Catatan : H20 atau air yang memiliki sifat amfoter merupakan air yang
memiliki sifat asam dan juga basa. Teori ini merupakan
penyempurnaan dari teori Arrhenius, karena pada teori Arrhenius
terdapat kekurangan yaitu tidak dapat berlaku untuk pelarut lain selain
air.
Menurut Gilbert Newton Lewis, asam adalah molekul atau ion yang
dapat menerima pasangan elektron. Basa adalah molekul atau ion
yang memiliki kemampuan untuk menyumbangkan pasangan
elektronnya. Lewis juga mampu menjelaskan teori asam basa dengan
menjelaskan sifat asam dan basa dalam pelarut
sebagai air atau non-air, dan bahkan mampu menjelaskan sifat asam
dan basa tanpa pelarut sekalipun.
pH = – log [H+]
Konsentrasi ion hydrogen dan ion hidroksida niasa nya sangat kecil
sehingga untuk kemudahan oerhitingan digunakan notasi ilmiah.
Ungkapan yang digunakan adalah ph dan poh
Kekuatan asam dan basa berguna Ketika mempertimbangkan
reaksi asam sebagai kompetisi dengan proton. Dari sudut pandang
ini, asam dan basa dapat disusun menurut kekuatan relatifnya.
Asam terkuat adalah asam yang melepaskan protonnya lebih
mudah daripada asam lainnya. Hal serupa, basa yang lebih kuat
adalah basa yang dapat menarik proton lebih kuat dari pada basa
yang lain.
Asam okso adalah asam yang mengandung atom oksigen,
hydrogen dan atom pusat nonlogam. Asam okso suatu larutan
dikenal menurut jumlah atom oksigen yang ada pada atom pusat
Asam biner adalah asam yang tersusun dari unsur hydrogen dan
unsur nonlogam Lin yang menghasilkan ion hydrogen dalam larutan
air.
Dalam larutan netral atau air murni, ph = poh=7,0 . jika ph lebih
kecil dari 7 maka larutan bersifat asam. Jika ph lebih besar dari 7
maka larutan bersifat basa. Kegunaan praktis dari ph adalah untuk
menunjukan keasaman dan kebasaan suatu larutan.
2. Buffer
Larutan penyangga adalah larutan yang mampu mempertahankan
perubahan pH ketika sejumlah kecil asam atau basa ditambahkan ke
dalam larutan.
Kemampuan larutan penyangga dalam mempertahankan ph dilakukan
dengan cara menggeser posisi kesetimbangan asam dan basa
konjugatnya guna mengurangi efek penambahan ion H+ atau ion OH-
Larutan penyangga adalah larutan yang mengandung asam lemah dan
basa konjugatnya atau basa lemah dan asam konjugatnya dalam
keadaan setimbang.
Karakteristik penting dari larutan penyangga adalah ph dan
kemampuan (kapasitas) menyangganya, dimana larutan penyangga
dapat bereaksi dengan sejumlah asam dan basa memberikan
perubahan ph yang kurang signifikan.
Ada dua masalah utama dalam membahas penambahan asam atau
basa ke dalam larutan penyangga. Pertama, diasumsikan bahwa oion
H+ dari asam kuat dan basa konjugat dari penyangga bereaksi secara
sempurna, ini adalah masalah stoikiometri. Kedua, fakta menunjukan
bahwa ion H+ yang ditambahkan dan basa konjugat membentuk
kesetimbangan sebelum reaksi mencapai sempurna, ini adalah
masalah kesetimbangan sebelum reaksi mencapai sempurna , yang
dapat diselesaikan menggunakan konsentrasi dari perhitungan
stoikiometri, sebab konsentrasi ini tidak jauhdari keadaan
kesetimbangan.
Rumus larutan bersifat basa:
(OH¯) = kb . mol basa lemah / mol asam konjugasinya
Keterangan:
Ka = tetapan ionisasi asam lemah
Kb = tetapan ionisasi basa lemah
Kesetimbangan kimia terdiri atas dua macam, yaitu kesetimbangan statis dan
kesetimbangan dinamis. Kesetimbangan statis terjadi jika reaksi kimia yang
dihasilkan merupakan reaksi kimia satu arah atau reaksi kimia yang tidak
dapat kembali lagi seperti semula. Sedangkan kesetimbangan dinamis terjadi
jika reaksi kimia yang dihasilkan merupakan reaksi kimia dua arah atau reaksi
kimia yang bisa kembali lagi seperti semula.
Saat di dalam reaksi kesetimbangan dilakukan aksi, maka kesetimbangan
akan bergeser dan sekaligus mengubah komposisi zat-zat yang ada untuk
kembali mencapai kesetimbangan. Secara umum dapat dikatakan tetapan
kesetimbangan merupakan perbandingan hasil kali molaritas produk
dengan hasil kali molaritas reaktan yang masing-masing dipangkatkan
dengan koefisiennya
Secara matematis, tetapan kesetimbangan konsentrasi atau Kc adalah
perbandingan hasil kali konsentrasi dari produk yang dipangkatkan
koefisiennya dengan hasil kali konsentrasi dari reaktannya yang dipangkatkan
koefisiennya. Tetapan yang satu ini dibagi lagi menjadi 2 (dua), yaitu:
kesetimbangan homogen dan kesetimbangan heterogen.
kesetimbangan homogen terjadi pada saat produk dan juga reaktan nya
berasal dari fase yang sama, yaitu seluruhnya gas (g) atau seluruhnya cairan
(aq), seperti dibawah ini.
Reaksi Homogen
Reaksi Heterogen
Karena reaksi heterogen hanya memperhitungkan fase berwujud gas (g) yang
mempengaruhi tetapan kesetimbangan, maka susunan Kp terhadap reaksi
heterogen adalah sebagai berikut:
Pengertian kelarutan
Jika larutan itu belum jenuh (MA yang terlarut masih sedikit), .
Sebaliknya jika Qsp , hal ini berarti larutan itu lewat jenuh,
sehingga MA akan mengendap.
a. Jika Qsp < Ksp, maka larutan belum jenuh (tidak terjadi
endapan).
b. Jika Qsp = Ksp, maka larutan tepat jenuh (mulai terjadi
endapan).
c. Jika Qsp > Ksp, maka larutan lewat jenuh (mengendap).
Keterangan : Qsp = hasil kali ion.
Menentukan Qsp :
Karena Qsp PbCI2 (1,25 . 10-4 ) > Ksp PbCI2 (6,25 . 10-5 ),
maka terjadi endapan.
5. Hidrolisis
Hidrolisis berasal dari kata hydro yang berarti air dan lysis yang berarti
peruraian. Sehingga definisi hidrolisis garam adalah reaksi peruraian yang
terjadi antara kation dan anion garam dengan air dalam suatu larutan
Beberapa sifat dan karakteristik dari hidrolisis garam adalah sebagai berikut: -
Menghasilkan asam dan basa pembentuk garam. -Kation dan anion dari
asam-basa kuat tidak dapat terhidrolisis karena terionisasi sempurna. -Garam
tidak terhidrolisis jika tidak ada kation maupun anion yang bereaksi. -Garam
terhidrolisis sebagian jika salah satu kation atau anion bereaksi. -Garam
terhidrolis sempurna jika kation dan anion bereaksi.
Ada 3 reaksi yang terjadi pada Hidrolisis Garam yaitu Hidrolisis sempurna,
Hidrolisis sebagian, dan tidak terhidrolisis. Hidrolisis sempurna terjadi dari
senyawa asam lemah dan basa lemah, Hidrolisis sebagian terjadi dari
senyawa basa kuat dan asam lemah, reaksi yang tidak terhidrolisis terjadi dari
asam kuat dan basa kuat
Pada reaksi hidrolisis, jumlah garam yang mengalami hidrolisis hanya sedikit,
tetapi tetap menyebabkan perubahan nilai pH larutan. Karena itu reaksi
hidrolisis juga disebut reaksi kesetimbangan. Tetapan keseteimbangan reaksi
hidrolisis disebut tetapan hidrolisis (Kw).
pH larutan garam dari asam kuat dan basa kuat yang tepat habis bereaksi
adalah pH = 7 (netral). Nilai suatu pH larutan garam dari asam dan basa
bukan kuat dihitung berdasarkan nilai tetapan hidrolisis (Kh), dan tetapan
ionisasi asam dan basa (Ka dan Kb). Nilai garam dari asam kuat dan basa
lemah pH < 7. Garam ini bersifat asam.
Garam dari asam kuat dan basa kuat, dimana garam ini akan memiliki pH
= 7 alias bersifat netral, yang artinya tidak terjadi hidrolisis.
Garam dari asam kuat dan basa lemah, dimana garam ini akan memiliki
pH < 7 alias bersifat asam.
Garam dari asam lemah dan basa kuat, dimana garam ini akan memiliki
pH > 7 alias bersifat basa
Garam dari asam lemah dan basa lemah, dimana sifat asam atau basanya
bergantung pada besarnya Ka/Kb -nya.