Anda di halaman 1dari 6

A.

pH Larutan Asam Kuat


Jika senyawa asam kuat yang dilarutan ke dalam air maka dapat terbentuk larutan
asam kuat dan meningkatkan konsentrasi ion H+ dalam larutan. Hal tersebut terjadi
karena senyawa asam kuat dapat terionisasi sempurna di dalam air sehingga
mengganggu kesetimbangan air. Semakin besar konsentrasi ion H+ maka larutan
tersebut semakin asam dengan ditandai semakin kecil nilai pHnya. Konsentrasi ion
H+ tersebut hanya ditentukan oleh konsentrasi dari asam kuat.

 Penentuan pH Asam Kuat

Asam kuat mengalami ionisasi  sempurna sehingga pH-nya ditentukan dari


konsentrasi larutannya dan valensi asamnya.

[H+] = M x Valensi asam

Contoh:

a. Penentuan pH pada larutan HCI 0,01 M dan H2SO4 0,001 M sebagai berikut:


 HCI 0,01 M
HCI(aq) ↔H+(aq)+Cl–(aq)
HCI merupakan asam monovalen sehingga [H+] = [HCI] = 0,01 M
pH = -log [H+] = -log 1 x 10-2 = 2

 H2SO4 0,001 M
H2SO4(aq) ↔  2H+(aq) + SO24–(aq)
H2SO4 merupakan asam bivalen sehingga [H+] = 2 x [H2SO4] = 2 x 10-3
pH = -log [H+] = -log 2 x 10-3 = 3 – log 2

B. pH Larutan Basa Kuat


Sedangkan jika senyawa basa kuat dilarutan dalam air maka akan membentuk larutan
basa kuat. Adanya ion OH– dari senyawa basa kuat akan menggeser kesetimbangan
air ke kiri. Akibatnya, konsentrasi OH– dari air jauh lebih kecil dibandingkan
konsentrasi OH– basa kuat, sehingga konsentrasi OH– dari air dapat diabaikan.
Semakin besar konsentrasi OH– dalam larutan maka larutan tersebut semakin basa
dengan ditandai semakin besar nilai pHnya.
 Penentuan pH Basa Kuat
Penentuan pH pada larutan basa kuat dihitung dari konsentrasi ion OH-. Konsentrasi
ion OH- dihitung berdasarkan konsentrasi basa dikalikan valensinya.
[OH–] = Cb x valensi biasa      

Contoh:  

a. Penentuan pH untuk larutan NaOH 0,02 M sebagai berikut:


 [NaOH] = 0,02 M = 2 x 10-2 M
NaOH ↔  Na+ + OH–    …………………………… (valensi 1)
[OH-]     = [NaOH] x 1
= 2 x 10-2 M

pOH      = -log [OH–] = -log 2 x 10-2

= 2 – log 2

pH          = pKw – pOH

= 14 – (2 – log 2)

=12+ log 2

b.  Penentuan pH untuk larutan Ca(OH)2 0,005 M sebagai berikut:


 [Ca(OH)2] = 5 x 10-3 M
Ca(OH)2  ↔ Ca2+ + 20H– …………………….(valensi 2)
[OH-]     = 2[Ca(OH)2] = 2(5 x 10-3)
= 10 x 10-3 M
pOH       =-log [OH–] = log 10×10-3
= 3 – log 10 = 2
pH          = pKw – pOH
= 14-2 = 12

C. Kekuatan Asam dan Basa


 Kekuatan Asam
Kekuatan asam dipengaruhi oleh banyaknya ion – ion H+ yang dihasilkan oleh
senyawa asam dalam larutannya. Berdasarkan banyak sedikitnya ion H+ yang
dihasilkan, larutan asam dibedakan menjadi dua macam sebagai berikut:
1. Asam Kuat

Asam kuat yaitu senyawa asam yang dalam larutannya terion seluruhnya menjadi ion-
ionnya. Reaksi ionisasi asam kuat merupakan reaksi berkesudahan. Secara umum,
ionisasi asam kuat dirumuskan sebagai berikut:
HA(aq) ⎯⎯→ H+(aq) + A–(aq)

2. Asam Lemah

Asam lemah yaitu senyawa asam yang dalam larutannya hanya sedikit terionisasi
menjadi ion-ionnya. Reaksi ionisasi asam lemah merupakan reaksi kesetimbangan.
Secara umum, ionisasi asam lemah valensi satu dapat dirumuskan sebagai berikut.
HA(aq) ←⎯⎯⎯⎯→ H+(aq) + A–(aq)

Makin kuat asam maka reaksi kesetimbangan asam makin condong ke kanan,
akibatnya Ka bertambah besar. Oleh karena itu, harga Ka merupakan ukuran kekuatan
asam, makin besar Ka makin kuat asam. Berdasarkan persamaan di atas, karena pada
asam lemah [H+] = [A–].

 Kekuatan Basa
Kekuatan basa dipengaruhi oleh banyaknya ion – ion OH- yang dihasilkan oleh
senyawa basa dalam larutannya. Berdasarkan banyak sedikitnya ion OH- yang
dihasilkan, larutan basa juga dibedakan menjadi dua macam sebagai berikut:
1. Basa Kuat
Basa kuat yaitu senyawa basa yang dalam larutannya terion seluruhnya menjadi ion-
ionnya. Reaksi ionisasi basa kuat merupakan reaksi berkesudahan. Secara umum,
ionisasi basa kuat dirumuskan sebagai berikut:
M(OH) x (aq) ⎯⎯→ Mx + (aq) + x OH–(aq)
2. Basa Lemah
Basa lemah yaitu senyawa basa yang dalam larutannya hanya sedikit terionisasi
menjadi ion-ionnya.Reaksi ionisasi basa lemah juga merupakan reaksi
kesetimbangan.Secara umum, ionisasi basa lemah valensi satu dapat dirumuskan
sebagai berikut.
M(OH)(aq) ←⎯⎯⎯⎯→ M + (aq) + OH–(aq)
Makin kuat basa maka reaksi kesetimbangan basa makin condong ke kanan, akibatnya
Kb bertambah besar.Oleh karena itu, harga Kb merupakan ukuran kekuatan basa,
makin besar Kb makin kuat basa.Berdasarkan persamaan di atas, karena pada basa
lemah [M+] = [OH–].

D. Kesetimbangan Pada Asam


Reaksi kesetimbangan adalah suatu reaksi dimana zat-zat hasil reaksi (produk) dapat
bereaksi kembali membentuk zat-zat semula (reaktan). Sehingga reaksi ini
berlangsung dalam dua arah (reversible). Adapun ciri dalam suatu sistem
kesetimbangan adalah tidak berubahnya suatu nilai dengan terjadinya perubahan
waktu (tetapan kesetimbangan). Proses kesetimbangan itu sendiri dapat dirumuskan
untuk reaksi-reaksi yang lain, salah satu contoh terpenting adalah kesetimbangan
asam basa. Kesetimbangan asam basa adalah suatu kesetimbangan yang prinsipnya
terjadi pada senyawa asam dan basa. Adapun asam dan basa yang umumnya
mengalami reaksi kesetimbangan adalah asam dan basa lemah.
Menurut penggolongan Bronsted-Lowry, Asam adalah senyawa yang dapat
memberikan ion H⁺ atau proton , dan disebut dengan donor proton. Sedangkan basa
adalah senyawa yang dapat menerima ion H⁺ atau proton, dan disebut dengan
akseptor proton. Sebagai contohnya : HCl adalah asam, karena itu dapat mendonorkan
sebuah proton (yaitu sebuah ion H⁺ ) kepada molekul lain. NH 3 adalah basa, karena
NH3 dapat menerima sebuah proton dari molekul lain dan menjadi NH4⁺.

Dari persamaan diatas dapat kita ketahui bahwa HA adalah sebuah asam, karena HA
disini mendonorkan protonnya (ion H⁺) kepada A⁻. Kemudian B disini adalah sebuah
basa konjugasi, karena B disini menerima sumbangan proton (ion H⁺) dari BH⁺. Air
adalah amfiprotik, artinya air dapat berlaku sebagai asam maupun basa. seperti pada
contoh berikut ini : 

H2O (l)  + H2O (l) D   H3O+ (aq)   +   OH- (aq)                


Dari persamaan tersebut dapat kita ketahui bahwa H2O dapat bertindak sebagai asam
dan basa. Karena satu H2O dapat bertindak sebagai asam dengan mendonorkan
sebuah proton pada molekul H2O yang lain yang bertindak sebagai basa. Ini adalah
contoh kesetimbangan otoprotolisa, yaitu kesetimbangan transfer proton yang
meliputi zat tunggal.
Keasaman suatu larutan dinyatakan dengan pH, yaitu nilai negative dari
logaritma konsentrasi H⁺. Semakin besar konsentrasi H⁺ maka semakin kuat sifat
asamnya.
pH = -log[H⁺]
Dengan cara yang mirip, kebasaan suatu larutan juga dapat dinyatakan dengan nilai
logaritmanya, yaitu pOH.
pOH = -log [OH⁻]
pH + pOH = -log[H⁺][OH⁻]
                                                                   = -log Kw
Kw = tetapan kesetimbangan untuk air = 10⁻14

E. Konstanta Basa
Suatu basa lemah di dalam air akan mengalami reaksi ionisasi sebagian (alpha< 1)
dan akan terbentuk keaadaan setimbang. Tetapan kesetimbangan untuk reaksi ionisasi
basa lemah disebut dengan tetapan ionisasi asam dinotasikan dengan Kb.
Tetapan ionisasi basa (Kb) dapat menyatakan ukuran kekuatan dari suatu asam
secara kuantitatif. Nilai tetapan ionisasi dapat dicari dengan menghitung perbandingan
antara hasil kali konsentrasi produk dipangkatkan koefisiennya dengan hasil kalo
konsentrasi reaktan dipangkatkan koefisiennya . Sebagai contoh, berikut adalah reaksi
ionisasi asam lemah:
LOH(aq)⇌L(aq)++OH(aq)−
Maka:
Kb=[LOH]/[L+].[OH−]
Jika Ka semakin besar artinya konsentrasi ion L+ dan OH− akan semakin
banyak dibandingkan LOH pada saat setimbang. Artinya ion OH− nya pun akan
semakin banyak sehingga asam lemahnya pun akan semakin kuat. Jadi semakin besar
harga Ka maka asam lemahnya akan semakin kuat. Hubungan antara Ka dengan [OH]
dan besarnya derajat ionisasi ditunjukkan oleh persamaan berikut:

[OH] = αMb
[OH−]=(Kb×Mb)

Di mana:
Kb = tetapan ionisasi basa
α = derajat ionisasi
Mb = konsentrasi basa

Anda mungkin juga menyukai