Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

INDIKATOR ASAM BASA

Diajukan Untuk Memenuhi Laporan Praktikum Kimia Dasar

Disusun Oleh :
Kelompok 3 (A5)
1. Budi Artono (180140153)
2. Annisa Ramadina (180140181)
3. Adistia Bunga (180140169)
4. TsaTsa Anindya (180140148)
5. Hamisna Laili (180140179)

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

LHOKSEUMAWE

2019
ABSTRAK
Indikator adalah suatu zat yang digunakan untuk menentukan sifat suatu larutan
bersifat asam atau basa.Percobaan Indikator asam basa dilakukan dengan tujuan
untuk mengamati perubahan –perubahan warna indikator pada larutan Asam Basa
yang dilakukan dengan pengujian asam, basa atau netral pada larutan HCl, NaOH,
CH3COOH, dan H2O dengan mencelupkankan atau meneteskan indikator PP,
Metyhl red, Methyl orange, Kertas lakmus merah dan biru. Dari hasil percobaan
diperoleh larutan HCl dan CH3COOH merupakan larutan asam karena berwarna
merah pada lakmus merah, lakmus biru, metyl red dan metyl orange dan tidak
berwarna pada larutan PP. Larutan NaOH merupakan larutan basa karena
berwarna biru pada lakmus merah dan lakmus biru, dan berwarna kuning pada
metyl red, berwarna orange pada metyl orange, serta berwarna merah ungu pada
PP. Sedangkan H2O merupakan larutan netral karena berwarna biru pada lakmus
biru dan berwarna merah pada lakmus merah, berwarna kuning pada metyl red,
berwarna orange pada metyl orange dan tidak berwarna pada PP.

Kata Kunci :Larutan, Indikator,Asam. Basa


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Judul Praktikum : Indikator Asam Basa


1.2 Tanggal Praktikum :18 Maret 2019
1.3 Pelaksana Praktikum : 1. Budi Artono NIM 180140153
2. Annisa Ramadina NIM 180140181
3. Adistia Bunga NIM 180140169
4. Tsa Tsa Anindya NIM 180140148
5. Hamisna Laili NIM 180140179
1.4 Tujuan Praktikum : Mengamati perubahan-perubahan warna
indicator pada larutan asam basa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Asam Basa Arrhenius


Stave Arrhenius(1887) mengemukakan bahwa asam adalah suatu zat yang
jika dlarutkan kedalam air,akan mennghasilkan ion hydronium (H+).Asam
umumnya senyawa kovalen dana akan bersifat asam jika sudah larut didalam
air.Sebagai contoh gas hidrogen klorida merupakan asam,tetapi jika sudah
dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H+.Reaksi yang terjadi adalah :
HCl H+ + Cl- .Berikut beberapa contoh asam,nama asam,dan reaksi ionisasinya:

Tabel.2.1 Contoh asam, nama asam, dan reaksi ionisasinya.


Rumus Asam Nama Asam Reaksi Ionisasi
HF Asam Fluorida HF H+ + F-
HBr Asam Bromida HBr  H+ + Br-
H2S Asam Sulfida H2S  2H+ + S2-
HNO3 Aasam Nitrat HNO3 H+ +NO3-
H2SO4 Asam Sulfat H2SO4 2H+ + SO42-
(Sudarmo Unggul dan Nanik, 2006).

Asam dapat melepaskan satu,dua atau tiga ion H+.Asam yang hanya
menghasilkan inon H+ disebut sebagai asam monopotik atau asam berbasa
satu,dan asam yang menghasilkan dua ion H + setiap molekulnya disebut asam
dipotik atau berbasa dua,serta asam yang menghasilkan tiga ion H + setiap
molekulnya disebut asam tripotik atau berbasa tiga.Contoh asam monopotik ialah
HCl,contoh asam dipotik ialah H2SO4 dan contoh asam tripotik ialah H3PO4.

Menurut Arrhenius ,basa adalah suatu senyawa yang didalam air (larutan )
dapat menghasilkan ion OH-.Umumnya basa terbenuk dari senyawa ion yang
mengandung gugus hidroksida (OH-) didalamnya.Akan tetapi ammonia (NH3)
meskipun merupakan suatu senyawa kovalen,tetapi didalam air termasuk senyawa
basa,sebab setelah dilarutkan dalam air dapat menghasilkan ion OH -. Berikut
beberapa contoh basa,nama basa dan reaksi ionisasinya.
Tabel 2.1Reaksi ionisasi larutan yang bersifat basa
Rumus Basa Nama Basa Reaksi Ionisasi
NaOH Natrium Hidroksida NaOH  Na+ + OH-
KOH Kalium Hidroksida KOH  K+ + OH-
Ca(OH)2 Kalsium Hidroksida Ca(OH)2  Ca2+ + OH-
Ba(OH)2 Barium Hidroksida Ba(OH)2  Ba2+ + OH-
NH3 Amonia NH3 +H2O  NH3+ + OH-
(Sudarmo Unggul dan Nanik, 2006).

2.2. Teori Asam-Basa Bronsted Lowry


Menurut teori Bronsted Lowry asam adalah spesi (ion atau molekul) yang
berperan sebagai donor proton (Pemberi proton atau H + ) kepada suatu spesi yang
lain.basa adalah spesi (ion atau molekul) yag bertindak sebagai akseptor proton
(penerima atau ion H+ ).Perhatikan contoh reaksi berikut:

H2O + HCl  H3O+ + Cl-

Reaksi kekanan :
a. Senyawa HCl memberikan ion H+ pada H2O ,berarti HCl bersifat asam.
b. Senyawa H2O menerima ion H+ dari HCl,berarti H2O bersifat basa.
Reaksi Ke kiri :
a. Ion Cl- menerima ion H+ dari H3O+,berarti Cl- bersifat basa.
b. Ion H3O+ memberikan ion H+ pada Cl- ,berarti H3O+ bersifat asam.
c. HCl bersifat asam dan Cl- bersifat basa HCl danCl- merupakan pasangan
asam-basa dikenal dengan asam-basa konjugasi.
d. Cl- merupakan basa konjugat HCl,sebaliknya HCl meruoakan asam
konjugat Cl-
e. H2O bersifat basa dan H3O+ bersifat asam.H2O dan H3O merupakan
pasangan asam-basa konjugasi.
f. H3O+ merupakan asam konjugat H2O ,dan H2O merupakan basa konjugat
H3O +.
HCl + H2O  H3O+ + Cl-

Asam Basa Asam konjugat Basa konjugat


2.3 Teori Asam-Basa Lewis

Menurut teori lewis asam adalah suatu senyawa yang mapu menerima
pasangan elektron (akseptor pasangan elektron),sedangkan basa adalahsuatu
senyawa yang dapat memberikan pasangan elektron (donor pasangan
elektron),sedangkan basa adalah suatu senyawa yang dapat memberikan pasangan
elektron (donor pasangan elektron ).Contoh reaksi teori asam-basa lewis adalah
NH3 + BF3 NH3BF3

NH3memberi pasangan elektron kepada BF3 maka NH3disebut asam dan


BF3 menerima pasangan elektron dari NH3 maka BF3 disebut basa.
(Sudarmo,Unggul dan Nanik 2006).

2.4 Pengenalan Asam-Basa

Sifata asam atau basa seseorang dapat diketahui dengan


mencicipinya.Namun pengenalan dengan cara ini beresiko tinggi karena racun
yang terdapat pada senyawa kimia.Pengenalan senyawa asam atau basa dapat
menggunakan kertas lakmus dan indicator asam-basa.

2.4.1 Kertas Lakmus

Ada dua macam kertas lakmus yang bisa digunakan untuk mengamati
senyawa asam atau basa yaitu kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru.Kertas
lakmus biru berubah menjadi merah jika bereaksi dengan senyawa
asam,sedangkan kertas lakmus merah berubah menjadi bitu ketika bereaksi
dengan senyawa basa.Contohnya,jika larutan HCl dicelupkan lakmus merah
makalakmus tetap berwarna merah,tetapi jika dicelupkan dnegan kertas lakmus
berwarna biru,maka kertas lakmus akan berubah menjadi berwarna merah.

2.4.2 Indikator Asam-Basa

Kekuatan asam atau basa tidak dapat ditunjukkan oleh lakmus.maka


digunakan beberapa indicator lain yang memiliki perubahan warna beda jika pH
atau kekuatan asamnya berbeda ,misalnya metyl orange yang akan berwarna
kuning jika pH lebih besar dari 4,4 sehingga dapat mendeteksi asam lemah dan
asam kuat.Trayek pH beberapa indicator diantaranya dapat dilihat pada table 2.4

Tabel 2.4 Beberapa Zat Indikator Asam-Basa


Nama Perubahan Trayek pH Warna
Warna
asam basa
Alizarin Yellow Kuning –Merah 10,1 -12 Kuning Merah
Bromotyl Blue Kuning –biru 3,0 - 4,6 Kuning Biru
Dimetyl Yellow Merah – Kuning 2,9 – 4,0 Merah Kuning
Metyl Red Merah –Kuning 4,4 – 6,2 Merah Kuning
Metyl Orange Jingga-Kuning 3,1 – 4,4 Jingga Kuning

Metyl Blue Biru – ungu 10,6 – 13,8 Biru Ungu

Fenolpthaelin Bening - Pink 8,0 – 9,8 Bening Pink

(Fauziah,nenden 2006)

Selain indicator diatas ,kita juga dapat mengukur kekuatan asam atau basa
dengan indikator alami.Indikator alami adalah indicator yang dibuat dari ekstrak
tumbuh-tumbuhan tertentu yang memiliki warna.Ekstrak tumbuhan tertentu dapat
menunjukkan warna yang berbeda apabila berada dalam larutan yang bersifat
asam atau basa.Karena adanya sifat seperti itu ,ekstrak tumbuh tumbuhan tersebut
dapat digunakan untuk petunjuk atau indicator nilai pH suatu larutan.Contoh
indicator alami adalah ekstrak bunga mawar,kunyit, kembang sepatu,
temulawak ,wortel dan kubis merah.(Muchtaridi dan Sandri,Justana,2006).
2.5 Teori Indikator
Analisis memanfaatkan perubahan besar dalam PH yang terjadi dalam
titrasi untuk menetapkan kapan titik kesetaraan itu tercapai. Terdapat banyak asam
dan organik lemah yang bentuk ion dan bentuk ion atau asosianya menunjukkan
warna yang berlainan.molekul –molekul semacam itu dapat digunakan untuk
menetapkan kapan titik titrasi indikator akhir atau disebut visual indikator.
Suatu contoh sederhana adalah p –nitrofenol, yang merupakan asam
lemah, bentuk tidak terdisosiasinya tidak berwarna, namun anionnya yang
mempunyai sistem ikatan rangkap tunggal selang –seling (konjugation system)
yang berwarna kuning. Molekul atau ion yang memiliki sistem konjugasi
semacam itu menyerap cahaya yang lebih panjang.
Panjang gelombangnya lebih panjang dari pada molekul –molekul yang
tidak memiliki sistem konjugasi. Cahaya yang diserap sering kali tampak didalam
spektrum karena molekul atau ion tak berwarna.
Indikator phelftalein yang dikenal adalah asam dwi protik dan tidak
berwarna, mula –mula zat ini berdisosiasi menjadi suatu bentuk tidak berwarna
dan kemudian ketika kehilangan proton kedua menjadi ion dengan sistem
konjugasi maka timbullah warna merah (Wiyarsih dan Pertana, 2009)

2.6 Jenis –Jenis Indikator


Adapun jenis –jenis dari indikator adalah sebagai berikut :
1. Methyl Hijau
Suasana asam akan berubah menjadi kuning dan pada suasana basa akan
berubah menjadi biru dan memiliki trayek PH 0,2 sampai 1,8.
2. Methyl Biru
Suasana asam berubah warna menjadi kuning dan pada suasana basa tidak
berubah warna, memiliki trayek 1,2 sampai 2,8.
3. Methyl Jingga
Suasana asam akan berubah warna menjadi warna merah, sedangkan pada
suasana basa akan berubah warna menjadi kuning, methyl jingga memiliki trayek
PH 3,2 sampai 4,4.
4. Methyl Ungu
Suasana asam tidak berubah warna dan pada suasan basa akan berubah
warna menjadi hijau, memiliki trayek PH 4,8 sampai 5,8.
5. Bromkresol Ungu
Suasana asam dapat berubah warna menjadi kuning, dan pada basa tidak
berubah warna. Bromkresol ungu memiliki trayek PH 5,2 sampai 6,8.
6. Fenolftalein
Tidak berubah pada senyawa asam, pada suasana basa berwarna merah
muda dan pada netral tidak berwarna. Fenolftalein memiliki trayek PH 8,2 sampai
10,0.
7. Kuning Alizarin
Suasana asam akan merubah warna menjadi kuning dan berwarna merah
pada suasana basa. Kuning alizarin memiliki trayek PH 10,1 sampai 12,0. Suatu
larutan yang ditetesi larutan indikator akan menghasilkan warna tertentu.
Selanjutnya warna tersebut dicocokkan dngan tabel warna yang menunjukkan
harga PH (Permana, 2009).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat-alat
Adapun alat-alat yang digunakan sebagai berikut :
1. Tabung Reaksi
2. Pipet tetes

3.1.2 Bahan-bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan sebagai berikut :
1. Asam Klorida (HCl) 0,1 M
2. Asam Asetat (CH3COOH) 0,1 M
3. Natrium Hidroksida (NaOH) ) 0,1 M
4. Aquades
5. Indikator : a. Fenolpthaelin
b. Metyl Red
c.Metyl Orange
d.Metyl Blue

3.2 Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja yang dilakukan sebagai berikut:
1. 4 buah tabung reaksi masing –masing diisi dengan 2ml larutan ; air,HCl
0,1 M , NaOH 0,1 M dan CH3COOH 0,1M
2. Dicelupkan kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru
3. Ditetsi larutan diatas dengan 2 tetes metyl red ,metyl orange,metyl blue
dan fenolpthaelin tidak secara bersamaan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Hasil percobaan indikator asam basa terdapat pada table 4.1
Tabel 4.1 Hasil Percobaan Indikator Asam Basa
Larutan Lakms Lakmus Metyl Metyl Metyl Fenolpthelin
Merah Biru Red Orange Blue
Aqudes Merah Biru Merah Orange Biru Bening keruh
pekat pekat muda
HCl 0,1M Merah Merah Merah Merah Biru Putih
bening bata
NaOH Biru Biru Kuning Orange Biru Ungu
0,1 M
CH3COO Merah Merah Merah Merah Biru Putih keruh
H 0,1 M pekat bata

4.2 Pembahasan
Pada larutan H2O ketika dimasukan indikator lakmus merah, lakmus biru,
metyl merah,metyl biru, metyl orange, PP (fenolpthalein).Warna indikator
cenderung tidak berubah dari warna sebelumnya. Hal ini disebabkan larutan H 2O
bersifat netral atau pH = 1,sehingga indikator yang berfungsi menguji kebebasan
dan keasaman suatu larutan tidak bereaksi
Pada larutan HCl saat dimasukan indikator lakmus, warna indikator
menjadi merah, hal ini disebabkan karna HCl bersifat asam indikator lakmus akan
menjadi merah pada larutan asam, dan menjadi bitu pada larutan basa. Saat HCl
diteliti indikator metyl red larutan menjadi merah bening pada larutan asam dan
kuning pada larutan basa. Ketika diteliti metyl orange larutan menjadi warna
merah bening,indikator metyl orange akan menjadi merah bata pada larutan asam
dan orange pada larutan basa. Ketika diteliti indikator metyl blue larutan menjadi
biru, dan ketika PP larutan menjadi berwarna merah muda.
Pada larutan NaOH ketika dimasukan indikator lakmus merah larutan
menjadi biru, hal ini terjadi karena NaOH bersifat basa. Indikator lakmus akan
menjadi merah pada larutan asam dan biru pada larutan basa. Pada saat ditetesi
metyl merah larutan menjadi warna bening, hal ini disebabkan karena NaOH
bersifat basa. Indiakator metyl merah akan menjadi merah pada larutan asam dan
orange pada larutan kuning pada larutan basa. Ketika NaOH ditetsi indikator
metyl orange larutan menjadi warna orange, hal ini juga disebabkan karena sifat
kebasaan NaOH. Indikator metyl orange akan menjadi orange pada larutan basa
dan merah pada larutan asam. Ketika ditetesi indikator metyl bitu larutan menjadi
warna biru. Ketika larutan NaOH ditetesi indikator PP larutan menjadi warna
ungu
Pada larutan CH3COOH ketika dimasukan indikator lakmus, warna
indikator menjadi merah, hal ini disebabkan larutan CH3COOH bersifat asam,
indikator lakmus akan merah pada larutan asam dan menjadi biru pada larutan
basa. Ketika larutan CH3COOH ditetesi indikator metyl orange larutan menjadi
warna merah bata, hal ini terjadi karena CH3COOH asam lemah sehingga warna
indikator metyl orange merah bata. Begitu juga ketika ditetesi indikator metyl
orange warna larutan menjadi merah bata. Indikator metyl orange menjadi orange
pada larutan basa dan merah pada larutan asam. Warma larutan setelah ditetesi
metyl orange mendekati warna basa, hal ini juga terjadi karna CH 3COOH
merupakan asam lemah. Ketika larutan CH3COOH ditetesi PP larutan menjadi
putih keruh, hal ini terjadi karena CH3COOH bersifat asam. Indikator PP akan
menjadi tak berwarna pada larutan asam dan merah pada larutan basa.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Adapun hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Warna indikator cenderung tidak berubah pada larutan yang bersifat netral
atau pH = 1
2. Indikator lakmus merah akan menjadi merah pada larutan asam dan
menjadi biru pada larutan basa
3. Indikator metyl red akan menjadi merah bening pada larutan asam dan
menjadi kuning pada larutan basa
4. Indikator metyl orange akan menjadi merah bata pada larutan asam dan
menjadi orange pada larutan basa.
5. Indikator Metyl blue akan menjadi biru pada larutan asam ,dan menjadi
ungu pada larutan basa.
6. Fenolpthalein akan menjadi putih pada larutan asam dan menjadi ungu
pada larutan basa

5.2 Saran
Adapun saran – saran yang dapat ditulis adalah:
Sebaiknya sebelum melakukan praktikum mempelajari dahulu langkah –
langkah kerja, memperhatikan semua alat dan bahan apakah sudah lengkap, dan
sebaiknya bersihkan terlebih dahulu alat – alat yang akan di gunakan. Dan
memperhatikan perangkat safety yang akan digunakan pada saat praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Brady, James E. 1909. Kimia universitas asas dan struktur. Jakarta : Bina Rupa
` Aksara

Chang, Raymond. 1999. Kimia dasar konsep – konsep initi. (edisi 3). Jakarta :
Grafindo

Keenan, dkk. 1991. Kimia untuk universitas. Jakarta : Erlangga

Kesenberg, Jerome L. 1996. Kimia dasa (eds.6). jakarta : Erlangga

Suyono. 2003. Kimia SMA/MA. Jakarta : Grasindo


LAMPIRAN C
TUGAS DAN PERTANYAAN

1. Tuliskan semua rumus molekul diatas


2. Didalam ada indicator alami yang belum diestrak .Sebutkan 2 buah
contohnya.

Penyelesaian

1. Rumus molekul
Fenolpthaelin : C20HO4
Metyl Red : C15H15N3O2
Metyl Orange : C14H14N3NaO3S
Metyl Blue : C37H27N3Na2O9S3

2. Didalam ada indicator alami yang belum diekstrak, karena pada percobaan ini
menggunakan indicator buatan.Contoh indicator alami ialah bunga kembang
sepatu dan kunyit.
GAMBAR ALAT
LAMPIRAN D

No Gambar Alat Fungsi Alat


1 Untuk meneteskan atau
mengambil larutan dengan
jumlah kecil

Pipet Tetes
2 Tempat tabung reaksi.
Biasanya digunakan pada saat
melakukan percobaan yang
membutuhkan banyak tabung
reaksi

Rak Tabung
3 Untuk mereaksikan dua atau
lebih zat.

Tabung Reaksi
4 Untuk menghisap larutan yang
akan dari botol larutan. Untuk
larutan selain air sebaiknya
digunakan karet pengisat yang
telah disambungkan pada pipet

Bola Penghisap ukur.


5 Untuk mengukur volume
larutan.

Pipet Volume
6 Untuk identifikasi keasamaan
larutan/zat. Caranya: setelah
kertas indikator universal
dicelupkan di cocokan warna
yang ada pada kotak kertas
universal.
Kertas Lakmus

Anda mungkin juga menyukai