Praktikum 2
Kelemahan teori asam basa bronsted dan lowry adalah banyak zat yang sejenis, tetapi
dapat bertindak sebagai asam sekaligus basa.
Teori ini dikemukakan secara terpisah namun dalam waktu yang bersamaan
oleh Johannes Bronsted dan Thomas Lowry. Menurut Bronsted-Lowry pengertian
asam basa adalah sebagai berikut.
Asam
Asam adalah suatu zat (spesi) yang dapat memberi atau melepas ion H+(proton)
kepada zat lain atau disebut donor proton.
Basa
Basa merupakan suatu zat yang menerima atau menangkap ion H+ yang dilepaskan
oleh zat lain (asam) atau disebut akseptor proton.
Agar dapat lebih memahaminya, perhatikan contoh berikut.
Pada contoh kedua reaksi diatas dapat diketahui pada reaksi nomor 1, H2O bersifat
asam karena melepas ion H+(donor proton) dan NH3 bersifat basa karena menerima
ion H+ (akseptor proton) dari H2O. Sedangkan pada reaksi nomor 2, H2O bersifat
basa karena menerima ion H+ dari zat lain (akseptor proton) dan HCl bersifat asam
karena melepas ion H+ (donor proton)
H2O dapat bersifat sebagai asam ataupun basa. Zat semacam ini disebut amfoter.
Suatu asam bila melepas ion H+(proton) akan membentuk Basa konjugasi. Sedang
suat basa bila menerima ion H+(proton) akan membentuk asam konjugasi.
Perhatikan contoh berikut.
NH4+(asam) akan melepas ion H+ dan membentuk basa konjugasinya (NH3) dan
H2O(basa) akan menerima ion H+ dan membentuk asam konjugasinya (H3O+).
Suatu asam dan basa konjugasinya atau suatu basa dan asam konjugasinya disebut
pasangan asam-basa konjugasi.
Teori ini pertama kalinya dikemukakan pada tahun 1884 oleh Svante August
Arrhenius. Menurut Arrhenius, definisi dari asam dan basa, yaitu:
asam adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air melepaskan ion H+.
basa adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air melepaskan ion OH−.
Gas asam klorida (HCl) yang sangat larut dalam air tergolong asam Arrhenius,
sebagaimana HCl dapat terurai menjadi ion H+dan Cl− di dalam air. Berbeda halnya
dengan metana (CH4) yang bukan asam Arrhenius karena tidak dapat menghasilkan
ion H+ dalam air meskipun memiliki atom H. Natrium hidroksida (NaOH) termasuk
basa Arrhenius, sebagaimana NaOH merupakan senyawa ionik yang terdisosiasi
menjadi ion Na+ dan OH− ketika dilarutkan dalam air. Konsep asam dan basa
Arrhenius ini terbatas pada kondisi air sebagai pelarut.
Pada tahun 1923, Johannes N. Brønsted dan Thomas M. Lowry secara terpisah
mengajukan definisi asam dan basa yang lebih luas. Konsep yang diajukan tersebut
didasarkan pada fakta bahwa reaksi asam–basa melibatkan transfer proton (ion H+)
dari satu zat ke zat lainnya. Proses transfer proton ini selalu melibatkan asam sebagai
pemberi/donor proton dan basa sebagai penerima/akseptor proton. Jadi, menurut
definisi asam basa Brønsted–Lowry,
NH3 menerima proton (H+) dari H2O dengan menggunakan sepasang elektron bebas
pada atom N untuk berikatan dengan H+ sehingga terbentuk ion ammonium (NH4+).
H2O berubah menjadi ion OH− setelah memberikan proton (H+) kepada NH3.
Pelarutan asam atau basa dalam air sebagai reaksi asam–basa Brønsted–Lowry
(Sumber: Silberberg, Martin S. & Amateis, Patricia. 2015. Chemistry: The Molecular
Nature of Matter and Change (7th edition). New York: McGraw-Hill Education)
Dari kedua contoh tersebut terlihat bahwa (1) asam Brønsted–Lowry harus
mempunyai atom hidrogen yang dapat terlepas sebagai ion H+; dan (2) basa
Brønsted–Lowry harus mempunyai pasangan elektron bebas yang dapat berikatan
dengan ion H+.
Asam dan basa merupakan zat kimia yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari
– hari. Asam adalah suatu zat yang larutannya berasa asam, memerahkan lakmus biru
dan menetralkan basa. Asam telah lama dikenal sebagai senyawa umum larutan air
yang menunjukkan sifat sebagai berikut:
Jika kita mereaksikan dua senyawa asam yang berbeda pada logam yang sama, maka
kita akan memperoleh hasil yang berbeda. Begitu juga sebaliknya, jika mereaksikan
dua logam dengan senyawa asam yang sama. Hal itu disebabkan perbedaan kekuatan
asam yang kita gunakan.
Larutan asam memiliki pH kurang dari 7, dengan nilai pH yang lebih rendah sesuai
dengan peningkatan keasaman. Contoh umum asam termasuk asam asetat (dalam
cuka), asam sulfat (digunakan dalam baterai mobil), dan asam tartat (digunakan dalam
baking).
Di sisi lain, basa adalah suatu zat yang larutannya bersifat pahit, licin, membirukan
lakmus merah dan menetralkan asam. Basa mempunyai sifat sebagai berikut:
Banyak hal dalam bidang kedokteran yang berkaitan dengan pemanfaatan asam-basa
seperti diberikan dalam contoh berikut.
Penyakit mag dapat diatasi dengan mengurangi kelebihan produksi asam lambung
dengan menggunakan obat mag. Mengapa harus menggunakan obat mag? Di dalam
obat mag terkandung zat yang bersifat basa yang dapat mengurangi kelebihan asam
lambung. Basa yang terkandung dalam obat mag yaitu Mg(OH)2, AI(OH)3, atau
campuran keduanya. Obat mag dapat mengurangi kelebihan asam lambung karena
terjadi reaksi antara asam lambung dengan bahan aktif dalam obat mag. Reaksi yang
terjadi sebagai berikut.
Prinsip reaksi asam dan basa dapat dimanfaatkan untuk mengobati sengatan lebah dan
tawon. Perbedaan antara lebah dan tawon terletak pada pinggangnya. Lebah memiliki
pinggang yang kecil agak bulat, sedangkan tawon memiliki pinggang yang panjang
langsing.
Dengan mengetahui jenis senyawa yang terkandung dalam sengatan lebah dan tawon,
kita dapat memprediksi cara mengobati sengatan lebah dan tawon. Asam yang
terkandung dalam sengatan lebah dapat dinetralkan dengan mengoleskan senyawa
basa, seperti sabun, baking soda, atau natrium bikarbonat (NaHC03) pada bekas
sengatan. Basa yang terkandung dalam sengatan tawon dapat dinetralkan dengan
mengoleskan senyawa asam, seperti asam cuka atau asam asetat (CH3COOH) pada
bekas sengatan.