wahyuni Sunika
7. Yasir Arafat

Kelas

: XI IPA 3

Kelompok

: I ( Satu )

Tanggal Pelaksanaan

: 17 Februari 2011

SMA KARTIKA I-2 MEDAN


2010 / 2011

I Judul Praktikum
Menguji Larutan Asam dan Basa. Pengujian ini dilakukan pada beberapa
larutan seperti larutan gula, alcohol, garam, abu, kapur dan lain-lain.

II Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan :

Mengetahui larutan yang mengandung asam atau basa.

Mengetahui larutan asam dan basa dalam kehidupan sehari-hari.

Mengidentifikasi larutan asam dan basa menggunakan kertas


lakmus.

Membuktikan teori asam basa dengan kertas lakmus.

III Tinjauan Teoritis


III.1 Pengertian Asam Basa
Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti
cuka, karena diketahui zat utama dalam cuka adalah asam asetat.
Sedangkan istilah basa berasal dari bahasa Arab alkali yang berarti abu.
Ada tiga pengertian asam-basa yang dikemukakan oleh empat ilmuwan yaitu
:

A. Pengertian Asam-Basa menurut Svante Arrhenius


Tahun 1887, Svante Arrhenius dalam teori dissosiasi elektrolitnya
menyatakan bahwa zat-zat elektrolit jika dilarutkan dalam air akan terurai
menghasilkan ion-ion positif dan negatif. Menurut Arrhenius, asam adalah
senyawa yang mengandung H+ dan melepaskan ion H+ jika dilarutkan dalam
air. Sedangkan basa adalah senyawa yang mengandung OH- dan melepaskan
ion OH- jika dilarutkan dalam air.
Contoh Senyawa Asam-Basa menurut Arrhenius dan Reaksi Ionisasinya
Senyaw
a
Asam

Basa

Contoh
HCl (Asam klorida)
HBr (Asam bromida)
HI (Asam iodida)
HF (Asam fluorida)
CH3COOH (Asam asetat)
HNO3 (Asam nitrat)
H2SO4 (Asam sulfat)
H2CO3 (Asam karbonat)
H2S (Asam sulfida)
H3PO4 (Asam fosfat)
NaOH (Natrium
hidroksida)
KOH (Kalium hidroksida)
Mg(OH)2 (Magnesium
klorida)
Ca(OH)2 (Kalsium
hidroksida)
Al(OH)3 (Alumunium
hidroksida)

Reaksi ionisasi
HCl (aq) ---> H+ (aq) + Cl- (aq)
HBr (aq) ---> H+ (aq) + Br- (aq)
HI (aq) ---> H+ (aq) + I- (aq)
HF (aq) ---> H+ (aq) + F- (aq)
CH3COOH (aq) ---> H+ (aq) + CH3COO(aq)
HNO3 (aq) ---> H+ (aq) + NO3- (aq)
H2SO4 (aq) ---> 2H+ (aq) + SO42- (aq)
H2CO3 (aq) ---> 2H+ (aq) + CO32- (aq)
H2S (aq) ---> 2H+ (aq) + S2- (aq)
H3PO4 (aq) ---> 3H+ (aq) + PO43- (aq)
NaOH (aq) ---> Na+ (aq) + OH- (aq)
KOH (aq) ---> K+ (aq) + OH- (aq)
Mg(OH)2 ---> Mg2+ (aq) + 2OH- (aq)
Ca(OH)2 ---> Ca2+ (aq) + 2OH- (aq)
Al(OH)3 ---> Al3+ (aq) + 3OH- (aq)

Berdasarkan jumlah ion H+ (untuk asam) atau ion OH- (untuk basa)
yang dihasilkan dalam reaksi ionisasi, senyawa asam-basa dapat
dikelompokkan menjadi:

1. Asam-basa monoprotik yaitu jumlah ion H+ atau OH- sama dengan


satu.
2. Asam-basa poliprotik yaitu jumlah ion H+ atau OH- lebih besar dari
satu.

B. Pengertian Asam-Basa menurut Johannes Bronsted dan Thomas Lowry


Tahun 1923, ilmuwan Denmark Johannes Bronsted dan Thomas Lowry
mengemukakan teori asam-basa berdasarkan serah terima proton (H+).
Menurut kedua ilmuwan ini, asam adalah zat yang dapat memberikan proton
(H+) pada zat lain (donor proton). Suatu zat baik yang bermuatan
positif,negative ataupun netral termasuk asam Brosted-Lowry asalkan
mempunyai minimal satu atom H. Misalnya HCl, H2SO4, HSO4- , H3O+, dan
NH4-.
Basa adalah zat yang dapat menerima proton (H+) dari zat lain
(akseptor proton). Suatu zat baik yang bermuatan positif, negative, ataupun
netral termasuk basa Bronsted-Lowry jika mempunyai pasangan electron
bebas sehingga dapat berikatan dengan atom H, misalnya NH3, CO3-, dan
OH-.
Pengertian asam-basa yang dikemukakan oleh Bronsted-Lowry
memperbaiki kelemahan teori asam-basa Arrhenius. Pengertian asam-basa
Arrhenius hanya berlaku untuk senyawa yang larut dalam pelarut air karena
reaksi ionisasi yang menghasilkan ion H+ dan ion OH- hanya terjadi dalam
pelarut air.
Hal itu tidak dapat dijelaskan oleh Arrhenius, tetapi dapat dijelaskan
oleh Bronsted-Lowry. Teori asam-basa Bronsted-Lowry dapat menjelaskan
semua reaksi yang terjadi dalam bentuk apapun, termasuk gas, larutan
bukan air, larutan air, dan campuran heterogen. Penentuan suatu zat

sebagai asam Bronsted-Lowry dapat dilakukan jika zat tersebut bereaksi


dengan zat lain.
C. Pengertian Asam-Basa menurut Gillbert Newton Lewis
Tahun 1938, ilmuwan Amerika Serikat, Gillbert Newton Lewis
mengemukakan definisi asam-basa berkaitan dengan struktur electron
dalam pembentukan ikatan kovalen antara asam dan basa.

Menurutnya, basa adalah spesies yang mampu memberikan sepasang


electron untuk membentuk ikatan kovalen, sedangkan asam adalah spesies
yang mampu menerima sepasang electron untuk membentuk ikatan
kovalen. Contohnya, reaksi antara senyawa boron trifluorida (BF 3) dan
amonia (NH3) yang menghasilkan BF3NH3.
NH3

BF3

BF3NH3

Reaksi tersebut tidak dapat dijelaskan sebagai reaksi asam-basa


berdasarkan teori asam-basa Arrhenius dan Bronsted-Lowry. Hal tersebut
disebabkan tidak dapat terlihat adanya zat yang melepas ion H+ dan ion OHuntuk melihat asam-basa menurut Arrhenius serta tidak terlihat pelepasan
dan penangkapan proton dalam dalam reaksi diatas, tetapi reaksi tersebut
menunjukkan ciri-ciri reaksi asam-basa. Deffinisi Lewis mengatasi kesulitan
Arrhenius dan Bronsted-Lowry tersebut dengan menjelaskan struktur
electron BF3 dan NH3.
III.2 Identifikasi Asam-Basa
Senyawa asam dapat dibedakan dari senyawa basa, salah satunya
dengan cara mencicipi rasanya. Senyawa asam mempunyai rasa masam,
,isalnya jeruk dan tomat, sedangkan senyawa basa cenderung mempunyai

rasa pahit, misalnya sabun. Namun, tidak semua senyawa asam-basa boleh
diidentifikasi dengan cara itu, karena ada juga senyawa asam-basa yang
berbahaya. Misalnya, senyawa kimia asam klorida dan asam sulfat yang
bersifat korosifatau amonia yang berbau busuk menyengat. Selain itu uga
ada zat kimia yang beracun dan menyebabkan iritasi.
Senyawa-senyawa asam-basa dapat diidentifikasi secara aman
dengan menggunakan indicator. Indikator merupakn zat warna yang
warnanya berbeda jika berada dalam kondisi asam dan basa. Indikator yang
bisa digunakan adalah :
A. Kertas Lakmus
Senyawa asam-basa dapat diidentifikasi menggunakan kertas lakmus
dengan cara mengamati perubahan warna kertas lakmus ketika bereaksi
dengan larutan. Ada dua jenis kertas lakmus yaitu lakmus merah dan lakmus
biru.
Ketika dicelupkan dalam larutan asam dan larutan basa, kertas lakmus
merah dan lakmus biru akan menghasilkan perubahan warna yang berbeda.
Larutan yang bersifat asam adalah air jeruk dan larutan cuka, sedangkan
larutan yang bersifat basa adalah air sabun colek dan larutan soda kue.
Kertas lakmus merah yang dicelupkan ke larutan asam tidak akan
berubah warna. Jika kertas tersebut dicelupkan ke larutan basa akan berubah
warna menjadi biru. Sebaliknya, jika kertas lakmus biru yang dicelupkan ke
larutan asam, lakmus akan berubah menjadiwarna merah. Adapun jika
dicelupkan ke larutan basa, warnanya tetap biru.
B. Larutan Indikator Asam-Basa
Selain kertas lakmus, kita juga dapat menggunakan indicator asambasa untuk membedakan asam-basa. Larutan indicator asam-basa adalah
zat kimia yang mempunyai warna berbeda dalam larutan asam dan larutan

basa. Sifat itulah yang menyebabkan indicator asam-basa dapat digunakan


untuk mengidentifikasi sifat asam dan basa. Ada beberapa jenis indicator
asam-basa, diantaranya fenolftalen, metal oranye, bromotimol biru, metal
ungu, fenol merah, timolftalen, dan metal oranye.
Jika kita meneteskan larutan asam-basa ke dalam larutan indicator
tersebut, kita akan melihat perubahan warna larutan indicator.
Beberapa Larutan Indikator Asam-Basa

Indikator Asam-Basa

Fenolftalen
Metil Oranye
Bromotimol Biru
Metil Ungu
Bromokresol Ungu
Fenol Merah
Timolftalen
Metil Ungu
Blue Brom Timol
Metil Merah

Warna yang Dihasilkan


dalam
Larutan
Larutan
Asam
Basa
merah
bening
muda
merah
kuning
kuning
biru
ungu
hijau
kuning
ungu
kuning
merah
bening
biru
kuning
ungu
kuning
biru
merah
kuning

C. Indikator Alami
Indikator kertas lakmus dan indicator asam-basa merupakan indicator
buatan. Maksudnya, indicator tersebut dibuat dari zat-zat kimia. Selain
indicator buatan, kita juga dapat mengidentifikasi senyawa asam dan basa
menggunakan indicator alami. Indikator tersebut dapat dibuat dari bumbu
dapur, bunga, dan buah-buahan.
Bahan-bahan tersebut, agar dapat digunakan sebagai indicator, harus
dibuat dalam bentuk larutan dengan cara mengekstraknya. Selanjutnya, ke
dalam larutan indicator alami tersebut diteteskan larutan asam-basa.
Perubahan warna yang terjadi pada setiap indicator alami akan bervariasi.

IV. Alat dan Bahan


IV.1 Alat
N
o

Alat
Tabung
1 reaksi
2 Pipet tetes
Kertas
3 lakmus

Jumlah
6
3
secukupn
ya

IV.2 Bahan
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0
1
1

Air
Air
Air
Air
Air
Air
Air
Air
Air

Bahan
kapur
jeruk
sabun
abu
cuka
garam
alkohol
deterjen
sumur

Jumlah

Air gula
Air leding

V. Prosedur Praktikum
Praktikum ini dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :
1. Potonglah masing-masing sehelai kertas lakmus merah dan biru
sepanjang 1 cm.
2. Tuanglah masing-masing larutan ke dalam tabung reaksi.

3. Celupkan kertas lakmus ke dalam tabung reaksi yang telah berisi


larutan secara bergantian.
4. Amatilah perubahan warna pada kertas lakmus.

VI. Hasil Praktikum dan


Pembahasan
VI.1 Hasil Praktikum
Hasil dari praktikum kami yaitu :
Larutan
Air
Air
Air
Air
Air
Air
Air
Air
Air
Air
Air

kapur
jeruk
sabun
abu
cuka
garam
alkohol
deterjen
sumur
gula
leding

VI.2 Pembahasan

Perubahan Warna
Lakmus
Lakmus
Merah
Biru
biru
biru
merah
merah
biru
biru
biru
biru
merah
merah
merah
merah
merah
biru
biru
biru
pudar
pudar
merah
biru
merah
biru

Sifat Larutan
Asam
-

Basa
-

Netral
-

Anda mungkin juga menyukai