Anda di halaman 1dari 15

Materi

Ajar

Disusun Oleh :
Sri Wulandari
Mahasiswa PPG DalJab 2023

UNIVERSITAS BENGKULU
A. PENDAHULUAN

1. Deskripsi Singkat

Materi Asam Basa ini adalah sub materi kepertama yang dipelajari di kelas XI
semester genap berdasarkan silabus kurikulum 2013 revisi 2018 pada materi Asam Basa.
Asam adalah zat didalam air yang dapat terionisasi melepas ion hidrogen atau ion
hidronium, semenatra Basa adalah zat didalam air yang dapat terionisasi melepas ion
hidroksida . Materi Asam Basa ini terdiri dari konsep Asam Basa, hubungan pH dengan
Asam Basa dan indikator Asam Basa.

2. Relevansi

Beragam jenis indikator Asam Basa yang biasa nya digunakan dilaboratoium kimia,
diantaranya adalah lakmus, indikator universal, larutan indikator, dan indikator alami.

3. Petunjuk Belajar

Untuk memulai mempelajari dan memudahkan pemahaman mengenai bahan ajar ini,
perhatikanlah langkah – langkah berikut :
a. Memahami capaian pembelajaran yang diinginkan melalui pembelajaran materi ajar ini
b. Pahamailah setiap materi yang ada di dalam materi ajar ini
c. Bila menemui kesulitan, anda dapat berdiskusi dengan teman sejawat atau kepada fasilisator.

3
B. INTI

1. Capaian Pembelajaran

1. Peserta didik dapat menentukan jenis-jenis indikator asam basa


2. Peserta didik dapat merancang kegiatan pembuatan indikator alami
3. Peserta didik dapat membuat indikator alami larutan asam basa.
4. Peserta didik dapat mengidentifikasi larutan asam basa melalui percobaan dengan
menggunakan indikator alami.

2. Pokok – Pokok Materi

1. Konsep Asam-Basa
2. Hubungan pH dengan sifat asam-basa
3. Indikator Asam-Basa

3. Uraian Materi

SIFAT UMUM ASAM DAN BASA


Sifat asam Sifat basa
1. Memiliki rasa masam. 1. Memiliki rasa pahit
2. Dapat bereaksi dengan logam tertentu 2. Terasa licin
menghasilkan gas hydrogen. 3. Dalam air terionisasi menghantarkan arus
3. Dalam air terionisasi menghantarkan arus listrik
listrik 4. Menyebabkan perubahan warna pada zat
4. Bereaksi dengan karbonat dan bikarbonat warna tumbuhan, contoh merubah warna
menghasilkan gas karbondioksida lakmus merah menjadi biru
5. Menyebabkan perubahan warna pada zat 5. Dapat melarutkan lemak
warna tumbuhan, contoh merubah warna 6. dapat menetralkan sifat asam.
lakmus biru menjadi merah
6. Dapat menetralkan sifat basa
7. Bersifat korosif (merusak logam, marmer dan
bahan lainnya)

TEORI ASAM BASA ARRHENIUS

Menurut Arrhenius, asam adalah suatu jenis zat yang dalam air melepaskan ion hidrogen
(H+), contohnya HCl. Molekul asam yang melepaskan satu proton (H+) disebut asam monoprotik.
Contoh: HF, HCl, HBr dan lain-lain. Molekul asam melepaskan dua proton (H+) disebut asam
diprotik. Contoh: H2SO4, H2SO3 dan lain-lain. Molekul asam yang melepaskan tiga proton (H+)

4
disebut asam triprotik. Contoh: H3PO4.
Sedangkan basa menurut Arrhenius adalah suatu jenis zat yang dalam air menghasilkan ion
hidroksida (OH-), misalnya NaOH. Menurut Arehenius, basa bisa berupa hidroksida logam, oksida
logam, ion oksida.

TEORI ASAM-BASA BRONSTED-LOWRY

Kelemahan dan keterbatasan teori asam-basa Arrhenius ini ternyata dapat dijelaskan melalui
teori asam-basa yang diajukan secara terpisah oleh J.N. Bronsted di Denmark dan T.M. Lowry di
Inggris pada tahun 1923.Menurut teori Bronsted dan Lowry, asam adalah spesi yang memberi
(donor) proton sedangkan basa adalah spesi yang menerima (akseptor) proton pada suatu reaksi
Suatu asam jika setelah melepaskan satu proton akan membentuk spesi yang disebut basa
konjugasi dari asam tersebut. Sedangkan basa yang telah menerima proton menjadi asam konjugasi.
Pasangan asam basa setelah terjadi serah terima proton dinamakan asam basa konjugasi.

TEORI ASAM-BASA LEWIS


Pada tahun 1923 G.N Lewis seorang ahli kimia dari Amerika Serikat memperkenalkan teori
asam dan basa yang tidak melibatkan transfer proton, tetapi melibatkan penyerahan dan penerimaan
pasangan elektron bebas. Lewis mengemukakan teori baru tentang asam dan basa sehingga partikel
ion atau molekul yang tidak mempunyai atom hidrogen atau proton dapat diklasifikasikan ke dalam
asam dan basa.

Rangkuman teori asam dan basa


Asam Basa Batasan
Arrhenius Senyawa/zat yang Senyawa/zat yang Hanya pada larutan dalam
menghasilkan H+ menghasilkan OH- pelarut air
Bronsted-Lowry Senyawa/zat yang Senyawa/zat yang Dapat diaplikasikan dalam
menjadi donor menjadi penerima larutan dengan pelarut
proton atau proton atau selain air atau gas.
kelebihan 1 H+
kekurangan 1 H+

5
Lewis Senyawa/zat yang Senyawa/zat yang Dapat diaplikasikan pada
menjadi penerima menjadi donor campuran padatan atau
pasangan elektron pasangan elektron oksida.
atau kekurangan 2 e atau kelebihan 2 e

KEKUATAN ASAM dan BASA


Kekuatan asam atau basa suatu larutan dapat ditunjukkan dengan mengukur pH-nya.
Konsep mengenai pH pertama kali diajukan pada tahun 1909 oleh kimiawan asal Denmark, Soren
Peder Lauritz Sørensen. Sørensen merumuskan perhitungan pH larutan adalah sebagai berikut.
pH = - log [H+]
pOH = - log [OH-]
pH + pOH = 14
Dengan menggunakan air sebagai pembanding, rentang pH berkisar antara 0-
14. Di mana jika suatu larutan mempunyai pH<7, maka larutan tersebut bersifat
asam, pH>7 bersifat basa, dan pH=7 bersifat netral.
Konsep pH atau pangkat ion Hidrogen tersebut diajukan untuk memudahkan
pengukuran dan perhitungan tingkat keasaman suatu larutan berdasarkan konsentrasi
ion H+ dan OH- di larutan tersebut.
Berdasarkan pH nya maka identifikasi senyawa atau zat yang mengandung
asam dan basa dapat dibedakan dengan system pH. Berikut adalah contoh zat baik
berupa bahan makanan atau zat yang digunakan pembersih dalam kehidupan sehari-
hari yang berada dalam kisaran pH yang berbeda. Sebagaimana zat-zat tersebut
diidentifikasi mengandung asam atau basa maka sifat- sifat asam dan basa melekat
pada zat-zat tersebut.
Pada suhu kamar besarnya pKw = 14. Untuklarutan netral , pH = pOH=7
sehingga larutan yang bersifat asam pH < 7 dan larutan basa pH > 7. Semakin kecil
pH, konsentrasi ion H+ semakin besar dan asam semakin kuat, begitu pula sebaliknya.
Jadi pH paling tinggi untuk asam adalah 7. Basa semakin kuat, konsentrsasi

ion OH semakin banyk, berate pOH semakin kecil dan pH semakin besar. Sebaliknya,
semakian kecil pH, konsentrasi ion OH– semakin kecil dan pOH semakin besar.
Dapat disimpulkan sebagai berikut.
Larutan bersifat netral jika [H+] = [OH–] atau pH = pOH = 7 Larutan bersifat
asam jika [H+] > [OH–] atau pH <7 Larutan bersifat basa jika [H+] < [OH–] atau
pH >7

6
Examples of Acids and bases Pic: Slideshare

Larutan asam dan basa merupakan elektrolit, artinya dapat menghantarkan arus listik. Daya hantar
ini berggantung pada konsetrasi ion-ionnya yang diukur dengan derajat ionisasi (α)

Besarnya α dirumuskan dengan :

Harga α antara 0 sampai 1. Jika α = 1, berarti larutan terionisasi sempurna. Jika 1 < α < 0, larutan
terioniasasi sebagian. Larutan yang mengalami ionisasi sempurna berasal dari asam kuat dan basa
kuat yang merupakan reaksi berkesudahan.
Contoh reaksi ionisasi asam basa kuat:
Asam kuat: HCl → H+ + Cl–
Basa kuat: NaOH → Na+ + OH–
Adapun ionisasi tidak semourna terjadi pada asam lemah dan basa lemah yang merupakan reaksi
kesetimbangan.
Contoh reaksi ionisasi asam lemah dan basa lemah.
Asam lemah: CH3COOH ↔ H+ + CH3COO–
Basa lemah: NH4OH
Kekuatan asam basa menyatakan banyaknya konsentrasi H+ atau OH– dalam larutan dan dapat
dihitung sebagai berikut.
a. Asam Kuat
Asam kuat mempunyai derajat ionisasi (α) = 1. Konsentrasi [H +] dicari dengan rumus sebagai
berikut.
[H+] = a x Ma
Keterangan:
a = banyaknya ion H+ yang diikat (valensi asam)
Ma = molaritas asam
b. Basa kuat
Mempunyai derajat ionisai (α) = 1. Konsentrasi [OH–] dicari dengan rumus sebagai berikut
[OH–] = Mb x b
Keterangan:
7
b = banyaknya ion OH– yang diikat (valensi basa)

Mb = konsentrasi basa

c. Asam lemah
Asam lemah terjadi karena terionisai tidak sempurna dengan derajat ionisasi 0 < α < 1 Contoh
reaksi ionisasi asam lemah: CH3COOH ↔ H+ + CH4COO–
Secara umum reaksi ionisai asam lemah dituliskan sebagai berikut:
HA ↔ H+ + A–
Tetapan kesetimbangannya adalah:

Semakin kuat keasaman suatu larutan, maka harga Ka semakin besar. Hubungan antara
konsentrasi H+, konsentrasi asam (Ma) dan Ka dituliskan sebagai berikut.
[H+] = √Ka x Ma atau H+ = α.Ma

atau

Keterangan :
Ka = tetapan kesetimbangan
Ma = konsentrasi asam
α = Derajat disosiasi

d. Basa lemah
Pada senyawa basa kekuatannya bergantung pada kelarutannya dalam air. semakin mudah larut,
maka kekuatan basa akan semakin besar. Reaksi ionisasi basa lemah juga merupakan reaksi
kesetimbangan.
Contoh: NaOH ↔ Na+ + OH–
Secara umu reaksi ionisasi basa lemah dapat dituliskan sebabagai berikut:
LOH ↔ L+ + OH–
Tetapan kesetimbanganya adalah:

Konsentrasi ion OH– dapat diperoleh dengan rumus berikut ini.

atau
8
OH– = α x Mb

9
atau

Keterangan:
Kb = tetapan kesetimbangan basa
Mb = konsentrasi basa
α = derajat disosiasi

Perhitungan pH larutan Asam basa


a. pH larutan asam pH = – log [H+]

b. pH larutan basa pOH = -log [OH–]

pH = pKw – pOH = 14 – pOH

INDIKATOR ASAM BASA

Indikator asam basa atau indikator pH merupakan suatu senyawa yang dapat mengalami
perubahan warna dalam larutan sesuai dengan keberadaan H+ atau OH– pada larutan tersebut.
Dengan kata lain bahwa suatu senyawa indikator asam basa akan mengalami perubahan warna
sesuai dengan tingkat keasaman atau kebasaan larutan tersebut. Pada umumnya, untuk
mengetahui keasaman atau kebasaan suatu larutan kita hanya membutuhkan sedikit jumlah
senyawa indikator.
Ketika digunakan dalam suatu larutan, indikator asam basa akan mengalami perubahan secara
signifikan dalam larutan asam maupun larutan basa. Beberapa indikator akan berubah dari satu
warna ke warna lain, namun ada juga yang berubah dari berwarna menjadi tidak berwarna.
Prinsip kerja dari indikator asam basa yaitu berdasarkan prinsip reaksi asam basa. Jika suatu
indikator bersifat asam lemah, maka larutan asam dan basa konjugasinya akan menghasilkan
warna yang berbeda. Jika indikator adalah basa lemah, maka basa dan asam konjugasinya akan
menghasilkan warna berbeda.
Secara umum, indikator bersifat asam lemah atau basa lemah (memiliki pH mendekati 7).
Hanya jumlah kecil larutan asam atau basa yang ditambahkan dalam indikator dapat digunakan
untuk menentukan pHnya. Indikator asam basa yang baik menghasilkan perubahan warna yang
signifikan sesuai dengan pHnya sehingga memudahkan kita dalam mengevaluasi pH larutan yang
kita uji.
Mekanisme reaksi indikator asam basa dalam air yaitu sesuai reaksi berikut.
Indikator + H2O ↔ H3O+ + Basa konjugasi dari indicator

10
Pic: blogspot.com

CIRI DAN SYARAT IDIKATOR ASAM BASA


Ketika kita berbicara sebuah indikator asam basa, tidak semua zat dapat kita gunakan sebagai
indikator asam basa. Namun kita juga dapat menemukan indikator asam basa di alam dan
membuatnya sebagai penentu keasaman atau kebasaan suatu larutan.

Berikut ini ciri dan syarat indikator asam basa yang dapat digunakan. Antara lain;

1. Memiliki kestabilan tinggi

Jika kita menggunakan suatu senyawa sebagai indikator asam basa, hal pertama yang harus
dipenuhi yaitu senyawa tersebut adalah senyawa yang stabil. Dalam artian bahwa senyawa
tersebut tidak mudah berubah dan rusak karena pengaruh luar.

Karena jika senyawa tersebut tidak stabil dan mudah rusak, maka ketika gunakan sebagai
indikator asam basa hasilnya tidak akan optimal dan tidak akurat. Selain itu, senyawa indikator
yang tidak stabil juga dapat menyebabkan perubahan nilai pH asli dari larutan.

2. Memiliki perubahan warna signifikan

Indikator asam basa yang baik haruslah memiliki perubahan warna yang signifikan untuk
larutan asam maupun basa. Ketika perubahan warnanya sangat tipis, hal itu akan menyusahkan
kita untuk menentukan apakah suatu larutan bersifat asam atau basa. Namun jika indikator itu
memiliki perubahan warna yang signifikan untuk larutan asam dan basa, maka hal itu dapat
memudahkan kita menganalisa keasaman dan kebasaan suatu larutan.

Indikator asam-basa adalah zat warna yang mampu menunjukkan warna berbeda dalam
larutan asam dan basa.Indikator adalah suatu asam lemah atau basa lemah (yang membentuk
kesetimbangan dalam air) dan warnaya berbeda dalam lingkungan asam dan basa.Indikator
berubah warna dalam rentang pH tertentu.Indikator ada yang alami dan ada juga yang buatan.

11
A. Indikator Alami

Jenis indikator asam basa yang pertama yakni indikator alami. Sesuai namanya, indikator ini
terdapat di alam sehingga kita dapat membuatnya atau memanfaatkannya dengan mudah. Ada
beberapa contoh bahan alami yang bisa kita gunakan untuk menguji keasaman atau kebasaan
larutan.Contohnya yaitu dengan menggunakan kol ungu sebagai indikator asam basa. Kol ungu
dapat mengalami perubahan warna menjadi merah muda dalam asam dan biru muda dalam larutan
basa. Kemudian kita juga dapat menggunakan kunyit sebagai indikator pH.
Kunyit mampu memberikan perubahan warna menjadi kuning dalam asam dan menjadi warna
krem dalam basa. Bahan lain yang dapat digunakan yakni bunga bougenville dimana bunga ini
akan menjadi berwarna merah muda dalam larutan asam dan menjadi berwarna nila dalam larutan
basa.

B. Indikator Lakmus

Contoh indikator buatan adalah kertas lakmus (yang terbuat dari lumut kerak) phenolphtalein,
metil jingga, metil merah, bromtimol biru dan lain-lain. Indikator buatan ada yang berupa larutan
maupun kertas. Indikator yang berbentuk kertas lebih disukai karena lebih sukar teroksidasi dan
dapat disimpan dalam waktu yang lama, serta memberikan perubahan warna yang jelas. Ada dua
jenis kertas lakmus yaitu: lakmus merah dan biru (Johari, 2010: 11-12).

Kertas lakmus adalah salah satu jenis indikator yang banyak digunakan secara portable
karena indikator asam basa jenis ini sangat murah dan mudah untuk digunakan. Kita hanya perlu
mencelupkan kertas lakmus dalam larutan yang akan diuji.

12
Keasaman atau kebasaan suatu larutan dapat kita ketahui dari perubahan warna yang
terjadi dalam kertas lakmus. Berikut ini adalah beberapa perubahan warna yang mungkin
terjadi.

1. Kertas lakmus merah akan tetap berwarna merah dalam larutan asam dan larutan netral,
namun akan berubah menjadi berwarna biru dalam larutan basa.
2. Kertas lakmus biru akan berubah warna menjadi merah dalam larutan asam, namun akan
tetap berwarna biru dalam larutan basa dan larutan netral.

Untuk menguji keasaman dan kebasaan suatu larutan, kita hanya perlu menggunakan
kertas lakmus dalam jumlah kecil.

C. Kertas Indikator pH Universal

Indikator pH universal adalah contoh lain indikator asam basa yang juga banyak digunakan di
laboratorium. Namun umumnya indikator pH universal lebih disukai dibandingkan kertas lakmus.

Hal itu karena indikator pH universal mampu memberikan nilai pH sesuai dengan pH larutannya
berbeda dengan kertas lakmus yang hanya mampu menunjukkan keasaman atau kebasaannya saja.
Oleh karena itu indikator pH universal memiliki akurasi yang lebih tinggi.

Indikator pH universal berbentuk kertas memanjang yang memiliki beberapa kotak warna berbeda
dalam kertas indikatornya. Ketika kita celupkan dalam suatu larutan asam atau basa, maka warna
pada kertas tersebut akan berubah sesuai dengan range pHnya.

Kita dapat mencocokkan perubahan warna tersebut dengan warna standar yang terdapat dalam
wadah indikator pH universal tersebut. Dalam setiap indikator pH universal pasti dilengkapi
dengan range warna untuk pH 1-14 sehingga kita dapat mengetahui nilai pH dari suatu larutan.

13
D. Larutan Indikator

Contoh jenis lain dari larutan indikator asam basa adalah larutan indikator. Indikator jenis ini
banyak kita temui dalam proses titrasi asam basa. Pada umumnya, larutan indikator digunakan
dalam titrasi untuk mengetahui titik akhir titrasi dan dimana titik ekivalen tercapai. Larutan
indikator dapat mengalami perubahan warna secara keseluruhan sehingga dengan indikator ini kita
akan mendapatkan perubahan warna pada larutan yang diuji. Indikator ini memiliki trayek pH
tersendiri untuk setiap jenisnya.
Sebagai contoh indikator fenolftalein (PP) yang umum digunakan dalam titrasi asam basa
memiliki trayek ph 8,3-10 dengan perubahan warna bening menjadi merah muda. Lalu indikator
metil jingga (MO) memiliki trayek pH 3.1-44 dengan perubahan warna merah kuning.

A. pH Meter

Jenis indikator asam basa yang terakhir yaitu pH meter. Indikator pH dengan pH meter
merupakan standar dalam suatu laboratorium kimia analitik. pH meter memiliki ketelitian dan
akurasi yang lebih tinggi dibandingkan jenis indikator asam basa yang lain.
14
Hal itu karena dengan pH meter ini kita dapat mengetahui secara detail nilai pH suatu larutan
bahkan dengan ketelitian beberapa angka di belakang koma.
Prinsip kerja pH meter menggunakan elektroda untuk dicelupkan dalam larutan uji. pH meter
bekerja dengan jumlah ion yang ada dalam suatu larutan untuk menentukan nilai pHnya.
Penggunaan pH meter juga mudah karena hanya dengan memasukkan elektroda dalam larutan kita
akan mengetahui pHnya secara detail.
Berbeda dengan indikator asam basa yang lain, indikator pH meter membutuhkan kalibrasi
secara berkala supaya nilai pengukuran pHnya tetap akurat.

15
4. Daftar Pustaka

https://www.pakarkimia.com/indikator-asam-basa/ Pengertian Indikator


asambasa, ciri, syarat dan 5 contohnya.
https://youtu.be/l8rMEcWbBFc Unnusual Natural Ways to die you clothes
https://youtu.be/OMXMlWybv8A Red Cabbage, Indicator color for Kids
Mawardi, dkk, 2022, Pendalaman materi kimia Modul 5
Triastari, A, 2014, Kimia untuk SMA XI Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Quadra
Umiyati, N & Haryono, Kimia untuk SMA/MA XI Peminatan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Mediatama.

Anda mungkin juga menyukai