Anda di halaman 1dari 9

Emilia Putri salsa 202122009

Kimia Industri

Kimia Larutan
A. Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit

Larutan adalah campuran homogen antara dua zat atau lebih. Berdasarkan daya hantarnya
larutan terbagi 2, yaitu larutan elektrolit dan nonelektrolit

Kebanyakan solute yang akan dibahas adalah merupakan elektrolit yang membentuk ionion
ketika dilarutkan dalam air menghasilkan larutan yang menghantarkan arus listrik. Elektrolit
kuat terionisasi seluruhnya di dalam pelarut sedangkan elektrolit lemah terionisasi sebagian.

Tabel larutan Elektrolit kuat dan Elektrolit Lemah

Sumber : https://www.kibrispdr.org/contoh-elektrolit-kuat.html
B. Larutan Asam dan Basa

Tabel perbedaan Larutan Asam dan Basa

Sumber : https://roboguru.ruangguru.com/question/sebutkan-4-perbedaan-sifat-asam-dan-basa-_QU-SKLU9IJ8

1.  Teori Asam – Basa

Lavoiser : Bahwa setiap asam mengandung unsur Oksigen

Humphrey Davy : Bahwa Hidrogen merupakan unsur dasar setiap asam

Gay Lussac : Asam adalah zat yang dapat menetralkan basa (alkali) dan kedua golongan
senyawa itu (asam dan basa) hanya dapat di definisikan dalam kaitan satu dengan yang lain.

Bronsted – Lowry : Asam adalah semua zat baik dalam bentuk molekul atau ion yang dapat
memberikan proton (donor proton). Sedangkan basa adalah semua zat baik dalam bentuk
molekul maupun ion yang dapat menerima proton (akseptor proton)

 2. Larutan Asam


Berdasarkan kekuatan asamnya, larutan dibagi menjadi 2, yaitu asam kuat dan asam lemah

a. Asam Kuat

Asam yang seluruh molekulnya terurai menjadi ion.

Contohnya:

HCl → H+ + Cl–

H2SO4 → 2H+ + SO42-

[H+] = x. M

Ket :

M = Konsentrasi asam

x = valensi asam

b. asam lemah

Asam yang hanya sebagian molekulnya terurai menjadi ion. contohnya :

CH3COOH → CH3COO– + H+

HCN → H+ + CN–

[H+] = √(ka. M)

[H+] = α . M

α = √Ka / M

α = mol zat terurai / mol zat mula mula

Ket:

α = Derajat ionisasi

Ka = Tetapan Ionisasi asam

M = Konsentrasi Asam
3. Larutan Basa

a. Basah Kuat

NaOH → Na+ + OH–

Mg(OH)2 → 2 Mg+ + 2 OH–

[OH–] = x.M

Ket :

M = Konsentrasi basa

x = valensi basa

b. Basah Lemah

NH3 → NH4+ + OH–

[OH–] = √(kb. M)

[OH–] = α . M

α = √Kb / M

α = mol zat terurai / mol zat mula mula

Ket:

α = Derajat ionisasi

Ka = Tetapan Ionisasi Basa

M = Konsentrasi Basa

c. Derajat Keasaman (pH)

Derajat keasaman merupakan konsentrasi ion H+ dalam larutan. Konsentrasi pH diajukan oleh
sorensen:

 p = berasal dari kata ‘potenz’ yang berarti pangkat


 H = menyatakan atom Hidrogen

pH = -log [H+]

pOH = -log [OH–]

pKw = pH + pOH

14 = pH + pOH

pH = 14 – pOH

pOH = 14 – pH

Larutan netral pH = pOH = 7

Larutan asam pH<7

Larutan basa pH > 7

1. Pengukuran pH

a. Menggunakan Indikator

Indikator mempunyai trayek peruabahan warna yang berbeda-beda. Dari uji larutan


dengan beberapa indikator diperoleh daerah irisan pH larutan.

b. Menggunakan Indikator Universal

Indikator universal merupakan gabungan dari beberapa indikator. Indikator universal yang
biasa digunakan adalah metal jingga, metal merah, bromtimol biru, dan fenolftalein.

c. Menggunakan pH-meter

Merupakan alat pengukur pH dengan ketelitian yang tinggi. pH-meter dapat menentukan pH
larutan sampai 2 angka desimal.

2. pH Larutan Asam

a. Asam Kuat

pH = -log [H+]

[H+] = x.M
Keterangan  :

M = Konsentrasi Asam

x = Valensi Asam

b. Asam lemah

pH = -log [H+]

[H+] = √(ka. M)

[H+] = α . M

Keterangan  :

α = Derajat ionisasi

Ka = Tetapan Ionisasi asam

M = Konsentrasi Asam

3. pH Larutan Basa

a. Basah Kuat

pOH = -log [OH–]

[OH–] = x.M

Keterangan  :

M = Konsentrasi Asam

x = Valensi Asam

b Asam lemah

[OH–] = √(kb. M)

[OH–] = α . M

pOH = -log[ OH– ] pH = 14 – pOH


Titrasi Asam-Basa

Titrasi asam-basa digunakan untuk menentukan kadar larutan, salah satunya melalui reaksi
penetralan.

Larutan Penyangga

Larutan yang berfungsi untuk mempertahankan pH meskipun pH ditambahkan sedikit asam,


basa ataupun pengenceran. Larutan penyangga (buffer) terdiri dari:

1. Buffer Asam

Buffer asam merupakan campuran asam lemah dengan garam (basa konjugasi) yang berasal
dari basa kuat.

2. Buffer Basa

Buffer basa merupakan campuran antara basa lemah dengan garam (asam konjugasi) yang
berasal dari asam kuat.

Fungsi larutan penyangga, yaitu:

a. Di dalam tubuh berfungsi untuk menjaga pH darah agar sesuai dengan karakteristik
reaksi enzim.
b. Dalam kehidupan sehari-hari digunakan untuk menjaga pH dalam makanan kaleng agar
tidak mudah rusak oleh bakteri.

Hidrolisis Garam

Hidrolisis Garam merupakan pelajaran lanjutan untuk yang sudah mempelajari asam basa.
Karena nantinya kita akan mempelajari hidrolisis garam yang terbentuk akibat campuran antara
asam dan basa. Sebelum masuk pada penjelasan mengenai hidrolisis garam. Ada baiknya kita
mengenal apa itu hidrolisis.

Hidrolisis berasal dari gabungan kata Hidro dan lisis. Hidro ini berarti air dan lisis berarti
pecah/hancur. maka hidrolisis ini bisa diartikan dengan pecahnya air menjadi senyawa
punyusunnya seperti H+ dan OH-. Namun karena disini ialah hidrolisis garam maka ada sedikit
perbedaan. Garam terbentuk ketika terjadi reaksi antar asam dan basa.
Ketika kita melarutkan garam ke dalam air. maka ada beberapa hal yang mungkin terjadi

1. Garam dari asam kuat + basa kuat

a. Tidak terhidrolisis
b. pH- 7

2. Garam dari asam kuat + basa lemah

a. Terhidrolisis sebagian, pH < 7


b. Kh=Kw/Kb

3. Garam dari asam lemah + basa kuat

a. Terhidrolisis sebagian, pH > 7


b. Kh=Kw/Ka

4. Garam dari asam lemah + basa lemah

a. Terhidrolisis sempurna
b. Kh=Kw/(Ka.Kb)

Ksp

Hasil kali kelarutan adalah hasil kali konsentrasi ion ion dalam larutan jenuh garam yang sukar
larut dalam air

Nilai Ksp untuk elektrolit sejenis semakin besar, menunjukkan semakin mudah larut

Kelarutan (s) merupakan konsentrasi maksimmum zat terlarut. Rumusnya :

Ksp = (n-1)n-1Sn

Keterangan :

s = kelarutan (mol/L)

n = jumlah ion dari elektrolit

jika diketahui konsentrasinya maka :

AxBy → x A+y + y B-x


Daftar Pustaka

https://bisakimia.com/2014/11/09/rangkuman-materi-larutan/

http://staff.unila.ac.id/sonnywidiarto/files/2011/09/KIMIA-LARUTAN.pdf

Anda mungkin juga menyukai