Anda di halaman 1dari 8

NAMA : FAJRAH

KELAS : XI IPS 3
Rangkuman Materi Asam & Basa: Pengertian, Ciri-
Ciri & Contohnya

Asam dan basa merupakan dua golongan senyawa kimia yang


banyak memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak hanya terdapat dalam makanan, obat-obatan, produk-
produk rumah tangga, dan bahan baku industri, asam dan
basa juga merupakan komponen krusial dalam tubuh makhluk
hidup. Contohnya, asam amino merupakan penyusun protein dan
asam nukleat merupakan biomolekul yang mengandung informasi
genetik.
Kekuatan Asam dan Basa
Kekuatan asam dan basa ditentukan oleh derajat ionisasi (α)-nya,
banyak sedikitnya ion H+ dan OH− yang dilepaskan. Asam dan
basa dalam air akan mengalami reaksi peruraian menjadi ion
yang merupakan reaksi kesetimbangan. Oleh karena itu,
kekuatan asam dan basa dapat dinyatakan oleh tetapan
kesetimbangannya yaitu, tetapan ionisasi asam (Ka) dan tetapan
ionisasi basa (Kb).
Sebagai contoh, dalam air HCl hampir terurai sempurna menjadi
ion H+ dan ion Cl−, sedangkan HF hanya terurai sebagian menjadi
ion H+ dan ion F−. Oleh karenanya, HCl disebut sebagai asam
kuat dan HF disebut sebagai asam lemah. Demikian juga, dalam
air NaOH hampir terurai sempurna menjadi ion Na+ dan ion OH−,
sedangkan NH3 hanya terurai sebagian menjadi ion NH4+ dan ion
OH−. NaOH disebut sebagai basa kuat dan NH3 disebut
sebagai basa lemah.
A. Tetapan ionisasi asam (Ka)
Secara umum, reaksi kesetimbangan larutan asam HA dalam air
dapat ditulis sebagai berikut.

HA(aq) ⇌ H+(aq) + A−(aq)


Tetapan ionisasi asam Ka dapat dirumuskan seperti berikut.

1. asam kuat (contoh: HCl, HBr, HI, HNO3, HClO4, H2SO4)


Dalam air, hampir seluruh asam kuat terurai menjadi ion-ionnya,
sehingga derajat ionisasi α ≈ 1. Dengan demikian, nilai Ka dari
asam kuat sangat besar. Untuk nilai Ka yang sangat besar, maka
dapat dianggap bahwa asam terurai sempurna menjadi ion-
ionnya dan konsentrasi ion H+ dapat dihitung dari konsentrasi
asam ([HA]setimbang ≈ [HA]awal = Ma) dan valensi
asamnya. Valensi asam adalah jumlah ion H+ yang dihasilkan per
molekul asam.

2. asam lemah (contoh: HF, HCN, HNO2, CH3COOH, H2CO3)


Dalam air, hanya sebagian asam lemah terurai menjadi ion-
ionnya, sehingga derajat ionisasinya 0 < α < 1. Jika konsentrasi
awal larutan asam lemah HA dinyatakan sebagai Ma, maka:
HA(aq) ⇌ H+(aq) + A−(aq)
Mula-mula  :     Ma
Reaksi          :     −αMa                + αMa     + αMa
Setimbang   :     (1 − α)Ma        αMa        αMa

Jika nilai α sangat kecil (α ≪ 1), maka dapat diasumsikan nilai (1


− α) ≈ 1, sehingga persamaan Ka untuk asam lemah dapat ditulis
seperti berikut:
Jadi, untuk menghitung konsentrasi ion H+ dapat digunakan nilai
Ka ataupun nilai α.
 atau 

B. Tetapan ionisasi basa (Kb)


Secara umum, reaksi kesetimbangan larutan basa LOH dalam air
dapat ditulis sebagai berikut.

LOH(aq) ⇌ L+(aq) + OH−(aq)


Tetapan ionisasi basa Kb dapat dirumuskan seperti berikut.

1. basa kuat (contoh: NaOH, KOH, Ca(OH)2, Sr(OH)2, Ba(OH)2)


Dalam air, hampir seluruh basa kuat terurai menjadi ion-ionnya,
sehingga derajat ionisasi α ≈ 1. Dengan demikian, nilai Kb dari
basa kuat sangat besar. Untuk nilai Kb yang sangat besar, maka
dapat dianggap bahwa basa terurai sempurna menjadi ion-ionnya
dan konsentrasi ion OH− dapat dihitung dari konsentrasi basa
([LOH]setimbang ≈ [LOH]awal = Mb) dan valensi basanya. Valensi basa
adalah jumlah ion OH− yang dihasilkan per unit rumus basa.

2. basa lemah (contoh: NH3, CH3NH2, C6H5NH2)


Dalam air, hanya sebagian basa lemah terurai menjadi ion-
ionnya, sehingga derajat ionisasinya 0 < α < 1. Jika konsentrasi
awal larutan basa lemah LOH dinyatakan sebagai Mb, maka:
LOH(aq) ⇌ L+(aq) + OH−(aq)
Mula-mula  :     Mb
Reaksi          :     −αMb               + αMb    + αMb
Setimbang   :     (1 − α)Mb        αMb        αMb
Jika nilai α sangat kecil (α ≪ 1), maka dapat diasumsikan nilai (1
− α) ≈ 1, sehingga persamaan Kb untuk basa lemah dapat ditulis
seperti berikut:

Jadi, untuk menghitung konsentrasi ion OH− dapat digunakan nilai


Kb ataupun nilai α.
 atau 

Tetapan ionisasi beberapa asam dan basa dapat dilihat pada tabel
berikut:

pH (Derajat Keasaman)
Derajat atau tingkat keasaman larutan bergantung pada konsentrasi ion
H+ dalam larutan. Semakin besar konsentrasi ion H+, semakin asam
larutan tersebut. Pada tahun 1909, Søren P. L. Sørensen mengusulkan
suatu konsep pH yang menyatakan derajat keasaman larutan sebagai
fungsi konsentrasi ion H+ dalam larutan. Fungsi pH dinyatakannya
sebagai negatif logaritma dari konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan.

Konsep pH ini memudahkan dalam menyatakan konsentrasi ion H + dan


perubahannya yang kadangkala sangatlah kecil. Misalnya, konsentrasi
ion H+ dalam larutan asam cuka 0,1 M adalah sekitar 0,001 M dan
konsentrasi ion H+ dalam akuades adalah sekitar 1 × 10−7 M. Jika
dinyatakan dengan pH, maka pH larutan asam cuka 0,1 M tersebut
adalah 3 dan pH akuades tersebut adalah 7.
Dari kedua contoh tersebut, terlihat dari konsentrasi ion H + bahwa
larutan asam cuka 0,1 M ([H+] = 0,001 M = 1 × 10−3 M) lebih asam
dibanding akuades ([H+] = 1 × 10−7 M). Namun, pH larutan asam cuka
0,1 M (pH = 3) lebih kecil dibanding akuades (pH = 7). Jadi, semakin
asam larutan, maka semakin kecil nilai pH-nya. Begitu pula sebaliknya,
semakin basa larutan, maka semakin besar nilai pH-nya.
pH, pOH, dan Tetapan Kesetimbangan Autoionisasi Air (Kw)
Konsentrasi ion OH− juga dapat dinyatakan sebagai fungsi pOH.
Meskipun dapat dilihat dari konsentrasi ion OH−, tingkat kebasaan
larutan umumnya tetap dinyatakan dengan pH. Semakin basa larutan,
semakin besar konsentrasi ion OH−, semakin kecil nilai pOH, dan
semakin besar nilai pH.

Molekul air (H2O) dapat terionisasi menjadi ion H+ dan ion OH−. Proses
tersebut merupakan reaksi kesetimbangan yang disebut sebagai
autoionisasi air.
H2O(l) ⇌ H+(aq) + OH−(aq)
Namun, jumlah molekul H2O yang terionisasi sangatlah sedikit dan
dapat dianggap bahwa konsentrasi H2O tidak mengalami perubahan
dan H2O adalah cairan murni. Oleh karena itu, tetapan
kesetimbangannya, Kw, yaitu:
Jika persamaan ini dihitung nilai negatif logaritmanya sebagaimana
fungsi p, maka diperoleh:

Untuk air murni, pada suhu 25°C, nilai Kw (tetapan kesetimbangan air)
adalah 1,0 × 10−14. Jadi, pKw = 14, sehingga persamaan pKw dapat ditulis
sebagai:
pH + pOH = 14

Pada air murni dan larutan yang bersifat netral, konsentrasi ion H + sama
dengan konsentrasi ion OH−. Jika air ditambahkan suatu asam,
konsentrasi ion H+ meningkat sehingga kesetimbangan bergeser ke kiri
dan konsentrasi ion OH− menurun. Jika air ditambahkan suatu basa,
konsentrasi ion OH− meningkat sehingga kesetimbangan juga bergeser
ke kiri dan konsentrasi ion H+ menurun.
pada suhu 25°C, Kw = 1,0 × 10−14

Jenis Larutan [H+] pH [OH−] pOH

[H+] > >1,0 × <1,0 ×


asam [OH−] 10−7 M <7 10−7 M >7

[H+] = 1,0 × 1,0 ×


netral [OH−] 10−7 M 7 10−7 M 7

[H+] < <1,0 × >1,0 ×


basa [OH−] 10−7 M >7 10−7 M <7
Contoh Soal Larutan Asam Basa dan Pembahasan
Tentukan pH masing-masing larutan berikut.

a. HCl 0,007 M
b. HCOOH 0,05 M (Ka = 1,8 × 10−4)
c. Ca(OH)2 0,001 M
d. NH3 0,02 M (Kb = 1,8 × 10−5)
Jawab:

a. HCl termasuk asam kuat

HCl(aq) → H+(aq) + Cl−(aq)


[H+] = 1 × [HCl]
= 0,007 M
pH  = − log (0,007)
= − log (7 × 10−3)
Jadi, pH = 3 − log 7

b. HCOOH termasuk asam lemah

HCOOH(aq) ⇌ H+(aq) + HCOO−(aq)


pH  = − log (3 × 10−3)
Jadi, pH = 3 − log 3

c. Ca(OH)2 termasuk basa kuat


Ca(OH)2(aq) → Ca2+(aq) + 2OH−(aq)
[OH−]  = 2 × [Ca(OH)2]
= 2 × 0,001 M
= 0,002 M
pOH  = − log (0,002)
= − log (2 × 10−3)
= 3 – log 2
pH  = 14 − pOH
= 14 – (3 – log 2)

Jadi, pH = 11 + log 2

d. NH3 termasuk basa lemah


NH3(aq) + H2O(l) ⇌ NH4+(aq) + OH−(aq)
pOH  = − log (6 × 10−4)
= 4 – log 6
pH  = 14 − pOH
= 14 – (4 – log 6)

Jadi, pH = 10 + log 6

Anda mungkin juga menyukai